Saya dibesarkan oleh keluarga yang begitu taat dalam menjalankan ibadah. Orang tua saya selalu menekankan untuk menunaikan sholat lima waktu dan membaca Al-Quran. Namun rasa damai yang sesungguhnya hanya saya rasakan sesaat saja. Sehingga saya terus mencarinya. Membandingkan Al-Quran dan Alkitab serta berdakwah kepada orang Kristen adalah hal yang sering saya lakukan. Semakin banyak saya memojokkan orang Kristen, semakin saya sombong. Hingga satu hari saya merasa jenuh dan semakin tidak ada damai di hati.
Kematian Yang Menakutkan
Kejenuhan saya timbul disebabkan oleh beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang kiamat dan kematian. Berawal saat saya mengikuti pemakaman seorang teman dekat. Ada rasa takut yang menghinggapi saya saat jasadnya dimasukkan ke liang lahat. Dalam hati saya bertanya “kemanakah dia pergi?” “Bagaimana bila nanti saya meninggal?” Pertanyaan ini terus menghinggapi saya. Tiap selesai sholat saya selalu memohon kepada Allah untuk menjauhkan saya dari api neraka. Soalnya, saya sadar mempunyai banyak dosa. Saya berusaha menciptakan rasa tenang dan damai dalam hati, walaupun hasilnya hanya sementara dan tetap ada rasa takut akan neraka.
Pembawa Syafaat Yang Membingungkan
Kebingungan saya rasakan ketika saya membandingkan pembawa syafaat (Nabi Muhammad SWT dan Isa Al-Masih). Mengapa Isa Al-Masih yang memiliki syafaat dalam Al-Quran, bukan Muhammad. Mengetahui akan hal ini mengakibatkan kebimbangan dan rasa takut menghantui saya. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seorang Kristen yang dulunya adalah Muslim. Dia menjelaskan tentang ayat-ayat yang membingungkan saya selama ini. Namun saya tetap saja tidak bisa menerima penjelasannya. Setelah beberapa bulan dari kejadian itu, saya benar-benar mengalami kehampaan. Timbul dalam pikiran saya bahwa Al-Quran dan Alkitab telah membodohi saya. Kurang lebih satu bulan saya tidak mau beragama dan beribadah. Lambat laun saya semakin hampa dan kacau dalam hidup. Saya tidak mengerti ke arah mana tujuan Al-Quran dan saya juga tidak mengerti apa yang Alkitab arahkan. Tapi saya yakin bahwa Tuhan itu ada.
Bertemu Dengan Isa Al-Masih
Setelah sekian lama mencari, akhirnya saya dapat memahami tentang Tri-Tunggal, dosa warisan, penyaliban dan keselamatan. Walaupun saya telah memahami hal tersebut, namun pikiran saya menolaknya. Hati mengakui namun pikiran tidak. Malam harinya saya bermimpi bertemu dengan utusan Isa Al-Masih. Dia berkata sambil menyalami saya, “Selamat, Tuhan Yesus telah memilihmu dan menyertaimu selamanya.” Saat terbangun saya berkata, “Mengapa bukan Yesus sendiri yang datang kepada saya”? Dua hari kemudian secara berturut-turut saya bermimpi lagi melihat Tuhan Yesus. Yang pertama samar-samar. Yang kedua saya melihat kedua tanganNya mengarah kepada saya seperti orang tua yang ingin menggendong / memanggil anaknya.
Menerima Sang Juruselamat Dan Mendapat Damai
Sejak saat itu saya putuskan untuk mengikutiNya sepenuhnya. Saya menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat saya pribadi. Saya merasa sangat damai sekali dan tidak ada rasa takut lagi dengan kehidupan nanti.
(Pengikut Isa Al-Masih)
Sumber: ISA dan ISLAM
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar