http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=1740

Para penderita codependent (Khadijah) tidak mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan dari teman-teman yg sehat secara emosional. Itulah mengapa Khadijah menolak lamaran lelaki2 yg sukses dan matang. Orang yg cocok bagi seorang codependent adalah seorang narsisis (seseorang yg cinta diri sendiri) yg sendirinya juga memiliki kebutuhan yg tidak terpenuhi.

Seorang codependent sering membingungkan rasa cinta dengan rasa kasihan, mereka bertendensi utk “mencintai” orang yg bisa mereka kasihani dan bisa mereka selamatkan.

Nama lain bagi codependency adalah “self effacing” atau “inverted narcissist/narsisis terbalik”. Inilah yg dikatakan Dr. Sam Vaknin, penulis Malignant Self Love (Cinta Diri yg Menghancurkan) ttg hubungan antara codependent dan narsisis:

“Sang inverted narcissist hanya mampu MERASA sesuatu saat ia berada dlm hubungan dgn narsisis lain. Sang inverted narcissist diprogram dari permulaan utk menjadi pasangan sempurna sang narcissist – guna saling mengipas Ego mereka, yg satu menjadi ekstensi kepribadian yg lain, hanya utk mendapatkan pujaan dan pengelu-eluan.”

[1]



Secara sosial dan dlm hal bisnis, sang inverted narcissist sering orang sukses tetapi hubungan mereka sering tidak sehat. Khadijah sudah menikah dua kali dan memiliki 3 anak. Tidak ada sesuatupun yg tercatat ttg para mantan suaminya. Ia hanya digambarkan sbg janda. Apakah kedua atau salah satu suaminya mati atau apakah kedua perkawinannya gagal ? Memang ini tidak lagi penting. Yg penting sekarang adalah hubungannya dgn Muhamad dan peran pentingnya dlm menjadikan Islam sbg agama.

(Dlm buku saya, saya memberikan lebih banyak bukti ttg keadaan mental codependency Khadijah.)

Memang pasangan Muhamad-Khadijah cocok sekali ! Muhamad seorang narsisis yg haus akan pujaan dan perhatian. Ia miskin, yatim piatu dan memiliki kebutuhan emosional tinggi. Ia memerlukan seseorang utk mengemong dan memenuhi kebutuhannya, seseorang yg bisa dimanfaatkan dan dikasarinya spt caranya anak2 memanfaatkan dan meneror orang tua. Kematangan emosional sang narsisis dibekukan saat masa kecilnya. Kebutuhan kanak2nya tidak pernah dipenuhi. Ia terus mencoba memuaskan kepentingan ke-kanak2annya. Semua bayi memang narsisis dan ini memang tahap penting dalam pertumbuhan mereka. Tetapi jika narsisisme ini tidak dipuaskan semasa kanak2, kematangan emosional mereka akan dibekukan pada tahap itu. Mereka mencari perhatian yg tidak mereka dapatkan pada masa kecil mereka dlm hubungan mereka saat dewasa nanti.

Ibn Sa’d mengutip Muhamad sbg mengatakan bahwa semua keluarga suku Quraish memiliki hubungan darah dgnnya dan oleh karena itu Allah dlm Quran 42:23 memerintahkan mereka utk mencintainya, walaupun mereka tidak suka pesan yg ia bawa. [Tabaqat Vol.1 hal.3] Tidak sulit utk mendengar jeritan histeris, akan cinta kasih dan perhatian, seorang lelaki yg disepelekan semasa kecilnya.

Muhamad adalah orang yg sangat memiliki kebutuhan emosional. Khadijah, dilain pihak, merupakan seorang inverted narcissist yg memerlukan obyek perhatian selain memenuhi fantasinya di ranjang. Seorang codependent tidak peduli jika ia dimanfaatkan orang lain, karena ia memang menginginkannya (Contoh bagus: lihatlah hubungan antara Pangeran Charles and Camilla Parker-Bowles).

Vaknin menjelaskan: “Sang inverted narcissist menggantungkan diri pada sang narcissist utama dan ini memang merupakan suplai narcissistik- nya. Jadi kedua tipe ini menjadi dua orang yg saling mendukung dan membentuk sebuah sistim simbiosis. Kenyataannya namun demikian adalah, baik sang narsisist maupun sang inverted narcissist sadar akan dinamika hubungan mereka dan apa yg menjadikan hubungan mereka sukses dan awet.” [2]

Bridget Murray dlm “Mixing oil and Water/Mencampur minyak dan air” mengatakan “Psikolog sering melihat pola khas dlm pasangan macam ini: keduanya memiliki ketidakberesan kepribadian (personality disorder). ‘Mereka nampak memiliki “fatal attraction” dimana pola kepribadian mereka saling bertentangan tapi saling mengisi— dan jika mereka cerai, mereka akan tertarik pada pasangan yg mirip mantan pasangan mereka,’ kata Kaslow.”[3]

AKAR PARANOIA/PHOBIA MUSLIM
http://www.indonesi a.faithfreedom. org/forum/ viewtopic. php?p=197997# 197 997

Lihat bgm pengikut Muhamad mewarisi paranoia-nya :

http://www.worldnet daily.com/ news/article. asp?ARTICLE_ ID=56503

Rusty Humphries mewawancarai Abu Saif, anggota HizbutTahrir, saat berdemo melawan Salman Rushdie mendapat gelar ‘Sir’ dari ratu Inggris

Abu Saif mengakui bahwa Yahudi dan Kristen akan SELALU BENCI (Muslim), karena Allah menyatakan demikian !

“Tidak ada sesuatupun yg bisa kami lakukan utk menjadi teman ?” tanya Humphries.

Abu Saif menjawab: “Ya ada ! Kita baru bisa berteman kalau kau jadi Muslim.”
____________ _____
Saya bersumpah akan kembali ke Islam jika ada Muslim di situs ini yg merelakan puteri mereka yg berumur 9 thn utk berbagi ranjang dgn saya (SESUAI DGN CONTOH MUHAMMAD, si insan al kamil itu tuh … !)