Minggu, 30 Mei 2010

LARANGAN TERHADAP MUSIK RESMI DIBERLAKUKAN HARI INI DI SOMALIA

MOGADISHU, Somalia – Tak Ada Kesenangan Dalam Islam. Stasiun-stasiun radio Somalia telah menghentikan penayangan musik mengikuti sebuah aturan dari para pemberontak Islamis yang mengatakan bahwa lagu-lagu dan musik bersifat tidak Islamik.

Somalia punya sebuah tradisi musik dan kebanyakan dari penduduknya menyambut larangan itu dengan perasaan kaget. Aturan ini merupakan aturan terkini yang tidak populer dari para Islamis, yang juga telah melarang bras, ringtones musik dan film-film.

Apakah mereka akan bangkit dan menolak aturan yang ceroboh itu? Tentu saja mereka pernah melakukannya satu kali sebelumnya. Tetapi sama seperti semua orang yang mengagungkan supremasi Islam, orang-orang di negara ini yang anti dengan musik melakukan taktik-taktik sedemikian rupa sehingga aturan ini bisa menjadi aturan yang tidak bisa tidak harus dijalankan oleh masyarakat.



Abdulahi Yasin Jama dari broadcasting Tusmo mengatakan bahwa stasiun-stasiun radio tidak punya pilihan lain selain tunduk pada aturan tersebut, yang akan resmi diberlakukan hari Selasa ini. Hanya satu stasiun yang dikontrol oleh pemerintah yang menentang larangan ini. Para Islamis seringkali membunuh mereka yang melawan atau mereka akan melaksanakan hukuman yang didasarkan pada syariah seperti mengamputasi anggota badan. Ayat-ayat yang “keras” dari syariah itu berakar dalam Al Qur’an yang dipahami secara literal – sebagai contoh, mengamputasi tangan para pencuri adalah perintah dalam Qur’an 5:38.

Somalia: Para Islamis melarang sekolah-sekolah untuk membunyikan lonceng karena hal itu akan mengingatkan mereka pada gereja. Berdasarkan hukum Islamik, dhimmi – terutama orang-orang Yahudi dan Kristen, yang berada di bawah “perlindungan” negara Islam – dilarang untuk secara terbuka memperlihatkan/menjual anggur atau daging babi, (A: membunyikan lonceng gereja atau memperlihatkan salib), membacakan Taurat atau Injil dengan keras, atau memperlihatkan kepada publik upacara pemakaman dan hari-hari perayaan mereka (‘Umdat al-Salik, o11.5 (6). Tetapi dalam kasus ini, tak ada dhimmi yang aktual atau gereja-gereja yang dilibatkan. Lonceng hanya mengingatkan para Islamik kepada gereja, karena itu mereka harus dibuat diam.

MOGADISHU (Reuters) – militants al Shabaab Somalia telah memerintahkan sekolah-sekolah di kota Jowhar untuk berhenti menggunakan lonceng sebagai tanda berakhirnya kelas karena bunyi lonceng itu terdengar seperti bunyi lonceng di gereja-gereja Kristen, kata para guru hari Kamis lalu. Para guru dan kepala sekolah di Shabaab – kira-kira 90 kilometer (56 mil) di sebelah Utara Mogadishu, mengatakan bahwa seorang anggota al Shabaab telah memerintahkan sekolah-sekolah untuk tidak lagi menggunakan lonceng, karena bunyinya sangat mirip dengan lonceng yang ada di gereja-gereja Kristen.

“Kami dipanggil oleh Sheikh Farah, kepala pendidikan Al Shabaab, dan ia memberitahukan kami bahwa kami tidak bisa lagi menggunakan lonceng sejak sekarang. Ia mengatakan bahwa setiap sekolah yang kedengaran menggunakan suara lonceng setelah hari ini, akan dibawa ke pengadilan Islam,” seorang guru sekolah di Jowhar memberitahukan Reuter melalui telepon. Seorang kepala sekolah lokal mengkonfirmasi laporan itu dan menambahkan bahwa al Shabaab telah memberitahukan sekolahnya untuk mulai menjelaskan kepada para pelajar signifikansi dari Jihad Islam. (April 16, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar