Senin, 26 Mei 2008 | |
Keputusan pengadilan untuk menjebloskan Harun Yahya tak lepas dari keterkaitan Freemansory internasional. Inilah pengakuan beliau Hidayatullah.comPerjuangan gencar Adnan Oktar atau lebih dikenal Harun Yahya dalam membongkar kekeliruan ilmiah teori Evolusi membuat ia kembali di penjara. Memski demikian, ilmuwan Turki yang karyanya banyak menggoncang dunia itu tetap menerima dengan lapang. Di bawah ini ia memberikan pernyataan menjawab keputusan pengadilan beberapa hari lalu. "Ini adalah sebuah kasus yang mungkin akan tercatat dalam sejarah. Saya belum pernah mendengar, melihat atau membaca kasus yang penuh tipu daya semacam ini. Namun kami masih menaruh rasa hormat yang sepatutnya. Kami menghormati sistem keadilan. Kami menghormati keputusan pengadilan. Ada suatu kebaikan dalam segala hal. Keputusan itu telah ditakdirkan dalam pandangan Allah sebelum para orang tua hakim itu dilahirkan. Mereka mengeluarkan pernyataan putusan hakim ketika saatnya tiba. Mereka mengeluarkan pernyataan putusan pengadilan yang ada dalam takdir mereka. Tak seorang pun dapat menentukan untuk dirinya sendiri, tidak pula membuat pernyataan apa pun sekehendaknya sendiri. Setiap orang membuat pernyataan yang telah ditetapkan dalam takdirnya. Mengapa ini terjadi dengan cara sedemikian itu? Sebab kebaikan akan muncul dengan takdir itu terjadi. Sebagaimana dengan Nabi Yusuf AS. Ia adalah hamba yang dicintai Allah. Meskipun demikian Allah menakdirkannya dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah selama tujuh tahun. Insya Allah, kami juga berada pada jalan Nabi Yusuf AS. Kami berada pada jalan para nabi yang dirahmati. Kami menetapi sunnah mereka yang agung. Insya Allah kami melakukan apa yang mendatangkan kebaikan. Orang mukmin berada di jalan para nabi, dan di dalam Al-Quran, Allah berfirman bahwa Dia menghendaki kita mengambil mereka sebagai teladan. Dia memerintahkan kita agar menaati mereka dan menyerupai mereka. Dan kehidupan kita mungkin memiliki sisi yang mirip dengan sisi kehidupan mereka. Ayat-ayat Al-Quran berlaku bagi seluruh Muslim. Dalam pengertian tersebut, ayat-ayat itu berlaku pula bagi saya dan sahabat-sahabat saya. Dalam ayat ke-35 Surat Yusuf, misalnya, Dia berfirman: "Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu." Ayat ini menyiratkan pengertian bahwa ada kebimbangan apakah akan memenjarakannya atau tidak, tapi pilihan pertama pada akhirnya mengemuka. Sungguh terdapat sebuah kemiripan di sini. Allah berfirman perihal Yusuf AS bahwa ia dikenai hukuman sedikitnya tiga tahun penjara. Al-Quran merujuk pada beberapa tahun. Ini berarti sekurang-kurangnya tiga, masa antara tiga dan sembilan. Ini adalah sebuah isyarat. Al-Quran berlaku sepanjang zaman, untuk seluruh manusia dan seluruh peristiwa, dan inilah salah satu keajaiban Al-Quran. Tak seorang pun dapat melukai saya di mana pun dengan cara bagaimana pun; kecuali hanya hal-hal yang Pencipta saya, Allah Yang Mahakuasa, menghendaki benar-benar terjadi demikian. Saya akan hidup sesuai takdir saya. Apa pun yang ada dalam takdir saya, itulah yang akan terjadi. Saatnya akan datang ketika ruh saya diambil. Ketika saat itu datang, Dia akan mengambil ruh saya. Tapi di luar itu, tidak seorang pun mampu menyakiti saya sehelai rambut pun pada kepala saya. Tidak sesuatu pun akan terjadi pada saya. Apa pun yang ada dalam takdir saya, hal itu akan terjadi ketika saatnya tiba, di waktu yang telah ditetapkan. Pada peristiwa-peristiwa yang terkini, sedikit tekanan yang terkini, kami menerima kabar bahwa seseorang yang tak pernah kami duga, yang kami yakini sebagai seorang yang teguh, taat beragama, ternyata adalah seorang Freemason. Kami sangat terkejut. Kami dulunya benar-benar yakin bahwa ia orang yang shaleh, beraliran kanan, dan kami menaruh kepercayaan kepadanya sebagaimana mestinya. Akan tetapi ia terbukti seorang Freemason kelas atas. Ada delapan surat [dari Freemasonry luar negeri], yang dikirim ke sini, ke markas [Freemasonry Turki]. Surat-surat itu membicarakan tentang kami, dan tentang saya secara pribadi, dengan merujuk langsung ke buku saya, Atlas Penciptaan. Mereka merujuk kepada kemampuan saya melakukan kegiatan tanpa kesulitan. Mereka menanyakan bagaimana ini dapat terjadi, bagaimana saya dapat bebas melakukan kegiatan seperti itu. Mereka mengatakan [buku Atlas Penciptaan] telah menimbulkan dampak dahsyat, seperti bom atom. Itulah yang mendasari adanya tekanan terhadap kami di tahun-tahun belakangan. Kami bahkan berpendapat bahwa tekanan itu dilakukan terhadap pemerintah untuk menekan kami. Saya dapat memahami mengapa tamatnya Darwinisme telah membuat mereka sangat terganggu, sebab hal ini telah benar-benar meruntuhkan keseluruhan sistem mereka. Filsafat-filsafat, cara pandang dan ideologi-ideologi mereka telah terhancurkan. Dan mereka tidak mampu menemukan jawaban atas hal ini. Segala yang dapat mereka lakukan adalah melakukan tekanan. Kami menerima sebuah ancaman baru berkenaan dengan buku terkini saya [tentang Freemasonry] hanya kemarin, ditujukan kepada saya sendiri, agar buku tersebut tidak beredar; ancaman itu datang dari para Freemason, yang menelpon rekan saya. Mereka menyampaikan pesan bahwa kami akan mendapatkan masalah besar jika buku tersebut beredar. Namun meskipun demikian saya akan memunculkan buku itu, insya Allah. Saya telah diancam sebelumnya, ketika saya di rumah sakit jiwa. Saya diberitahu agar meninggalkan kegiatan saya. Di kala itu selain menawarkan kepada saya uang, mereka juga berkata bahwa mereka akan "membebaskan kesulitan" yang saya alami ini, dan mereka mengatur pengacara saya menyampaikan pesan itu kepada saya. Mereka menawari saya sejumlah besar uang jika saya menghentikan karya saya, dan tidak meneruskan menulis buku, menghentikan buku saya mengenai Freemasonry, dan bahwa siksaan mengerikan yang tengah saya alami akan diakhiri. Tapi saya menolak tawaran tersebut. Izinkan saya menyatakan sekali lagi bahwa saya tidak memiliki keluhan terhadap pengadilan. Saya tidak menaruh dendam atau tuduhan balik terhadap siapa pun. Allah-lah yang menyebabkan pengadilan menandatangani putusan hakim itu. Hanya satu hal di pengadilan yang mengherankan saya dan membuat saya terdiam sejenak untuk berpikir, yakni bahwa kami memiliki tiga sahabat perempuan. Sebagaimana sahabat-sahabat saya lainnya, mereka sama sekali tidak terlibat dengan tuduhan tersebut. Namun masing-masing mereka dihukum tiga tahun penjara. Mereka ini adalah para pemudi belia yang berpendidikan baik. Hal itu sungguh mengherankan saya. Tapi sekali lagi saya tetap menghormati pengadilan, dan ada sesuatu kebaikan dalam segala hal." [as/harunyahya.com/cha/www.hidayatullah.com] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar