Sambil berpikir, pekerjaan di kapal pesiar terus saja dijalaninya seperti biasa. Pada kesempatan berikutnya, kejadian yang sama terulang. Dia mendengar suara azan dari pengeras suara di dalam kapal saat menjelang shubuh di dekat Ashdod. Dia kembali mengecek ke petugas radio komunikasi, dan ternyata mereka tidak menyiarkan azan.
Sebelum mendengar azan, George sudah sering berdialog dengan rekan-rekannya yang Muslim. Salah satu tema perbincangan yang membuatnya berpikir banyak soal Islam adalah tentang kitab suci. Di situ intinya terungkap bahwa Alquran adalah kitab suci yang menyempurnakan kitab suci-kitab suci yang diturunkan sebelumnya oleh Allah SWT.
Dua kejadian inilah yang kemudian mendorongnya kuat untuk berpindah agama dari Katolik menjadi Islam. "Saya langsung ke Masjidil Aqsha untuk menemui imamnya," tutur dia. Upayanya itu pun berhasil. Di masjid inilah dia kemudian mengucap syahadat untuk menyatakan masuk Islam.
Saat itu, George berusia 26 tahun dan belum berkeluarga. Selepas mengucap syahadat, George mengontak kedua orang tuanya. "Saat itu ibu saya menyatakan bisa menerima dengan lapang dada dan bapak saya diam," tutur George. Begitu masuk Islam, George merasakan suasana batin yang lebih nyaman dibanding sebelumnya.
Pada tahun 1989 dia kemudian pulang ke Surabaya dan berhenti kerja di kapal pesiar. Di kota ini dia memperdalam Islam selama setahun. George banyak menghabiskan waktu di Masjid Al Falah untuk lebih mengenal Islam. Kontak dengan teman-teman kecil dan teman sekolahnya pun terus dijalin. Saat itu dia sudah menikah dengan perempuan asal Surabaya.
Minggu, 03 Juni 2012
George Wenur, Tersentuh Azan di Tepi Israel (II)
Selasa, 29 Mei 2012, 10:38 WIB
twitter
George Wenur
Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Irfan Junaidi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar