Selasa, 01 Mei 2012

Kaci Starbuck Bingung, Mengapa Harus Dibaptis Dua Kali (3-habis)

Rabu, 25 April 2012, 19:17 WIB
Blogspot.com
Kaci Starbuck Bingung, Mengapa Harus Dibaptis Dua Kali (3-habis)
Mualaf (ilustrasi).


REPUBLIKA.CO.ID, Setelah mencari tahu tentang Islam, Kaci menjadi lebih sensitif terhadap pernyataan yang dibuat tentang Islam.

Ia ikuti kuliah tentang Islam. "Aku merasa apa yang dikatakan dosenku tentang Islam tidaklah benar. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengoreksinya," kata dia.

Di luar studi, Kaci mulai mendukung organisasi yang memperjuangkan hak-hak Muslim. Saat itu pula, ia mulai berhenti mengonsumsi daging babi dan menjadi vegetarian. Ia tidak lagi mengkonsumsi alkohol dan mulai berpuasa di bulan Ramadhan. "Tapi memang saat itu aku belum seutuhnya menjadi Muslim," kenang dia.

Tepat akhir tahun, Kaci mulai melakukan perubahan lain. Rambutnya yang selama ini tergerai ia sembunyikan. "Entah kenapa, aku ingin melakukan ini. Padahal, aku tidak tahu tentang Jilbab. Sebab, tidak semua Muslimah mengenakan jilbab di masjid," ujarnya.

Meski banyak perubahan yang dilakukan, rasa penasaran tentang Islam belumlah tuntas. Kaci lalu mencoba untuk mencari informasi tentang Islam melalui internet. Asyik berselancar di dunia maya, Kaci menemukan situs pernikahan.

Namun, ia tidak berniat mencari pasangan Muslim. Ia hanya mencari seseorang yang tahu tentang Islam. "Aku tulis dalam pesan bahwa aku tidak mencari pasangan. Aku hanya ingin mencari teman yang tahu tentang Islam. Sebab, aku ingin belajar tentang Islam," paparnya.

Tak beberapa lama, balasan yang ditunggu Kaci pun tiba. Ada tiga orang, yakni seorang Muslim yang tengah belajar di AS, satu orang Muslim India yang tengah belajar di Inggris dan satu Muslim Pakistan.

Kaci memulai dialog dengan Muslim yang tengah belajar di AS. Ia pun melontarkan banyak pertanyaan. "Dia menjawab setap pertanyaanku dengan begitu logis. Menurut dia, dalam Islam semua orang adalah sama tanpa memandang warna, umur, ras dan gender. Aku merasakan ada kebersamaan yang kuat dalam Islam," tuturnya.

Saat itulah, Kaci mulai yakin bahwa Islam adalah pilihannya. Ia merasakan Islam telah menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Kaci pun mengucapkan dua kalimat syahadat. Selepas mengucapkan syahadat, Kaci mulai aktif pergi ke masjid.

"Itu adalah langkah besar pertamaku. Banyak pintu dibuka setelah itu, dan terus dibukakan pintu kemudahan. Aku mulai shalat. Dua pekan kemudian, aku mengenakan jilbab," kenangnya.

Selama paruh terakhir tahun di kampus, Kaci mengambil mata kuliah pilihan: Islam, Kristen, dan Yahudi. Setiap kuliah, Kaci menjadi perwakilan Islam. "Masya Allah, menjadi wakil Islam sangat tepat untuk memberitahu kebenaran tentang Islam dan Allah," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar