Sabtu, 30 Desember 2006

Di Denmark - Al Qur'an Terjemahan menjadi Hadiah Natal paling favorite !!??

Islamophobia Oleh : Redaksi 24 Dec 2006 - 10:55 pm

imageSejumlah sumber mass media Denmark, Rabu menyebutkan, antusiasme warga Denmark yang notabenenya non Muslim untuk membeli terjemahan Al Qur'an Al Karim dalam bahasa Denmark meningkat tajam sepanjang momentum perayaan natal nanti.

Terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Denmark kini menempati urutan terdepan dalam deretan hadiah yang paling favorit sepanjang musim ini.

Mushaf yang mulia menjadi hadiah yang dinanti-nanti pada musim natalan ini karena meningkatnya minat warga Denmark terhadap kitab suci umat Islam itu.!

Surat kabar "Kristeligt Dagblad" berbahasa Denmark mengatakan, sekitar 5000 copy terjemahan baru Al Qur'an habis terjual sepanjang bulan Desember ini alias sekitar separuh cetakan pertama mushaf terjemah yang diterbitkan penerbit Pan De Kusnten.

Dengan demikian, terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Denmark menempati 'best seller' ketiga untuk kategori buku-buku spesialis sastra.

Fenomena ini menurut para pengamat erat kaitannya dengan kasus pemuatan kartun pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW yang sempat menimbulkan polemik itu beberapa waktu lalu. Kasus itu awal mulanya terjadi pada bulan Septeber 2005 lalu ketika sebuah surat kabar Denmark memuat kartun yang melecehkan Nabi SAW yang kemudian diikuti oleh sejumlah surat kabar lainnya.

Buntutnya, terjadi gelombang kemarahan besar-besaran umat Islam di seantero Dunia Islam sejak Februari hingga Maret 2006 yang menuntut pemboikotan terhadap seluruh produk Denmark.!! Maha benar Allah saat berfirman, "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS.Ali Imran:54) (ismo/AS/alsofwah.or.id)

- Koran becomes hit Christmas present

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA


Source: http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=71

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Memperhatikan
  1. Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
  2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
  3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

Menimbang :
  1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
  2. Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah agama lain.
  3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.
  4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.


Meneliti kembali : Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:
  1. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:
    1. Al Qur`an surat Al-Hujurat ayat 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan Kamu sekattan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang bertaqwa (kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
    2. Al Qur`an surat Luqman ayat 15:"Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku lah kembalimu, maka akan Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
    3. Al Qur`an surat Mumtahanah ayat 8: "Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."

  2. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqiqah dan peribadatan agamanya dengan aqiqah dan peribadatan agama lain berdasarkan :
    1. Al Qur`an surat Al-Kafirun ayat 1-6:"Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."

    2. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 42: "Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersatukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Kita, kemudian kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

  3. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:
    1. Al Qur`an surat Maryam ayat 30-32: "Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. (Dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibumu (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."
    2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 75: "Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rosul yang sesungguhnya telah lahir sebelumnya beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)."
    3. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 : "Rasul (Muhammad telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman) semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-Nya. (Mereka mengatakan) : Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari Rasul-rasulnya dan mereka mengatakan : Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

  4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak Isa Al Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
    1. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 72 : "Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun."
    2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 73 : "Sesungguhnya kafir orang-orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih."
    3. Al Qur`an surat At Taubah ayat 30 : "Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling."

  5. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakan dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab "Tidak" : Hal itu berdasarkan atas : Al Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 : "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah, Isa menjawab : Maha Suci Engkau (Allah), tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu : sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadapa mereka selama aku berada di antara mereka. Tetapi setelah Engkau wafatkan aku, Engkau sendirilah yang menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan Jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

  6. Islam mengajarkan Bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas Al Qur`an surat Al Ikhlas : "Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara dengan Dia."

  7. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :
    1. Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : "Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati)."
    2. Kaidah Ushul Fiqih "Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan)."

Memutuskan

Memfatwakan
  1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.

  2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.

  3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Ketua - Sekretaris

K.H.M SYUKRI. G - Drs. H. MAS`UDI

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Hukum Mengucapkan Selamat Natal

Berita Mualaf Oleh : Redaksi 26 Dec 2006 - 10:18 pm

Tausiyah oleh Genne Netto
imageimageAssalamu’alaikum wr.wb.,
Kepada saudara kita yang terhormat,
Mengucapkan “Selamat Natal” sudah ditentukan haram oleh sebagian besar ulama di manca negara dengan alasan yang sama. Dalam perkara ini, memang ada yang menyatakan boleh. Tetapi sebaiknya kita sangat berhati-hati terhadap orang kafir dan agama mereka. Kalau ada sebagian kecil ulama yang menyatakan boleh, maka sebaiknya kita mencaritahu terlebih dahulu tentang siapa diri mereka dan argumentasinya seperti apa.

Ini disebabkan kenyataan bahwa ada orang yang bersifat sangat liberal sekarang dan inginkan supaya Islam menjadi lemah, pluralis, terbuka dan mudah diterima di negara barat. Contoh dari Nabi (saw.) tidak selalu menjadi patokan bagi mereka.

Keyakinan sebagian orang bahwa perkara ini tergantung niat kita adalah pendapat yang agak keliru. Justru salah satu fungsi dari ulama adalah memberikan kita fatwa berkaitan dengan hal seperti ini supaya kita tidak menjadi kaum yang sesat. Kalau setelah menerima fatwa yang jelas dengan dalil dan bukti yang jelas, kita masih bersikap “tergantung niat kita/ulama tidak perlu didengarkan” maka sudah pasti bahwa Islam akan hancur (cepat atau lama) karena hal yang persis sama telah terjadi di agama2 yang lain.

Coba berfikir begini: mengucapkan “Selamat Natal” adalah sama dengan mengucapkan “Selamat Atas Kelahiran Tuhan Dalam Bentuk Manusia Yang Disalibkan Untuk Menembus Dosa Kita Semua! Selamat Ulang Tahun Tuhan!

Tentu saja ucapan seperti ini adalah syirik, karena Tuhan tidak pernah lahir sebagai manusia dengan sekaligus tetap sebagai Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak pula bisa dibunuh.

Apakah anda mau melakukan syirik dan mengucapkan kalimat yang panjang itu (atau versi singkatnya: Selamat Natal), hanya dengan alasan menghormati atau berbuat baik kepada orang kafir yang dila’nat Allah swt?

ALLAH MUSUH ORG KAFIR


Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat- Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (Al Baqarah QS: 2.98)

Allah swt. mela’nat dan memusuhi orang kafir, tetapi ada orang yang ingin berbuat baik kepada mereka dengan cara ikut merayakan hari besar mereka di mana mereka merasa yakin Tuhan lahir dalam bentuk manusia. Sebaiknya, kita menjaga diri dan tidak ikut2an bersama mereka walaupun hanya sebatas ucapan.

Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk di antara mereka. (HR Abu Daud)

Mereka mengucapkan. Kita balas mengucapakan. Berarti kita menyerupai mereka. Allah sudah menentukan Islam sebagai agama yang benar, dan hanya Islam yang diterima di sisi-Nya.

HANYA AGAMA ISLAM YANG DITERIMA ALLAH


Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imron QS: 3.85)

[Ayat ini mirip 3.19 : agama yg diridhoi di sisi Allah hanya Islam]

Allah sudah membuat posisi-Nya jelas. Sekarang terserah kita: apakah kita mau tetap setia pada Kemauan Allah? Atau apakah kita mau tetap setia pada kemauan manusia yang sesat?

YAHUDI/NASRANI TDK SENANG HINGGA KAMU IKUTI AGAMA MEREKA


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al Baqarah QS: 2.120)

Silahkan memilih sendiri. Saya tidak mau ambil risiko bahwa ucapakan Selamat Natal dicatat para malaikat sebagai syirik. Karena kalau memang begitu, maka saya akan kena dosa besar, yang tidak diampuni, dan akan masuk neraka hanya karena ingin menghibur hati tentangga/saudara yang dihitung Musuh Allah oleh Allah sendiri.

Kalau orang tua saya telfon dan mengucapkan Selamat Natal, maka saya jawab dengan “terima kasih” dan tentu saja saya sudah jelaskan bahwa saya tidak boleh mengikuti acara natal lagi. Walapun begitu, mereka masih telfon saya setiap tahun dan selalu kirim kado.

Agama Allah sudah jelas. Ajaran dan hukum Islam sudah jelas. Saya tidak mau menjual ayat Allah atau hukum Allah dengan biaya yang sedikit. Saya ingin berpegang pada ajaran Allah dan contoh Nabi Muhammad (saw.) dengan cara berhati-hati terhadap hal yang tidak 100% jelas, terutama kalau perkara itu datang dari agama lain yang dila’nat Allah.

Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : "Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati)."

Coba anda carikan hadiths di mana Nabi mengucapkan Selamat Natal. Kalau ada, saya belum pernah melihatnya. Dan dengan demikian, mengucapkan kalimat itu, yang tidak pernah diucapkan Nabi (saw.) adalah bid’ah. Kalau ini adalah perkara yang baik untuk kaum Muslimin, maka tentu saja Nabi Muhammad (saw.) sudah mulai terlebih dahulu dengan tetangganya yang beragama Kristen.

SETIAP BIDAH ADALAH SESAT


Dari Jabir ra. yg berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda dalam khutbah Jum'at : "Amma Ba'du, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah (Al-Qur'an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW dan sejahat-jahatnya perbuatan (dalam agama) ialah yang diada-adakan, dan setiap bid'ah (yang diada-adakan) itu adalah sesat." (H.R. Muslim)

ADA DUA PILIHAN BAGI KITA :


  1. Memilih jalan Allah yang jelas dan juga contoh Nabi (saw.) yang jelas dengan tinggalkan perkara syirik, syubhat dan bid’ah.
  2. Atau silahkan mengikuti kemauan orang kafir (dengan mengucapkan Selamat Natal).

Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

Silahkan lihat juga di sini:
- Syariah Online: Hukum Mengucapkan Selamat Natal
- Fatwa Majelis Indonesia: Hukum Natalan Bersama

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Rabu, 20 Desember 2006

Profesor 'Buddhis" Yang Masuk Islam

A China Town Lady

Rabu, 20 Desember 2006
Senin akhir bulan Oktober 2006, usai mengikuti ceramah, profesor Antropologi di City College, sebuah universitas negeri kota New York itu menyatakan memeluk Islam

Oleh: M Syamsi Ali

Pertama kali wanita ini datang ke kelas Islamic Forum for non Muslims (Forum Islam untuk non-Muslim) saya sangka sekadar iseng. Dia datang tapi hanya duduk sebentar, lalu meninggalkan ruangan. Minggu selanjutnya datang lagi.

Akhirnya saya bertanya padanya dalam bahasa Inggris, “Siapa Anda dan apakah tertarik belajar Islam?”

Dia menjawab, “Ya, saya merasa disconnection.”

Ia mengaku disconnected (tidak nyambung) karena menganggap saya selalu berbicara tentang Islam dan agama lain, tapi agamanya tidak pernah disebutkan. Saya baru paham bahwa ia adalah seorang penganut Budha. Sementara dalam kelas, biasanya saya lebih berkonsentrasi pada agama Kristen, Katolik, dan Yahudi.

Sejak itu, setiap kali dia hadir di kelas, saya selalu menyebutkan beberapa kaitan diskusi dengan agama-agama lain, termasuk Budha. Misalnya bagaimana agama Budha menitikberatkan ajarannya pada “alam” dan “spiritual”, yang sesungguhnya Islam lebih jauh memperhatikan hal-hal tersebut tapi dengan pendekatan yang balanced (imbang). Secara khusus, saya sempat memberikan hadiah sebuah buku milik Harun Yahya berjudul Islam and Budhism.

Sejak itu perhatiannya ke kelas semakin konsentrasi. Bahkan setiap kali selesai belajar, dengan sopan (adat China ) meminta agar saya bisa berbicara khusus dengannya. Anehnya, sebelum memulai pembicaraan, biasanya dia sudah meneteskan airmata.

“Apa yang sesungguhnya membuat Anda menangis?” tanya saya.

Katanya, hatinya cenderung ke agama Islam, tapi ia mengaku terlalu banyak dosa yang telah diperbuatnya. Ia mengaku selama ini merasa menyembah berhala (patung-patung)--yang menurutnya-- unforgivable (tak termaafkan) dalam Islam.

Rupanya ia masih terkenang dengan penjelasan saya bahwa semua dosa diampuni kecuali dosa “syirik”. Kepadanya saya jelaskan bahwa dosa syirik yang dimaksud adalah ketika sudah menjadi Muslim/Muslimah lalu tetap melakukan berbagai kesyirikan. Barulah ia merasa senang. Bahkan sejak itu, setiap kali ke kelas--dengan bahasa Inggris logat kental China —ia sangat bersemangat untuk mengajukan berbagai pertanyaan tentang masalah-masalah praktis dalam Islam, seperti shalat.

***

Perempuan enerjik itu bernama Eirine. Itulah nama yang selama ini saya kenal. Perempuan berpenampilan sederhana, seorang profesor Antropologi di City College , sebuah universitas negeri di up town (bagian atas) kota New York .

Ia mengenal Islam dari murid-muridnya yang Muslim di kolese tersebut. Bertepatan dengan malam Nuzul Al-Qur`an, di Masjid Al-Hikmah, New York --masjid yang dimiliki masyarakat Muslim asal Indonesia —tatkala itu mengadakan open house ifthar (acara buka puasa bersama) dengan tetangga-tetangga non-Muslim. Itulah yang membawa Eirine hadir dalam acara tersebut. Secara kebetulan, saat itu, saya menjelaskan kepada non-Muslim mengenai Islam. Eirine nampak serius mendengarkan.

Setelah berbuka puasa, saya terkejut. Tidak seperti biasa, Eirine langsung mendekati saya sebelum memberikan isyarat. Biasanya dengan mengangkat tangan atau isyarat yang lain. Setelah selesai makan kue, persis di saat akan dilaksanakan shalat Maghrib, dia mendekat dan mengatakan, “Saya piker, saya tidak lagi punya alas an untuk menundanya lebih lama.”

Saya tanya, “Menunda apa?”

Dia bilang, “Saya ingin menjadi seorang Muslimah malam ini.”

Dengan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, segera saya umumkan kepada jamaah yang memang membludak malam itu bahwa seorang sister akan mengucapkan dua kalimah syahadat.

Sebelum Maghrib, saya memintanya mengucapkan syahadat. Namun karena mengaku masih merasa gugup, saya memutuskan memberikannya waktu hingga Isya’.

Alhamdulillah, di hadapan jamaah shalat Isya’ Masjid Al-Hikmah, wanita China Town ini mengucapkan dua kalimah syahadat diiringi linangan airmata dan pekik takbir seluruh jamaah. Allahu akbar!

***

Semenjak menjadi Imam di Islamic Center of New York sejak Desember 2001 –terutama ketika Amerika sedang dilanda phobia Islam-- saya merasa ada seseorang yang bisa menjembatani
antara warga Amerika dan Komunitas Muslim.

Tentu saja sudah kehendak Allah, setelah 11 September, antusias masyarakat Amerika untuk tahu Islam sangat luar biasa. Saya tidak bisa menyebutkan berapa, tapi yang terdaftar setiap tahunnya, tidak kurang dari 130-an orang yang masuk Islam. Mungkin bisa dikali 5 tahun.

Sekitar 2-3 orang perminggu yang masuk Islam. Tidak jarang secara berombongan setelah shalat Jum'at. Pernah saya mengislamkan 8 orang sekaligus dalam sebuah acara Jum'at an di Islamic Center. Harap tau, banyak warga non-Muslim menonton acara Jum'at an, sehingga setelah mendengar khutbah mereka biasanya tertarik pada Islam. Ada yang langsung, ada pula yang meminta informasi di mana bisa belajar lebih lanjut.

Banyak yang bertanya, femomena apakah ini? Setahu saya, hanya dua. Pertama, memang orang Amerika itu senang mencari. Kedua, memang ajaran ini (Islam) sangat menarik. Terutama pasca 11 September semakin membuka pintu itu karena Islam diekspos sedemikain rupa oleh media massa AS. Alhamdulillah, meski 11 September menyisahkan kepahitan kaum Muslim, tapi manisnya bisa pula kita rasakan.

***

Senin akhir bulan Oktober 2006 lalu, Eirine menyempatkan diri mengikuti ceramah saya tentang “Why Al-Qur’an?” di Pace University. Di universitas ini beberapa waktu lalu ditemukan Al-Qur`an di WC dua kali, dan sempat menjadi berita besar. Oleh karena itu, Muslim Students Association menggelar forum publik untuk menjelaskan kepada komunitas Pace University tentang Al-Qur`an dan kenapa Al-Qur`an itu begitu disucikan.

Saat itu Eirine hadir sudah lengkap dengan menggunakan penutup kepalanya.

Bu Prof, selamat dan doa kami menyertai!

New York , 5 November 2006

Kaum Mudanya ‘Kepincut’ Islam, Pemerintah BELANDA Kebakaran Jenggot!!

Oleh : Redaksi 19 Dec 2006 - 5:50 pm

Simak wawancara dgn Yassin Hartog koordinator Islam en burgerschap Belanda

imagePemerintah Belanda memperingatkan akan perkembangan Islam yang demikian cepat di kalangan kaum muda Belanda. Bahkan pandangan-pandangan Islam mereka berkembang sangat cepat dalam beberapa bulan terakhir ini.!!??

Tajebe Gostra, koordinator nasional untuk pemberantasan terorisme di Belanda menyatakan, sekali pun undang-undang pemberantasan terorisme seharusnya memiliki efek jera namun situs-situs Islam di Belanda terus berkembang dan menyebar di kalangan kaum intelektual muda Muslim. Demikian seperti yang dilansir kantor berita REUTERS.

Dalam konferensi persnya dengan kantor berita ‘REUTERS’, Gostra menambahkan, “Di sini, Belanda, kami menyaksikan kecenderungan yang semakin kuat terhadap fundamentalisme di kalangan kaum muda. Kaum muda nampaknya begitu cepat dapat menganutnya. Fenomena ini juga terjadi di sekolah-sekolah. Sangat sulit sekali membatasi jumlah kelompok yang aktif di Belanda.

Kami tidak tahu seberapa besar taksiran yang telah terjadi tanpa sepengetahuan kami. Akan tetapi kami berkeyakinan bahwa terdapat antara 10 hingga 20 jaringan yang sangat aktif.”

Ia menyiratkan, hendaknya pemerintah Belanda bekerja lebih ekstra dalam memberantas tindakan rasis dan mengurangi peluang yang kiranya dirasakan kaum muda Muslim bahwa tidak ada tempat bagi mereka di tengah masyarakat barat. Ia menambahkan, hal itu terutama dirasakan setelah pembunuhan yang dilakukan Muhammad Buyeri, warga Muslim Belanda asal Maroko atas sutradara Theo Van Coch pada November 2004 lalu.

Upaya memberantas terorisme yang dilakukan pemerintah selama beberapa waktu telah menggiring terjadinya kekacauan dan kecemasan di kalangan penduduk. Hal yang belum pernah terjadi di Belanda yang berpenduduk mencapai 16 juta jiwa di mana 1 juta di antaranya adalah umat Islam.!

Aparat keamanan Belanda bertekad melancarkan sejumlah operasi tahun depan yang membidik kalangan pelajar sekolah, khususnya guna memperingatkan mereka akan bahaya latin fundamentalisme Islam. Demikian menurut klaim mereka. Di samping itu, juga memperingatkan kaum muda agar tidak membuka situs-situs kelompok ekstrem di internet.

Aparat juga berupaya memisahkan para tersangka kasus terorisme dengan para napi lainnya guna mencegah penyebaran Islam di penjara.!!?? (ismo/AS/alsofwah.or.id)

Integrasi Islam : Benarkah sekolah Islam di Belanda hambat integrasi?

Inspeksi pendidikan Belanda menyatakan bahwa sekolah-sekolah Islam di Belanda ternyata tidak menentang integrasi dan juga tidak mengajarkan kebencian seperti dituduhkan selama ini. Demikan tertera dalam laporannya sebagai hasil dari penyelidikan yang dilakukan di sekolah-sekolah Islam Belanda.

Sudah 15 Tahun

imageSejak hampir 15 tahun di Belanda bermunculan sekolah-sekolah dasar Islam. Sekolah-sekolah ini sebenarnya tidak berbeda dengan sekolah-sekolah Belanda lainnya dari segi kurikulum dan kualitas guru mata pelajaran umum. Guru-gurunya juga harus berkualitas yang sama dengan guru-guru sekolah Belanda lainnya. Bedanya hanya pada pelajaran agama dan suasananya. Kalau di sekolah-sekolah lain pada pelajaran agama diajarkan tentang agama-agama lain, tentu di sekolah Islam diajarkan pelajaran agama Islam. Selain itu suasanya Islami. Guru dan murid perempuan berbusana Islam. Juga diselenggarakan sholat berjamaah serta hari-hari besar dirayakan bersama.

Menebar Kebencian?

Namun dalam hal ini ada perbedaan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Ada yang moderat dan ada pula yang sangat fundamentalis dan malah ekstrem. Gara-gara inilah maka muncul berita belakangan bahwa sekolah Islam itu mengajarkan kebencian terhadap Belanda dan Barat pada umumnya. Ini berarti bertentangan dengan kebijakaan pemerintah Belanda yang menginginkan integrasi kelompok imigran di Belanda. Oleh karena itu inspeksi pendidikan di bawah departemen pendidikan Belanda mengadakan penyelidikan tadi. Inspeksi itu bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut. Benarkah sekolah-sekolah Islam menghalangi proses integrasi? Dan laporan inspeksi ternyata positif. Sekolah Islam tidak menghalangi proses integrasi.

imageMengenai hasil penyelidikan dinas inspeksi pendidikan Belanda ini, fokus akhir pekan mewawancarai Yassin Hartog, seorang warga Belanda yang masuk Islam, dari Islam en Burgerschap (Islam dan kewargaan). Terlebih dahulu ditanyakan apa itu Islam en burgerschap.

Yassin Hartog(YH): Islam en burgerschap (Islam dan kewargaan) adalah organisasi yang berusaha meningkatkan keterlibatan muslim sebagai anggota masyarakat di Belanda. Titik tolak kami bahwa Islam itu sumber yang kaya norma dan nilai yang juga bisa dijadikan bahan pendekatan terhadap orang Islam. Kami ingin menggunakan norma dan nilai Islam untuk menggalakkan partisipasi muslim sebagai warga di Belanda.

Bukan Corong Den Haag

Radio Nederland(RN): "Tapi ada orang bilang organisasi anda ini merupakan corong pemerintah Belanda. Jadi ini tidak benar ya? "

YH: "Tidak benar. Memang pemerintah Belanda menyumbang dana, karena pemerintah menilai pentingnya keterlibatan semua warga di Belanda dan pentingnya perdebatan publik mengenai norma-norma yang dimiliki bersama. Banyak orang Belanda menduga norma-norma Islam itu sangat berbeda dengan norma-norma Belanda. Islam en Burgerschap justru ingin menekankan bahwa banyak kesamaan nilai dan norma antara Belanda dan Islam. Dan juga ingin memperlihatkan bahwa muslim bisa diaproach melalui itu. Sehingga orang Islam bisa lebih mudah tumbuh menjadi warga yang berpartisipasi penuh di Belanda. "

RN: "Ya itu kedengarannya ideal sekali, tapi apa saja kegiatan Islam en Burgerschap? "

YH: "Pertama-tama kami menggelar konferensi perdana pada tahun 2000. Ketika itu kami mengundang 250 orang tokoh masyarakat Islam. Dalam kesempatan itu kami meminta mereka untuk mendiskusikan masalah partisipasi muslim di Belanda dengan jemaah mereka masing-masing. Dan diskusi ini memang sudah berhasil dilaksanakan di pelbagai tempat di Belanda. Selain itu kami juga menggelar sayembara menulis essay untuk kelompok remaja. Kami juga menyelenggarakan pelbagai konferensi perempuan. Kami juga memiliki website: www.islamenburgerschap.nl Ya kegiatan-kegiatan semacam itulah. Kami juga pernah mencoba mengalakkan debat publik di kalangan muslim, dan juga jika perlu berdiskusi dengan masyarakat Belanda lainnya. "

Sekolah Islam Bukan Halangan Integrasi

RN: "Sekarang saya mau kembali ke topik aktual yaitu tentang laporan kementerian pendidikan Belanda mengenai sekolah-sekolah Islam di Belanda. Antara lain tertera di laporan itu bahwa sekolah-sekolah Islam tidak menghalangi integrasi warga muslim di Belanda, seperti diduga orang selama ini. Bagaimana komentar anda? "

imageYH: "Islam en burgerschap dengan senang hati mendengar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh inspeksi pendidikan Belanda. Tahun lalu juga ada laporan dari dinas intelijen Belanda AIVD yang mengesankan bahwa sekolah-sekolah Islam di Belanda menghalangi proses integrasi dan malah dituduh mengajarkan kebencian terhadap kelompok non muslim dan terhadap nilai-nilai Barat. "

"Dari penyelidikan inspeksi pendidikan ternyata pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah Islam tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar demokrasi negara hukum. Ternyata pula sekolah-sekolah itu menggalakkan integrasi. Malah kadang lebih aktif dari sekolah-sekolah Belanda biasa. Selain itu prestasi anak-anak tamatan sekolah Islam tidak ketinggalan dibandingkan dengan sekolah-sekolah Belanda yang lain. Malah ada yang lebih baik. Jadi, dapat disimpulkan, laporan itu positif bagi sekolah-sekolah Islam. Dan kami harap dengan demikian semoga citra sekolah Islam membaik. "

RN: "Tapi ada catatan pinggir dari laporan itu, yaitu bahwa tenaga pengajar mata pelajaran agama konon keterampilannya kurang. "

YH: "Ya itu benar. ISBO, gabungan pengurus sekolah Islam di Bealnda, menyadari itu. Makanya sekarang orang sedang sibuk menyusun metode pengajaran agama Islam yang cocok dengan konteks Belanda, bersama dengan lembaga penyusun kurikulum. Pada 2004 diharapkan akan tersusun metode pelajaran agama Islam yang berbobot. Selain itu juga akan diadakan perbaikan kualitas didaktik pedagogik bagi para tenaga pengajar. Hal ini juga akan digarap oleh ISBO tadi. "

Diskriminasi Pasca 11 September

RN: "Saya mau berpindah kepada pertanyaan umum lagi. Banyak orang menduga warga muslim di Belanda didiskriminasi terutama sejak 11 September. Bagaiman sebenarnya duduk perkaranya? Apa memang benar demikian? "

YH: "Di Belanda ada sekitar 800.000 sampai sejuta muslim. Setelah peristiwa September kondisi mereka memang lebih sulit. Suasana politik bertambah keras. Perdebatan juga memanas. Tapi hasil positif penyelidikan mengenai sekolah-sekolah Islam tadi menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap Islam itu ternyata dugaan belaka. Inspeksi pendidikan sudah memeriksa secara mendalam sekolah-sekolah Islam. Semuanya diperiksa. Tegel-tegel di pekarangan sekolah pun ibaratnya ikut dibongkar. "

"Akhirnya hasil pemeriksaan itu positif. Untuk menghilangkan duga-dugaan negatif warga Belanda itu, masih banyak yang harus dilakukan oleh muslim di Belanda. Tapi muslim di Belanda lambat laun juga semakin mampu mengorganisir diri. Saat ini sedang giat membentuk badan kontak antara muslim dan pemerintah Belanda. Sehingga memiliki badan yang mewakili warga muslim untuk memberi advis kepada pemerintah tentang hal ini. "

Demikian Yassin Hartog koordinator Islam en burgerschap. (Radio Nederland)

image image image image image image imageimage

Selasa, 19 Desember 2006

The Global Peace & Unity

'The Global Peace & Unity', Pesta Umat Muslim di London yg terlewatkan

Oleh : Redaksi 17 Dec, 06 - 3:00 pm

imageimageLondon - Di tengah rintik hujan musim gugur, Kereta Api Docklands Light Railway meniti rel menuju stasiun Custom House for Excel, di jantung kota London. Pagi itu, kereta api sarat dengan penumpang keluarga Muslim Inggris.

Mereka hendak ke gedung Excel, tempat pameran bertajuk "Global Peace and Unity Event" digelar oleh stasiun televisi Islam pertama di Eropa, "Islam Channel".

Simak streaming Nasyid, speech para Mualaf Yusuf Islam, Yvone Ridley, Abdullah Hasselhoff, Wahid Pederson, Yusuf Estes, Abdur Raheem Green, Prof. Paddy Hillyard, George Galloway dan spontanitas mereka yg masuk Islam di acara GPU2006 tsb. :foto :video

Sejak pukul 10 pagi, antrian pengunjung telah memanjang menuju pintu masuk, padahal ruang pameran baru akan dibuka pada pukul dua siang, sedangkan acara "Global Peace and Unity Event" secara resmi baru akan dimulai pukul lima sore. Namun pengunjung yang datang dari berbagai kota di Kerajaan Inggris itu tidak sabar menyaksikan acara yang telah lama ditunggu-tunggu.

Meskipun harus membayar tiket seharga 15 pound per orang (setara Rp180.000), tidak membuat surut keluarga muslim dari berbagai ras dan etnik dan bangsa untuk menyaksikan bazar, pertunjukkan kesenian nashid, dan ceramah yang disampaikan tokoh Muslim dari berbagai negara termasuk Prof Dr Amin Rais, dari Indonesia. Sedianya mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid juga akan menjadi salah seorang pembicara dalam event yang dihadiri sekitar 25 ribu orang itu.

Namun untuk alasan yang belum diketahui, Gus Dur urung hadir dalam acara yang disebut oleh penyelenggara sebagai "Mega Family event for Muslim and non Muslims".Tidak hanya ceramah dengan berbagai tema, tetapi juga pameran dagang berbagai produk makanan halal, busana Muslim, mainan anak, buku serta CD musik Islami. Lembaga sosial seperti Islamic Relief, Helpinghands, dan Muslim Aid juga ikut meramaikan acara yang digelar untuk kedua kalinya itu.

Di tengah ruangan pameran juga dipajang Kiswa, kain penutup Kabah yang bertuliskan ayat-ayat suci AL Quran yang terbuat dari benang emas serta dua maket mesjid yang ada di Mekah dan Medinah. Sementara di sisi dinding lain, sebuah televisi layar lebar memutar video tata cara berhaji. Muhammad Ali dari "Islam Channel", mengatakan "The Global Peace & Unity Event" merupakan acara "keluarga" yang bertujuan untuk menyatukan seluruh umat Islam yang berada di Inggris. "Sebagai anggota masyarakat yang tinggal di Britania Raya kita harus saling menghormati agama dan kebudayaan Inggris. Itu satu-satunya cara agar kita menyatu dalam kehidupan multikultur," ujar Muhammad Ali.

Pertunjukan musik Nashyed


Pembukaan "The Global Peace and Unity Event" diadakan di hall S6. Gedung yang sedikit lebih besar dari Istora Senayan itu dipenuhi para pengunjung yang sudah tidak sabar menyaksikan konser musik nasyid yang dibawakan oleh musisi internasional. Penyanyi Inggris Nazeel Azami, Mesut Kurtis dari Macedonia, Brother Dasham dari Amerika serta Yahya Hawwa dari Syria dan kelompok Nasyid R&B Seven8 Six dari Amerika Serikat serta Hamza Robertson dari Inggris tampil melantunkan puji-pujian kepada Sang Khalik.

Di tengah-tengah pertunjukan nasyid, seorang wanita Inggris, Chantalle menyatakan diri menjadi seorang muslimah. Sontak peristiwa itu mengundang haru bercampur suka cita bagi warga muslim. Chantella membacakan dua kalimat shahadat dibimbing oleh seorang iman yang mengenakan sorban. Dengan terbata-bata Chantella pun mengikuti iman menyebutkan kalimat syahadat.

Pada hari kedua "The Global Peace & Unity Event" diisi ceramah oleh dari berbagai pembicara internasional. Setiap tokoh diberi kesempatan untuk berbicara tidak lebih dari sepuluh menit. Seorang pembicara wanita dari kepolisian Inggris, Rose Fitzpatrick mengatakan, "Inggris terbuka bagi muslim untuk menjadi polisi. Bahkan kepolisian menyediakan ruangan khusus untuk menjalani ibadah shalat."

"Kami juga memperbolehkan polisi wanita muslim untuk mengenakan hijab," ujar perempuan yang kini menjabat Deputi Assisten Commissioner dari Metropolitan Police, London.
Rose mengharapkan agar muslim dari berbagai etnik dapat menyatu dengan masyarakat Inggris lainnya. Lord Nazir Ahmed dari Partai Buruh dari kota pemilihan South Yorkshire mengatakan umat Islam sudah saatnya ikut bertanggungjawab dalam menjaga lingkungan.

"Inggris merupakan 'Great Country for Us', tidak ada tempat lain yang seperti Inggris," ujar anggota Jammu and Kashmir Human Right Commission itu. Ia juga menyerukan agar di masa datang tidak ada lagi muslim di Inggris merayakan Hari Raya Idul Fitri dalam tiga hari yang berbeda. "Kita harus merayakan Hari Raya bersama-sama dan pada hari yang sama pula."

Sementara itu Prof Dr Amin Rais mengingatkan pentingnya persatuan Islam. Apabila Islam bersatu maka dunia Islam tidak dihina oleh negara-negara Barat. Islam harus menyusun kekuatan ekonomi, diplomatik dan bahkan militer. "Kalau Islam kuat, Barat akan berfikir berulang kali untuk melakukan infiltrasi atau penghinaan kepada dunia Islam," ujarnya seraya menambahkan bahwa dalam Al Quran, muslim diminta menjunjung tinggi martabat agar dihormati.

Sementara itu Dr Rozi Munir dari PB NU menyatakan kekagumannya terhadap penyelenggaraan acara itu. "Ini menunjukkan kepada Barat, bahwa komunitas Islam kuat," ujar Rozi Munir yang sukses menyelenggarakan pertemuan kedua International Conference of Islamic Scholars Juni lalu. Mantan Kepala BKPM itu mengatakan "The Global Peace and Unity Event" juga dapat menyatukan berbagai aliran dalam Islam, seperti Hizbut Tahrir, Syiah, Suni, Wahabi, dan mahzad lain di dunia. "The Global Peace & Unity Event" juga sukses mengakomodasi seluruh lapisan tidak terkecuali anak-anak, yang mendapat program khusus seperti melukis dan mengambar kaos. Remaja muslim Inggris yang tengah gandrung dengan nasyid, juga puas dengan penampilan Shahaab, Zafar, Saad, Omar dan Saeed, yang tergabung dalam kelompok nasyid "Seven 8 Six". Zeynita Gibbons/ant/RioL

image

Rabu, 06 Desember 2006

INFO BUKU : HISTORY OF THE ARAB

History Of The Arabs
Rujukan Induk dan Paling Otoritatif tenang Sejarah Peradaban Islam

Inilah karya tentang kemunculan Islam dan perkembangannya hingga Abad Pertengahan, gerak penaklukannya, kerajaannya, serta masa kejayaan dan kemundurannya, yang sangat komprehensif. Ia menyingkapkan seluruh kekayaan panorama historis yang mengesankan.
     Philip K. Hitti melakukan telaah serius selama sepuluh tahun untuk menghimpun data-data historis tentang Arab-Islam. Ia merasa tak puas dengan hanya mengungkap data-data historis seputar pergantian penguasa yang berlangsung di dunia Arab-Islam. Ia melacak lebih jauh pada kondisi prasejarah bangsa Arab, termasuk kondisi geologi dan geografinya.
     Menghadapi sebuah budaya yang sekian lama tidak mengenal tradisi tulis, tidak terbiasa mencatat berbagai peristiwa sejarah dalam buku harian, maka penelusuran dilakukan lewat tradisi lisan, juga jejak-jejak yang tergambar dalam berbagai artefak budaya, seperti keping mata uang atau kaligrafi yang ditulis di atas peti mati. Hitti dengan cerdik memanfaatkan semua itu sebagai data-data historis yang penting. Di tangannya, sejarah bukan hanya catatan tentang orang-orang besar, namun ungkapan rakyat kecil di pasar-pasar, atau coretan-coretan yang tercecer di pinggir jalan.
     Dengan lugas, Hitti menyingkapkan fakta-fakta sejarah yang selama ini seakan tertutupi oleh subjektivitas keagamaan. Ia mengulas dengan objektif prestasi dan kegagalan yang dicapai oleh berbagai dinasti Islam. Ia juga layak mendapat acungan jempol karena mengulas dengan adil periode krusial dalam sejarah hubungan Islam-Kristen, yaitu periode Perang Salib.
     Buku klasik ini merupakan karya besar yang memuaskan dahaga kalangan pembaca umum maupun kalangan akademis.


Pujian:
"Kualitas karya Profesor Hitti ini sangat istimewa. Buku ini kaya dengan rujukan pada sumber-sumber primer dan orisinal. Halaman demi halaman sarat dengan analisis historis yang tajam dan meyakinkan."
New York Times


Kamis, 16 November 2006

Vatikan Ikut Angkat Bicara Soal Cadar

Islamophobia Oleh : Redaksi 15 Nov 2006 - 7:03 pm

imageUntuk pertama kalinya Vatikan melontarkan pendapat atas perdebatan tentang pernggunaan cadar yang melanda Eropa, karena dianggap menghambat integrasi warga Muslim dan masyarakat Eropa. Kardinal senior Vatikan, Kardinal Renato Martino mengungkapkan kekhawatirannya melihat banyaknya imigran Muslim di Eropa yang mengenakan cadar.

Kardinal Martino mengatakan, para imigram Muslim harus menghormati tradisi, budaya dan agama di tempat mereka pergi. Para imigran Muslim itu, kata Martino, juga harus mematuhi hukum lokal yang melarang orang mengenakan cadar seperti yang digunakan para Muslimah.

"Bagi saya, sangat penting dan sudah benar jika otoritas setempat menuntut hal itu," ujar Kardinal Martino yang mengepalai departemen terkait isu-isu imigran di Vatikan.

Ia mengungkapkan pernyataan tentang cadar, saat keterangan pers pernyataan Paus berisi seruan agar dibuat hukum yang bisa mendorong integrasi para imigran.

imageItalia langsung membuat sebuah undang-undang ketika terjadi arus urbanisasi besar-besaran gerilya Brigade Merah di negeri itu tiga dekade lalu. Sampai saat ini, menutup wajah di depan publik merupakan tindakan yang dianggap menyinggung, terutama apabila aparat kepolisian ingin tahu identitas orang bersangkutan. Ketika itu jumlah imigram Muslilah masih sangat sedikit di Italia.

Uskup Agostino Marchetto, yang juga mengurusi masalah imigran di Vatikan mengatakan, perlu adanya dialog dengan warga Muslim agar mereka mengerti bahwa konsekuensi dari tradisi beberapa agama tidak selalu positif di masyarakat tempat sekarang mereka berada.

Pemerintah Italia berusaha untuk membuat apa yang disebut sebagai Charter of Common Values untuk membantu para pemuka Islam lokal berintegrasi dengan masyarakat Italia yang jumlah bertambah dengan cepat. Namun upaya itu bukanlah hal yang mudah.

Dalam sebuah pertemuan baru-baru ini, menurut laporan situs BBC, ada sekelompok Muslim yang meminta perbedaan pemberian hak terhadap perempuan dan laki-laki dan diberlakukannya hukuman mati. Padahal berdasarkan hukum yang berlaku di Italia, hukuman mati dan perbedaan hak antara perempuan dan laki-laki, dilarang. (ln/BBC)

Kelompok Evangelis di AS: Melindungi Israel adalah Perintah Kitab Suci

Laporan Oleh : Redaksi 15 Nov, 06 - 5:53 pm
watch : truth , george galloway islam , israel and middle east :video
imageimageMengapa kebijakan pemerintahan George W. Bush begitu mendukung Israel dan menutup mata dengan kekejian yang dilakukan kaum Zionis itu? Pertanyaan yang sebenarnya klasik ini, terjawab dengan pernyataan sejumlah tokoh Kristen konservatif di AS. Mereka secara terbuka menyatakan mendukung dan akan melindungi Israel dengan alasan keyakinan agama mereka, bahwa Israel adalah "kebijakan luar negeri Tuhan" dan Israel memegang peranan penting sebagai katalis kebangkitan kembali Yesus Kristus.

Tokoh Evangelis yang juga dikenal sebagai tokoh Kristen konservatif paling berpengaruh di AS, James D. Dobson dalam wawancara dengan surat kabar The New York Times, Selasa (14/11) mengungkapkan, "Ajaran agama saya mengindikasikan bahwa Israel adalah tanah perjanjian."

"Di sana ada Israel yang kecil dengan lima juta Yahudi yang terkepung, dikelilingi oleh setengah miliar umat Islam di mana para pemimpinnya ingin menenggelamkan Israel ke laut," ujar Dobson dalam sebuah siarannya. Di AS, ia memang dikenal sebagai penyiar program-program Evangelis.

Dobson bahkan menyamakan perang antara Israel dan Arab dengan "pertempuran antara David dan Goliath", sebuah kisah yang terdapat dalam Alkitab.

Pandangan serupa juga dilontarkan oleh pendiri organisasi Christian United for Israel, Pendeta John Hagee. Ia menyebut perang Israel dengan pejuang Hizbullah sebagai "pertempuran antara kebaikan dan kejahatan" dan ia menyatakan mendukung Israel sebagai "kebijakan luar negeri Tuhan"

Para tokoh Kristen konservatif di AS meyakini bahwa dukungan George W. Bush terhadap Israel selama ini adalah untuk melaksanakan perintah di Alkitab, yang menyebutkan agar negara Yahudi dilindungi.

Kalangan kulit putih penganut Evangelis meliputi hampir seperempat jumlah pemilih dan sebagian besar adalah anggota Partai Republik, partainya Bush. Mereka tetap komitmen untuk tetap mendukung agenda-agenda pro Israel.

Aliansi Kristen-Yahudi di AS

Dalam memperkuat dukungan terhadap Israel, sudah berpuluh-puluh tahun pemerintah Israel menggalang kerjasama dengan kalangan Evangelis di AS. Salah satu wujudnya adalah organisasi International Fellowship of Christian and Jews.

Pendiri organisasi tersebut yang ditunjuk sebagai duta resmi pemerintah Israel bagi kalangan Envagelis, Rabbi Yechiel Eckstein mengatakan, dirinya telah melihat dukungan yang sangat dalam dari kelompok Evangelis AS bagi Israel, ketika ia menggalang bantuan dari untuk Tel Aviv selama perang Israel-Hizbullah di Libanon.

Selama perang yang berlangsung hampir lima minggu itu, organisasi yang dipimpinnya mendapatkan sekitar 30 ribu donor baru dan aliran uang yang besar yang meningkatkan pendapatan organisasi tersebut.

"Perang benar-benar telah mendorong momentum itu," kata Eckstein.

Tokoh Evangelis lainnya yang kerap melontarkan hinaan terhadap Islam dan umat Islam dan sangat mendukung Israel adalah Pat Robertson.
"Israel-tempat berjalan di mana Yesus berjalan, tempat berdoa di mana Yesus berdoa, tempat berdiri di mana Yesus berdiri-tidak ada tempat lain seperti ini di bumi," kata Robertson dalam sebuah iklan komersil pariwisata Israel yang diluncurkan belum lama ini atas kerjasama dengan pemerintah Israel.

Mewaspadai Iran

Setelah pemimpin Irak Saddam Hussein tumbang, Israel dan kalangan Evangelis AS kini sedang mewaspadai Iran yang dianggap sebagai "ancaman yang mematikan."

Para penyiar dan komentator Evangelis, menurut majalah Times, menaruh perhatian besar atas komentar-komentar Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad terutama soal Holocaust dan seruannya untuk menghancurkan Israel.

Tokoh Kristen konservatif, Gary Bauer mengungkapkan, nama Presiden Iran berulang kali muncul dalam acara-acara talk-show radio Kristen.

"Saya tidak yakin ada pemimpin negara asing yang membuat pukulan yang lebih besar dalam budaya AS sejak Khrushchev, khususnya di kalangan Kristen," katanya merujuk nama mantan pemimpin Unit Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev (1849-1971).

Sementara Pendeta John Hagee menyatakan, ia akan melakukan apapun yang ia bisa lakukan untuk menekan para pejabat AS agar bersikap keras pada Iran.

Menurutnya, dalam pertemuan "Night to Honour Israel" di gereja San Antonio bulan Oktober kemarin, Ahmadinejad menjadi topik pembicaraan sekitar lima ribu penganut Evangelis yang ikut dalam pertemuan itu.

Hagee menyamakan Ahmadinejad dengan Fir'awn di Mesir. "Fir'awn mengancam Israel dan ia berakhir menjadi makanan ikan," katanya disambut dengan applause. (ln/iol/Eramuslim)


Senin, 13 November 2006

Bacalah Bibel

Bacalah Bibel: Merajut Benang Merah Tiga Iman
Resensi Oleh : Redaksi 06 Sep 2006 - 11:17 pm

imageNovel The Da Vinci Code (TDVC) yang laris manis itu, meskipun menimbulkan protes keras umat Kristiani, tampaknya adalah blessing in disguise. Kajian terhadap keyakinan dan praktik Kristiani (atau yang disebut Kristologi) pun semakin marak. Di Indonesia, sejak diterjemahkan dan diterbitkannya TDVC, belasan judul, entah itu yang mengulas ataupun yang membantahnya, terbit dan tidak sedikit yang menjadi best seller.

Bukan semata umat Kristiani yang konon, seperti terjadi di Eropa, kembali rajin mengunjungi gereja dan membaca buku-buku keagamaan tetapi umat non-Kristiani pun perlahan mulai tertarik mempelajari atau, paling tidak, sekedar ingin mengetahui keyakinan ini.

Buku Bacalah Bibel: Merajut Benang Merah Tiga Iman karya Dr. Thomas McElwain, ini tampaknya juga ditempatkan penerbitnya, Penerbit Citra, untuk ikut meramaikan fenomena di atas.

Namun, patut digarisbawahi, berbeda dengan para pendahulunya—seperti sebut saja TDVC (dan karya-karya yang mengomentarinya) dan Holy Blood Holy Grail—yang mendasarkan isinya atas analisis kontroversial simbol-simbol dan asumsi-asumsi arkeologis yang secara faktual masih diragukan, Bacalah Bibel menyajikan suatu kajian yang artikulatif terhadap Alkitab melalui pendekatan analisis teks. Dalam konteks ini, buku ini lebih pantas dihadirkan di atas meja bedah ilmiah yang objektif daripada, tentu saja, TDVC yang fiktif itu.

Selain itu, karya McElwain, yang edisi Inggrisnya berjudul Islam in the Bible, ini berbeda dengan analisis-analisis terhadap Alkitab yang pernah ada, paling tidak, dengan mempertimbangkan dua hal sebagai berikut.

Pertama, McElwain tidak semata-mata melakukan analisis teks melalui penekanan pada kesepadanan konseptual (conceptual equivalent), seperti yang telah banyak dilakukan, tetapi lebih pada kesepadanan linguistik (linguistic equivalent), sesuatu yang menurutnya lebih objektif meskipun terkesan rigid (hal. 23). Meskipun demikian, ia tidak lantas mengabaikan kesepadanan konseptual karena kesepadanan linguistik cenderung melewatkan beberapa hal yang mungkin relevan. Kenyataan tersebut menjadikan buku ini unik karena, bagaimanapun, pendekatan linguistik terhadap Alkitab mensyaratkan sang peneliti memiliki kemampuan dalam banyak bahasa, khususnya Ibrani dan Yunani kuno—dan untungnya McElwain adalah salah seorang kampiun dalam bidang ini.

Kedua, McElwain berangkat dari asumsi bahwa adalah suatu keniscayaan jika terdapat keselarasan di antara keyakinan dan praktik Yudaisme-Kristiani yang terdapat dalam Alkitab (bukan yang kini dipraktikkan) dengan keyakinan dan praktik Islam karena ketiganya adalah berasal dari Sumber yang sama dan dijaga oleh manusia-manusia suci dalam mata rantai genealogis yang sama pula. Hal ini kontras dengan, misalnya Ahmad Deedat, seorang kristolog Muslim, yang sejak awal berasumsi bahwa Alkitab telah terdistorsi. Asumsi McElwain pun sama sekali bertolak belakang dengan apologi-apologi Josh McDowell yang semata berangkat dari doktrin-doktrin Kristen (baca Gereja).

Inilah keunikan posisi McElwain. Melalui buku ini, ia mengkritik dua kutub diametral sekaligus: asumsi Deedat yang terlalu simplistik terhadap Alkitab dan asumsi McDowell yang bias doktrin teologis. Uniknya pula, dua kutub yang dikritiknya itu, Deedat dan McDowell, pernah terlibat dalam sebuah debat.

Tak heran, melalui dua keunikan tersebut, Bacalah Bibel menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang akan mengejutkan banyak pembaca dari latar belakang agama apa pun. Mengejutkan karena McElwain mampu, tidak hanya membantah argumen kedua kutub diametral di atas, melakukan rekonsiliasi terhadap banyak hal yang sejak lama dipandang sebagai konflik antar-kitab suci.

Persoalan ketuhanan Yesus, misalnya, didekati McElwain dengan membedah persoalan penerjemahan terkait karakter tiap-tiap bahasa biblikal plus beberapa detail kasus linguistik.
Kata kyrious (dalam Alkitab berbahasa Yunani) atau lord (dalam KJV) yang kerap mendahului kata Yesus — yang diterjemahkan Tuhan dalam Alkitab LAI (terjemahan versi Lembaga Alkitab Indonesia)—seringkali secara tidak hati-hati dijadikan dasar bagi doktrin ketuhanan Yesus. Walaupun kata tersebut, pada beberapa bagian Alkitab, digunakan bagi Tuhan, penggunaannya tidaklah terbatas pada makna tersebut. Dalam kasus Yesus, adalah lebih bijaksana—dengan mempertimbangkan karakter-karakter yang logis bagi Tuhan—untuk menggunakan kata tersebut dengan makna ‘tuan’ seperti layaknya panggilan kehormatan bagi manusia. Bagi McElwain, kasus polisemi pada kata tersebut menandakan bahwa Alkitab tidak pernah benar-benar mengafirmasi ketuhanan Yesus (hal. 90).

Demikian pula, ungkapan Bapa untuk Tuhan dan Anak Tuhan bagi Kristus—sering dijadikan dalil bagi klaim-klaim Trinitarian—seperti yang dilakukan McDowell—ataupun tuduhan-tuduhan kepalsuan Alkitab—yang dilancarkan kristolog Muslim, seperti Deedat. Dengan menggunakan pendekatan diakronik, McElwain menunjukkan bahwa bahasa-bahasa semitik (khususnya Ibrani yang biblikal) jarang menggunakan kedua ungkapan di atas dengan makna harfiahnya, yakni keturunan biologis. Lebih daripada itu, ia pun menyatakan bahwa tak seorang pun penganut Kristiani yang meyakini bahwa kedua ungkapan itu bermakna hubungan biologis. Toh, kalaupun ada, hal itu karena sebagian besar bahasa modern yang digunakan untuk menerjemahkan Alkitab—berbeda dengan bahasa-bahasa asalnya—tampaknya tidak memiliki alternatif makna selain makna harfiahnya yang biologis itu (hal. 73).

Kemudian, melalui pendekatan interteks terhadap teks-teks suci Kristiani, McElwain sampai pada kesimpulan bahwa ungkapan Bapa digunakan Alkitab untuk merepresentasikan lima makna:
[1] ayah menurut makna harfiah biologis;
[2] leluhur;
[3] pencipta atau prototipe;
[4] seseorang yang memberikan nasehat atau informasi; dan
[5] seseorang yang harus dipatuhi secara mutlak (hal. 74-75).

Sekali lagi, dengan mempertimbangkan sifat-sifat niscaya ketuhanan plus karakter-karakter hubungan Yesus dengan Sang Bapa, maka, menurutnya, definisi terakhirlah yang paling sesuai dalam hubungannya dengan Tuhan.

Mengenai Anak Tuhan, lagi-lagi McElwain—seraya memerinci bagian-bagian Alkitab yang menggunakan ungkapan tersebut dalam makna metaforisnya—mengungkapkan bahwa ternyata: [1] ungkapan Anak Tuhan di dalam Alkitab tidak semata ditujukan pada Yesus, seperti pada Ayub 1:6 dan Kejadian 6:2; [2] Yesus sendiri, ketika menjawab tuduhan para rabbi, menolak pemaknaan Anak Tuhan sebagai Tuhan itu sendiri dalam Yohanes 10:34-36. Menurut Kristus, dalam rangkaian ayat itu, apa yang dimaksud Anak Tuhan adalah ‘yang disucikan Tuhan’ dan ‘yang diutus-Nya ke dalam dunia’. (hal. 94-95).

Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh McElwain di atas secara implisit mengimplikasikan bahwa:
[1] serangan al-Quran terhadap Trinitas dan penuhanan Yesus sama sekali tidaklah ditujukan pada Alkitab tetapi pada interpretasi-interpretasi yang meragukan terhadap Alkitab, dan praktik-praktik keyakinan yang berkembang jauh setelah masa penulisan Alkitab. Dengan ini, pandangan bahwa telah terjadi konflik antar-kitab suci tidaklah dapat dibenarkan;

[2] adanya perbedaan karakter kenabian di antara tiga nabi Abrahamik (Musa, Yesus, dan Muhammad). Musa lebih bernuansa eksoterik sementara Yesus esoterik, dan Muhammad adalah sintesis dari dua pendahulunya itu. Karakter esoterik Yesus tampak pada ajaran-ajarannya yang lebih menekankan aspek moral ketimbang hukum dan pada sabda-sabdanya yang bernuansa gnostik. Inilah tampaknya yang, bagi McElwain, menyebabkan umat Kristiani seringkali salah memahami sabda-sabdanya, apalagi ditambah dengan tidak dicantumkannya bahasa asal dalam Alkitab terjemahan.

Memang persoalan-persoalan teologis nyaris menghabiskan sepertiga halaman buku ini. Namun selain itu, yang, menurut penulis resensi ini, paling menarik adalah analisis McElwain terhadap riwayat genealogis para patriarki yang demikian detail disebutkan dalam Alkitab serta interpretasinya terhadap frase eets hakhayyim (Ibrani), the tree of life (Inggris), dan pohon kehidupan (Indonesia) yang dalam Alkitab disebutkan pertama kali pada Kejadian 2:9.
Melalui analisis historis genealogis para patriarki dalam Alkitab, McElwain mendapati bahwa akan selalu ada manusia-manusia yang dipilih Tuhan untuk membimbing umat manusia pada setiap zamannya. Manusia-manusia ini tidak selalu hadir di tengah masyarakat manusia dalam formalitas kenabian. Namun yang pasti, mereka merepresentasikan otoritas Tuhan dalam memberikan penilaian segera (on spot evaluation) atas hukum mengenai problem-problem partikular dan temporal di tengah masyarakat dan pada zaman mereka masing-masing. Dengan kehadiran mereka, umat manusia akan terhindar dari formalisme dan relativisme hukum. Di sini, pandangan McElwain selaras dengan asumsi-asumsi gnostik, di antaranya yang diungkapkan sufi besar Islam, Ibn Arabi, bahwa selama masih ada, maka dunia ini tidak akan pernah vakum dari kehadiran seorang manusia sempurna (the perfect man).

Ketika menginterpretasi frase eets hakhayyim (pohon kehidupan), McElwain menggunakan sejenis hermeneutika kuno yang pernah diterapkan pada Taurat dan kemudian diadaptasi sebuah aliran sufi Persia, Hurufiyyah, menjadi metodologi Hurufi. Huruf-huruf dalam frase tersebut secara kabalistik dipisahkan menjadi ‘ayin, tsade, he, khet, yod, dan mem. Semuanya berjumlah tujuh: salah satu angka istimewa dalam tradisi-tradisi agama Abrahamik. ‘Ayin adalah huruf awal bagi nama Ali, tsade bagi nama Shadiq, he bagi nama Hasan, khet bagi nama Husain, dan mem bagi nama Muhammad dan Musa. Sisanya, yod, merupakan huruf awal bagi nama Tuhan dalam bahasa Ibrani (YHWH). Tidak diragukan lagi, McElwain tengah memecahkan kode-kode biblikal yang mendukung klaim dua belas imam Muslim Syi’ah. Meskipun terdapat dua belas imam, hanya terdapat enam, yang tiga di antaranya digunakan bagi lebih daripada satu imam (hal. 129).

Namun, bagi McElwain, eets hakhayyim tampaknya hanyalah sebuah awal. Dalam buku ini, ia menunjukkan bahwa bilangan dua belas—selain tujuh—menjadi begitu sentral dalam keseluruhan Alkitab. Raja-raja, hakim-hakim, nabi-nabi kecil, dan bahkan murid-murid Kristus pun semuanya seolah dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan jumlah dua belas.

Demikianlah, dalam banyak problem lainnya yang dipandang sebagi konflik antar-kitab suci—seperti persoalan Ishak ataukah Ismail yang hendak dikorbankan; pengorbanan Yesus di tiang salib; pernikahan; dan kesucian—studi McElwain dalam buku ini tidak hanya menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang khas bagi para pembacanya tetapi juga patut diacungi jempol dalam kaitan dengan konsistensinya pada prinsip studi biblikal yang dianutnya: tidak ada distorsi dalam Alkitab dan Alkitab sebagai teks suci tiga agama Abrahamik.

Prinsip ini penting—selain karena berbeda dengan yang sudah-sudah— untuk memulai sebuah dialog yang lebih objektif, jujur, dan tulus menuju kesepahaman antara Yudaisme, Kristen, dan Islam, dalam bingkai satu kitab, Alkitab, yang hingga batas-batas tertentu diakui otoritasnya oleh mayoritas penganut tiga agama tersebut. (Irman Abdurrahman/icc-jakarta.com)

Satu Kitab, Tiga Agama
Judul Buku : Bacalah Bibel: Merajut Benang Merah Tiga Iman
Penulis : Thomas McElwain
Penerjemah : Muhammad Musaddiq
Penerbit : Citra
Cetakan : I, Juni 2006
Halaman : vi + 333 halaman

Minggu, 12 November 2006

Aku Menggugat, Maka Aku Kian Beriman

Jawaban-Jawaban Meyakinkan untuk Menepis Kebimbangan Iman

Sistem pendidikan modern mengajarkan pentingnya kajian kritis dan objektif. Generasi kita diajari untuk bertanya dan menyanggah. Mereka juga diajari bahwa tak ada jabatan yang mustahil bagi perempuan. Sementara, masjid dan subkulturnya mengajari mereka agar tidak mempertanyakan tradisi keagamaan dan membatasi peran perempuan. Tak pelak, keimanan mereka terimpit dalam ruang penafsiran yang begitu sempit.

Tak punya hak untuk meragukan apa yang diyakini, mereka berontak. Mereka menggugat ketepercayaan hadis, peran akal, patriarki, dan budaya masjid. Mereka cenderung memilih larut dalam musik, film, teknologi, mode pakaian, hiburan, dan berita yang memberi mereka keleluasaan meragukan segala hal. Dan, mereka enggan mendekat ke masjid yang malah berjuang keras menjadi antitesis dari budaya tempat mereka hidup, belajar, dan bekerja.
Buku ini mengajak kita berbagi kegelisahan dengan para muslim yang tengah bergulat mempertahankan agama mereka. Bijaksana, masuk akal, dan masuk hati. Itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana Jeffrey Lang menanggapi gugatan-gugatan dan komentar. Ketulusannya menjawab memberikan banyak jalan keluar dari kebimbangan iman. Kehati-hatiannya menjaminkan kecermatan dan keluasan pertimbangan.

Sungguh sebuah buku yang menyejukkan iman dan membangkitkan semangat berislam secara lebih kukuh dan mendalam. Juga menawarkan bagaimana berislam tanpa meninggalkan modernitas, beriman tanpa mengenyahkan sikap kritis, dan berakhlak tanpa kehilangan jati diri dan budaya sendiri.

Aku Beriman, Maka Aku Bertanya

Kajian-Kajian Masuk Akal–Masuk Hati untuk Meraih Iman Sejati

Banyak orang berkeyakinan bahwa pertanyaan rasional hanya akan merongrong iman. Pertanyaan kritis pun kerap dijawab dengan kaku oleh para pemuka agama. Akibatnya, kegalauan iman terus bercokol di benak para penanya. Upaya mereka dalam menyelesaikan p ertentangan iman–akal selalu terantuk kecenderungan kaum muslim untuk membakukan pendapat-pendapat ulama terdahulu. Tak pelak, kelesuan beragama mendera para mualaf dan generasi muda muslim. Mereka inilah yang paling mengalami kesukaran merajut ikatan nyata dengan Islam di tengah budaya sekuler.

Dengan jeli dan sepenuh hati, Jeffrey Lang memindai kelesuan tadi dan berusaha menanggapinya. Ia mencoba menjawab keluhan para generasi muslim dan mualaf, juga gugatan para penghujat Islam. Menurutnya, untuk menggapai iman sejati, kita mesti membebaskan diri dari tradisi dan memeriksa keyakinan-keyakinan kita secara rasional. Banyak cara yang digunakan Alquran dalam mendorong kita untuk mendekati iman kepada Allah secara rasional! Lang pun menekankan pentingnya diskusi terbuka atas isu-isu yang banyak dirasa tak enak dalam komunitas muslim, dengan mengedepankan sikap apa adanya, objektif, dan tidak mengelak dari kontroversi.

Buku ini mengulas banyak pertanyaan yang dianggap tabu dilontarkan di masjid atau forum-forum keagamaan konservatif. Ia merangkul suara-suara muslim yang terasing dari masjid, demi mengembalikan kebugaran komunitas muslim dalam memikat dan membuat terlibat para keturunan dan anggota barunya. Ternyata, banyak penanya di buku ini yang mengakhiri pertanyaan mereka dengan kekhawatiran dianggap ateis atau subversif kepada Tuhan. Ini artinya, mereka bertanya karena masih beriman, butuh alasan meyakinkan, dan mengaktifkan akal dalam mendekati keyakinan mereka pada Tuhan.

Abrahamic Faiths, Titik Temu dan Titik Selisih antara Islam, Kristen, dan Yahudi

Islam, Kristen, dan Yahudi memiliki lebih banyak unsur pemersatu daripada titik seteru. Ada banyak sekali kesamaan terkait dengan isi kitab suci maupun kisah tentang para nabi. Ketiga agama besar ini pun sama-sama menandaskan bahwa ketaatan sejati terhadap wahyu Ilahi harus dilambari hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama manusia. Bahkan, ketiganya dapat dipandang sebagai satu agama, sebagaimana diungkapkan secara berulang-ulang dan gamblang dalam Alquran: agama yang ditetapkan Tuhan untuk Nabi Muhammad dan pengikutnya adalah juga agama yang ditetapkan untuk Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.

Kesatuan agama-agama Ibrahimi ini diibaratkan oleh Jerald F. Dirks laiknya sebuah pohon. Tiap-tiap agama mendaku sebagai batang utama pohon wahyu yang benar dan vertikal. Dua agama lainnya pun dianggap sebagai cabang yang menyimpang dari batang utama. Dari kiasan inilah Dirks beranjak membahas topik demi topik, termasuk petualangannya dari agama Kristen ke Islam.

Semua tersaji begitu mudah dan indah. Ringkasan-ringkasan cermat dan akurat akan membantu Anda memahami inti ajaran, sekaligus landasan kesamaan dan akar perbedaan, dari ketiga agama ini. Dirks juga menjawab sejumlah pertanyaan dasar seputar apa yang mesti dilakukan setelah mengetahui kesamaan dan perbedaan yang ada. Menurutnya, meyakini agama sendiri sebagai agama terbaik bukanlah fanatisme (intoleransi), melainkan ekspresi keimanan. Fanatisme baru terjadi manakala kita tak mampu menghargai tradisi agama dan keyakinan pihak lain. Maka, setiap pemeluk agama harus memperhalus retorika kala membahas agama lain. Dan, mereka harus berfokus pada visi yang lebih tinggi dari ketiga agama ini: komitmen menyembah Tuhan Yang Maha Esa, pemberantasan penyakit-penyakit sosial, dan upaya memperbaiki kesejahteraan hidup sesama.

Kesaksian Yvonne Ridley di Bekas Gereja Yang Menjadi Mesjid

Journey to Islam Oleh : Redaksi 12 Nov 2006 - 8:00 am
imageLondon (ANTARA News) - Di bekas komplek bangunan Gereja Christian Priory yang kini menjadi Mesjid Sultan Selim, Yvonne Ridley (48), mantan wartawan Sunday Express yang pernah menjadi tawanan Taliban, menceritakan kisah perjalanan rohaninya dan akhirnya memutuskan memeluk Islam.

Pengalaman Yvonne Ridley disampaikan kepada peserta pertemuan silaturahmi musim gugur Keluarga Islam Indonesia Britania Raya (KIBAR) Gathering yang digelar di Mesjid Sultan Selim, dekat markas kesebelasan Spurs atau yang dikenal dengan Totenham Hotspur, selama dua hari Sabtu dan Minggu (4/5) November.

KIBAR Gathering yang menjadi ajang silaturahmi dan sekaligus acara halal bihalal keluarga Islam Indonesia yang berada di Britania Raya dan Skotlandia itu diikuti sekitar 200 peserta dan dihadiri Dubes RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, Dr Marty M Natalegawa. :sound :video

Di bangunan bekas komplek gereja yang masih terdapat mimbar dan jendela tinggi khas dan besar yang berubah fungsi menjadi tempat ibadah umat Islam, Yvonne Ridley, yang mengenakan habaya warna hitam dan jelana panjang serta dipadu blus warna merah hati dilengkapi dengan jilbab modern yang diikat, berbagi pengalaman menjadi seorang Muslimah.

Bersama dua wanita muallaf lainnya, Bernadette dan Elizabeth, Yvonne Ridley yang wajahnya selalu terpancar keramahtamahan seorang Muslimah memutuskan untuk memeluk Islam setelah ia mendalami kitab suci Al-Quran.

Sebagai jurnalis dan aktivis perempuan yang tergabung dalam kelompok feminis, Yvone berharap akan menemukan perintah-perintah Tuhan yang memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua, yang boleh saja disakiti, sehingga niqap atau jilbab dapat menutupi luka memar bekas kekerasan dalam rumah tangga.

imageJustru Yvonne merasa terkejut bahwa tidak ada satu pun ayat yang menyatakan tentang hal tersebut. Malah sebaliknya ia menemukan ajaran luhur bahwa sesungguhnya wanita diletakkan dalam derajat tertinggi di rumah tangga, ujar Yvonne yang senyuman selalu tersungging di bibirnya.

"Ternyata Islam memanjakan wanita untuk tak perlu dipaksa bekerja agar dapat memdidik anak-anaknya, agar terhindar dari minum-minuman keras, pornografi dan hal-hal lain yang dapat menghambat pertumbuhan remaja seperti yang tengah dikhawatirkan pemerintah Inggris," ujarnya.

Bahkan ditegaskan di dalam Islam, wanita merupakan tiang negara dan sesungguhnya syurga berada di bawah telapak kaki ibu, ujar Yvonne yang kini aktif berdakwah.

Dalam diskusi yang dipandu Andrew Williams, muallaf yang berganti nama Waraqah, dua warga Inggris lainnya yang baru kembali kepada fitrah memeluk Agama Islam berbagi cerita mengenai pengalaman rohaninya sampai memutuskan pilihan terbesar dalam perjalanan hidup mereka dengan mengucapkan dua kalimah syahadah.

Seiring dengan perjalanan waktu, Yvonne berhasil meyakinkan orang-orang terdekatnya bahwa Islam bukanlah seperti yang digambarkan oleh media.

Pengalaman ibadah haji


imagePengalaman cukup berkesan dari politisi Partai Respect ini, terjadi ketika dia berkesempatan menunaikan ibadah haji ke Mekkah beberapa waktu yang lalu. Suatu ketika ia terlambat datang ke Masjidil Haram.

Mantan wartawan Al Jazeera ini akhirnya berlari menuruni bukit dari tempat ia menginap. Beberapa ratus meter dari halaman masjid ia bersama puluhan ribu jamaah lainnya dihambat Askar untuk tak melanjutkan perjalanan ke Masjidil Haram, dan kekacauan pun terjadi.

Keluh-kesah dalam beragam bahasa, memerotes keputusan Askar yang tak memperkenankan mereka menuju halaman utama Masjid, yang memang telah dipenuhi jutaan ummat manusia yang ingin menunaikan shalat wajib.

Namun betapa takjubnya ia, ketika suara takbir tanda dimulainya shalat Ashar, serentak kekisruhan itu pun lambat laun berubah menjadi keheningan. Masing-masing langsung membentangkan sajadahnya, membentuk barisan baru. Semua larut mendengarkan sang Imam mengumandangkan ayat-ayat Al-Quran, dalam satu bahasa.

Yvonne pun mengambil pelajaran berharga sesungguhnya Allah telah mengajarkan shalat berjamaah sebagai suatu simbol agar umat tak mudah terpecah-belah bila ia mengikuti pemimpinnya yang shaleh dan alim.

Islamphobia

imageWanita yang murah senyum itu berjuang membebaskan belenggu Islamophobia yang melanda dunia Barat melalu tulisan-tulisannya yang cukup berani. Ia berhasil memaksa petisi agar Blair segera lengser tahun depan, dan menuntut hengkangnya pasukan Inggris dari tanah-tanah Muslim di Irak dan Afganistan.

Yvonne juga mengajak warga Indonesia bergabung bersama warga Inggris lainnya, Muslim maupun non-Muslim secara aktif menuntut dihentikannya peperangan di berbagai belahan dunia.

Sementara itu Elizabeth (68) mengucapkan syahadah di usianya yang ke-62 tahun, setelah pencariannya yang panjang sampai ia pun pasrah kepada Tuhan untuk dicarikan pegangan hidup yang sesungguhnya.

Kedekatannya dengan keluarga Muslim mengantarkannya sebagai umat Islam dan selalu menyarankan agar sebagai seorang Muslim 'kita' harus terbuka terhadap warga non-Muslim.

Sementara itu, Bernadette asal Irlandia masuk Islam sejak bertemu dengan suaminya orang Indonesia di atas kapal pesiar di New Zealand. Setelah mengucapkan dua kalimah syahadah tantangan dari dalam keluarga dan teman-temannya cukup membuatnya khawatir.

Sebaiknya 'kita' harus menjelaskan tentang tata cara hidup 'kita' sebagai Muslim, dengan demikian mereka akan mengerti mengapa kita menjalankan ritual, kenapa tidak makan makanan yang diharamkan, katanya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) London, Muslimin Anwar, menilai Yvonne Ridley sebagai motor penggerak perlawanan terhadap propaganda media Barat yang cenderung bias terhadap Islam dan para penganutnya.

Menurut Muslimin Anwar yang tengah menyelesaikan Phd di Brunel University, kemampuan jurnalistik Yvonne selama menjadi wartawan Sunday Express, BBC, CNN dan Al Jazeera sangat mencerahkan umat Islam di Eropa, untuk selalu secara kritis menanggapi setiap berita yang diusung oleh media Barat.

Dikatakannya umat Islam maupun mereka yang anti perang serta yang ingin mencari pembandingan segala kebijakan kelompok 'neo-conservative' dengan kehadiran Yvonne Ridley dapat dijadikan referensi yang tingkat kesahihannya cukup tinggi.

Sementara itu, Hamiyah Panama, wanita kelahiran Engrekang, Sulsel, yang bersuamikan muallaf Dominique Bodart asal Belgia mengatakan Yvonne Ridley mendapatkan hidayah justru dalam situasi sulit dan setelah memeluk Islam pun dia mendapat banyak tantangan dari keluarga dan kawan-kawannya.

Menurut wanita yang aktif dalam pengajian para muallaf, pelajaran bagi kita-kita yang Islam sejak lahir yang menganggap agama Islam hal biasa, sedangkan orang-orang semacam Yvonne, Bernadette dan Elizabeth banyak tantangan yang mereka hadapi sebelum cahaya Islam datang dan menerangi hati mereka.

"Harusnya kita patut cemburu karena mereka langsung melaksanakan kewajiban-kewajiban agama Islam secara serius, dan pengalaman mereka harus kita jadikan pelajaran bahwa memang Allah itu Maha Kuasa," demikian Miya.

Acara Kibar Gathering yang digelar setiap musim menjadi ajang silatutahmi umat Islam Indonesia yang berdomili di Kerajaan Inggris itu digelar acara diskusi dan telekonference dengan ustad Syamsi Ali, warga Indonesia yang menjadi Imam Mesjid di New York, mengetengahkan topik "Kembali kepada fitrah" dengan moderator Muslimin Anwar, Ketua ICMI-London. (Oleh Zeynita Gibbons)

Copyright © 2006 LKBN ANTARA

Kamis, 09 November 2006

Buku : Perjalanan Hidup Pencari Hidayah

Bulan Sabit di Atas Patung Liberty : Perjalanan Hidup Pencari Hidayah
Resensi Oleh : Redaksi 10 Nov 2006 - 7:19 am

imageSelalu saja mengesankan catatan hidup para pencari jalan kebenaran. Mereka senantiasa menempuh jalan yang begitu berliku. Tak cuma itu, batin mereka pun harus teraduk-aduk tak menentu sebelum hidayah turun untuk mengantarkannya menggapai kebenaran.

Inilah buku yang merekam lika-liku para mualaf untuk menemukan Islam. Mereka berangkat dari hati gersang. Agama yang mereka yakini sebelumnya, tak banyak memberi jawaban atas kegersangan itu. Akibatnya, mereka pun terus bergerak untuk menemukan pintu-pintu hidayah sebagai jalan menuju Islam. Setelah berhasil menemukan Islam, mereka pun menemukan jabawan yang sempurna atas segala persoalan hidupnya.

Yang cukup mengherankan adalah, para mualaf yang berbagi pengalaman dalam buku ini adalah mereka yang tumbuh dan berkembang di Amerika Serikat (AS). Seperti kita tahu, AS adalah negara yang sebenarnya tidak begitu ramah terhadap Islam. Kebijakan politik pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden George W Bush, banyak sekali merugikan Islam.

Runtuhnya menara kembar WTC menjadi monumen penting bagi pencanangan kampanye melawan teroris. Secara gencar, isu terorisme pun dijadikan agenda penting dunia. Media-media besar yang didukung dunia Barat, dijadikan agen untuk terus menggelembungkan isu terorisme itu. Pada perkembangannya, kemudian terlihat begitu jelas bahwa isu terorisme dimanfaatkan Bush dan sekutunya untuk menekan dan menghancurkan Islam.

Skenario untuk menghancurkan Islam pun terus dikembangkan. Islam terus-menerus didekatkan dengan aksi-aksi teror dan kekerasan. Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, terus dicurigai. Masyarakat Muslim di dunia barat pun banyak mengalami penghinaan serta penganiayaan. Tak terkecuali mereka yang tinggal di AS.

Namun skenario penghancuran terhadap Islam yang disusun manusia itu tak mampu menyaingin skenario Allah SWT. Semakin Islam ditekan oleh dunia Barat, perkembangan jumlah pemeluk Islam di Barat pun melesat. Saat ini, Islam menjadi agama yang pertumbuhan jumlah pemeluknya paling pesat dibanding agama-agama lain. Islam seperti menciptakan kebangkitan baru di dunia Barat.

Buku ini memang disusun sebelum menara WTC runtuh pada 2001. Muzaffar Haleem, menghimpun tulisan dan wawancara dalam buku ini sejak awal tahun 1990-an. Setelah materi terkumpul semua, barulah pada 1999 buku ini diterbitkan pertama kali dengan bahasa Inggris. Tujuh tahun kemudian, yakni pada 2006, terjemahan bahasa Indonesia buku ini bisa hadir ke hadapan pembaca.

Ada 14 mualaf yang berbagi pengalaman dalam buku ini. Mereka mengisahkan awal mula berkenalan dengan Islam. Umumnya, mereka memerlukan waktu yang cukup panjang untuk kemudian memutuskan mengucap kalimat syahadat sebagai tanda masuk Islam. Maklumlah, keluarga mereka telah memeluk agama Kristen yang sudah mereka peluk secara turun-temurun.

Selain itu, pemahaman tentang Islam di kalangan warga AS memang tidak menggembirakan. Diana salah seorang mualaf yang berbagi pengalaman dalam buku ini menggambarkan pemahaman tersebut. Saat bertemu dengan ketua kajian Injil di sekolahnya, dia sempat mendengar pernyataan negatif tentang Alquran. Ketua kajian itu menganggap Alquran sebagai alat setan untuk menggoda manusia menjadi kafir. Saat ditanya lebih jauh, ternyata Sang Ketua ini belum pernah membaca Alquran, meski telah berani membuat cap negatif terhadap Kitab Suci tersebut.

Buku ini begitu menggugah kita dalam menjalani Islam. Umumnya kita yang tinggal di Indonesia, bisa menemukan Islam dengan mudah. Sejak lahir, kita telah dikenalkan dengan kenikmatan Islam. Sementara, mereka yang berkisah dalam buku ini, diharuskan menempuh perjalanan yang cukup keras untuk bisa menggapai Islam. Untuk mereka yang belum menemukan Islam, buku ini juga memberi inspirasi untuk mencoba memasuki pintu-pintu kebenaran. irf

Judul : Bulan Sabit di Atas Patung Liberty
Penulis : Muzaffar Haleem dan Betty (Batul) Bowman
Penerbit : Mizania
Cetakan : I (pertama)/Juni 2006
Tebal : 165 halaman

SINOPSIS BUKU
Amerika dewasa ini adalah salah satu negara yang dipandang paling tidak ramah terhadap Islam dan kaum Muslim. Invasinya ke Afghanistan dan Irak, dukungannya yang tanpa henti kepada Israel, dan tekanannya kepada Iran dalam isu nuklir adalah sejumlah citra yang paling mengemuka tentang Amerika di mata kaum Muslim.

Namun, di balik itu, tidak semua orang Amerika mewakili gambaran stereotipikal negaranya. Ada sejumlah orang Amerika yang dengan sukarela memeluk Islam setelah melakukan pergulatan intens. Mereka bisa membedakan antara Islam yang dicitrakan di media-media Barat (sebagai agama kekerasan, anti kesetaraan gender, diskriminatif, anti-demokrasi, dst.) dan Islam yang sebenarnya.

Buku ini memotret pengalaman-pengalaman unik para mualaf Amerika dalam perjuangannya menuju Islam. Bagaimana mereka menghadapi keluarga yang tak seiman. Bagaimana mereka menanggapi kecurigaan keluarga dan teman-teman dekat. Bagaimana menjalankan kehidupan agama di tengah masyarakat Amerika yang umumnya awam tentang Islam. Bagaimana menghadapi pelbagai sikap dan perbedaan kecenderungan di kalangan masyarakat Islam di Amerika, yang umumnya imigran dari berbagai negara Muslim. Bagaimana membangun komunitas Muslim di salah satu negara paling majemuk di dunia ini.

Buku ini merekam kisah-kisah mualaf Amerika secara menarik, ringan, dan mengalir. Anda akan melihat sisi lain Amerika, sisi-Islam Amerika!

Tahukah Anda?
• Islam merupakan agama paling pesat perkembangannya di Amerika Serikat dan agama terbesar kedua di bawah Kristen dan di atas Yahudi.
• Jumlah Muslim di AS sekitar 5-7 juta.
• Jumlah masjid di AS lebih dari 1.200 buah.
• Beberapa tokoh Muslim terkenal di AS: Hakeem Olajuwon (atlet basket), Muhammad Ali (mantan petinju), Jeffrey Lang (matematikawan), James Yee (mantan kapten US Army), Jermaine Jackson (penyanyi, mantan anggota Jackson Five), Ice Cube (rapper), Bernard Hopkins (pemegang 4 gelar juara tinju dunia).

***

“Islam adalah agama yang paling pesat perkembangannya di Amerika Serikat.”
—New York Times

KDNY : Jessica, Putri Suriah kembali Islam


Berita Mualaf Oleh : Redaksi 09 Nov 2006 - 1:00 pm
KDNY (Kabar Dari New York):
M. Syamsi Ali : Imam Masjid Islamic Cultural Center of New York
imageimageBersamaan dengan buka puasa Jessica mengucapkan “Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasulullah”. Gadis keturunan Suriah itu akhirnya memeluk Islam

Hari Sabtu, 14 Oktober lalu, dilakukan buka puasa dengan mengundang tetangga-tetangga non Muslim di Jamaica Muslim Center, salah satu mesjid yang saya pimpin di kota dunia ini. Acara ini kami namai “Open House Iftar”. Memang unik, karenanya asumsinya buka puasa itu adalah mengakhiri puasa yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Tapi sore itu, justeru hadir bersama di antara lima ratusan Muslimin di Jamaica Muslim Center puluhan non Muslim dari kalangan tetangga. Menjelang buka puasa itu saya tiba-tiba saya dikejutkan oleh seorang murid saya yang baru masuk Islam seminggu menjelang bulan puasa. Namanya Carissa Hansen. Beliau yang telah saya ceritakan proses Islamnya terakhir kali.

Bersama beliau juga datang seorang gadis belia yang nampak sangat muda. Dengan jilbabnya rapih, saya menyangka dia seorang gadis Libanon atau Palestina.

Setelah menyampaikan ucapan selamat datang, gadis tersebut memperkenalkan diri dengan malu-malu. “Hi, I am Jessica”. Tentu dengan ramah saya balas sapaannya dengan “Hi, how are you? Welcome to our event!”.

Tiba-tiba saja Carissa menyelah bahwa Jessica ini ingin sekali tahu Islam. Rupanya Jessica bekerja merawat orang-orang “handicapped” (cacat) di kota New York. Dalam salah satu kelas khusus bagi orang-orang cacat inilah, Jessica bertemu dengan Carissa yang baru sekitar 2 minggu masuk islam. Carissa yang memang bersemangat itu menjelaskan kepadanya siapa dia dan Islam yang dianutnya.

Setelah berkenalan beberapa saat saya ketahui kemudian bahwa Jessica ini berayah seorang Muslim keturunan Suriah tapi beribu Spanyol. Namun demikian, selama hidupnya belum pernah belajar Islam. Menurutnya, ayahnya memang orang Suriah tapi dia tidak pernah mengajarnya bahasa Arab (barangkali dimaksudnya Islam). Bahkan (maaf) dia menggelari ayahnya “Cassinova”, yang awalnya saya sendiri tidak tahu artinya. Ternyata dia menjelaskan bahwa “cassinova man” itu adalah seseorang yang “dating many women at the same time”. Menurut Jessica lagi, ayahnya kini sakit keras. Punya lima anak dari 5 ibu yang berbeda.

Oleh karena memang ayahnya tidak melakukan ajaran agama, apalagi mengajarkan anaknya agama Islam, Jessica sendiri merasa lebih Katolik mengikuti agama ibunya. Oleh karenanya, walaupun tidak ke gereja, dia merasa ada ikatan dengan agama Katolik ibunya.

Sore itu, setelah bertanya beberapa hal, tiba-tiba saja dia menyelah “I think this is the right religion to follow”.

Saya kemudian menjelaskan lebih detail mengenai islam dan dasar-dasar Iman. Alhamdulillah, bersamaan dengan acara buka puasa hari itu saya tuntun Jessica mengucapkan syahadah “Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasulullah” diringi pekik takbir kaum Muslimin yang sedang mencicipi buka puasa.

Beberapa hari kemudian saya tanya “did you tell your family regarding your Islam? “ Dian menjawab “not yet, but studying doing my prayer secretly”. Ketika saya tanya apakah Bapaknya juga belum tahu kalau dia Muslim? Dia mengatakan bahwa “my father does not want to know that”. Saya tanya kenapa? Dia bilang “If he knows he will be embarrassed being a Muslim but never told us about his religion”. Saya hanya mengatakan “astaghfirullah”.

Kini Jessica rajin mengikuti acara-acara ceramah atau pengajian saya. Pada hari Raya yang lalu Jessica ikut kami sekeluarga keliling silaturrahim ke berbagai rumah. Begitu senangnya hingga berkata: “I never experienced such a wonderful day”.

Jessica termasuk anak yang gagal sekolahnya. Ketika berumur 16 tahun terpaksa menikah karena hubungannya dengan seorang pemuda. Dia tidak menamatkan SMA sekalipun. Setelah menikah ternyata dia menjadi bulan-bulanan suami yang pemabuk dan bahkan pengkonsumsi narkoba. Perkawinan itupun tidak berumur panjang. Sejak itu pula, ayah Jessica mengalami penyakit jantung kronis dan kesehatannya semakin menurun. Maka dengan sendirinya hanya ibunyalah yang mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Inilah yang mendorong Jessica kemudian untuk bekerja membantu sang ibu.

Kini Jessica bertekad untuk kembali belajar dan bercita-cita untuk menjadi perawat. Alasannya karena dia senang membantu orang lain. Dua hari lalu Jessica menelpon saya memberitahu bahwa dia berjuang untuk shalat di rumahnya. “I feel it’s not clean, and my brother is laughing at me when he sees me doing it”. Saya terkejut karena saya kira Islamnya masih dirahasiakan. Ternyata menurutnya, semua sudah tahu kecuali ayahnya. Dia masih sungkan memberi tahu ayahnya karena menurutnya jangan sampai tersinggung sedangkan dia sekarang ini sakit keras.

Saya ingatkan Jessica “jika kamu berhasil menyadarkan ayahmu sebelum meninggal, maka itu pemberian yang paling berharga dari seorang anak kepada seorang ayahnya”. Jessica hanya tersenyum secara berucap “I hope so. Pray for me!

Semoga Allah selalu menunjuki jalanmu Jessica!

New York, November 2, 2006

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Kamis, 12 Oktober 2006

Buku MISQUOTING JESUS bisa dipercaya !!!!

Ketika cendekiawan Alkitab Kelas Dunia, Barth D. Ehrman, pertama kali mulai meneliti naskah-naskah Alkitab dalam bhasa aslinya, ia TERCENGANG menyaksikan banyaknya kesalahan dan pengubahan sengaja yang dilakukan para penerjemah awal.

Dalam Misquoting Jesus, Ehrman menuturkan kisah di balik kesalahan dan pengubahan yang dilakukan para penulis zaman dulu terhadap Perjanjian Baru serta memperlihatkan dampak besarnya terhadap Alkitab yang kita gunakan dewasa ini. Ia menyusun tuturannya dengan kisah-kisah pribadi tentang bagaimana penelitiannya terhadap MANUSKRIP-MANUSKRIP Yunani membuat ia meninggalkan pandangan-pandangannya yang SUPER KONSERVATIF terhadap Alkitab.

Sejak adanya mesin cetak dan reproduksi yang akurat atas naskah-naskah Alkitab, kebanyakan orang beranggapan bahwa sewaktu membaca Perjanjian Baru, mereka sedang membaca salinan yang sama persis dari kata-kata Yesus atau tulisan-tulisan Santo Paulus. Tetapi, selama hampir seribu lima ratus tahun sebelumnya, manuskrip-manuskrip itu disalin dengan TANGAN OLEH PARA PENYALIN yang sangat dipengaruhi oleh perdebatan-perdebatan budaya, teologis, dan politis pada zamannya. TERDAPAT BANYAK KESALAHAN tak disengaja maupun pengubahan yang disengaja di dalam manuskrip-manuskrip yang masih ada, sehingga pemulihan kata-kata yang asli sangat SULIT DILAKUKAN. Untuk pertama kalinya, EHrman menyingkapkan di mana dan mengapa pengubahan-pengubahan itu di lakukan dan bagaimana para cendekiawan mulai memulihkan kata-kata asli Perjanjian Baru SEDEKAT MUNGKIN.

Ehrman mengajukan argumen yang menghebohkan bahwa banyak kisah dalam Alkitab yang sudah AKRAB DITELINGA kita dan kepercayaan yang SUDAH DITERIMA luas mengenai KEILAHIAN YESUS, TRITUNGGAL, DAN ASAL USUL ALKITAB itu sendiri berasal DARI PENGUBAHAN SENGAJA MAUPUN TIDAK SENGAJA oleh para penyalin ----- pengubahan-pengubahan yang berpengaruh sangat hebat terhadap semua versi Alkitab setelahnya.

BART D. EHRMAN, mengepalai Fakultas Kajian Agama di University of Carolina di Chapel Hill. Ia adalah pakar sejarah Perjanjian Baru, gereja perdana, dan kehidupan Yesus. Ia telah merekam dalam kaset beberapa seri kuliah yang sangat populer untuk Teaching Company dan menulis Lost of Christianities : The Battles for Scripture and the Faiths We Never Knew dan ; Lost Scriptures : Books that Did Not Make It into the New Testament. Ia tinggal di Durham, North Carolina.

(sumber : Halaman depan buku Misquoting Jesus)