Rabu, 31 Oktober 2012

KESAKSIAN SABATINA JAMES MANTAN MUSLIMAH PAKISTAN

KESAKSIAN SABATINA JAMES MANTAN MUSLIMAH PAKISTAN YANG MURTAD DARI ISLAM Kini Menerima YESUS KRISTUS Sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT.
Video-Video Youtube Kesaksian Sabatina James yang Telah Murtad Masuk Kristen

Namaku adalah Sabatina James. Aku lahir di tahun 1982 di Pakistan, di negeri yang sampai sekarang dalam nama Islam, para wanita dibakar hidup² atau dibunuhi oleh ayah² atau saudara² laki mereka.
Orangtuaku adalah Muslim. Di usia 10 tahun, aku pindah ke desa kecil di Austria, dekat Linz. Di sana aku mengikuti pendidikan di sekolah, tapi sekolah ini justru memulai proses syahidku.
Semakin banyak aku menyerap cara hidup Barat, semakin besar pula konflik yang kualami antara dua agama, Islam dan Kristen. Di rumah orangtuaku, aku selalu mengalami kekerasan fisik dan tekanan mental, hanya karena aku ingin “merdeka.” Akhirnya malah aku dikirim ke sekolah Islam di Pakistan di tahun 1999.
Di Pakistan, kami diajar untuk membenci Barat dan aku mengalami sendiri bahwa sebagai wanita aku tak berharga sama sekali. Aku dipukuli dan disiksa. Aku dipaksa nikah di luar keinginanku dengan saudara sepupuku, sehingga aku melarikan diri dan kembali ke Eropa.
Aku lalu meninggalkan Islam dan memeluk Kristen. Balasan Islam lalu datang padaku dengan hebatnya: di tahun 2001 ayahku dan seorang imam mengeluarkan keputusan mati bagiku.
Aku harus melarikan diri lagi.
Jutaan wanita telah mengalami siksaan yang sama seperti diriku. Tapi kebanyakan diem saja ketakutan. Akulah suara mereka dan aku gunakan organisasiku, Sabatina e.V. untuk menoong para wanita itu mendapatkan hidup yang lebih baik.
WAWANCARA SABATINA JAMES TENTANG IMAN, HAK ASASI WANITA & OBAMA.
Oleh Michelle A. Vu , Christian Post Reporter
May 4, 2010|1:29 pm
Sabatina James, bekas Muslimah taat yang membelot ke Kristen, hidup dengan menanggung resiko yang berbahaya. Dia harus berpindah-pindah tempat selama 16 kali sejak tahun 2001 karena ancaman mati padanya sebagai murtadin. Dia sekarang hidup di tempat rahasia di Eropa di bawah perlindungan polisi.
James bicara dengan The Christian Post minggu lalu dengan menggunakan telpon genggam yang bisa dibuang setelah pakai. Penulis buku best seller My Fight for Faith and Freedom dan pendiri organisasi kemanusiaan, Sabatian EV, bicara terus terang tentang iman Kristennya, perjuangannya menegakkan hak azasi wanita dan apa pendapatnya tentang Presiden Obama dalam berhubungan dengan negara² Islam.
Berikut adalah ringkasan wawancara.
CP: Berapakah usiamu sekarang?
James: Aku berusia 27 tahun.
CP: Dalam bukumu kau berbicara tentang pandangan Islam terhadap wanita dan bagaimana pria Muslim memperlakukan wanita berdasarkan ajaran² Qur’an. Jadi benar sudah apa yang dikatakan para pengritik Islam – bahwa agama ini mengajar umatnya untuk memukuli istri, wanita itu tak ada harganya, dan syahid merupakan cara masuk surga dan mendapatkan para perawan yang telah menunggu mereka?
James: Ya begitulah, Qur’an mengatakan di Sura 4:34 bahwa jika istrimu tak taat, maka kau boleh menaboknya. Itu memang benar pernyataan Qur’an. Di negara² Islam seperti Pakistan, Afghanistan, diterapkan hukum Syariah. Hukum Syariah ini berasal dari Qur’an dan begitulah yang mereka terapkan. Mereka mengambil ayat² Qur’an dan mengatakan apa yang tertulis di Qur’an lah yang mengharuskan wanita untuk taat dan jika tidak taat maka suami boleh menaboknya. Begitulah faktanya.
Sabatina EV itu adalah organisasiku dan banyak banget Muslimah yang datang pada kami. Kami mengenal para gadis muda yang dipaksa nikah di usia 13 tahun. Di Hamburg, contohnya, ada seorang gadis Afghanistan yang dipaksa nikah di usia 13 tahun. Tapi orang gak mau bicara tentang hal ini karena jika kau kritis akan islam maka orang² akan menuduhmu sebagai rasis. Tapi sebenarnya ini bukan tentang ras, tapi tentang hak azasi manusia. Jika kau hidup di negara demokrasi maka kau harus menegakkan hak azasi manusia, tak peduli apakah agamamu memperbolehkanmu untuk menaboki istrimu.
Ketika aku masih kecil, aku bercita-cita mati demi Allah – seperti pembom bunuh diri itu lho. Aku gak tahu apa yang akan kudapat di surga, tapi aku yakin itulah satu²nya masuk surga karena memang tak ada jaminan bagi Muslim untuk tahu apakah Awlo akan mengampuni mereka atau tidak. Jika kau mati bagi Allah maka kau dan keluargamu dijamin masuk surga; begitulah apa yang kami pelajari di sekolah² Qur’an. Aku berusia 10 tahun ketika baca Qur’an. Kakekku saat itu baru mati dan dia adalah seorang ulama. Aku belajar Qur’an darinya dalam bahasa Arab. Hal itu normal bagi Muslim.
Ketika aku berusia 10 tahun, aku pindah ke Austria dan sejak itu aku yakin bahwa aku tidak mau mati. Tapi hatiku sih tetap berhasrat suatu hari Allah akan memberiku kekuatan untuk mati demi Allah; bahwa aku akan membunuh kafir dan masuk surga. Itu memang impian normal Muslim.
CP: Jadi bahkan anak kecil Muslim yang tak mengikuti sekolah ekstrim Qur’an di masyarakat ternyata juga punya pikiran untuk mati sebagai pembom bunuh diri?
James: Iya. Masyarakat Muslim-ku memang demikian. Aku berasal dari Pakistan dan polisi kafir yang melindungiku sekarang (di Eropa) berkata bahwa Pakistan adalah negara yang paling berbahaya di dunia.
Aku berada di Pakistan tahun 2008 dan aku banyak menangis di sana, rasanya bagai kiamat saja. Keadaan luar biasa jeleknya bagi orang Kristen dan wanita. Aku mewawancara seorang wanita dan dia kehilangan putranya yang ditangkap tentara Pakistan. Putranya ini Kristen dan difitnah membunuh seorang Muslim. Padahal pembunuhnya adalah orang Muslim juga. Para tentara mengangkapnya dan dia dijebloskan ke penjara. Mereka memukulinya, menyodominya, dan lalu menggantungnya.
Ketika ayah anak ini menemukan dia di penjara dan tahu bagaimana nasibnya, sang ayah tak kuat menerima kenyataan sehingga menderita serangan jantung dan mati. Aku mewawancara sang ibu. Sungguh sukar keadaan yang mereka alami. Putra mereka yang meninggal baru saja bertunangan dengan seorang gadis dan sekarang gadis ini tak mau bicara lagi. Aku tak bisa berbuat apapun.
Di hari aku bertemu dengan sang ibu, aku melihat bagaimana pedihnya tangisan sang ibu dan aku melihat kesedihan sang tunangan wanita. Aku begitu malu dengan apa yang kudengar dari negara² barat tentang berdialog dengan Islam dan kami harus hidup damai satu dengan yang lain. Sungguh keadaan yang terbalik. Di negara Islam jutaan orang disiksa, orang² kafir takut bicara, takut akan Islam.
CP: Di bukumu, kau bicara bahwa keluargamu tinggal di negara Barat tapi mereka tetap saja menerapkan Syariah padamu – honor killing (bunuh anak sendiri yang dianggap melanggar Islam dan mempermalukan keluarga). Kenapa kok gitu? Mengapa mereka bisa berpikir untuk tetap hidup di bawah hukum Islam sedangkan itu melanggar UU di negara mereka hidup?
James: Para Muslim yang hidup di negara Kristen mengira mereka dikelilingi umat Kristen. Tapi mereka lalu melihat orang² barat ini tak hidup secara Kristen – contohnya, gak pernah ke gereja, tidak percaya Tuhan, menghina Yesus – bagi Muslim hal ini memuakkan. Bagi Muslim, Tuhan itu maha tinggi. Tuhan itu maha penting dalam kehidupan masyarakat Muslim. Jika orang Kristen berani mengejek Tuhan, gak peduli akan Tuhan, maka Muslim merasa harus melindungi anak² mereka dengan hukum Islam agar anak² itu tak tumbuh jadi seperti para kafir Eropa.
Inilah sebabnya mereka berusaha agar putri² mereka tidak jadi seperti para gadis Jerman atau Eropa yang suka ngesex sebelum nikah. Masyarakat Muslim gak mau yang kayak gitu. Mereka tak bisa membedakan mana umat Kristen yang taat atau Kristen KTP yang datang ke gereja saat hari Natal ajah.
Ketika umat Muslim masuk ke Eropa atau Amerika, mereka tidak meninggalkan cara berpikir Islamiah atau agama Islam mereka di airport. Mereka membawa iman Islam itu dan ingin hidup dengan cara Islamiah. Mereka datang ke negara barat demi duit barat dan lahan pekerjaan yang lebih baik. Jika tidak begitu, tentunya mereka tak akan serius bikin mesjid segala.
Ketika aku berada di Amerika, aku mendengar pidato Presiden Obama ketika dia berada di Mesir. Aku tadinya berharap dia akan bicara tentang penindasan yang dilakukan Muslim terhadap Kristen di Mesir. Tapi dia gak ngomong sepatah kata pun akan hal itu. Dia malah bicara tentang sang Nabi suci, tentang Qur’an, dan aku jadi muak berat karena pikirku, “Okelah kau bicara tentang si Mamad, tapi kenapa kau tidak melindungi orang Kristen di sana? Katamu kau kan Kristen tuh dan kau jelas punya banyak pengaruh. Mengapa kau tidak mengatakan, ‘kami ingin dialog dengan negara² Islam dan kalian boleh kan mendirikan mesjid di negara kafir, jadi kalian pun seharusnya mengijinkan kafir mendirikan mesjid di Mesir dan gak boleh menyiksa umat Kristen di penjara.’ ” Tapi dia tak mengatakan hal itu sepatah kata pun. Inilah sebabnya gw benci politik. Politikus itu tak peduli akan penderitaan orang yang sebenarnya dan pelanggaran HAM.
CP: Di bukumu kau berkata bahwa pidato Obama di Kairo bagaikan tamparan di wajah umat Kristen yang ditindas. Apakah kau merasa banyak umat Kristen yang berperasaan sama seperti dirimu?
James: Iya dong, sebab aku kan salah satu dari mereka. Aku beralih agama ke Kristen. Aku sendiri hidup di bawah perlindungan polisi. Aku berada di Amerika sebelum lari ke Jerman sebentar karena alasan keamanan. Aku hidup bersembunyi dengan keluarga Pakistan Kristen. Aku benar² tak punya rumah. Aku pindah dari satu apartemen ke apartemen lain dan aku tak punya teman bicara. Aku banyak berhubungan dengan teman² ex-Muslim yang lalu memeluk Kristen dan mereka semua berkata, “Tahu gak, tak ada yang memperjuangkan hak² kita.”
Karena itulah aku sangat senang sewaktu mengetahui bukuku laku keras banget di Eropa. Orang² membacanya dan mereka jadi tahu apa yang sebenarnya terjadi di negara Islam dan mengapa para abang membunuh saudara² perempuan mereka gara² masalah kehormatan (honor killing). Mengapa Muslim saling bunuh.
CP: Jadi kau berpendapat bahwa Presiden Obama seharusnya bicara dengan nada lain pada negara Islam?
James: So pasti. Orang yang punya pengaruh sebesar itu seharusnya memberi pesan yang lain. Dia seharusnya bersimpati dengan orang² yang dipenjara yang mungkin mendengar pidatonya. Tapi dia tak membela orang² tertindas sama sekali.
CP: Di bawah Presiden Bush terjadi banyak ketegangan antara dunia Muslim dan AS. Aku mengerti mengapa Presiden Obama mencoba mengurangi ketegangan dan berusaha bekerja sama. Apakah ini akan menolong menciptakan kedamaian?
James: Udah pasti tidak. Aku sangat yakin dialog hanya bisa tercapai jika kedua belah pihak setuju satu bahwa mereka harus saling tolong dan mendengar pendapat pihak lain. Yang terjadi di masyarakat Barat sekarang bukan dialog tapi monolog doank. Mereka justru memperbolehkan Muslim membangun mesjid dan berlaku seenaknya di Eropa. Bagaimana dengan orang² Kristen? Negara² Islam tidak melakukan apapun untuk menolong umat Kristen di sana. Jadi ini tentunya bukan dialog dan tak menolong siapapun.
CP: Sekarang bagaimana umat Kristen Barat bisa menolong para wanita yang menderita, yang kau sebut tadi?
James: Para wanita ini tak punya apapun jika mereka melarikan diri dari rumah mereka. Mereka tak punya keluarga, duit, apapun. Yang mereka butuhkan adalah orang² yang mau menerima mereka sebagai keluarga sendiri. Mereka tidak selalu mau pergi ke organisasi perlindungan karena mereka pikir hanya wanita sial saja yang pergi ke tempat seperti itu. Yang mereka butuhkan adalah keluarga yang mau melindungi mereka.
Contohnya, aku sekarang tak hidup di apartemenku. Aku hidup bersama teman²ku di Jerman karena aku terus berpindah apartemen sejak muncul ancaman bunuh dari ayahku. Aku sudah pindah selama 16 kali sejak tahun 2001, dan sekarang aku hidup bersama teman²ku. Aku gak punya apartemen dan aku bertanya pada Tuhan ke manakah aku harus pergi nanti.
Hari ini aku membaca tulisan Rasul Paulus. Aku bisa merasakan caranya dia hidup. Sang Rasul memberiku banyak harapan karena cara hidupnya yang berpindah membuatku merasa tidak sendirian. Rasul Paulus juga ditindas keras dan aku tidak dipenjara, aku punya pengaruh luas di Jerman, orang² membaca bukuku.
Yang kami butuhkan adalah orang² Kristen yang mau bicara tentang penindasan terhadap umat Kristen dan mau menerima mereka yang tertindas sebagai keluarga mereka.
Sungguh sukar hidup tanpa ayah, ibu, dan harus meninggalkan semuanya. Aku sering sekali menangis dan merasa sendirian. Beberapa hari yang lalu aku berkata, “Tuhan, aku merasa tak ada seorang pun yang bisa mengerti apa yang kualami karena tak ada satu pun orang di masyarakat Barat yang mengalami perlakukan seperti ini.” Yakni penindasan yang dilakukan keluarga Muslim terhadap anggota keluarga yang meninggalkan Islam dan memilih Yesus.
Ketika aku mendirikan organisasiku, kami mendapat banyak tekanan dari pihak Muslim, tapi aku maju teruuus. Aku berkata Tuhan membutuhkan para wanita yang berani maju untuk melakukan pekerjaanNya. Makanya aku berkata, “Baiklah Tuhan, aku akan berlaku seperti Ratu Esther, ‘jika memang udah saatnya mati, maka mati saja.’ Tapi sebelum mati aku ingin membantu para wanita Muslim.”
CP: Kau bicara tentang perbedaan besar pada Islam dan Kristen dalam memperlakukan wanita, terutama dari cara Yesus memperlakukan wanita. Apakah kau bisa menjelaskan perbedaan besar ini dan alasan lain mengapa kau ingin mengikut Yesus?
James: Aku dulu adalah pengikut Islam yang sungguh² karena Tuhan itu sangat penting bagiku. Aku mencoba sekuat tenaga untuk menyenangkan Allah, tapi Allah kok tidak menjawab pertanyaanku sama sekali, padahal aku telah kerja keras untuk menyenangkannya.
Suatu hari aku bicara dengan teman sekelas. Aku berkata, “Aku punya banyak banget masalah di rumah dan aku tak tahu harus berbuat apa.” Teman pria ini berkata padaku, “Kau harus berdoa.” Aku jawab, “Aku sholat lima waktu sehari dan kau orang Kristen hanya berdoa di hari Minggu saja.” Dia berkata, “Iya, tapi kayaknya kau berdoa pada tuhan yang salah.”
Di hari Natal, dia memberiku sebuah Alkitab. Di malam hari aku duduk di ranjang, saat itu orangtuaku sudah pada tidur. Aku berdoa pada Allah, “Siapakah kau ya Allah? Apakah kamu itu Yesus? Atau Mamad?” Aku begitu bingung karena di dunia ini terdapat banyak sekali agama. Lalu aku merasa harus membuka Alkitab. Ketika aku masih kecil aku mendengar bahwa jika kau membuka dan membaca Alkitab maka kau akan terjangkit penyakit kanker. Tapi aku tetap saja merasakan dengan jelas bahwa aku harus membuka Alkitab itu.
Ketika aku membuka Alkitab, aku langsung membaca tulisan yang berkata “siapapun yang mencari aku dengan hati yang tulus akan menemukanku.” Bagiku, itulah jawaban atas pertanyaanku. Aku bertanya siapakah Tuhan, dan Dia menjawab pertanyaanku.
Setelah itu aku bertanya mengapa hal ini tak terjadi pada Qur’an, meskipun aku membaca Qur’an setiap hari. Padahal aku baru saja untuk pertama kali membuka Alkitab, dan “jreng” jawabannya langsung muncul. Setelah itu aku mulai membaca Perjanjian Baru dan salah seorang tokoh Alkitab yang begitu menyentuh hatiku adalah Yesus.
Contohnya nih, ketika seorang wanita akan dirajam, Yesus justru menjadi pelindungnya. Aku merasa sangat senang ketika membaca Yesus bicara pada para wanita, mereka tidak perlu dibunuh ketika mereka datang padanya, atau tidak dipukul, dll. Nabi Muhammad di usia 50 tahunan nikah sama Aisyah yang baru berusia 9 tahun. Inilah contoh yang diikuti orangtuaku, tapi Yesus tidak berbuat seperti itu.
CP: Apakah cara terbaik bagi orang Kristen untuk membagi pesan Kristen pada umat Muslim? Katamu bagi dirimu adalah Alkitab dan teman Kristen?
James: Kupikir setiap orang berbeda ya. Rasanya tak ada satu resep yang manjur. Tapi kupikir yang berakibat jelas bagi Muslim adalah orang² Kristen yang tahu akan iman mereka dan berani mempertahankannya dan membela hak² mereka. Karena jika orang Kristen membiarkan saja Muslim berbuat semaunya dan tidak bicara tentang bagaimana Muslim merusak gereja, maka Muslim mengira umat Kristen itu lemah dan mereka kuat. Inilah sebabnya mengapa Muslim ingin membuat setiap negara jadi negara Islam. Orang Kristen harus berani dan maju bicara dengan lantang, “Denger nih. Aku mengasihi kamu, kamu boleh tinggal di negara barat kafir, tapi kamu harus mengikuti UU negara kafir ini dan jika tidak mau, maka silakan cabut saja.”
CP: Apakah ada hal lain yang ingin kau tambahkan?
James: Cara hidup kita berakibat besar pada Muslim. Contohnya, dengan teman kelasku yang Kristen itu. Dia adalah satu²nya orang yang benar² tahu akan Alkitab. Kristen lain hanya pergi ke gereja saat hari Natal saja. Dulu kupikir, “Kami umat Muslim harus membawa mereka pada Islam karena mereka tak beragama.”
Kita punya pesan tentang harapan dan kita harus membawa pesan ini pada dunia Muslim. Banyak sekali Muslim yang hidupnya sangat susah, contohnya di rumah² suaka. Yesus selalu menolong orang, dan lalu orang² berkata hal yang baik tentang Dia. Janganlah hanya bicara tentang pengampunan dan rahmat, tapi lakukan apa yang kau ucapkan.
“Kiranya KEBENARAN Yang Memerdekakan Muslim/ah.”
TUHAN YESUS Memberkati kita semua ^_^

Kamis, 25 Oktober 2012

Kesaksian Para Mantan Muslim di Australia

Penting sekali kita mengekspos agama ini. Kami mengasihi orang Muslim, baik pria maupun wanita sebagai sesama manusia, dan mereka adalah orang-orang yang indah. Tetapi mereka telah ditipu, kata el Masry.

Komunitas Arab di Australia – Semakin Banyak Yang Meninggalkan Islam Dan Berpaling Kepada Kekristenan

Buktidansaksi.com - Australia sedang menjadi destinasi yang populer bagi orang Muslim yang meninggalkan Asia dan Timur Tengah, dan ini menggelisahkan penduduk lokal negeri “Down Under” ini. 

Empatpuluh tahun lalu, para penduduk lokal jarang sekali melihat orang Muslim di jalan jalan di Sydney atau Melbourne, oleh karena hanyasekitar 20.000 jiwa yang tinggal di Australia saat itu. Kini, sebanyak 500.000 orang Muslim tinggal di Australia. Dan ketika mereka bermigrasi ke benua tersebut, mereka berdiam di wilayah-wilayah yang eksklusif Islam.

Televisi Al Hayat, yang juga dikenal sebagai Life TV, bekerja untuk menjamin agar orang Muslim di Australia mempunyai kesempatan untuk mendengar Injil.   

Stasiun televisi Arab diluncurkan di Australia oleh Michael el Masry, seorang mantan Muslim. El Masry memulai saluran tersebut dengan keuangannya sendiri yang terbatas dan tetap bertahan walalupun mendapatkan perlawanan yang keras dari komunitas Islam.  

Saya mendapatkan banyak ancaman,” kenang el Masry.
Tetapi apakah anda tidak takut?” tanya CBN News.
Tidak, karena Tuhan melindungi saya. Saya percaya ada misi spesial seperti Tuhan akan memberikan perlindungan ekstra,” ujarnya. Ia telah mati untuk mereka. Mereka patut menerima berita keselamatan. Siapakah yang akan menyampaikan berita itu kepada mereka?

Menyeberang  
El Masry mengatakan kepada CBN News bahwa Al Hayat TV Australiamenayangkan program-program Kristen dalam cara yang dimengerti orang Muslim.  

Penting sekali kita mengekspos agama ini. Kami mengasihi orang Muslim, baik pria maupun wanita sebagai sesama manusia, dan mereka adalah orang-orang yang indah. Tetapi mereka telah ditipu, kata el Masry.

Orang-orang Muslim Australia tidak hanya mendengar kabar baik melalui televisi. Para mantan Muslim belum lama ini menghadiri sebuah ibadah Kristen dalam bahasa Arab di sebuah gereja di Sydney. Ali Bazzi telah menggembalakan Gereja Al-Obour selama hampir dua tahun. Al-Obourdalam bahasa Arab berarti menyeberang crossover”. Kebanyakan anggota jemaatnya adalah orang-orang Muslim yang bertobat kepada kekristenan. 

Beberapa anggota jemaat datang ke gereja itu secara rahasia karena mereka takut ketahuan oleh keluarga mereka yang masih Muslim. Ada anggota-anggota jemaat yang telah mendapatkan ancaman mati karena meninggalkan Islam.  

Hal itu disebabkan agama yang diajarkan Quran mendorong anda untuk menyakiti orang lain, Bazzi menjelaskan. Bazzi juga telah menerima banyak ancaman kematian sejak menjadi orang Kristen. Tetapi ia mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti mengabarkan Injil.   

Mengenal Kristus  
Ia telah menghabiskan masa-masa remajanya sebagai seorang Muslim radikal di Libanon. Seorang teman Muslim yang telah bertobat kepada kekristenan memperkenalkan kepadanya Alkitab dan Yesus.   

“Saya menyukai kepribadian Yesus Kristus”, kata Bazzi. “Bagaimana Ia diceritakan dalam Alkitab. Betapa Ia senang berbagi dengan orang lain, menyembuhkan mereka, memberi mereka makan. Saya berkata, ‘Ibu, saya telah menjadi orang yang baru’, dan ibu saya berkata ‘Jika ada Tuhan yang dapat mengubah Ali, saya pun ingin mempercayai-Nya’. Seluruh keluarga saya menjadi Kristen kecuali ayah saya”.

Para anggota keluarga Bazzi kini melayani di gereja Australia. Saudaranya adalah seorang pemimpin yang aktif dan saudarinya melayani sebagai pemimpin ibadah. Helena Menadue, seorang mantan Muslim dari Mesir, bermigrasi ke Australia setelah bertobat dan menerima Kristus.  

Polisi keamanan nasional datang ke rumah saya dan membawa saya pergiMenadue mengenang masa-masa ia tinggal di Mesir. “Mereka dapat membunuhku. Mereka dapat menyiksaku. Mereka dapat menyiksa saudariku. Mereka dapat melakukan hal-hal yang mengerikan” 
Ia juga ditolak oleh kekasihnya dan dikutuk masyarakat. 

Setelah penolakan itu, yang berupa perkosaan, saya merasa saya telah kehilangan identitas saya. saya tidak mengenali diri saya sendiri lagi,kenangnya.  

Menadue mengatakan ia dikuatkan oleh Firman Tuhan yang meneguhkan semangatnya.  
Marilah kepada-Ku hai semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberimu kelegaan. Satu-satunya cara Tuhan dapat menyatakan diri-Nya kepadaku atau aku dapat menerima damai dan sukacita-Nya hanyalah melalui Yesus”, ujarnya.  

Sebuah misi ilahi   
Alya Raad, seorang mantan Muslim, mengenal Kristus setelah ia menikahi seorang Kristen.
Awalnya orangtuanya tidak setuju ia menikahi orang yang tidak seiman. Kemudian mereka berubah pikiran setelah ia disembuhkan dari lymphoma karena doa-doa orang Kristen.  

Saya disembuhkan dari kanker dan Tuhan benar-benar membuat orangtua saya berubah pikiran sehingga saya dapat menikahi suami saya dan saya dapat menjalani hidup sebagai orang Kristen, seperti yang selalu saya inginkan”, ujarnya. 

Walaupun terus menerus mendapatkan tekanan dari komunitas Islam Australia, para mantan Muslim ini tetap menyaksikan iman Kristen mereka terhadap para imigran Muslim dan banyak orang lainnya. 

Dan mereka merasa Firman Tuhan akan terus mencapai banyak jiwa dimanapun – terutama di negeri “Down Under”.

Sumber CBN—dipublikasikan pada 7 Juni 2011. 

Senin, 15 Oktober 2012

Para Ustadz-Ustadzah, Ulama dan Tokoh Islam Yang Memeluk Kristen

KUALA LUMPUR (MALAYSIA) – Kian bertambahnya muslim Malaysia yang meninggalkan Islam akibat kebobrokan dan dosa-dosa terselubung yang dilakukan para pemimpin dan para ‘fundamentalis’ selama ini membuat pemerintah Malaysia merasa perlu membuat peraturan hukum yang membatasi potensi kehilangan umat mereka lebih jauh.

Salah satunya dengan mengkriminalkan warga non-muslim yang ketahuan melakukan menyebarkan agama mereka di muka umum, terutama umat Kristen.

Dikutip dari kantor berita Malaysia, Bernama, pada 5 Agustus 2012, pemerintah Malaysia melalui Menteri Departemen Urusan Islam, Datuk Seri Jamil Khir Baharom mengatakan non-muslim di Malaysia dilarang membagikan keimanan mereka kepada muslim dengan berbagai cara, dan hal itu akan diatur dalam sebuah undang-undang yang baru.

“Penyebaran materi bacaan [keagamaan non-muslim] dengan bentuk audio video sangat dilarang, sebab hal itu akan mengarah kepada ‘ketidakpuasan’ muslim [terhadap agama Islam],” kata pria yang menikahi bocah 16 tahun pada Maret 2011 lalu ini saat berada di Yan Hospital, Minggu (05/07/2012).

Hal ini dikatakan guna menguatkan pernyataan Dewan Fatwa Malaysia yang akan ‘mengambil tindakan tertentu’ melawan para non-muslim yang ‘mencoba’ menyebarkan keyakinan mereka kepada umat muslim di negara itu.

Sedangkan beberapa warga muslim di Malaysia menyambut pernyataan pemimpin mereka dengan menambahkan larangan-larangan baru yang diskriminatif.

“Dapatkah pemerintah melarang muslim menonton TV, youtube, dan lain-lain yang memiliki kaitan dengan agama lain? Gambar orang yang menikah di gereja, berdoa, menyanyikan pujian dan lain-lain… di film, acara tv…”tulis BMBoy di Malaysian Insider.

Hal ini diutarakan mengingat banyaknya muslim yang ‘diam-diam’ meninggalkan agama mereka setelah menyaksikan kebenaran Kristus dan kesaksian yang dibagikan oleh umat Kristen, melalui pertemuan-pertemuan ditempat umum, melalui film-film kesaksian, khotbah-khotbah, kebaktian kebangunan rohani dan konser-konser lagu rohani.

Sebelumnya, Jamil pernah menyatakan, selama tahun 2000 hingga 2011, 135 muslim melayu telah meninggalkan Islam. Sedangkan 686 muslim telah mengemukakan permohonan di Mahkamah Syariah Malaysia untuk meninggalkan agama Islam.

Salah satu denominasi Kristen terbesar di Malaysia, Gereja Katolik misalnya, menyatakan umat Katolik di negara itu mengalami peningkatan jemaat yang besar selama 10 tahun terakhir.

Menurut laporan Direktori Resmi Katolik di Malaysia pada Maret 2012 lalu, umat Katolik di Malaysia pada tahun 2010 mencapai 1,007,643 jiwa (belum termasuk 50,000 imigran dari luar negeri yang berada di wilayah Keuskupan Agung Kuala Lumpur), berbanding saat tahun 1999 ketika berjumlah 750,000.  (TheMalaysianInsider/TimPPGI)

Rabu, 10 Oktober 2012

Kesaksian Pdt. Dr. Muhammad Fatah


Terima kasih, salam sejahtera untuk kita sekalian. Nama saya Muhammad Fatah. Usia 68 tahun, tempat tanggal lahir Karangkobar, 21 Desember 1936. Pendidikan tamat SD tahun 1950, tertunda 2 tahun karena masa itu adalah masa perang kemerdekaan sehingga harus mengungsi kesana kemari. SMP selesai tahun 1953, SMA 1956 di Yogyakarta. Pendidikan dari tahun 1956 hingga 1960 di Fakultas Sosial Politik jurusan Pemerintahan Universitas Gajah Mada, kemudian ditugaskan ke luar daerah dalam rangka pengerahan tenaga mahasiswa untuk mengajar di sebuah sekolah menengah atas di luar Jawa. Pendidikan teologi, pada tahun 1970-1972 pendidikan dasar teologi Kristen, teologi lanjutan 1986, Master of Ministry, teologi lanjutan untuk S-3 jurusan Misiologi tahun 1999. Pengalaman menjadi dosen pada beberapa Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta dan di Jawa Timur, juga di pulau Batam. Pengalaman yang lain adalah tahun 2001, menghadiri pertemuan internasional, Christian Fellowship International, yaitu pelayanan ke penjara-penjara di Johanesburg Afrika Selatan. Tahun 2003, seminar pelayanan di University Technology Sydney Australia, bulan Maret dan April tahun ini, menjadi utusan dari Non-Governmental Organization, HAM ke United Nation High Commission on Human Right Conference di Jenewa (Swiss), bersama-sama dengan 15 orang anggota, yaitu untuk menyampaikan masalah-masalah crime against humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan) yang terjadi di Indonesia, masalah-masalah mengenai buruh migran, masalah-masalah yang terjadi pada bulan Mei 98 (Kerusuhan Mei), masalah Papua, masalah Aceh, masalah orang hilang dan genosida. Itulah pengalaman yang saya alami, dan sebenarnya tadi malam kami diajak untuk menghantarkan atau mengunjungi pemakaman almarhum Munir dari Kontras, tapi karena ada acara disini kami tidak bersedia.

Saya senang sekali bertemu dengan bapak ibu saudara dengan platform bahwa kita semua adalah keturunan Adam dan kita semua adalah orang-orang yang beragama, dan kita semua adalah bangsa Indonesia. Jadi platform yang sangat baik untuk membangun bangsa ini yaitu dari sisi kepentingan bangsa dan negara kita. Terima kasih.

Selanjutnya paparan yang kedua adalah mengapa saya dari seorang Muslim menjadi Kristen. Saya mempunyai suatu pergumulan yang timbul. Jawabannya secara pasti bagi diri saya yang sudah mulai dari tahun 50-an, kemudian ada satu pergumulan karena usia makin bertambah, yaitu suatu problem tentang kepastian keselamatan sesudah orang itu mati. Jadi problem the life after the death (masalah hidup sesudah mati) itu mulai mengganggu saya dari tahun 1962 dan itu berjalan lebih kurang 7 tahun lamanya. Saya belum menemukan bagaimana supaya hati saya mendapatkan suatu kepastian bahwa setelah mati saya tidak akan masuk neraka. Nah pergumulan ini selama 7 tahun, yaitu dari tahun 1962 sampai tahun 1969, dimana pada akhirnya saya mengusahakan mencari jalan yaitu dengan berpuasa 40 hari. Dan pada masa puasa ini banyak perkara-perkara yang terjadi. Sebagai orang Jawa, saya dari Jawa Tengah yang juga tentu bagi masyarakat Jawa pada umumnya ada banyak jenis puasa, misalnya puasa SeninKemis dan sebagainya. 

Ketika menjalankan puasa itu, problem yang saya hadapi adalah soal kehidupan, bagaimana kehidupan setelah kematian. Tentu ada yang bisa menerima ada yang tidak bisa menerima. Bahwa Tuhan berbicara melalui hal-hal yang konkret, disamping melalui mimpi pun Tuhan bisa berbicara. Juga Tuhan bisa berbicara melalui visi atau penglihatan. Dan pada puasa yang kesembilan belas hari, saya diberikan beberapa visi. Visi ini saya terima dalam keadaan tidak tidur dan tidak bangun karena biasanya jam 3 atau setengah tiga saya bangun, dan pada waktu itulah kami menerima beberapa visi yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Ini tentunya adalah sesuatu yang bersifat pribadi yang tentunya tidak rasional. Beberapa perempuan mendatangi saya dalam visi itu dan mereka sepertinya tengah mengkhotbahi saya. Kemudian setelah itu, ada beberapa orang lagi pendeta yang memakai seragam hitam membawa Alkitab dan mengkhotbahi saya. Lewat lagi seorang pendeta memakai seragam putih membawa Alkitab dan mengkhotbahi saya. Setelah mereka lewat ada 3 orang yang tidak membawa Alkitab tetapi memakai jubah. Dari ketiga orang itu, yang pertama adalah seorang yang tinggi besar dan saya tidak kenal, dan dia memerintahkan pada saya untuk ikut, karena itu saya terus ikut. Yang memakai jubah dan bertubuh tinggi besar itu mempersilahkan saya untuk memilih dari dua jenis minuman, 2 gelas minuman, yaitu teh dan susu. Kemudian gelas yang berisi susu saya sambar.

Kemudian peristiwa itu berlangsung di hari kesembilan belas sampai keduapuluh lima. Dan pada waktu–waktu itu, saat melakukan puasa itu, saya didatangi lebih kurang 100 malaikat, yang mana mereka datang seperti burung dara turun dari langit. Dan kemudian mereka mendarat di depan kami. Peristiwa ini sungguh sangat indah kalau dilihat dengan kacamata telanjang. Malaikat itu membawa almarhumah adik saya. Ternyata bahwa pada peristiwa itu memang adik saya baru saja meninggal tapi saya tidak tahu, dan malaikat yang terdepan itu membawa jenasah adik perempuan saya ini dibawa terbang ke langit arah timur, dan pemandangan ini sangat...sangat mencekam, dan sangat menarik sekali, dan seolah-olah saya ingin mengikuti lebih kurang 100 malaikat itu terbang, saya ingin mengikuti mereka, tapi malaikat yang terakhir kemudian mencabut pedang, dan memberitakan pada saya bahwa waktunya bagi saya belum tiba. Jadi kalau seandainya saya pada waktu itu ikut, maka saya tidak akan ada di sini hari ini. Itulah pemikiran saya, dan saya diperintahkan untuk masuk ke kota, kemudian masuk ke dalam hutan yang lebat, menyeberangi sungai, di dalam hutan itu sangat mengerikan karena gelap gulita; ada banyak pohon besar dan binatang yang buas dan pada saat itulah saya tidak berdaya lagi dan saya tersungkur dalam keadaan ketakutan.

Kemudian saya mendengar satu suara; “Jangan kamu takut, Aku beserta dengan kamu”. Peristiwa ini berlangsung selama masa rentang hari kesembilanbelas dan duapuluh lima. Sebelum visi yang diberikan itu selesai, kemudian ada segumpal api sebesar kepala dan ada buntut-buntutnya datang dari arah timur menabrak muka saya, dan saya sama sekali tidak mengerti apa maknanya. Kemudian yang terakhir ada yang mendatangi saya dari arah tenggara menuju barat daya, ya... ke barat daya; dan waktu itu saya panggil nabi Isa dan dia tersenyum kepada saya. Saya sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Oleh karena ini ada satu hal yang sangat...sangat unik dalam kehidupan pribadi saya, saya tanyakan kepada seorang pendeta yang pada akhirnya pendeta itu juga yang membaptis saya, yaitu almarhum, pendeta Alexander Supit. Pak pendeta apa makna semuanya ini. Pendeta itu mengatakan: “Kalau kamu seorang pembunuh, biasanya Yesus yang sekarang ini saya sebut Dia Tuhan, hanya akan memperlihatkan lambungnya yang kena tombak. Kalau kamu seorang pencuri dia tidak memperlihatkan wajahnya yang penuh kasih itu tapi memperlihatkan tangannya yang berlubang.”

Barangkali ada pertanyaan dari bapak ibu sekalian, kenapa visi-visi ini tidak saya tanyakan kepada para ulama. Waktu itu saya ada di Manado, dan saya ditugaskan untuk mengajar di SMA negeri disana. Jadi komunikasi atau milio disana adalah milio Kristen dan saya tanyakan pada pendeta dengan mengutarakan apa yang tadi sudah saya sampaikan. Dan dari situ saya mengambil satu kesimpulan bagaimana caranya saya bisa diselamatkan dan mendapatkan damai sejahtera dalam hati. Setelah pengalaman itu, saya kemudian menyatakan diri saya sebagai pemeluk agama Kristen; dan tentu saja visi ini adalah sesuatu yang tidak rasional dan tidak bisa dicerna dengan akal pikiran. Oleh karena itulah maka visi-visi yang saya terima dari Tuhan itu mulai saya selidiki dan ternyata ketika saya masih kecil, masih SD, saya pernah bertanya kepada yang mengajar saya (waktu itu saya masih seorang Muslim): “Pak ustad, kalau kepingin ke surga itu bagaimana caranya?” Pak Ustad menjawab: “Wah kamu harus melalui jembatan yang digambarkan seperti kajio rambut pinoro pitu (seperti rambut dibelah tujuh), dan dibawah jembatan itu ada suatu jurang yang dalam dan tidak semua orang bisa.” Kemudian saya coba membayangkan apakah mungkin ada orang yang bisa melewati jembatan itu. Kemudian saya mengambil kesimpulan bahwa ketidak-mungkinan itu karena konsep-konsep yang ada pada diri manusia, sehingga menyebabkan orang tidak bisa menyeberang.

Kepada bapak ibu sekalian dan kepada forum Arimatea ini, saya mengucap syukur kepada Tuhan untuk waktu yang sangat baik dimana kita semua sebagai bangsa Indonesia, kita semua adalah keturunan Adam, dan kita semua sedang dalam perjalanan untuk mencari kebenaran yang hakiki. Dan di dalam masa transisi bagi kita sekalian yang masih hidup di dunia ini, merupakan suatu berkah bahwa kita bisa berdialog melalui forum Arimatea. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.