Sunday, 08 June 2008 22:36 | |
Syabab.Com - Kala PBNU sudah menetapkan bahwa Ahmadiyah aliran yang sesat tetapi tidak bagi Gus Dur. Padahal ia seringkali mengklaim sebagai warga NU. Dirinya malah siap menjadi pembela Ahmadiyah bila aliran ini benar-benar dibubarkan. Tampak semakin nyata Gus Dur lebih membela kebebasan dibanding membela Islam ketika Ahmadiyah menginjak-injak keyakinan Islam itu. Tidak salah bila sebagian kalangan menyebut Gusdur membawa misi-misi pesanan Amerika dan Zionisme. Konflik horisontal yang terjadi pasca insiden monas ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh persoalan Gusdur. Tak salah bila tokoh yang telah menjadi teman Simon Peres ini selalu membela Ahmadiyah atas nama kebebasan dan bukan atas dasar ajaran Islam. Minta GP Ansor Bela Ahmadiyah Di markas Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta Pusat, Ahad (08/06) Gusdur meminta GP Ansor melindungi Ahmadiyah. Padahal Ahmadiyah telah dinyatakan sesat dan menyimpang dari Islam, baik oleh ulama internasional, MUI bahkan PBNU sendiri bersikap tegas atas kesesatan aliran ini [baca: PBNU: Umat Jangan Polemik, Ahmadiyah Aliran Sesat!]. "Warga Ahmadiyah harus dilindungi," katanya. "Kalau nanti sampai dinyatakan bubar, saya bersedia menjadi saksi di Pengadilan dan kalau perlu, menjadi pembela Ahmadiyah karena ini menyangkut kemampuan kita membela warga negara," katanya lagi. Apakah yang dinyatakan Gusdur ini berdasarkan hukum syara'? Kita dapat mengetahui alasan Gusdur ini sama sekali bukan atas dasar akidah Islam melainkan atas dasar akidah selain Islam. Menurutnya pembelaan terhadap Ahmadiyah merupakan pengejawantahan nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati sejak dulu kala sebagai dasar negara. Padahal Pancasila sebagai sebuah visi dan nilai yang hendak diwujudkan oleh negeri ini nyatanya telah disekularisasikan. Pancasila bukan berarti antiagama, atau agama harus disingkirkan dari 'rahim' Pancasila. Karena agama diakui, dilindungi, dan dijamin eksistensinya oleh Pancasila. Masing-masing agama berhak hidup dan pemeluknya bebas menjalankan syariat agamanya [baca: Mencegah Sekularisasi Pancasila]. Namun bagaimana jika suatu agama dibajak dan dinodai oleh pihak lain, seperti Ahmadiyah? Antek Yahudi Mengapa Gusdur begitu ngotot membela Ahmadiyah? Menurut Habib Rizieq Shihab dalam sebuah wawancara di salah satu telvisi nasional beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Gusdur itu antek Yahudi [baca: Aktivis AKKBB Aktor Dibalik Insiden Monas]. Beberapa waktu lalu Gusdur baru saja datang dari Amerika setelah menerima pernghargaan dari lembaga Yahudi. Gusdur ke Amerika untuk menerima penghargaan diantaranya dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan pembela Yahudi. Yang dibela Gusdur tiada lain adalah pluralisme, kebebasan dan sekularisme. Padahal ide spilis tersebut sudah nyata-nyata kesesatannya dan bertentangan dengan Islam. Sungguh saat ini muncul orang-orang yang dianggap ulama namun mereka tidak membawa Islam. Jika umat tidak berfikir cerdas maka akan mudah membuat umat kebingungan, mana sesungguhnya yang harus dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itulah, pembinaan terhadap umat dengan edukasi Islam sebagai sebuah ideologi yang memiliki pandangan hidup dan cara hidup mesti digencarkan lagi. Pembinaan masjid yang menyampaikan Islam yang lengkap menjadi satu-satunya sarana ketika media kini sudah tak berpihak kepada Islam. Kapan? Tentu saat ini juga! [rafiq/z/dtk/syabab.com] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar