Kamis, 05 Juni 2008 | |
Proses hukum terhadap FPI melahirkan diskusi di berbagai forum internet dan milis. Ada yang kecewa dan yang gembira. Ulil Abshar, tokoh JIL, tentu yang sangat gembira Hidayatullah.comBerduka dan gembira. Itulah dua sisi mata-uang yang dilahirkan dari kasus bentrok FPI dan AKK-BB baru-baru ini. Proses hukum terhadap anggota FPI melahirkan silang pendapat di berbagai forum di internet. Ada yang kecewa tapi tak sedikit pula yang gembira. Dalam sebuah forum di www.hidayatullah.com, diskusi masalah FPI vs AKKBB berlangsung seru. Seseorang bernama Musliha menyebut sikap FPI telah memperburuk citra Islam. Karena itu layak dibubarkan. Tapi, usulan ini ditanggapi peserta forum lainnya. Seorang bernama Achyat mengatakan, jika FPI dibubarkan, maka yang beruntung justru orang-orang liberal. Tanggapan juga datang dari Umiyati, meminta menyerahkan pada proses hukum. "Soal salah dan benar, silahkan hukum yang menilai bukan orang per orang, " tanggap Umiyati. Ada pula yang khawatir jika FPI bertemu dengan Pemuda Pancasila. Seseorang bernama Cecepsyamsul, lain lagi, dalam situs berita Islam, www.swaramuslim.com pria ini mengatakan, "Ketika Islam dihina, mereka diam, tapi kenapa begitu Pak Dur dihina mereka marah? Wah pada ke mana nih antum para santri-santri yang katanya intelek. Masa ga bisa bedain sih ? Parah.....parah!" Kegembiraan Ulil Diskusi seperti ini juga berlangsung di berbagai milis dan forum-forum diskusi di internet. Dalam sebuah milis milik ICRP, Ulil, dan kelompok AKK-BB nampak begitu gembira. Dalam posting berjudul "Alhamdulillah", tokoh utama Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalah mengaku senang bukan kepalang. "Alhamdulillah. ..Akhirnya pihak kepolisian "menggrebek" markas FPI untuk menangkap mereka yang terlibat dalam vandalisme di Monas kemaren, " tulisnya. "Alhamdulillah. .. Semoga tindakan aparat keamanan ini memilik efek jera bagi kelompok milisia agama yang sekarang bertindak sewenang-wenang di banyak tempat, " tambah Ulil. Di milis Jaringan Islam liberal (JIL), Ulil juga menunjukkan tanggapannya, "Alhamdulillah tahap pertama. Masih banyak alhamdulillah lain yang akan segera menyusul, jika konteksnya sudah tepat :)," tulis Ulil. Menanggapi kesenangan tokoh JIL yang kini sedang sekolah di Department of Near Eastern Languages and Civilizations, Harvard University itu, rekannya, Luthfi Assyaukanie menasehati untuk tidak berlebihan. "Lil, penggerebekan itu cuma tahap awal. Perjuangan harus jalan terus. Preman-preman berjubah dan para simpatisannya masih terus bergentayangan, termasuk di milis ini. Jadi, tahanlah dulu alhamdulillah- mu," tulis Luthfi. [cha/www.hidayatullah.com] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar