DOA: Engkau adalah Allah yang benar dan setia dari Alkitab. Saya bersyukur kepada-Mu karena Engkau memanggil kaum pria dan wanita, yang dengan setia menuliskan firman dan perbuatan-Mu dalam tulisan yang ada di dalam Alkitab. Bukalah hati saya supaya saya bisa mengalami kebenaran firman-Mu dan kesetiaan-Mu di dalam kehidupan saya.
Senin, 30 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Immanuel
DOA: Engkau adalah Allah yang benar dan setia dari Alkitab. Saya bersyukur kepada-Mu karena Engkau memanggil kaum pria dan wanita, yang dengan setia menuliskan firman dan perbuatan-Mu dalam tulisan yang ada di dalam Alkitab. Bukalah hati saya supaya saya bisa mengalami kebenaran firman-Mu dan kesetiaan-Mu di dalam kehidupan saya.
Kamis, 26 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Fauzi
Saya membawa buku-buku itu kepada imam saya di masjid. Ia mengatakan bahwa di dalam tulisan Kristen itu tidak ada yang salah mengenai Islam. Yang sangat mengganggu saya adalah salah satu bukunya yang menuliskan bahwa banyak bagian di dalam Al-Quran yang bersumber dari tulisan yang ada pada masa sebelum Islam. Karena itu, saya mulai meragukan Islam. Tetapi saya masih mau berpegang kuat kepada agama saya. Saya masuk dan mengurung diri di dalam kamar selama satu bulan, dimana saya hanya makan roti dan minum air putih saja. Di sana saya menjalani ritual asketis di dalam Islam yaitu Sufi (mistisisme Islam) untuk bisa mendapatkan pengalaman langsung dengan Allah. Ketika hal ini juga tidak membawa apa-apa, saya meninggalkan Islam dan berpaling kepada Kristus. Hari ini saya percaya kepada Alkitab dan menjawab semua orang yang bertanya kepada saya mengenai hal itu dengan rendah hati di dalam kebenaran.
DOA : Tuhan Yesus, kami malu akan kesalahan banyak orang Kristen yang mengajarkan pengajaran sesat di masa sebelum Islam. Bukan hanya Muhammad yang bertanggungjawab atas isi Al-Quran, tetapi juga para pengajar ajaran Kristen sesat yang mempengaruhinya. Tolonglah saya untuk berdiam di dalam kebenaran dan kesetiaan-Mu dan tidak mengikuti dusta itu, sehingga saya juga tidak akan mengajarkan pengajaran yang sesat.
Selasa, 24 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Aziz
Karena itu saya mengampuni anda. Saya mengasihi anda dan berdoa untuk anda, karena itulah yang saya pelajari dari Tuhan Yesus Kristus.” Pada tanggal empat April, dokter bedah tulang mengoperasi lutut dan kaki saya. Pada tanggal enam April saya diijinkan untuk pulang oleh tenaga medis di sana. Hari ini saya sudah sembuh sepenuhnya. Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kesempatan untuk memberitakan Injil-Nya dengan cara demikian.
DOA: Allah yang Benar dan Mahakuasa, Engkau memiliki hak untuk membuang kami semua ke dalam neraka, karena kami sudah berdosa terhadap Engkau. Engkau kudus dan benar, tetapi juga penuh dengan rahmat dan kasih. Tolonglah saya menemukan jalan kepada-Mu yang sudah Engkau bukakan kepada kami di dalam Kristus.
Minggu, 22 Agustus 2010
Jumat, 20 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Hakim
DOA: Ya Allah yang penuh rahmat, saya bersyukur bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi tanpa pengetahuan dan arahan-Mu. Engkau mengijinkan Kristus untuk disalibkan oleh tentara Romawi dan mati. Tolonglah saya memahami rahasia mengapa Engkau melakukan hal itu. Siapkanlah saya untuk menerima keselamatan yang dari-Mu.
Senin, 16 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Barakatullah
Selama empat tahun saya belajar ilmu perbandingan agama dari sudut pandang Islam, dan bisa mendapatkan gelar akademis. Saya harus mempelajari agama Hindu, Budha, Konghucu, Yudaisme, dan Kristen, termasuk Kitab Suci mereka. Dengan tekun saya mempelajari Al-Quran, dan membandingkannya dengan kitab-kitab itu. Melalui penyelidikan itu saya menjadi Kristen. Saya menemukan bahwa Kristus memiliki hak untuk mengubah Hukum Allah, karena Dia, seperti Allah, memiliki hak untuk memerintah manusia agar taat kepada-Nya, sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Quran (Surat Al 'Imran 3:50 dan as-Zukhruf 43:63) Hari ini saya menceritakan kepada orang-orang Muslim apa yang saya pelajari pada waktu itu. Penyelidikan mengenai bagaimana anak Abraham ditebus, seperti yang anda baca dalam artikel ini, adalah penemuan yang saya dapatkan pada waktu itu. Penemuan itu menolong saya untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang disalibkan. Saya dan keluarga saya mengalami banyak penganiayaan sejak saat itu. Tetapi sampai hari ini, saya tetap setia kepada Kristus.
DOA: Saya bersyukur dari lubuk hati saya, ya Allah yang penuh rahmat, bahwa Engkau sudah menebus anak Abraham. Engkau benar kalau membuang saya ke neraka karena dosa saya. Tetapi Engkau menetapkan jalan yang baru, tentang cara saya bisa diselamatkan. Saya percaya kepada penebusan yang Engkau berikan, agar saya tidak harus masuk neraka.
Kamis, 12 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Taufiq
Saya menyaksikan sebuah film tentang Kristus dan di salah satu bagian film itu sangat menyentuh hati saya, yaitu ketika Yesus mengatakan, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Saya memutuskan untuk mengikut Kristus dan dibaptiskan. Tetapi saya masih memakai jimat saya, karena saya takut bahwa kalau saya membuangnya maka akan ada hal buruk yang terjadi kepada saya. Suatu hari saya mengikuti ibadah di gereja. Pendeta itu berkhotbah mengenai “Orang Kristen dan Jimat.” Di tengah khotbah pendeta itu menunjuk kepada saya dan berkata, “Engkau tidak bisa melayani dua tuan. Kalau engkau memiliki jimat dan ingin mengikut Yesus, engkau harus menghancurkan jimat itu!” Jarinya menunjuk kepada saya.
Saya masih memegang jimat saya. Khotbah itu menusuk hati saya. Keesokan paginya saya meminta ampun kepada Yesus, dan menghancurkan jimat saya. Akhirnya saya bebas dari jimat itu dan tidak ada sesuatu yang buruk menimpa saya! Sebaliknya, Kristus sangat memberkati saya sejak saat itu. melalui kematian-Nya bagi dosa saya, Ia mematahkan kuasa jimat itu.
DOA : Yesus Kristus, saya bersyukur dari hati saya bahwa Engkau sudah mati di kayu salib bagi dosa saya. Saya mengakui dosa dan kesalahan saya di hadapan-Mu. Saya menempatkan diri saya di bawah perlindungan darah-Mu. Karena Engkau memberikan pendamaian bagi saya, saya bebas dari kuasa dosa, si jahat dan maut.
Minggu, 08 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Hasan
Melalui sahabat saya yang orang Russia itu saya bertemu dengan orang-orang Kirgiz yang beragama Kristen. Mereka menjelaskan kepada saya bahwa kematian Kristus di kayu salib sebagai pengganti itu jauh lebih kuat daripada dosa-dosa saya, dan bahwa Yesus bisa menyelamatkan saya. Saya berusaha untuk percaya kepada hal itu, tetapi tidak bisa lepas dari ikatan kuasa gelap di dalam diri saya, yang akarnya adalah dari percampuran antara Islam dengan okultisme sihir itu. Di suatu hari minggu saya bisa hadir, di siang hari, sebuah seminar Kristen tentang okultisme. Ketika saya sungguh-sungguh memahami apa arti sebenarnya dari iman Islam-okultisme kepada roh-roh itu, saya bertobat, meninggalkan semua praktek sihir saya, dan menyerahkan kehidupan saya sepenuhnya kepada Kristus. Saya bebas dari ikatan kuasa kegelapan. Hari ini saya bersaksi kepada orang-orang Kirgiz yang lain tentang bagaimana Yesus membuat hidup saya dimerdekakan.
DOA: Tuhan Yesus, kami mengucapkan syukur bahwa Engkau lebih kuat daripada kuasa kegelapan. Tolonglah saya untuk hanya mengikuti Engkau dan tidak mempedulikan setan-setan itu, sehingga tidak ada pengajaran palsu yang akan muncul dari kehidupan saya, sebagaimana yang terjadi kepada orang-orang Kristen Gnostik itu. Terima kasih bahwa Engkau sudah mati bagi kami di kayu salib.
Rabu, 04 Agustus 2010
Kisah Mualaf Aminah Assilmi: Dia Korbankan Segalanya Demi Islam
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak banyak orang yang mengenal Aminah Assilmi. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women yang telah meninggal dunia pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.
Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Perjalanan yang patut dikenang. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer. Mulanya, ia adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist–aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal, dan jurnalis penyiaran.
Sewaktu muda, ia bukan gadis yang biasa-biasa saja, tapi cerdas dan unggul di sekolah sehingga mendapatkan beasiswa. Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.
Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebenarnya, ia mendaftar ikut sebuah kelas dalam bidang terapi rekreasional, namun komputer mendatanya masuk dalam kelas teater. Kelas tidak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat. Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya.
Lantas, suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Dan betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dengan anak-anak Arab dan 'para penunggang unta'. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya untuk berada di tengah-tengah orang Arab. ''Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!'' ujarnya kala itu.
Suaminya coba menenangkannya dan mengatakan mungkin Tuhan punya suatu rencana dibalik kejadian itu. Selama dua hari Aminah mengurung diri untuk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adalah petunjuk dari Tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untuk memeluk Kristen. Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arab-nya.
''Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka.''
Tapi ajakannya tidak manjur. Teman-teman di kelasnya tak mau berpaling sehingga ia memutuskan untuk mempelajari alquran untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang salah dan Muhammad bukan seorang nabi. Ia pun melakukan penelitian selama satu setengah tahun dan membaca alquran hingga tamat.
Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. ''Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh.''
Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena bagi pria itulah yang membuat seorang wanita berubah. Puncaknya, ia diminta untuk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yang berbeda. Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yang taat.
Hingga akhirnya, hidayah itu datang. Akhirnya pada 21 Mei 1977, jemaat gereja yang taat itu menyatakan, ''Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.''
Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yang mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap tidak menyenangkan lagi. Ibunya tidak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam. Saudara perempuannya yang ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut mengokang senjata dan siap untuk membunuhnya.
Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.
Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan. Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya; melepaskan Islam dan tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya atau tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak. ''Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya,'' kenangnya.
Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tidak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yang dideritanya. ''Saya berdoa melebihi dari yang biasanya. Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah.'' Ia pun memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.
Namun, Allah Maha Pengasih. Ia diberikan anugerah dengan kata-katanya yang indah sehingga membuat banyak orang tersentuh dan perilaku Islami-nya. Dia telah berubah menjadi orang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yang dulu memusuhinya, perlahan mulai menghargai pilihan hidupnya.
Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist, tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanam. Orang pertama yang menerima Islam adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.
''Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!''
Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin membunuhnya, ayah. Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab. Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.
Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya. ''Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?'' tanya ibunya lagi.
Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim. Ibunya lantas berkata, ''OK, baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu,'' pesan ibunya. Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi Muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.
Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam. Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.
Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yang sama seperti ibunya. Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.
Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yang rupawan. Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.
Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS. Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas. ''Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah.''
Aminah Assilmi kini telah tiada meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam.
--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)
Gema Adzan Menggetarkan Jiwaku!
Ia banyak berpikir dan membaca tentang Islam. Dan ketika mendengarkan suara adzan, ia mengaku merasa sangat gemetar
Oleh: M. Syamsi Ali*
Senin malam lalu, bertepatan dengan hari peringatan kelahiran Dr. Martin Luther, pejuang hak-hak kesetaraan antarras di AS, dilangsungkan perhelatan akbar di Lincoln Center kota New York. Sedikitnya 2000 penonton menghadiri acara pertunjukan International Distinguished Concert of New York (IDCNY) dengan tema "The Armed for Peace".
Acara ini sendiri dikemas sebagai rangkaian memperingati hari kelahiran Martin Luther sebagai simbol 'non violence' (anti kekerasan/perang). Sedangkan acara dengan tema "The Armed Force for Peace" dimaksudkan sebagai tandingan terhadap "the Armed Force for war", yang akhir-akhir ini mendominasi berbagai peristiwa dunia kita.
Saya sendiri hadir sebagai undangan, tapi sekaligus diminta mengumandangkan adzan di selah-selah 'concert for peace' malam itu. Tentu dengan sangat senang hati saya hadir, apalagi dengan tiket gratis yang konon kabarnya dijual hingga seratusan US Dollar itu. Tapi lebih dari itu, bagi saya, yang lebih menyenangkan lagi adalah kesempatan memperdengarkan sesuatu tentang Islam, walau itu hanya dengan gema adzan.
Bukan jalannya acara itu yang ingin saya ceritakan. Tapi sesuatu yang jauh lebih menarik dari segalanya.
Ternyata, diam-diam gema adzan yang saya lantunkan malam itu menjadi penyebab hidayah bagi seseorang. Dari dua ribuan hadirin itu, Allah memilih salah seorang di antara mereka untuk dibimbing menuju ridhaNya lewat kumandang adzan itu. Orang tersebut baru pagi ini, Rabu, datang ke Islamic Center dan menyampaikan perasaannya di saat adzan dikumandangkan malam itu.
Saya baru tiba di Islamic Center ketika Sekretaris menelpon ,'"Ya syeikh, ada seseorang ingin konsultasi," begitu ujarnya. Normalnya saya tidak menerima tamu, kecuali jika sangat penting, sebelum shalat Dhuhur. "Bisakah dia menunggu Dhuhur?" tanya saya. "Dia mengatakan sedang tergesa-gesa," jawab Sekretaris saya. "Let her come to my office," kataku.
"I am really sorry to bother you early, Imam," ujarnya mengawali pembicaraan di saat memasuki kantor. "Oh tidak sama sekali! Aku baru saja masuk dan ingin mempersiapkan pidato singkat setelah salat Dhuhur hari ini. Tapi baik-baik saja, saya pikir saya ok untuk bertemu denganmu. Terima kasih atas kunjungannya," candaku.
Gadis itu nampak percaya diri. Tidak ada keraguan, dan terus memperlihatkan wajah yang ramah. Mungkin itulah tipe wanita-wanita Amerika, apalagi yang berpendidikan tinggi.
"Apa yang bisa aku bantu padamu hari ini?" ujarku memulai. Sambil menarik napas, dia melihatku dan mengatakan, "Saya yakin, Anda tak kenal saya, tetapi saya mengenal Anda." Saya sedikit terkejut dengan pernyataannya karena seolah-olah kehadirannya adalah karena mengenal saya.
"Really?" kataku lagi. "Apakah kita pernah berjumpa sebelumnya?" tanyaku seperti nggak sabaran. "No, tapi saya pernah melihat Anda beberapa hari lalu." Saya sepertinya nggak percaya sebab memang tidak ada di benak bahwa dua hari sebelumnya saya tampil di Lincoln Center untuk mengumandangkan adzan. "Ya, dua hari lalu di Lincoln Center," jawabnya.
Barulah saya sadar akan acara penting dua hari sebelumnya itu. "Dan apa yang bisa saya bantu kepada Anda hari ini?" tanyaku. Dengan sedikit mimik yang serius, namun dengan wajah yang ceria dia menceritakan bahwa sejak bebarapa bulan terakhir ini dia sedang mendalami Islam.
Menurutnya lagi, keinginan mendalami Islam itu terdorong oleh kenyataan bahwa Islam semakin terekspos sedemikian rupa di berbagai media massa . "Sebenarnya, pada awalnya saya hanya ingin memastikan semua hal negatif yang telah dikatakan banyak orang tentang Islam. Tapi semakin aku belajar tentang hal itu, semakin aku tertarik padanya," katanya serius.
Karena nampaknya dia sangat tergesa-gesa, saya langsung saja ke poin penting. "Dan apa yang Anda dapatkan tentangnya?" tanyaku memancing. "Jujur, saya percaya bahwa agama Islam luar biasa. Sungguh pun begitu saya mempunyai banyak pertanyaan, dan saya tidak bermaksud melukai perasaan mana pun," tegasnya.
"Oh not at all Miss!" kataku. "Kenyataannya, pertanyaan-pertanyaan itu mungkin jalan bagi Anda untuk mengeksplorasi lebih jauh agama ini."
Gadis baya berambut pirang ini tersenyum sambil menunduk. Mungkin masih merasa bersalah karena dalam benaknya masih ada beberapa pertanyaan tentang berbagai aspek agama ini. Barangkali karena tradisi agama lain, ketika mempertanyakan dianggap meragukan atau merupakan indikasi kelemahan iman.
"Anda tahu, dalam agama kami, menanyakan jawaban atas segala kekhawatiran yang mungkin sangat dianjurkan. Sebenarnya, itu adalah jalan menuju kebenaran," tegasku sambil memberikan contoh Ibrahim yang mempertanyakan bagaimana mungkin Allah akan menghidupkan orang yang telah mati (kaifa tuhyil mauta).
"Really? It is amazing! Kau tahu, salah satu dari banyak alasan mengapa saya belajar Islam, karena saya benar-benar ingin tahu. Aku tidak mau mengikuti sesuatu secara membabi-buta, bahkan ketika saya menolaknya rasionalitas," jelasnya.
"But don't forget," saya memotong pembicaraannya. "Dalam hal bahwa rasionalitas kami mungkin tidak di posisi untuk bergulat. Tetapi tentu tidak ada dalam agama Islam membantah rasionalitas kami maupun sifat dasar manusiawi kami," tambah saya.
Dia tampak agak bingung. Tapi kemudian saya lanjutkan, "Ketika Anda menghitung 1 ditambah 1 ditambah 1, menurut rasionalitas kita adalah 3. Tapi kalau ada orang yang bersikeras untuk mengatakan itu adalah 1, maka itu bertentangan dengan rasionalitas kita..." jelas saya. "Tapi bila Anda mengatakan bahwa Allah akan membawa kita kembali ke kehidupan setelah kematian, rasionalitas Anda mungkin tidak dalam posisi untuk tahu detailnya. Tetapi tidak bertentangan dengan pikiran kita. Mengapa? Bagi Tuhan, Yang menciptakan kami dari tidak ada, akan lebih mudah mengembalikan kami, membandingkan hingga awal penciptaan manusia."
Tak terasa waktu berjalan hampir sejam kami mengobrol. "I am sorry to talk that much. I know you are in a hurry," kataku sambil tersenyum. "Oh no! I am okay... but need to go back to my work," jawabnya.
"Di mana Anda bekerja? Dan siapa nama Anda," tanyaku. Dari awal kami mengobrol, ternyata lupa saling menanyakan nama. "Hai, nama saya Nicole dan aku seorang akuntan bekerja di perusahaan akuntansi di Kota. Dan kau tahu hari-hari ini sangat sibuk bagi kami," jawabnya.
Saya teringat kalau hari-hari ini adalah waktu pengurusan tax bagi warga Amerika. Dan sudah tentu dia sangat sibuk.
'Ngomong-ngomong, saya berharap percakapan kita telah menarik Anda," kataku.
"Tentu," jawabnya sambil kelihatan serius.
"Syeikh, saya rasa…" katanya terpotong.
"Mengapa dengan perasaan Anda?" tanyaku.
Sambil membalik posisi duduknya, sang gadis itu melihat saya dengan wajah serius. "Saya berpikir, lebih baik bagi saya untuk mengejar impian saya," katanya lebih serius.
"Impian tentang apa?" tanyaku.
"Saya ingin menjadi seorang Muslim sekarang," tegasnya. "Dan Anda tahu? Saya datang karena lagu yang Anda nyanyikan (adzan, red) di Lincoln Center Senin yang lalu. Jujur, setelah membaca banyak tentang Islam, banyak berpikir tentang hal itu, dan ketika saya mendengarkan Anda bernyanyi (melantunkan adzan, red), saya mendengar itu dengan gemetar, dan aku tidak tahu mengapa itu begitu kuat!"
"Nicole, saya yakin itu Anda tulus dalam cara itu untuk menemukan kebenaran. Dan Anda telah menemukannya!"
"Jadi apa yang aku lakukan?" tanyanya.
"Ini sangat sederhana," jawabku.
Saya kemudian memanggil dua jama'ah yang sudah mulai datang ke Islamic Center, terutama para sopir taksi yang memang menjadikan masjid 96th Street itu sebagai station untuk shalat dan keperluan kamar mandi.
Setelah keduanya hadir di kantor, saya memulai membimbing Nicole dengan linangan airmata: "Asy-hadu anlaa ilaah illa Allah. Wa asy-hadu anna Muhammadan Rasulullah," diikuti takbir kedua saksi.
Sebelum meninggalkan Islamic Center Nicole sempat belajar wudhu dan shalat Dhuha. Tapi dia berjanji untuk shalat Dhuhur di kantornya, yang menurutnya cukup private.
Selamat Nicole, semoga Nicole Friedman ini bisa menjadi inspirasi bagi Nicole Kidman menemukan hidayahNya!. [New York , 20 Januari 2010/www.hidayatullah.com]
ilustrasi: Najlah Feanny/CORBIS SABA
Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com
--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)
Kebencian itu Awal dari Hidayah
--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)
KESAKSIAN Pertobatan Aliyu
DOA: Ya Allah terang dan keselamatan, saya percaya bahwa Engkau lebih kuat dibandingkan kekuatan kegelapan. Engkau sudah mengutus Kristus ke dunia ini sehingga kami bisa mengenal Engkau dan diselamatkan. Tunjukkanlah kepadaku jalan kepada-Mu, dan biarlah saya mengalami terang dan keselamatan dari-Mu.
Minggu, 01 Agustus 2010
KESAKSIAN Pertobatan Uthman
DOA: Allah yang benar dan setia, kami memuliakan nama-Mu yang agung. Kami bersyukur bahwa Engkau, dalam kesatuan yang sempurna dengan Kristus dan Roh Kudus-Mu, sudah melakukan dan terus melakukan mujizat. Engkau melakukan ini bukan hanya untuk menolong kami manusia, tetapi juga untuk menyatakan diri-Mu kepada kami. Bukalah telinga dan hati kami sehingga kami bisa mendengar dan menerima Engkau, sebagaimana adanya Engkau.