Rabu, 30 Juni 2010

Pendeta Bram Akhirnya Mengaku Khilaf


Dirinya mengku khilaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan pemurtadan lagi


Hidayatullah.com--Teka-teki siapa dalang merebaknya kasus pemurtadan dengan dalih pemberian bantuan sembako di Kota Bandung, akhirnya terkuak. Adalah seorang pendeta bernama Abraham (55) atau yang akrab dipanggil Bram. Ia mengaku khilaf atas ulahnya dengan  memberi bantuan sembako kepada beberapa warga di Babakan Ciaparay Kota Bandung beberapa waktu lalu.

Hal tersebut terungkap Selasa malam (29/6) dalam dialog antara KPUB (Komite Peduli Ummat Bandung) dengan Pendeta Bram di sebuah rumah makan di kawasan Jl. Soekarno Hatta Bandung.

"Saya tidak bermaksud memurtadkan atau mengajak pindah agama seseorang sesuai agama yang saya anut. Saya hanya bermaksud memberi bantuan sosial saja," kilah Bram.

Namun pernyataan Bram segera disanggah Euis Rifqi dari LSM Insan Kamil selaku pembina korban pedangkalan aqidah tersebut.

"Seharusnya jika hanya ingin memberi bantuan sembako saja, warga tidak perlu dibawa ke tempat rekreasi dengan proses seperti orang dibaptis dengan dengan menyebut "Demi Yesus  segala," tukas Euis.

Menurut Euis, warga binaannya tidak hanya sekali diberi bantuan, dengan terlebih dahulu diajak tamasya. Setidaknya dirinya mendapat laporan dari beberapa warga yang sempat ikut sebanyak tiga kali. Sudah ada indikasi ada niat terselubung yang mengarah pada pedangkalan aqidah.

Saat dirinya disebut telah melakukan pembaptisan, Bram segera menolak. Menurutnya, apa yang telah dilakukannya hanya sekedar menolong, dan warga yang datang saat itu ingin belajar dan dirinya tidak merasa mengundang.

Disinggung soal penggunaan beberapa ayat Al Qur'an dalam mempengaruhi para penerima bantuan, Bram tidak merasa membacakannya. Hanya, imbuh Bram, dirinya mengatakan dan menjelaskan bahwa di  dalam Alkitab juga ada kata "celupan" atau "shibghah" dalam Surat Al Baqarah 138.

"Celupan dalam pemahaman saya adalah pertaubatan atau pengakuan dosa seorang untuk kembali kepada Tuhan," jelas Bram.

Sementara Euis mengganggap pemahaman Bram soal kata "celupan" atau "shibghah" terlalu dangkal dan tidak sesuai dengan makna ayat Al Qur'an. Euis juga menyayangkan ulah Bram tersebut yang dengan gegabah telah menjelaskan suatu pemahaman pada orang yang tidak seagama dengannya.

Dalam dialog tersebut tidak terjadi debat sengit maupun kata-kata keras yang saling menghujat. Malah dengan bahasa yang lembut dan sopan, Euis justru gembira jika Bram juga mempelajari Al Qur'an.

"Saya gembira jika Pak Bram juga mempelajari Al Qur'an dan saya berdoa semoga Pak Bram mendapat hidayah seperti pendeta yang lain yang telah masuk Islam," doa Euis.

Mendapat "support" demikian Bram hanya senyum-senyum, sambil menganggukkan kepalanya.

Di akhir pertemuan tersebut secara terbuka Bram mengakui segala tindakannya dan menganggap itu sebuah kekhilafan dan ketidaktahuan. Untuk itu dirinya memohon maaf, khususnya kepada warga penerima bantuan, juga kepada Euis selaku pembinanya.

"Saya mohon maaf dan telah khilaf serta berjanji tidak akan mengulangi lagi," ujar Bram.

Permintaan maaf Bram tersebut disaksikan beberapa orang yang sempat menerima bantuan dan juga beberapa anggota KPUB.

Saat dimintai keterangan hidayatullah.com, Hari Nugraha (40) selaku koordinator KPUB yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menjelaskan, sebenarnya pendeta Bram sempat dilaporkan ke Kepolisian beberapa minggu setelah kejadian tersebut.

"Kita sudah laporkan kasus ini ke Polwiltabes Bandung beberapa minggu lalu. Kemudian tadi saya di hubungi Pak Bram untuk pertemuan malam ini," jelas Hari.

Kejadian pemberian bantuan yang dilakukan pendeta Bram sendiri terakhir dilakukan akhir Mei 2010.

Seperti pernah diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, akhir Mei 2010 yang lalu beberapa warga Babakan Ciparay Kota Bandung diberi paket bantuan oleh seseorang berupa beras lima kilogram, handuk, dan uang lima puluh ribu rupiah. Saat itu sekitar 13 warga tertarik dengan paket tersebut.

Menurut keterangan warga yang ikut, sebelum memperoleh paket tersebut mereka diajak ke tempat wisata pemandian di pinggiran Kota Banduung. Selanjutnya mereka dicelupkan sambil diminta mengatakan, "Demi Yesus".

Belakangan terungkap pelakunya adalah seorang pendeta Bram dari Gereja Advent Hari Ketujuh.

Disinggung apa rencana selanjutnya yang akan dilakukan KPUB setelah pertemuan malam ini? Hari mengatakan, akan segera mempelajari dan mengkomunikasikan dengan elemen ormas Islam di Kota Bandung.

Dalam pantauan hidayatullah.com, pertemuan tersebut memang tidak dihadiri ormas-ormas Islam Kota Bandung. Hanya dari KPUB dan Insan Kamil yang nampak hadir. Padahal ini bisa menjadi momen penting di mana pengakuan dan permintaan maaf pendeta Bram bisa disaksikan  ormas Islam agar ia tidak membuat ulah lagi. [man/hidayatullah.com]Keterangan foto: Pendeta Bram (berdiri nomor 2 dari kiri / memakai rompi hitam) berjabat tangan dengan Hari Nugraha dari KPUB.


--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)

Teolog Swedia: Yesus Tidak Disalib!


 
 
Tidak ada satupun literatur kuno yang menyebutkan tentang penyaliban Yesus

Hidayatullah.com--Seorang teolog Swedia menyatakan, Yesus tidak disalib, karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi menyalib para tahanannya 2.000 tahun silam.

Menurut Gunnar Samuelsson dari Universitas Gothenburg, cerita mengenai eksekusi Yesus adalah berdasarkan pada tradisi orang Kristen dan ilustrasi artistik, bukan berdasarkan naskah-naskah kuno. Hal tersebut ditulis Samuelsson dalam disertasi doktornya yang berjudul "Crucifixion in Antiquity - An Inquiry into the Background of the New Testament Terminology of Crucifixion".

Samuelsson, seorang kristiani yang taat, menyatakan bahwa Bibel telah disalahinterpretasikan. Tidak ada referensi eksplisit yang menyebutkan penggunaan paku untuk penyaliban di dalamnya, yang ada hanya Yesus ditusuk sebuah "staurus" menuju bukit Cavalry, yang juga bisa berarti "galah" atau "tongkat". Demikian hasil penelitiannya menyebutkan.

Disertasi Samuelsson setebal 400 halaman itu ditulis berdasarkan studi mendalam atas teks-teks asli. Karya ilmiahnya diajukan ke universitas bulan lalu.

"Masalahnya adalah, deskripsi tentang penyaliban sama sekali tidak ada dalam literatur-literatur kuno," kata Samuelsson dalam sebuah wawancara dengan Daily Telegraph, Rabu pekan lalu.

"Sumber-sumber yang Anda harapkan untuk menemukan pemahaman yang sesungguhnya tentang peristiwa itu, tidak mengatakan apapun," tegasnya.

Literatur-literatur kuno dalam bahasa Yunani, Latin, dan Hebew, dari zaman Homer hingga abad pertama, menggambarkan sejumlah penundaan hukuman, tapi tidak ada yang menyebut "salib" atau "penyaliban".

"Konsekuensinya, pemahaman kontemporer tentang penyaliban sebagai hukuman, sangat diragukan (dipertanyakan)," ujar Samuelsson kepada koran Inggris tersebut.

"Dan yang lebih diragukan lagi, apakah hal yang sama bisa disimpulkan atas peristiwa penyaliban Yesus. Perjanjian Baru tidak mengatakan sebanyak apa yang ingin kita percayai," tandas Samuelsson.

Hanya ada sedikit bukti menegaskan bahwa Yesus dibiarkan mati setelah dipaku di atas sebuah tiang salib, baik itu dalam literatur-literatur kuno zaman pra-Kristen maupun ekstra-Bibel, demikian pula dalam Bibel.

Samuelsson mengakui bahwa sangat mudah untuk bereakasi dengan emosional daripada berfikir secara logis terhadap penelitian itu, yang sangat dekat dengan agamanya.

Menurut Samuelsson, teks-teks yang berbicara tentang eksekusi, tidak menjelaskan bagaimana Yesus dilekatkan pada alat eksekusinya.

"Inilah inti masalahnya. Teks tentang kisah penderitaan (Yesus) tidak begitu jelas dan informasinya ditambah-tambahi, sebagaimana kita umat kristiani terkadang menginginkannya demikian," katanya menjelaskan.

"Jika Anda mencari teks yang menggambarkan tindakan pemakuan orang ke tiang salib, Anda tidak akan menemukannya kecuali di Alkitab."

Semua literatur kontemporer menggunakan terminologi yang samar-samar, termasuk yang ditulis dalam bahasa Latin. Sementara dalam bahasa Latin, kata "crux" tidak selalu berarti salib, dan "patibulum" tidak selalu berarti palang salib. Kedua kata tersebut digunakan dalam arti yang lebih luas daripada itu.

Meskipun hasil penelitiannya menegaskan bahwa tidak ada bukti Yesus disalib, Samuelsson mengatakan ia masih percaya bahwa Yesus anak tuhan. Ia hanya meminta agar penganut Kristen memperbaiki pemahamannya terhadap Bibel.

"Saran saya, kita harus membaca teksnya sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita pikirkan. Kita harus membaca yang tersurat, bukan yang tersirat. Teks dalam Bibel sudah cukup. Kita tidak perlu menambahkan apapun."

Hasil penelitian Samuelsson mengingatkan kita pada tradisi Kristen lainnya; Sinterklas dan salju Natal.

Tokoh Sinterklas tidak ada dalam Alkitab, dan sebagian orangtua jujur mengatakan kepada anak-anaknya bahwa itu hanya dongeng belaka. Tapi kisah itu tetap dipercayai sebagai bagian dari agama dan tradisi mereka. Sementara para pengusaha mengatakan bahwa tidak peduli itu nyata atau tidak, yang penting tokoh Sinterklas membantu melariskan dagangan mereka, terutama di musim Natal.

Perayaan Natal dan cerita kelahiran Yesus juga selalu dikaitkan dengan salju. Padahal dalam Alkitab dikatakan, ibunda Yesus makan buah kurma yang jatuh dari pohon setelah melahirkan anaknya. Buah kurma adalah tanaman khas padang pasir yang hanya berbuah di musim panas. Apakah mungkin ketika itu Maria memakan buah kurma, sambil mendekap anaknya yang menggigil kedinginan karena salju?

Al-Quran lebih dari 1.400 tahun lalu telah mengatakan, Nabi Isa, yang diakui sebagai Yesus oleh penganut Kristen, memang tidak dibunuh oleh orang-orang yang mengejarnya ketika itu. Bahkan beliau belum wafat.[di/tlg/loc/www.hidayatullah.com]

--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)

Selasa, 29 Juni 2010

Religious Tolerance in Muslim History

Font size: Decrease  font Enlarge  font
image The Alhambra Palace, Granada. Symbol of Islam's "Golden Age"

Religious intolerance has become too much a part of modern life. It is a fact of life, though, that good people, of whatever faith, do not poke fun or try to insult one another's religion.

On the contrary, we find that real people of faith are keen to get to know each other better and to learn from each other. Goodness, wherever it is to be found, comes from God. Where else would it come from?

We should never feel threatened by goodness. It is only a threat to us when our own faith is weak or lukewarm and it shows up our own shortcomings.

Since the very beginning, Islam has taught respect for the beliefs of others. We see it in the teaching and the practice of Islam right through history. Indeed, it is the sign of a Muslim that he or she respects the religion of others, and their Books and their Prophets. Those who teach otherwise, Muslim or not, are distorting the message of Islam.

Muslims are no more or less perfect than anyone else. They believe, though, that the message they follow is a perfect message and is meant for the whole of mankind. Islam is perfect and it has existed since the beginning of time.

Whilst some Muslims, throughout history, have not always lived up to the beauty of its message, Islam itself has nothing whatever to be ashamed of.

It is an absolute basic belief of Islam, though, that people of other religions should be free to believe whatever they wish. In the Quran, which Muslims believe to be the word of God, we read:

Let there be no compulsion in religion: Truth stands out clear from error: Whoever rejects Satan and believes in Allah hath grasped the most trustworthy handle, that never breaks, and Allah heareth and knoweth all things. (Al-Baqarah 2:256)

In another place, Allah says:

Wilt thou (Muhammad) then compel mankind, against their will, to believe?] (Yunus 10:99)

Prophet Muhammad (peace be upon him) lived side by side with Jews and polytheists. In Madinah, he made treaties with both, guaranteeing their freedom of religion and joining with them in a pact to defend the city.

It was not that they were Jews or polytheists that made the Muslims eventually fight them, but because they broke the terms of the treaty and sided with the enemy which was attacking the city.

It is, in fact, one of the hallmarks of the way Prophet Muhammad dealt with others, believers and non-believers, that he would listen very carefully to what they had to say, and he would ask, "Have you finished?" before giving an answer.

He set the bench mark very high by showing Muslims that if they engage in dialogue, they must listen with great respect.

When the second of the four rightly guided Caliphs, Umar ibn Al-Khattab, entered Jerusalem in 638 AD, he entered the city on foot, out of respect for the holiness of the place.

His first action was to clear the rubble and the debris from the area of Al-Aqsa Mosque and to cleanse the whole sight with rose water.

There was no bloodshed. There was no slaughter. Unlike the slaughter of 70,000 men, women and children which accompanied the arrival of the Crusaders in 1099, the Muslims entered the city peacefully, signing a treaty with the Patriarch Sophronius, which guaranteed their rights to worship, their lives and their property.

The Patriarch, no doubt acting upon his lived experience in the city, asked that no Jews be allowed to live in Jerusalem. Salah Al-Din, known as Saladin in the West, lifted this injunction when he retook Jerusalem from the Crusaders in 1187.

Those who wished to leave were guaranteed their safety. Those who wished to remain were allowed to do so.

In fact, allowing religious minorities to live within the Muslim state would be a test of how faithful the Muslims were to their high calling as a "mercy to mankind".

Prophet Muhammad said,

He who unfairly treats a non-Muslim who keeps a peace treaty with Muslims, or undermines his rights or burdens him beyond his capacity, or takes something from him without his consent; then I am his opponent on the Day of Judgment. (Abu Dawud)

There is a period in the history of Islam which is lovingly known to Muslims as the Golden Age of Islam. This was the period of the Muslims in southern Spain, which lasted for centuries.

During this time, Christians and Jews held high office in the royal court. It was only when the Catholic monarchs, Ferdinand and Isabella, retook the Muslim cities in the south that mosques and synagogues were burned down and Muslims and Jews were either expelled or forced to convert.
Mehmet II officially recognized Patriarch Gennadius II as leader of the Orthodox peoples throughout the Ottoman Empire following the capture of Constantinople in 1453.

In the same year, he granted to the leader of the Jewish community (the Chief Rabbi) the title "Hahambasha", or Chief Wise Man. Both actions show the respect for other faiths which was to symbolize the Ottoman rule.

We have only to look at Palestine under the Ottoman Empire, to see that this was the greatest period when the region knew peace. Christians, Muslims and Jews lived together happily in the holy city of Jerusalem.

Finally, a word of hope in our own day from the city of Edinburgh in Scotland. Some weeks after the Israeli attack on Gaza in January 2009, there was a rise in anti-Semitic attacks and hate crimes in many countries.

In Edinburgh, the synagogue of the United Hebrew Congregation was attacked by vandals, allegedly protesting against the war on Gaza. The response from the Scottish-Islamic Foundation, Scotland's largest umbrella organization for Muslims, was swift: "We will guard the synagogue for you", they said, if it proved too difficult for the Jewish community to do so.

What better example can we give of Muslim attitudes to other faiths than that? The Muslims of Scotland were prepared to guard the synagogue of the Jewish community.

Muslims believe that God (Allah) is the Lord of all people on earth. He is not just the God of the Muslims. Because of this, Muslims have a very great responsibility to act with justice and kindness to all those who have not yet come to the fullness of truth, which Muslims believe was revealed in the message of Islam.

Muslims have a responsibility to teach the world about Islam. In the Quran we read.

Thus We have made of you a nation justly balanced, that ye might be witnesses over the nations, and the Messenger a witness over yourselves. (Al-Baqarah 2:143)

Religious intolerance has no place in our world. Muslims and others should know that it has no place in Islam, either.



--
Ajaranku masih kurang, umatku. Setelah aku akan datang Nabi Lain (Yesus - Yoh 17:3)

Sabtu, 19 Juni 2010

Surga Islam: Rumah Pelacur Allah

oleh Syed Kamran Mirza 08/08/2009

Beberapa yang disebut pembela Islam modern sering mencoba untuk menipu orang-orang kafir barat bahwa Islam adalah agama yang sangat sederhana dan Islam tidak pernah memikat Muslim dengan kenikmatan surga erotis. Tidak ada yang bisa jauh dari kebenaran ini klaim konyol dari Islam. Mari kita periksa benar-benar fakta tentang surga Islam.

Jika kita penelitian tentang langit dari lima agama yang terkenal di dunia ini adalah apa yang kita bisa belajar: Baik agama Yahudi dan Kristen berbicara tentang surga tetapi tidak menggambarkan apa yang ada di sana! Hindu berbicara tentang surga dan memberikan kesenangan materi duniawi tetapi tidak pergi lebih jauh. Buddhisme tidak percaya setelah kehidupan, dan tidak punya neraka atau surga. Mereka percaya neraka dan surga ada di bumi ini.



Tapi Islam tegas menjelaskan banyak bentuk langit (minimal 8 dari mereka dengan berbagai status / kelas) dengan banyak keserakahan duniawi dan bernafsu / kenikmatan erotis yang tidak banyak manusia (yang terbuat dari tanah) dapat menolak untuk mendapatkannya. Muslim saleh berdoa setidaknya lima kali (bahkan ada yang berdoa 10 kali) sehari, mengunjungi Mekah dan Mencium Batu dan Darbishes (Orang Suci) hanya untuk mendapatkan tiket utama bagi mereka kebahagiaan penuh nafsu dari langit.

Di masa kecilku aku bertanya Huzur (Imam Masjid) kami apa sebenarnya yang akan menjadi imbalan surgawi dari Allah yang semua umat Islam bersifat menjilat Allah dengan salat lima kali per hari, dan berpuasa selama satu bulan. Imam Shaheb menjawab: "setelah kematian Anda, Anda akan dibangkitkan lagi sebagai laki-laki sehat dari 25 tahun,. Ada dalam surga Anda akan diberikan bidadari cantik / Gillman, anggur dan banyak makanan untuk dimakan. Anda akan tetap awet muda selama-lamanya dan kematian, penyakit tidak akan pernah mendekati lagi Folks. ", semua orang Islam Mullah, Maoulanas, semua Jihadis dari Kashmir, Palestina, Bin-Laden-geng teroris Osama, dan semua umat Islam mudah tertipu lainnya asyiknya percaya hanya itu.

Islam Allah dan Nabi Muhammad sering menjanjikan orang yang beriman Islam dengan langit penuh nafsu dan kenikmatan erotis dari berbagai jenis yang akan kita hadapi nanti dalam tulisan ini. Al-Quran mendapat ratusan ayat seperti itu, dan segudang tentang Sahih Hadis berurusan bidadari dan anggur dan seks bagi orang-orang Muslim yang saleh. Kebenaran dari hal ini mitos (takhyul), seks dan kekerasan merupakan pilar utama Islam. Berikut adalah beberapa contoh janji ilahi dari Allah Maha Penyayang dan Pengasih Nabi Islam.

Ayat-ayat Quran (Diterjemahkan oleh Maolana A. Yousuf Ali) yang menjanjikan surga dengan bidadari, Seks, dan Anggur bagi Muslim yang saleh:

  • Quran-(52:17-20): "They will recline (with ease) on thrones arranged in ranks. And We shall marry them to Huris (fair females) with wide lovely eyes." Quran-(52:17-20): "Mereka akan berbaring (dengan mudah) di atas takhta diatur dalam peringkat. Dan Kami akan menikahkan mereka dengan Bidadari (perempuan soleh) dengan mata cantik yang lebar." "There they shall pass from hand to hand a (wine) cup, free from any Laghw-." "Di sana mereka akan lulus dari tangan ke tangan cangkir anggur, bebas dari Laghw-."

  • Quran: (37:40-48):-mereka akan duduk dengan malu-malu, perawan bermata gelap, seperti suci sebagai terlindung dari telur burung unta.

  • Quran: (44:51-55): Ya, dan kita akan menikah mereka bidadari bermata gelap (perawan indah).

  • Quran: (55:56-57): Pada mereka akan malu-malu perawan, manusia maupun Jin belum pernah menyentuh mereka sebelumnya. Lalu mana di antara nikmat Tuhan kamu dustakan?

  • Quran-(55:72): "Hur (cantik, perempuan wajar) dijaga dalam paviliun;"

  • Quran: (78:31-32): "As for the righteous, they surely triumph. Their gardens and vineyards and high-bosomed (pointed breast) virgins for companions, truly overflowing cup" Quran: (78:31-32): "Adapun orang-orang benar, mereka pasti menang dan mereka. Kebun-kebun anggur dan bosomed (menunjuk) payudara perawan tinggi untuk teman, memang luapan cup"

  • Quran-(78: 33-34): "And young full-breasted (mature) maidens of equal age, and a full cup of wine." Quran-(78: 33-34): "Dan muda penuh-breasted (dewasa) gadis-gadis yang sebaya, dan secangkir penuh anggur."

  • Quran-(55:57-58): "Then which of the blessings of your lord will you both (jinn and men) deny? (In beauty) they are like rubies and coral" . Quran-(55:57-58): "Maka yang mana berkat-berkat tuan Anda akan Anda berdua jin (dan laki-laki) menyangkal"? (Dalam keindahan) mereka seperti karang dan batu rubi.

  • Quran-(56:34-37): " -we created the houris and made them virgins, loving companions for those on the right hand-." Quran-(56:34-37): "-kita menciptakan bidadari dan membuat mereka perawan, penuh cinta bagi mereka teman di sebelah kanan tangan."

  • Quran-(55:70-77): " In each there shall be virgins chaste and fair-.dark eyed virgins sheltered in their tents whom neither man or Jinn have touched before-" Quran-(55:70-77): "Pada setiap akan ada perawan wajar-.dark bermata perawan dan suci berlindung di tenda-tenda mereka yang tidak laki-laki atau Jin telah menyentuh sebelum-"

  • Quran-56: 22: "Dan (akan ada) Bidadari dengan mata yang indah dan lebar (sebagai istri bagi orang-orang saleh)"

  • Quran-(56: 35-36): "Sesungguhnya, Kami telah menciptakan mereka (bidadari) dari penciptaan khusus perawan. Dan menjadikan mereka."

  • Quran- (55:56): "Wherein both will be Qasirat-ut-Tarf (chaste females restraining their glances, desiring none except their husband) with whom no man or jinni has had tamth before them." Quran-(55:56): "dalamnya keduanya akan Qasirat-ut-Tarf (wanita suci mereka menahan pandangannya, tidak menginginkan kecuali suami mereka) dengan mereka orang-orang atau jin memiliki tamth sebelum mereka."

  • Quran: (2:25): "Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh baik, bahwa bagi mereka akan surga yang mengalir sungai-sungai di bawah (surga )---. dan mereka akan diberikan hal-hal ini di kemiripan ( yaitu, dalam bentuk yang sama tetapi berbeda dalam rasa) dan mereka akan memiliki dalamnya Azwajun Muhtahharatun (pasangan disucikan dan istri) dan bahwa mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya ".

  • Quran: (47:15): "Gambaran surga yang telah dijanjikan Muttaqun (adalah) di dalamnya adalah sungai air rasa dan bau yang tidak berubah, sungai susu yang tidak pernah berubah rasanya, sungai-sungai anggur lezat untuk orang-orang yang minum, dan sungai-sungai dari madu --- dijelaskan. "

Sekarang beberapa Hadis Sahih

Tema utama dari Jihad adalah: Jihad Islam bertahan jika pertempuran itu, mereka aman dan banyak selir rampasan, tetapi jika mereka jatuh (mati), mereka yakin untuk masuk surga penuh bidadari, anggur dan hidup di lingkungan yang paling mewah.

TIRMZI, vol. 2 menyatakan pada halaman 138: Setiap orang yang masuk surga akan diberikan 72 (tujuh puluh dua) bidadari; tidak peduli pada usia berapa dia mati, ketika ia mengakui ke surga, dia akan menjadi tiga puluh tahun, dan harus usia tidak lebih jauh. Seorang pria di surga akan diberikan kekuatan seks setara dengan seratus orang.

Ghilman (Anak laki-laki muda) Dalam surah: (52:24) Allah berjanji untuk memasok berlian berkilau indah anak-anak-muda untuk beberapa penghuni langit Islam. Beberapa mullah licik yang hidup di barat akan menyatakan bahwa anak-anak ini ada untuk melayani minuman kepada penduduk saleh dari langit dan bukan untuk berhubungan seks oleh orang-orang Badui homoseksual Jihad Martir. Mereka juga akan mengatakan bahwa Quran tidak menentukan bahwa Ghilman (muda anak laki-laki) akan digunakan sebagai pasangan seks oleh Martir, yaitu, tidak mengatakan hal itu dalam Qur'an. Yah, Quran juga tidak menentukan apa yang Martir / Muslim saleh kira hubungannya dengan mata terbelalak, tegas, payudara bengkak, bidadari cantik berkulit putih! Orangtua Anda membuat Anda menikah dengan wanita muda yang cantik, dan orangtua tidak pernah mengatakan apa yang Anda rasa untuk lakukan dengan istri Anda, apakah mereka? Mullah Decietful logika / alasan bahwa Ghilman bisa berada di sana sebagai pelayan hanya untuk melayani minuman dan makanan tidak terdengar benar. Saya tidak berpikir itu adalah tujuan penyediaan anak laki-laki hanya untuk menjadi pelayan. Pelayan bisa menjadi orang dewasa, bukan mutiara yang berkilau-anak laki-laki yang kekal! Is not it folks? Bukan orang?

Pasar Sex Surga (Islam bordir) menurut Ihya Uloom Ed-Din

Allah telah mengatur Saleh muslim dan non-stop-sela langit seks non Islam karena Mullah akan tetap sibuk tak terbatas hanya dengan seks dan anggur untuk miliaran tahun-tahun mendatang. Ini adalah hadiah dari Allah penuh belas kasih untuk pembunuhan dan penyiksaan musuh-musuh Allah oleh Mumeen Muslim.

Dalam Hadis Nabi Muhammad memberi orang-orang mukmin pilihan akhir dari sebuah pasar seks terbuka di surga di mana tidak akan ada batas jumlah partner seksual. Wanita di layar seperti pasar buah terbuka:. Hadis Al hadis, Vol. 4, Page-172, No.34: Hozrot Ali (ra) meriwayatkan bahwa Rasul Allah berkata, "Ada di surga pasar terbuka dimana tidak akan ada membeli atau menjual, tetapi akan terdiri dari pria dan wanita. Bila Seorang Pria ingin orang cantik, sekaligus ia akan melakukan hubungan dengan mereka seperti yang diinginkan.

Dalam pasar seks terbuka surga orang dapat dengan mudah membayangkan apa jenis menyenangkan yang akan terjadi di sana. Katakanlah hari tertentu salah satu surga-satu Muslim yang sangat saleh (yang berdoa lima kali sehari dan mengunjungi Mekah) yang telah diizinkan untuk yang terbaik dari surga Islam. Ada satu hari ia memutuskan untuk mengunjungi (karena penasaran) jenis kelamin pasar terkenal surga, dan ketika ia sampai di sana, ia menemukan bahwa semua yang hebat itu kakek tua, kakek, ayah, saudara juga ada di sana mengunjungi "Islam bordir" yang disebut pasar seks surga. Sekarang, mereka semua harus senang dengan keindahan bidadari surgawi teladan dengan payudara sangat besar, mata gelap dan kulit adil. Kakek Moyang yang hebat akan memerintahkan seluruh anggota keluarga keturunannya merasa bebas untuk menikmati rasa manis bidadari. Pada kasus ini kakek tua, kakek, ayah, saudara-mereka semua akan mulai pesta simultan hak hubungan seksual di depan satu sama lain. Dapatkah Anda membayangkan bahwa pemandangan orang-orang yang mengerikan? Allah benar-benar hebat dan penyayang memang!


Sekarang Beberapa Penjelasan tentang bidadari dari Quran dan hadis-hadis

  • Quran-(78: 33-34) : The houris are ever-young full-breasted (mature) maidens of equal age having swelling (protruding/pointed) bosoms, and a full cup of wine." Quran-(78: 33-34): Para bidadari yang pernah-muda penuh-breasted (dewasa) gadis-gadis yang sebaya memiliki dada yang (menonjol), dan secangkir penuh anggur."

  • Quran-(55:56): "dalamnya keduanya akan Qasirat-ut-Tarf (wanita suci mereka menahan pandangannya, tidak menginginkan kecuali suami mereka) dengan mereka orang-orang atau jin memiliki tamth sebelum mereka."

  • MISHKAT, (volume tiga Says pada halaman 83-97): Jika seorang bidadari melihat ke bawah dari tempat tinggalnya di langit ke bumi, seluruh jarak (spasi) harus diisi dengan cahaya dan aroma. Wajah bidadari adalah lebih bercahaya daripada cermin, dan satu dapat melihat gambar yang satu di pipinya. Sumsum dari tulang kering nya dapat dilihat oleh mata.

  • TIRMZI, volume dua (p 35-40): bidadari adalah wanita cantik yang paling muda dengan tubuh transparan. Sumsum tulangnya terlihat seperti garis-garis interior mutiara dan batu mirah.Dia tampak seperti anggur merah di gelas putih. Dia berkulit putih, dan bebas dari cacat fisik rutin dari seorang perempuan biasa seperti menstruasi, menopause, dan sisanya debit urinoir, membawa anak dan polusi terkait. Bidadari adalah seorang gadis usia muda, memiliki payudara besar yang berbentuk bulat (menunjuk), dan tidak cenderung menggantung. Bidadari tinggal di lingkungan istana megah.

Berikut adalah beberapa hal yang luar biasa di surga menunggu Mumeen Muslim.

Buku oleh Imam Besar Ghazali: Ihya Uloom Ed-Din. The Sunnis consider this epic as next to Quran. Kaum Sunni menganggap ini epik sebagai sebelah Quran.

Volume 4, P. 4.430: Volume 4, P. 4,430:

"According to Prophet Muhammad (SW) the Hurs of Paradise will be pure women-free of menstruation, urine, stool, cough and children . The Hurs will sing in Paradise on divine purity and praise-we are most beautiful Hurs and we are for the honored husbands. "Menurut Nabi Muhammad (SW) gubuk surga akan bebas murni perempuan-menstruasi, urin, tinja, batuk dan anak-anak. Gubuk akan menyanyi di surga tentang kemurnian Ilahi dan memuji-kita yang paling indah gubuk dan kami adalah untuk suami yang terhormat.

Muhammad berkata bahwa penghuni surga akan mempunyai kekuatan seksual seperti 70 laki-laki. Muhammad berkata, "Seorang penghuni surga akan memiliki 500 gubuk, 4.000 wanita yang belum menikah dan 8.000 perempuan janda.. Setiap dari mereka akan terus memeluknya selama seluruh hidup duniawinya"

P-4.431: P-4,431:

Muhammad berkata, "Jika penghuni surga berharap ingin memiliki anak lahir, dia akan mendapatkannya. Ia tetap di dalam rahim, yang penyapihan dari susu dan pemuda yang akan terjadi pada saat yang sama." Muhammad berkata, "Para penghuni surga akan beardless dan berbulu. Mereka. Warna akan menjadi putih dan mata mereka dicat dengan collyrium Mereka akan muda seperti usia 33 tahun. Mereka akan enam puluh hasta panjang dan lebar tujuh hasta."


Hal-hal Lebih baik dari buku terkenal Imam Ghazali (Ihya Uloom Ed-Din)

Siapa yang akan duluan pergi ke surga?

(P1.117; P.1.149-150; p.1.181)

Adalah wajib untuk percaya di surga dan neraka. Surga tanpa syarat adalah yang terjamin untuk orang yang bekerja sebagai seorang Imam di sebuah masjid. Sebuah Muazzin (pembaca doa) akan masuk surga tanpa syarat setelah dinasnya empat puluh tahun. Imam Anda adalah wakil Allah atas nama Anda. Seorang Imam berdiri antara Allah dan hamba-Nya. Berdoa di belakang seorang Imam untuk masuk surga. Anda dapat mengetuk pintu surga melalui puasa.

p. hal 3.204: 3,204:

Muhammad berkata, "Para pengungsi miskin akan masuk surga lima ratus tahun sebelum para pengungsi kaya. Orang yang beriman miskin akan masuk surga sebelum beriman kaya. Mereka akan terlibat dalam menikmati makanan dan minuman ketika kaya akan tetap di atas lutut mereka. Allah akan berkata, "saya punya pertanyaan untuk meminta Anda: Anda telah memegang kekuasaan atas manusia. Kau adalah raja dan penguasa atas mereka.. Sekarang memberitahukan tindakan apa yang telah Anda lakukan dengan hadiah yang kuberikan padamu" '[Kunci faktor mengapa Muslim seluruh dunia miskin] sialan. p. hal 3.205: 3,205:

Muhammad berkata, "Mereka yang akan menjadi pemimpin di surga antara orang-orang mukmin adalah mereka yang tidak bisa mendapatkan makan malam mereka setelah makan pagi, yang tidak mendapatkan pinjaman ketika meminta, yang tak punya kain kecuali apa yang mereka punya untuk menutupi rasa malu mereka dan yang tidak bisa mendapatkan bahkan hal-hal yang diperlukan mereka, namun mereka puas dengan Tuhan mereka setiap saat. Mereka adalah orang-orang pada siapa Allah menghujani rahmat-Nya-nabi, orang yang benar, para martir dan orang-orang religius faktor. "Kunci [mengapa Muslim di seluruh dunia miskin] sialan.

p. hal 3.210: 3,210:

Muhammad berkata, "Apakah aku tidak memberitahu Anda tentang penghuni surga.?-Lemah dan diabaikan setiap pria Jika ia diberikan bersumpah atas nama Allah, membuat dia untuk memenuhi itu aku. Apakah tidak memberitahu Anda tentang penghuni neraka? -setiap bangga, angkuh dan kasar manusia. "

Muhammad berkata, "Mereka yang berantakan di rambut, debu dikendarai, mengenakan pakaian robek dan compang-camping, dibenci oleh orang-orang, mereka yang tidak diberikan izin untuk pergi ke penguasa ketika berdoa untuk, yang tidak diberikan gadis-gadis dalam perkawinan ketika dicari, yang tidak terdengar ketika mereka berbicara, yang keinginan dan keluhan yang dipadamkan dalam pikiran mereka - mereka adalah penghuni surga. Jika lampu mereka didistribusikan antara orang-orang pada hari kiamat, akan cukup bagi mereka faktor. "[kunci mengapa umat Islam di seluruh dunia miskin] sialan.

(p.4.294; p.4.321; p.4.353)"

Muhammad mengatakan bahwa, "selama hari kebangkitan Allah akan memberikan sayap untuk kelompok pengikutnya, mereka akan terbang ke surga dengan bantuan orang-orang sayap.. Hal ini disebabkan mereka untuk pengabdian kepada Allah ketika mereka mereka menghabiskan waktu dalam kesendirian" Muhammad juga berkata, "Dia yang terus duduk di masjid akan bertemu Allah. Jika ada yang mencari surga, ia tidak harus tidur di malam hari, dia yang takut akan Allah mengambil sisa subuh. Jika Anda menderita epilepsi Anda akan pergi ke surga. Ada dua surga dari peralatan perak dan dua surga alat-alat Gold. Seorang bidadari akan mengisi langit dan bumi dengan cahaya dan bau dan seorang martir (Jihad) ingin kembali dan dibunuh lagi dan lagi. "

Bentuk Surga dan sekitarnya

p. hal 4.427: 4,427:

Surga memiliki 8 pintu. Dia yang berdoa akan dipanggil dari pintu doa. Dia yang membayar zakat akan dipanggil dari pintu zakat. Dia yang berperang akan dipanggil dari pintu jihad.

Sahih Bukhari 1214; No:

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Syed Moryam (ra): "Nabi Muhammad (SW) mengatakan, surga akan memiliki delapan pintu dan salah satu pintu disebut sebagai" Riayaaan "melalui yang hanya mereka yang sedang berpuasa selama bulan Ramadhan akan masuk surga." (Ihya Uloom Ed-Din: 3.50.896, 4.52.48; 4.54.465, 4.54.466, 4.54.474)

Mengetahui 99 nama Allah akan membawa kita ke surga ... Surga memiliki seratus derajat; Al-firdaus adalah kelas tertinggi ... Muhammad melihat istana Umar di surga-tenda A dalam surga adalah seperti mutiara berongga tenda tiga puluh mil lebar dan tinggi enam puluh mil. (Ihya Uloom Ed-Din: 6.60.7, 6.60.402, 6.60.403, 7.70.555, 9.93.536, 4.52.53)

Makanan pertama di surga akan caudite (ekor) lobus dari tuas ikan. Di surga ada sebuah paviliun terbuat dari enam puluh satu mil mutiara berongga luas, setiap sudut memiliki istri untuk kesenangan. Ada sebuah pohon besar di surga yang membutuhkan 100 tahun untuk bepergian melewatinya. p.1.190:

Batu Hitam (dari Kakbah) adalah permata dari surga. Ini akan dibangkitkan pada hari kebangkitan. Ini akan memiliki dua mata dan satu lidah yang akan berbicara. Ini akan menanggung bagi setiap orang yang menciumnya dan bersaksi kebenarannya. Allah telah menjadikan Kakbah 2.000 tahun sebelum Dia menciptakan Adam. p.1.207:

Mencium Batu Hitam adalah seperti mencium tangan Tuhan. Muhammad berkata: "Batu Hitam adalah tangan kanan Allah di Dunia.. Sebagaimana manusia berjabat tangan dengan saudaranya seperti itu Allah berjabat tangan dengan orang-orang membeli alat Batu Hitam" p.1.210; p.2.90: p.1.210; p.2.90:

Setiap ayat Al-Qur'an adalah pintu surga dan lampu rumah Anda. Pecinta saling Allah akan hidup di pilar panjang zamrud merah. Akan ada 70, 000 kamar di pilar itu. Dari kamar mereka akan mengintip penghuni surga.

Kelas-Kelas atau Tingkatan Surga Islam

Seperti halnya ada banyak kelas hotel seperti: bintang 2, bintang 3, bintang 4 dan bintang 5 dengan berbagai gaya mewah dan fasilitas untuk dinikmati oleh penghuni; Surga Islam juga dengan kelas yang berbeda dan nilai yang siap (oleh Allah SWT) untuk berbeda kelas musalman Mumin yang terikat untuk menduduki mereka sesuai dengan prestasi mereka masing-masing saleh di bumi, terutama jumlah kafir mereka dibunuh oleh bom bunuh diri dan pemenggalan Islam. Berikut adalah beberapa tingkatan Surga:

p. hal 4.431: 4,431:

Prophet Muhammad (SW) said, "The lowest rank of an inmate of Paradise will have eighty thousand servants and seventy-two wives." Nabi Muhammad (SW) berkata, "Peringkat terendah seorang tahanan surga akan memiliki delapan puluh ribu pelayan dan tujuh puluh dua istri."

Sahih Muslim: 1.0363; 20.4690, 4691

Air di surga akan menjadi lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu dan dua streamlets akan dibuat dari emas dan perak. Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis dan catatan diperiksa pada setiap hari Kamis dan Jumat. Para penghuni surga akan melihat ke atas apartemen surga seperti yang kita lihat planet-planet di langit. Ada sebuah jalan yang di surga akan ada perakitan dan angin Utara akan menyebarkan aroma dan akan ada telah menambahkan keharuman, keindahan dan kecantikan. [Hanya Islam Allah dan nabi-Nya tahu bagaimana di dunia harus ada siang dan malam, atau Kamis dan Jumat! Apakah akan ada sebuah Matahari dan Bulan berputar di langit juga?] (Ihya Uloom Ed-Din: 40.6797, 6798; 40.6800; 40.6802; 40.6808; 41.6998)

Para penghuni surga akan makan dan minum tetapi mereka tidak akan meludah, buang air kecil, buang air besar atau menderita penyakit selesma; keringat mereka akan kesturi-Para penghuni surga akan mencerna makanan dalam bentuk-bersendawa. Tidak ada satupun surga akan menjadi miskin maupun pakaian akan aus; setiap orang akan menjadi muda-Beberapa orang di surga akan memiliki hati seperti yang dimiliki-bumi burung cendrawasih adalah seperti kesturi putih bersinar.

Kesimpulan

Orang-orang peringkat terendah surga menerima 10 kali dari apa yang mereka inginkan; orang peringkat tertinggi surga akan terpilih oleh Allah; Allah memberi balasan kepada mereka dengan karunia yang tidak ada mata yang pernah melihat, telinga tidak pernah mendengar dan tidak ada pikiran manusia dirasakan. Dua pertiga dari rampasan bagi jihadis akan dibayarkan dalam surga, mereka akan mendapatkan satu pertiga di dunia ini. Jika mereka tidak mendapatkan rampasan apapun di dunia ini maka mereka akan mendapatkan pahala penuh selanjutnya. (Ihya Uloom Ed-Din: 40.6792, 6788, 32.6222, 6223, 6224; 30.5702)

Hal ini sangat jelas dari Quran dan hadis-hadis Sahih bahwa surga Islam penuh nafsu dan keserakahan duniawi yang telah dirumuskan oleh Nabi Muhammad sendiri hanya untuk memancing Arab Badui untuk bergabung dengan usaha nya menjarah, membunuh, mengetuk orang-orang kafir Arab yang tidak bersalah dan orang lain yang menolak percaya nya aneh agama Allah. Nabi Muhammad sangat cerdas, paling kejam, dan sangat licik manusia memang! Dia menyadari betul bahwa untuk mewujudkan mimpi narsis, ia diperlukan untuk menghasut / energi Badui yang buta huruf dan pengembara Arab sangat miskin untuk bersatu dan memerangi musuh-Nya orang musyrik dan Yahudi.

Ia mengerti dengan sangat baik, untuk, apa yang bisa menjadi objek penting / bahan yang akan paling menarik bagi orang-orang Jahiliyah Arab. Dia tahu bahwa orang Arab pada dasarnya seks maniak dan pencinta anggur yang benar historis. Dalam Arab gurun lingkungan air adalah komoditas yang paling berharga lain yang tidak ada orang Arab bisa menolak atau mengabaikan untuk mendapatkan. Kepintaran penciptaan Nabi Muhammad dan deskripsi angan dari kesenangan surgawi (yang juga disalin dari agama-agama lainnya seperti Zoroastrian dan Hindu) tidak melewatkan salah satu yang paling penting dan paling menarik item di atas untuk memikat orang-orang Arab Badui. Faktanya, orang-orang miskin, buta huruf, Vagabond Arab Badui itu hanya terpesona oleh deskripsi penuh nafsu yang luar biasa houries surgawi, anggur, makanan, dan gaya hidup mewah di langit.

Sebagian besar kekuatan penting pendorong di belakang mereka adalah kaus kaki bayi menggila perang: hubungan seks dengan wanita-wanita muda yang cantik dari orang-orang kafir dikalahkan, anggur, dan barang-barang duniawi lainnya yang kebanyakan orang-orang Arab Badui bahkan tidak bisa mimpi dalam seumur hidup mereka. Sebagai akibatnya mereka sama sekali tak kenal takut pejuang dan ingin mati dalam terburu-buru untuk mencapai langit yang luar biasa dalam setelah hidup. Ini adalah faktor kunci yang membawa kemenangan Nabi Muhammad setelah kemenangan atas orang musyrik Arab.

Tanpa pertanyaan Nabi Muhammad yang paling licik untuk menciptakan pola pikir yang paling berbahaya dan horrendously hukuman kejam di neraka Islam-nya aneh (sebuah esai terpisah akan dibuat di neraka Islam kemudian) yang sama terus semua orang Arab Pagan benar-benar dalam panik dan tenang. Rasa takut api neraka, dan keserakahan tak terbatas untuk kesenangan surgawi yang penuh nafsu adalah kekuatan pendorong yang paling penting yang telah disimpan pagan Arab yang paling benar-benar dijinakkan Muhammad angan misi Nabi mendirikan Islam. Bahkan hari-hari ini, rasa takut sama api neraka dan kerakusan langit penuh nafsu adalah unsur penting dan utama sebagian besar (Opium) yang menjaga hampir satu miliar manusia tidak bisa diatasi atau mati rasa, tapi tanpa ada norma, atau akal manusia.


Sumber:

1. Al-Quran diterjemahkan oleh Abdullah Yousuf A.

2. Book of Imam Ghazali (Ihya Uloom Ed-Din).

3. Sahih Bukhari Sharif

Jumat, 18 Juni 2010

UMUR JUSUF 90 TAHUN DISAAT MARIA BERUMUR ANTARA 12 - 14. KALAU NABI MUHAMMAD DITUDUH PEDOFIL APAKAH YUSUF JUGA TERMASUK?

Spouse of the Blessed Virgin Mary and foster-father of Our Lord Jesus Christ.

Life

Sources

The chief sources of information on the life of St. Joseph are the first chapters of our first and third Gospels; they are practically also the only reliable sources, for, whilst, on the holy patriarch's life, as on many other points connected with the Saviour's history which are left untouched by the canonical writings, the apocryphal literature is full of details, the non-admittance of these works into the Canon of the Sacred Books casts a strong suspicion upon their contents; and, even granted that some of the facts recorded by them may be founded on trustworthy traditions, it is in most instances next to impossible to discern and sift these particles of true history from the fancies with which they are associated. Among these apocryphal productions dealing more or less extensively with some episodes of St. Joseph's life may be noted the so-called "Gospel of James", the "Pseudo-Matthew", the "Gospel of the Nativity of the Virgin Mary", the "Story of Joseph the Carpenter", and the "Life of the Virgin and Death of Joseph".

Genealogy

St. Matthew (1:16) calls St. Joseph the son of Jacob; according to St. Luke (3:23), Heli was his father. This is not the place to recite the many and most various endeavours to solve the vexing questions arising from the divergences between both genealogies; nor is it necessary to point out the explanation which meets best all the requirements of the problem (see GENEALOGY OF CHRIST); suffice it to remind the reader that, contrary to what was once advocated, most modern writers readily admit that in both documents we possess the genealogy of Joseph, and that it is quite possible to reconcile their data.

Residence

At any rate, Bethlehem, the city of David and his descendants, appears to have been the birth-place of Joseph. When, however, the Gospel history opens, namely, a few months before the Annunciation, Joseph was settled at Nazareth. Why and when he forsook his home-place to betake himself to Galilee is not ascertained; some suppose — and the supposition is by no means improbable — that the then-moderate circumstances of the family and the necessity of earning a living may have brought about the change. St. Joseph, indeed, was a tekton, as we learn from Matthew 13:55, and Mark 6:3. The word means both mechanic in general and carpenter in particular; St. Justin vouches for the latter sense (Dialogue with Trypho 88), and tradition has accepted this interpretation, which is followed in the English Bible.

Marriage

It is probably at Nazareth that Joseph betrothed and married her who was to become the Mother of God. When the marriage took place, whether before or after the Incarnation, is no easy matter to settle, and on this point the masters of exegesis have at all times been at variance. Most modern commentators, following the footsteps of St. Thomas, understand that, at the epoch of the Annunciation, the Blessed Virgin was only affianced to Joseph; as St. Thomas notices, this interpretation suits better all the evangelical data.

It will not be without interest to recall here, unreliable though they are, the lengthy stories concerning St. Joseph's marriage contained in the apocryphal writings. When forty years of age, Joseph married a woman called Melcha or Escha by some, Salome by others; they lived forty-nine years together and had six children, two daughters and four sons, the youngest of whom was James (the Less, "the Lord's brother"). A year after his wife's death, as the priests announced through Judea that they wished to find in the tribe of Juda a respectable man to espouse Mary, then twelve to fourteen years of age. Joseph, who was at the time ninety years old, went up to Jerusalem among the candidates; a miracle manifested the choice God had made of Joseph, and two years later the Annunciation took place. These dreams, as St. Jerome styles them, from which many a Christian artist has drawn his inspiration (see, for instance, Raphael's "Espousals of the Virgin"), are void of authority; they nevertheless acquired in the course of ages some popularity; in them some ecclesiastical writers sought the answer to the well-known difficulty arising from the mention in the Gospel of "the Lord's brothers"; from them also popular credulity has, contrary to all probability, as well as to the tradition witnessed by old works of art, retained the belief that St. Joseph was an old man at the time of marriage with the Mother of God.

The Incarnation

This marriage, true and complete, was, in the intention of the spouses, to be virgin marriage (cf. St. Augustine, "De cons. Evang.", II, i in P.L. XXXIV, 1071-72; "Cont. Julian.", V, xii, 45 in P.L. XLIV, 810; St. Thomas, III:28; III:29:2). But soon was the faith of Joseph in his spouse to be sorely tried: she was with child. However painful the discovery must have been for him, unaware as he was of the mystery of the Incarnation, his delicate feelings forbade him to defame his affianced, and he resolved "to put her away privately; but while he thought on these things, behold the angel of the Lord appeared to him in his sleep, saying: Joseph, son of David, fear not to take unto thee Mary thy wife, for that which is conceived in her, is of the Holy Ghost. . . And Joseph, rising from his sleep, did as the angel of the Lord had commanded him, and took unto him his wife" (Matthew 1:19, 20, 24).

The Nativity and the flight to Egypt

A few months later, the time came for Joseph and Mary to go to Bethlehem, to be enrolled, according to the decree issued by Caesar Augustus: a new source of anxiety for Joseph, for "her days were accomplished, that she should be delivered", and "there was no room for them in the inn (Luke 2:1-7). What must have been the thoughts of the holy man at the birth of the Saviour, the coming of the shepherds and of the wise men, and at the events which occurred at the time of the Presentation of Jesus in the Temple, we can merely guess; St. Luke tells only that he was "wondering at those things which were spoken concerning him" (2:33). New trials were soon to follow. The news that a king of the Jews was born could not but kindle in the wicked heart of the old and bloody tyrant, Herod, the fire of jealousy. Again "an angel of the Lord appeared in sleep to Joseph, saying: Arise, and take the child and his mother, and fly into Egypt: and be there until I shall tell thee" (Matthew 2:13).

Return to Nazareth

The summons to go back to Palestine came only after a few years, and the Holy Family settled again at Nazareth. St. Joseph's was henceforth the simple and uneventful life of an humble Jew, supporting himself and his family by his work, and faithful to the religious practices commanded by the Law or observed by pious Israelites. The only noteworthy incident recorded by the Gospel is the loss of, and anxious quest for, Jesus, then twelve years old, when He had strayed during the yearly pilgrimage to the Holy City (Luke 2:42-51).

Death

This is the last we hear of St. Joseph in the sacred writings, and we may well suppose that Jesus's foster-father died before the beginning of Savior's public life. In several circumstances, indeed, the Gospels speak of the latter's mother and brothers (Matthew 12:46; Mark 3:31; Luke 8:19; John 7:3), but never do they speak of His father in connection with the rest of the family; they tell us only that Our Lord, during His public life, was referred to as the son of Joseph (John 1:45; 6:42; Luke 4:22) the carpenter (Matthew 13:55). Would Jesus, moreover, when about to die on the Cross, have entrusted His mother to John's care, had St. Joseph been still alive?

According to the apocryphal "Story of Joseph the Carpenter", the holy man reached his hundred and eleventh year when he died, on 20 July (A.D. 18 or 19). St. Epiphanius gives him ninety years of age at the time of his demise; and if we are to believe the Venerable Bede, he was buried in the Valley of Josaphat. In truth we do not know when St. Joseph died; it is most unlikely that he attained the ripe old age spoken of by the "Story of Joseph" and St. Epiphanius. The probability is that he died and was buried at Nazareth.

Devotion to Saint Joseph

Joseph was "a just man". This praise bestowed by the Holy Ghost, and the privilege of having been chosen by God to be the foster-father of Jesus and the spouse of the Virgin Mother, are the foundations of the honour paid to St. Joseph by the Church. So well-grounded are these foundations that it is not a little surprising that the cult of St. Joseph was so slow in winning recognition. Foremost among the causes of this is the fact that "during the first centuries of the Church's existence, it was only the martyrs who enjoyed veneration" (Kellner). Far from being ignored or passed over in silence during the early Christian ages, St. Joseph's prerogatives were occasionally descanted upon by the Fathers; even such eulogies as cannot be attributed to the writers among whose works they found admittance bear witness that the ideas and devotion therein expressed were familiar, not only to the theologians and preachers, and must have been readily welcomed by the people. The earliest traces of public recognition of the sanctity of St. Joseph are to be found in the East. His feast, if we may trust the assertions of Papebroch, was kept by the Copts as early as the beginning of the fourth century. Nicephorus Callistus tells likewise — on what authority we do not know — that in the great basilica erected at Bethlehem by St. Helena, there was a gorgeous oratory dedicated to the honour of our saint. Certain it is, at all events, that the feast of "Joseph the Carpenter" is entered, on 20 July, in one of the old Coptic Calendars in our possession, as also in a Synazarium of the eighth and nineth century published by Cardinal Mai (Script. Vet. Nova Coll., IV, 15 sqq.). Greek menologies of a later date at least mention St. Joseph on 25 or 26 December, and a twofold commemoration of him along with other saints was made on the two Sundays next before and after Christmas.

In the West the name of the foster-father of Our Lord (Nutritor Domini) appears in local martyrologies of the ninth and tenth centuries, and we find in 1129, for the first time, a church dedicated to his honour at Bologna. The devotion, then merely private, as it seems, gained a great impetus owing to the influence and zeal of such saintly persons as St. Bernard, St. Thomas Aquinas, St. Gertrude (d. 1310), and St. Bridget of Sweden (d. 1373). According to Benedict XIV (De Serv. Dei beatif., I, iv, n. 11; xx, n. 17), "the general opinion of the learned is that the Fathers of Carmel were the first to import from the East into the West the laudable practice of giving the fullest cultus to St. Joseph". His feast, introduced towards the end shortly afterwards, into the Dominican Calendar, gradually gained a foothold in various dioceses of Western Europe. Among the most zealous promoters of the devotion at that epoch, St. Vincent Ferrer (d. 1419), Peter d'Ailly (d. 1420), St. Bernadine of Siena (d. 1444), and Jehan Charlier Gerson (d. 1429) deserve an especial mention. Gerson, who had, in 1400, composed an Office of the Espousals of Joseph particularly at the Council of Constance (1414), in promoting the public recognition of the cult of St. Joseph. Only under the pontificate of Sixtus IV (1471-84), were the efforts of these holy men rewarded by Roman Calendar (19 March). From that time the devotion acquired greater and greater popularity, the dignity of the feast keeping pace with this steady growth. At first only a festum simplex, it was soon elevated to a double rite by Innocent VIII (1484-92), declared by Gregory XV, in 1621, a festival of obligation, at the instance of the Emperors Ferdinand III and Leopold I and of King Charles II of Spain, and raised to the rank of a double of the second class by Clement XI (1700-21). Further, Benedict XIII, in 1726, inserted the name into the Litany of the Saints.

One festival in the year, however, was not deemed enough to satisfy the piety of the people. The feast of the Espousals of the Blessed Virgin and St. Joseph, so strenuously advocated by Gerson, and permitted first by Paul III to the Franciscans, then to other religious orders and individual dioceses, was, in 1725, granted to all countries that solicited it, a proper Office, compiled by the Dominican Pierto Aurato, being assigned, and the day appointed being 23 January. Nor was this all, for the reformed Order of Carmelites, into which St. Teresa had infused her great devotion to the foster-father of Jesus, chose him, in 1621, for their patron, and in 1689, were allowed to celebrate the feast of his Patronage on the third Sunday after Easter. This feast, soon adopted throughout the Spanish Kingdom, was later on extended to all states and dioceses which asked for the privilege. No devotion, perhaps, has grown so universal, none seems to have appealed so forcibly to the heart of the Christian people, and particularly of the labouring classes, during the nineteenth century, as that of St. Joseph.

This wonderful and unprecedented increase of popularity called for a new lustre to be added to the cult of the saint. Accordingly, one of the first acts of the pontificate of Pius IX, himself singularly devoted to St. Joseph, was to extend to the whole Church the feast of the Patronage (1847), and in December, 1870, according to the wishes of the bishops and of all the faithful, he solemnly declared the Holy Patriarch Joseph, patron of the Catholic Church, and enjoined that his feast (19 March) should henceforth be celebrated as a double of the first class (but without octave, on account of Lent). Following the footsteps of their predecessor, Leo XIII and Pius X have shown an equal desire to add their own jewel to the crown of St. Joseph: the former, by permitting on certain days the reading of the votive Office of the saint; and the latter by approving, on 18 March, 1909, a litany in honour of him whose name he had received in baptism.

VERSI INDONESIA, KLIK :
http://translate.google.com/translate?js=y&prev=_t&hl=en&ie=UTF-8&layout=1&eotf=1&u=http%3A%2F%2Fwww.newadvent.org%2Fcathen%2F08504a.htm&sl=en&tl=id

Kamis, 17 Juni 2010

“Yesus” Disambar Petir di Ohio

Petir tidak pandang bulu, "orang suci" dan "malaikat" pun ikut pula dihantam

Hidayatullah.com--Sepertinya "tuhan" mengorbankan anaknya. Lagi. Demikian tulis Washington Post (16/6). Senin lalu, petir menyambar sebuah patung Yesus setinggi 62 kaki  yang berdiri di luar sebuah gereja di Monroe, Ohio. Patung itu pun terbakar dan hanya menyisakan kerangka baja yang hangus. Lengan kurusnya masih menunjuk ke langit, sebuah isyarat yang menjadikannya dijuluki "Touchdown Jesus".

Darlen Bishop, wakil pastor dari Gereja Solid Rock mengatakan lega, karena petir menyambar Yesus dan bukan rumah dan para wanita yang tinggal di sekitanya.

"Saya katakan kepada mereka, 'sepertinya Yesus menanggung hantaman itu demi kalian semalam'," ujarnya, seperti dikutip Washington Post.

Orang suci kena strum


Pada tahun 2008, petir juga menghanguskan jemari dan alis Yesus di Redeemer, patung terkenal setinggi 130 kaki yang berdiri di atas kota Rio de Janeiro.

Tahun 2007, petir menyetrum Yesus setinggi 33 kaki di tempat suci Bunda Cabrini di Golden, Colorado, AS. Ketika itu salah satu lengannya putus.

Orang suci dan malaikat rupanya juga tidak aman dari petir. Patung Bunda Maria di Chicago yang berada di kubah sebuah gereja dilalap api akibat petir pada tahun 1978.

St. Joan of Arc pernah tersengat petir di New Orleans, sehingga tongkat yang diacungkannya patah.

Patung-patung Malaikat Moroni, yang biasanya ada di puncak gereja aliran Mormon, menjadi langganan sambaran petir. Sampai-sampai Salt Lake Tribune pernah mengkhawatirkan keselamatan patung-patung itu dalam headline di halaman mukanya.

Orang Romawi Kuno sering mengkaitkan patung yang disambar petir dengan pertanda buruk, seperti halnya ayam yang bisa berbicara dan hujan darah dari langit. Tapi dua peristiwa terakhir sangat langka sekali.

Untuk mencari makna dari sambaran petir atas Touchdown Jesus, Washington Post mencoba mengontak Pat Robertson, pembawa acara "The 700 Club" yang pernah menyatakan bahwa bencana badai Katrina dan gempa Haiti merupakah hukuman dan tanda dari tuhan. Tapi melalui humasnya, Robertson menyatatakan menolak untuk memberikan komentar.

Namun bagi pastor Bishop sendiri, terbakarnya patung Yesus itu tidak menandakan apa-apa.

"Honey, it's just some fiberglass," katanya.

Ya, memang hanya sebuah patung fiberglas, jadi mengapa harus dikhawatirkan. Lagipula petir memang kerap menyambar obyek-obyek yang tinggi.[di/wp/www.hidayatullah.com]

Rabu, 16 Juni 2010

Sorga versi Alquran VS Sorga versi Alkitab

Sorga menurut Alquran menjanjikan bidadari yang banyak dan maakk nyuusss.... karena setiap ML (Making Love) selesai sang bidadari kembali perawan lagee..

Sorga menurut Alkitab Matius 22:24-30 sebagai berikut;
"Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
> Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

> Pilihan mau masuk ke sorga versi Alkitab atau versi Alquran kembali kepada diri anda sendiri...

Demam Sepakbola: Strategi Tim Terungkap!







Senin, 14 Juni 2010

Nama dan Gelar Kristus di dalam Al-Qur'an dan Alkitab

Bagaimana kita bisa memakai apa yang dikatakan Al-Qur’an tentang Kristus?
Orang yang membaca Alkitab bisa menemukan 250 nama, gelar dan sebutan bagi Yesus di dalamnya. Bagi orang yang mempelajari Al-Qur'an, ia juga bisa menemukan 25 nama, gelar dan sebutan untuk Isa sebagai gema atas apa yang disebut di dalam Injil. Salah satu cara yang dapat menolong kita untuk mendekati orang Muslim adalah untuk mengisi makna dari nama Kristus di dalam Alkitab ke dalam gelar Islamnya yaitu putera Maryam, untuk menjelaskan kepada orang Muslim bahwa Anak Manusia adalah Anak Allah seperti yang dijelaskan Yesus mengenai Diri-Nya sendiri. Kalau seseorang berpikir bahwa ia bisa sukses tanpa mengerti istilah-istilah di dalam Al-Qur'an maka bahayanya adalah ia akan berbicara kepada orang Muslim dengan kata-kata yang sangat asing bagi mereka.

Isa atau Yesus?

Isa, nama Islam untuk Yesus, muncul 25 kali di dalam Al-Qur'an. Namun, Isa bukanlah Yesus, karena Dia dilucuti dari semua keilahian-Nya di dalam kitab orang Muslim. Dia tidak mati di atas kayu Salib menurut Al-Qur'an. Tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa Muhammad memakai nama Isa bukan nama Yesus, karena sebenarnya di dalam bahasa Arab kata Jasu’u sudah ada sejak masa-masa awal di dalam buku-buku Kristen Arab sebagai persamaan untuk kata Yesus.

Para imam Ortodoks mengatakan bahwa kata Isa berasal dari pengucapan Siria terhadap kata Yunani untuk Yesus. Yang lainnya mengatakan bahwa Muhammad mengubah huruf pertama dan terakhir dari kata Jasu’u di dalam bahasa Arab sehingga menjadi kata Isa. Dalam beberapa budaya di Afrika hal itu menunjukkan kutukan kepada pribadi yang dimaksud. Kamus Lisan al-Arab mengemukakan sebuah penjelasan yang sangat menarik yang mengatakan bahwa akar kata dari kata Isa (‘Ais) berarti “air mani kuda jantan” yang bisa menjadi racun mematikan dengan seketika.



Kebanyakan orang Kristen Arab tidak menggunakan kata Isa dalam percakapan mereka dengan orang Muslim, sementara misionaris asing secara berulang kali mengatakan bahwa tanpa menyebut nama Isa, maka seorang Muslim tidak akan bisa memahami bahwa mereka sedang berbicara tentang Yesus. Karena itu mereka berusaha mengisi makna dari nama Yesus di dalam Alkitab ke dalam nama Al-Qur'an Isa.

Kita perlu ingat bahwa di dalam Perjanjian Baru nama Yesus muncul sebanyak 975 kali. Nama ini adalah nama yang terpenting dari segala nama dan gelar Anak Allah, dan nama yang paling sering dipakai. Sangat menarik (juga) bahwa nama “Yesus” untuk anak Maria ditentukan melalui dua bentuk wahyu (wahi) yang pertama kepada Yusuf, yang bertanggung-jawab untuk membesarkannya (Matius 1:21), dan yang kedua kepada ibunya melalui Malaikat Gabriel (Lukas 1:31; 2:21). Penghulu malaikat itu bahkan menjelaskan makna dari nama yang sangat unik itu, yang dipilih sejak kekekalan: “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21).

Orang-orang yang mengerti bahasa Ibrani bisa mengetahui bahwa akar kata dari nama Yesus (yod-shin-ayin) muncul sebanyak 281 di dalam Perjanjian Lama dalam hubungannya dengan nama Allah “Yahweh”: 68 kali dalam bentuk kata benda yang berkaitan dengan keselamatan dan pertolongan dari Yahweh, dan 213 kali dalam bentuk kata kerja, di mana Yahweh sendiri bertindak dan menyelamatkan. Makna dan tujuan dari nama Yesus ini sudah ditentukan sejak kekekalan, sama seperti yang dituliskan oleh seorang penulis lagu Natal: “Kristus Juruselamat telah lahir!”

Kata Yunani untuk penyelamat (soter), justru, tidak hanya berarti penyelamat dari kesusahan dunia atau dari penghukuman Allah. Kata itu juga merupakan gelar penghormatan untuk Kaisar Agustus dari Romawi yang dipuji sebagai penjamin dari kedamaian dunia setelah ia memantapkan kekuasaannya melalui kemenangan-kemenangannya.

Malaikat Gabriel menjelaskan kepada Yusuf bahwa masalah manusia yang paling besar adalah dosa mereka. Dosa memisahkan kita dari Allah. Dengan demikian Yesus, Anak Domba Allah, telah menanggung segala dosa dunia dan memperdamaikan kita dengan Yang Maha Kudus melalui korban pendamaian-Nya di kayu Salib. Kasih-Nya mendorong Dia untuk menggenapi hukum Paskah melalui kematian-Nya untuk menggantikan kita. Darah-Nya adalah tebusan yang dibayar-Nya untuk memerdekakan kita dari dosa, Iblis, dan murka Allah (Surat as-Saffat 37:107).

Orang Muslim tidak memiliki gambaran mengenai kekayaan dari nama Yesus dan kedaulatan-Nya yang agung. Kita perlu berdoa meminta hikmat dan bimbingan dari Roh Kudus dalam pembicaraan kita dengan orang Muslim agar bisa menunjukkan kepada mereka makna yang penuh dari nama Yesus, sehingga Iblis akan terpaksa harus membebaskan tawanan Muslimnya, dan mereka bisa menerima pengampunan atas segala dosa mereka dengan penuh ucapan syukur, karena Yesus menggenapkan karya keselamatan-Nya bagi mereka juga (Yohanes 19:30). Mari kita mengasihi Yesus, sehingga orang Muslim bisa melihat Dia di dalam kelemahan kita.

Kristus – Yang Diurapi

Gelar Yesus yang resmi di dalam Alkitab adalah: Yang Diurapi, yang berarti Mesias atau Kristus. Gelar Yesus ini muncul sebanyak 569 kali di dalam Perjanjian Baru dan 11 kali di dalam Al-Qur'an. Kata dalam bahasa Arab al-Masih berasal dari kata “membasuh” dan “mengurapi.” Meskipun demikian, hanya sedikit saja orang Muslim yang tahu bahwa kata al-Masih berarti, “yang diurapi.”

Kita bisa berusaha untuk menjelaskan kepada mereka bahwa di dalam Perjanjian Lama para raja, imam dan nabi diurapi dengan minyak kudus sebagai tanda bahwa Tuhan perjanjian sudah memberikan kepada mereka kuasa dan kedaulatan melalui Roh Kudus-Nya untuk diperlengkapi di dalam menjalankan tugas mereka. Yesus sendiri menjelaskan gelar kehormatan-Nya ini di Nazaret: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan…” (Lukas 4:18-19).

Tidak ada yang bisa menjelaskan mengenai gelar “Kristus” ini lebih baik dari penjelasan-Nya sendiri. Dia menyatakan kesatuan dari Tritunggal yang Kudus di dalam bentuk yang ringkas sebagai “Tuhan, Roh dan Diri-Nya.” Dia juga menjelaskan bahwa pengurapan Roh Kudus memiliki tujuan yang sangat unik: untuk memberitakan kabar baik kepada kelompok “yang terinjak”, supaya hati mereka yang hancur bisa dipulihkan.

Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah raja segala raja, imam besar yang kekal dan perwujudan dari Firman Allah. Ia adalah Tuhan seperti yang ditegaskan oleh Perjanjian Baru sebanyak 216 kali! Ia memiliki segala kuasa dan kemuliaan di surga dan di bumi. Gelar “Tuhan” bagi Kristus sama sekali tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an. Muhammad mengajarkan bahwa orang Muslim tidak akan pernah menerima manusia menjadi Tuhan. Keilahian-Nya sepenuhnya ditolak (Surat Al 'Imran 3:64; al-Ma'ida 5:17,31; al-Tawba 9:30,31, dll.). Apakah orang Muslim melihat Ketuhanan-Nya dengan ketaatan iman seperti yang kita miliki?

Ketiga nama dan gelar Alkitabiah: Yesus, Kristus, Tuhan, secara bersama-sama menjadi 65 persen dari penulisan nama-Nya yang disebutkan di dalam Alkitab. Orang yang bisa mengenali kedalaman dari ketiga nama Anak Allah, percaya dan meyakini semuanya, adalah seorang Kristen dan berhak mengulang kesaksian Yesus dalam Lukas 4:18 di dalam dirinya sendiri.

Kristus – rasul Allah?

Muhammad percaya pada tugas Isa yang bersifat politis dan menyebut-Nya sebagai utusan atau duta dari Allah sebanyak lima kali (Surat Al 'Im­ran 3:49; al-Nisa 4:157,171; al-Ma'ida 5:75; al-Saff 61:6). Ia juga menyebutkan nama-Nya beberapa kali bersama-sama dengan rasul-rasul Allah yang lainnya (Surat al-Baqara 2:87,253: al-Hadid 57:27).

Seorang rasul Allah oleh Al-Qur'an dianggap lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan seorang nabi. Nabi bertanggung-jawab untuk menyatakan wahyu dari Allah secara tepat. Seorang rasul, memiliki kelebihan, yaitu untuk menegakkan semua hukum ilahi itu dengan kuasanya! Di dalam kesaksian iman mereka orang Muslim mengaku bahwa Muhammad adalah seorang “utusan” Allah, dan bukan hanya sekedar seorang nabi! Musa dianggap sebagai teladan penuntun untuk Muhammad. Musa adalah perantara antara Yahweh dengan umat-Nya, yang harus memimpin dan memerintah mereka sebagai pembuat peraturan sekaligus hakim. Muhammad memandang dirinya sendiri dan juga Isa, putera Maryam, sebagai memiliki kuasa yang sama dengan yang dimiliki oleh Musa.

Mungkin Muhammad sudah mendengar dari orang Kristen di Mekah dan Medinah bahwa Yesus di dalam Injil-Nya berbicara mengenai kerajaan Allah, kerajaan surga atau mengenai kerajaan saja secara sangat sering (sekitar 100 kali), tetapi hanya sedikit (hanya tiga kali saja) berbicara mengenai gereja-Nya! Muhammad menganggap bahwa Kristus datang sebagai seorang rasul Allah dengan tujuan untuk membangun kerajaan-Nya dengan kuasa dan kekuatan. Kata kerajaan dalam bahasa Arab diambil dari akar kata “milik” (mulk) yang berarti: “sang pencipta memiliki segala sesuatu yang diciptakannya” (Surat al-An'am 6:75; al-A'raf 7:185; al-Mu'minun 23:88; Ya Sin 36:83). Kristus datang ke dunia ini untuk mengklaim milik Tuhan dari bangsa Israel (Matius 21:33-46).

Muhammad tidak mengetahui bahwa setelah penyaliban Kristus, kenaikan-Nya dan pencurahan Roh Kudus kepada jemaat-Nya yang sedang berdoa, isi dari khotbah-khotbah para rasul mengalami perubahan yang sangat mendasar. Di dalam Kisah Para Rasul dan di dalam surat-suratnya, para rasul berbicara dua kali lebih banyak mengenai gereja daripada mengenai kerajaan! Sejak saat itu topik rencana keselamatan menjadi topik bagi orang-orang yang terpanggil” dari antara orang Israel dan juga bangsa-bangsa lain. Namun klaim-Nya untuk menerima kembali segala ciptaan tidaklah menurun karena karya-Nya di dalam membangun gereja, karena Yesus sendiri mengutus hamba-hamba-Nya, yang sudah dipanggil-Nya keluar dari dunia, untuk kembali kepada dunia untuk membawa pulang semua orang yang mau mendengarkan firman-Nya.

Tetapi, Muhammad menganggap tugas Kristus adalah dalam bidang keagamaan sekaligus dalam bidang militer dan politik juga. Ia tidak mengetahui bahwa Yesus pernah mengatakan: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini… Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yohanes 18:36-37).

Muhammad tidak memahami kebenaran ini. Ia tidak mau tunduk kepada raja ilahi Yesus Kristus dan tidak mau membuat dirinya taat kepada Tuhan. Oleh karenanya, ia menjelaskan Isa hanyalah sebagai rasul Allah yang berkaitan dengan kehidupan politik dan agama saja, seperti dirinya sendiri!

Tetapi, Yesus, tidak ragu-ragu untuk menyebut diri-Nya sendiri sebagai utusan yang diutus beberapa kali menurut Injil Yohanes, tetapi Dia menegaskan bahwa “Bapa-Nya” sudah mengutus-Nya dan bukannya suatu Allah yang tidak peduli. Dengan demikian Dia secara tidak langsung menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah dengan kuasa yang penuh:

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).

"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yohanes 20:21).

Kristus – Putera Maryam

Muhammad dibingungkan oleh kenyataan bahwa Yesus dilahirkan dari anak dara Maria, tanpa seorang ayah. Namun ia menerima rahasia ini dan menyebut Isa Putera Maryam sebanyak 23 kali di dalam Al-Qur'an. Ia bahkan mencoba untuk membela Maria dan menegaskan bahwa ia tidak melahirkan seorang anak di luar ikatan pernikahan (Surat Al 'Imran 3:45-47; Mar­yam 19:16-23 dsb). Muhammad menggambarkan bahwa Jibril (Gabriel) menghembuskan roh yang dari Allah kepada Maria (Surat al-Hajj 21:91; al-Tahrim 66:12). Dengan pernyataan ini Muhammad sudah semakin dekat dengan Injil, tetapi ia membatasi perkataannya dengan membuat Jibril berkata bahwa Isa bukan diperanakkan oleh roh Allah di dalam rahim Maria tetapi hanya sekedar diciptakan. Dengan demikian Muhammad menempatkan diri dalam tempat yang berbeda dengan yang disebutkan dalam Pengakuan Iman Nicene, di mana seluruh gereja mengaku:

Kristus adalah Allah dari Allah, Terang dari terang.

Allah Sejati dari Allah sejati, diperanakkan, bukan diciptakan, dalam satu hakekat dengan Bapa.

Muhammad menjadi roh anti Kristus dengan menyangkal keilahian Kristus (1 Yohanes 2:22-25; 4:1-5).

Di dalam Al-Qur'an kita membaca 17 kali bahwa Isa bukanlah anak Allah. Muhammad menolak ide bahwa Allah secara biologis menjadi Bapa dari Kristus di dalam rahim Maria. Semua gereja juga pasti tanpa ragu-ragu menolak ide yang demikian! Sebuah sekte Kristen di Semenanjung Arab menyebut Maryam sebagai “ibu dari Allah” dan menganggap bahwa Allah Tritunggal Yang Kudus itu terdiri dari “bapa, ibu, dan anak” (Surat al-Ma'ida 5:116). Bidat ini secara tepat ditolak oleh Muhammad! Jika kita membenarkan penolakannya terhadap pemahaman yang keliru ini tentang kelahiran Kristus di dalam dialog kita dengan orang Muslim, ketegangan yang sangat besar di antara mereka dengan kita bisa dihilangkan.

Alkitab menjelaskan pembuahan secara rohani dari Kristus dan mengaku bahwa “Allah, Firman dan Roh-Nya” adalah kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Penyebutan yang tidak Alkitabiah tentang Maria sebagai “bunda Allah” di kalangan Katholik dan Kristen Ortodoks membuat percakapan dengan orang Muslim seringkali sangat menyulitkan.

Alkitab berbicara sebanyak 59 kali mengenai Anak Allah. Yesus juga menegaskan di dalam kalimat yang berbentuk “Akulah” sebanyak 50 kali bahwa Dia adalah Tuhan yang menyatakan diri-Nya kepada Musa di dalam belukar yang menyala (Keluaran 3:14) sebagai “Aku adalah Aku.” Di saat-saat terakhir kehidupan-Nya Yesus mengatakan dengan tegas di hadapan kelompok Sanhedrin bahwa Dia adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Matius 26:63-68; Lukas 22:70). Karena pengakuan inilah Dia dihukum mati. Muhammad menolak dan bahkan membenci kesaksian bahwa Kristus “adalah Anak Allah” sampai-sampai ia mengutuk semua orang Kristen yang bersaksi dengan memohon agar Allah membunuh mereka semua (Surat al-Tawba 9:30)!

Di dalam kehidupan-Nya di dunia ini, Yesus tahu bahwa semua orang yang menyebut Dia sebagai Anak Allah akan dianggap sebagai penghujat. Karena itu Dia bersaksi tentang diri-Nya sebanyak 80 kali sebagai Anak Manusia di dalam Injil. Dalam penggunaan nama ini Dia menunjuk kepada nubuat yang tercatat di dalam Daniel 7:13-14, di mana “anak manusia” muncul di dalam penglihatan sebagai raja yang kekal dan hakim yang ilahi. Tetapi kebanyakan orang Yahudi memahami nama ini hanya secara dangkal saja dan menganggap bahwa Yesus menyebutkan diri-Nya sebagai sekedar manusia biasa saja. Namun, Dia menggenapi pernyataan ini dengan kedaulatan ilahi-Nya.

Setengah dari ayat-ayat mengenai Anak Manusia bersaksi mengenai kerendahan-Nya, kemanusiaan-Nya, kerendahan hati-Nya dan kelemah-lembutan-Nya: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28). Dengan pernyataan ini Yesus menjungkir-balikkan semua anggapan umum. Yang terbesar harus menjadi yang terkecil, karena Raja kita sendiri menyatakan diri-Nya sebagai hamba. Orang-orang yang mengikuti Dia tidak akan menjadi tuan tetapi menjadi hamba.

Setengah yang lain dari pernyataan-pernyataan-Nya mengenai Anak Manusia menyaksikan tentang kemuliaan dan kuasa-Nya yang besar ketika nanti Dia kembali sebagai hakim atas segala manusia: “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya …” (Matius 25:31-32 dst.) Yesus adalah manusia yang sejati, dicobai sama seperti kita, tetapi tetap tidak berdosa (Ibrani 2:17-18). Karena itulah Dia memahami apa yang dirasakan manusia dan akan menjalankan penghakiman-Nya secara adil.

Akan sangat baik bagi kita jika kita belajar metode yang sangat berguna ini dari Yesus, yang menyelubungi keilahian-Nya, dan menyatakan rahasia inkarnasi-Nya di bawah sebutan Anak Manusia. Nama ini adalah salah satu kunci untuk masuk ke dalam hati orang-orang Semit. Jika anda berbicara mengenai Anak Allah di awal percakapan anda dengan orang Muslim, maka anda akan bisa melihat bagaimana mereka akan menutup pintu bagi-Nya. Tetapi kalau anda belajar dari Yesus, anda akan menjadi bijak dan tidak akan menyangkal kebenaran. Sebaliknya, anda bisa bersaksi akan hal itu dengan kasih dan hikmat, sesuai dengan apa yang bisa diterima oleh pendengar anda.

Kristus– firman Allah dalam rupa manusia

Muhammad memakai beberapa sebutan, gelar dan nama Kristus di dalam Al-Qur'an, dengan tujuan untuk menarik orang-orang Kristen kepada Islam. Ia menyisipkan di antara ayat-ayatnya perkataan-perkataan dari Perjanjian Baru supaya ia dianggap sebagai nabi yang sesungguhnya. Ia ingin menarik orang-orang Kristen di Abyssinia (Etiopia) serta sebuah kelompok dari Yaman kepada dirinya dengan cara meniru kepercayaan mereka. Karena itu kita berhak menggunakan berbagai perkataan-perkataannya, yang dipinjamnya dari Alkitab, berhak mengambilnya dari dalam Al-Qur'an dan mengembalikan semuanya kepada konteks yang sebenarnya di dalam Injil, seperti mengumpulkan potongan-potongan kecil mosaik untuk dijadikan pola yang memiliki bentuk yang jelas. Ini bisa menolong orang Muslim, yang mencari kebenaran, untuk menemukan jalan keselamatan mereka di dalam Kristus.

Dari dalam Injil Yohanes, Muhammad empat kali mencantumkan pernyataan bahwa Kristus adalah kalimat atau firman Allah atau firman-Nya (Surat Al 'Imran 3:39,45,64; al-Nisa 4:171). Para penafsir Muslim kemudian melihat bahwa sebutan Kristus yang demikian membahaya-kan pengakuan iman Islam dan kemudian dengan cepat mengajarkan bahwa Kristus adalah firman Allah yang “diciptakan”, yang tidak mengandung kehadiran yang sesungguhnya dari Yang Maha Tinggi. Sebagai pencipta dari Kristus, Allah dianggap mengatakan: “’Jadilah’, lalu jadilah dia.” Pada saat yang sama, para penafsir Muslim menganggap bahwa Al-Qur'an (Al Imran 3:47) mengandung kehadiran Allah yang sesungguhnya, kehendak dan kuasa-Nya.

Kita berhak untuk menjelaskan kepada orang Muslim bahwa hal yang sama sebenarnya terjadi di dalam diri Yesus. Semua kuasa penciptaan dari firman Allah, kuasa penyembuhan-Nya, otoritas pengampunan-Nya, kasih karunia penghiburan-Nya dan kuasa pembaharuan bekerja di dalam diri-Nya. Di dalam Kristus segala gelar dan karya firman Allah dinyatakan. Kehendak Yahweh, hikmat-Nya, murka-Nya, kasih-Nya, kasih karunia-Nya, kesabaran-Nya, semua yang dikatakan dan diperintahkan Allah, dijanjikan dan dilarang berinkarnasi di dalam Yesus. Di dalam Dia segala nubuat Allah sudah menjadi ya dan amin. Barang siapa ingin mengetahui kehendak Allah harus memandang kepada Yesus: Dia adalah inkarnasi dari perkenanan yang baik dari Bapa-Nya. Dia berkata:

Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10)

Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)

Pernyataan yang sangat khusus di dalam Al-Qur'an mengenai inkarnasi firman Allah di dalam Kristus menjelaskan bahwa Kristus memanglah firman kebenaran. Kebenaran dan keadilan di sini muncul sebagai sebutan dan nama Allah, sehingga ayat itu berarti: Kristus adalah sabda Allah sendiri yang penuh dengan keadilan dan kebenaran (Surat Maryam 19:34). Namun, beberapa penafsir menyimpangkan ide yang dianggap berbahaya di dalam Islam ini dan mengatakan bahwa perkataan yang seperti itu adalah kalimat yang sifatnya rendah dan tidak memiliki kepentingan apapun. Tetapi yang benar adalah kebalikannya. Kristus tetaplah merupakan manifestasi dari kebenaran dan hukum, juga di dalam Al-Qur'an (Yohanes 14:6). Ia lebih dari sekedar nabi – Ia adalah firman Allah dalam rupa manusia! Pernyataan ini bisa menjadi alat yang paling kuat bagi anda dalam kesaksian anda kepada orang Muslim.

Kristus – roh dari Allah

Pernyataan yang lain di dalam Al-Qur'an justru melawan dan meruntuhkan posisi para kritikus Islam yang mengatakan bahwa “Kristus tidak bersifat ilahi,” karena Dia juga disebut sebagai roh yang dari Allah (Surat al-Nisa 4:171). Pernyataan ini menjelaskan bahwa Kristus bukanlah manusia biasa saja seperti Musa dan Muhammad, tetapi inkarnasi dari roh Allah. Perkataan Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Yang Mahamulia menghembuskan sebagian dari “Roh-Nya” kepada Maryam (Surat al-Anbiya' 21:91; at-Tahrim 66:12). Karena itu Isa dianggap sebagai Roh yang hidup dalam bentuk manusia. Dengan tubuh rohani, setelah Dia menyelesaikan pelayanan-Nya di bumi, Dia naik kembali kepada Allah. Di dalam Islam, Kristus bukan hanya sekedar manusia biasa, bukan sekedar nabi biasa seperti yang lain, tetapi Roh yang dari Allah sendiri! Dengan pernyataan ini Muhammad mengakui bahwa Isa bukan termasuk dalam golongan yang sama dengan manusia yang lain yang dilahirkan dari debu tanah. Namun, Dia adalah Anak karena Roh Allah, atau “anak rohani” dari Allah – menurut perkataan Al-Qur'an, juga!

Para penafsir Islam sudah memahami kelemahan di dalam Al-Qur'an ini dan kemudian memelintirnya menjadi bermakna sebaliknya. Mereka mengatakan: Memang, Kristus adalah roh Allah yang berbentuk manusia, tetapi – hanya roh “yang diciptakan”! Suatu roh yang secara kekal mandiri dan berasal dari Allah, yang tentu saja juga bersifat ilahi, tidak diakui keberadaannya di dalam Islam. Semua roh yang dari Allah adalah roh yang diciptakan, sama seperti malaikat dan juga setan-setan, Gabriel dan Mikael. Kristus dikatakan sebagai salah satu di antara banyak roh yang diciptakan oleh Allah.

Tetapi kita tahu bahwa Kristus dilahirkan dari Roh Kudus Allah yang kekal. Tuhan berkata kepada-Nya: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” (Mazmur 2:7). Dan kemudian Malaikat Gabriel juga berkata kepada Maria: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35).

Orang Muslim bisa mengetahui fakta ini, seperti yang diakui oleh almarhum Raja Hassan II dari Maroko, di hadapan suatu sinode di Rabat, bahwa tidak ada manusia atau Ayatullah yang manapun yang memiliki hak untuk menyebut dirinya sebagai roh yang dari Allah (Rohullah), kecuali Isa, putera Maryam; karena hanya Dialah yang dilahirkan karena Roh yang dari Allah!

Kristus tetap tidak berdosa – bahkan di dalam Al-Qur'an!

Ketika menuliskan mengenai kelahiran Kristus di dalam Al-Qur'an, Jibril, yang juga dianggap sebagai roh yang dari Allah dan utusan yang menyampaikan wahyu-Nya, berjanji kepada Maryam bahwa ia akan memberikan kepadanya seorang anak laki-laki yang suci dan tidak bercela (Surat Maryam 19:19). Perkataan itu begitu menjadi bahan pemikiran bagi para penafsir. Beberapa di antara mereka secara terbuka menulis bahwa Isa dilahirkan tanpa dosa dan suci, karena Dia dilahirkan dari Roh Allah.

Beberapa tradisi Muslim di jaman Muhammad kemudian mengembangkan hal ini dan mengatakan: Semua anak dilahirkan dalam keadaan tidak memiliki dosa asal, tetapi Iblis mencemari bayi sejak saat pertama kali mereka dilahirkan. Ini yang dianggap sebagai penyebab mengapa setiap bayi menangis – dengan pengecualian Maryam dan Isa! Mereka dijaga dari sengat dosa Iblis karena istri Imran sudah menaruh anaknya, Maryam dan keturunannya, di bawah perlindungan yang khusus dari Allah dari gangguan Iblis, sebelum mereka dilahirkan (Surat Al 'Imran 3:36).

Karena Kristus dinyatakan sebagai firman Allah yang berinkarnasi di dalam Al-Qur'an, Dia bukan hanya mengajar tetapi juga menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran itu. Tidak ada perbedaan antara perkataan dengan kehidupan-Nya. Di dalam Islam, juga, Isa disebutkan sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa. Kehidupan-Nya adalah firman Allah yang bisa dilihat.

Kalau Kristus disebutkan sebagai orang berdosa di dalam Al-Qur'an, maka Dia pasti akan mati dan harus menunggu di dalam kubur-Nya untuk menantikan saat penghakiman dari Allah. Tetapi Kristus, menurut Al-Qur'an, diangkat kepada Allah. Dia hidup bersama dengan Allah. Dia adalah salah satu di antara mereka yang dibawa dekat kepada-Nya. Dia berbicara kepada Allah dalam percakapan yang pribadi (Surat al-Ma'ida 5:116-118). Tidak ada dosa yang memisahkan antara Dia dengan Yang Mahakudus. Kristus adalah kudus, sebagaimana Allah adalah kudus. Al-Qur'an dengan jelas berbicara mengenai dosa-dosa Abraham, Musa, dan Muhammad (Surat Ghafir 40:55; Muhammad 47:19; al-Fath 48:2; al-Nasr 110:3). Tetapi sama sekali tidak ada tanda mengenai Kristus, bahkan sekalipun di dalam Tradisi, bahwa Dia mungkin sudah berdosa, bersalah atau menjadi lemah.

Injil menunjukkan kepada kita bahwa setan-setan sekalipun memahami rahasia bahwa Yesus adalah kudus, karena mereka berseru: “Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Markus 1:24; Lukas 4:34). Akhirnya, kebangkitan Yesus menjadi indikasi yang paling kuat akan kekudusan-Nya. Kalau Ia melakukan satu dosa saja di dalam perkataan, perbuatan, pemikiran atau mimpi-Nya, kematian akan senantiasa mencengkeram Dia. Tetapi Kristus sudah bangkit dari kematian! Iblis tidak bisa menahan kebangkitan-Nya!

Kristus – Ayatullah yang sebenarnya

Ada dua ayat di dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa Yesus dan ibu-Nya adalah “tanda dari Allah” bagi dunia ini (Surat al-An­biya 21:91; al-Mu'minun 23:50). Ayat-ayat yang lain juga mengatakan bahwa putera Maryam sendiri itulah tanda bagi manusia (Surat Maryam 19:21). Kata yang diterjemahkan sebagai kata tanda (ajatun) juga berarti suatu mujizat atau tanda yang ajaib. Siapa pun yang membaca kata tanda yang disertai dengan kata Allah akan mendapatkan kata penggabungannya yaitu Ayatullah. Karena kelahiran-Nya yang bersifat supernatural, Kristus dan ibu-Nya disebut sebagai tanda yang ajaib dari Allah. Keberadaan keduanya yang unik bukan hanya menjadi tanda bagi orang Kristen dan orang Yahudi, tetapi juga bagi orang Hindu, Budha, Muslim dan juga ateis. Dia dan ibu-Nya adalah fenomena yang paling agung yang mempengaruhi surga dan neraka, karena Al-Qur'an berbicara mengenai tanda dari Allah bagi dunia ini, baik di bumi sekarang ini maupun yang akan datang!

Kristus adalah Ayatullah yang sebenarnya, karena Dia tidak mendapatkan gelar ini dari sebuah universitas atau karena mempelajarinya, tetapi menerimanya langsung dari Allah. Isa adalah satu-satunya Ayatullah yang diberikan oleh Allah sendiri. Muhammad tidak berani menyandang gelar ini bagi dirinya sendiri, karena ayah dan ibunya dikenal oleh orang-orang di sekitarnya.

Melalui Injil kita bisa memahami ayat ini dengan cara yang berbeda. Yesus mengatakan: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Anak Maria adalah gambaran dari Allah yang tidak kelihatan, refleksi dari kemuliaan-Nya dan terang bagi dunia ini. Dia adalah tanda dari Allah yang diberikan kepada semua manusia. Dia sudah menggenapi tujuan yang paling dasar dari penciptaan: “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27). Sampai saat itu tidak ada seorang pun yang berani mengatakan: Barangsiapa yang melihat aku ia melihat Allah, kecuali Yesus, Anak Allah, karena Dia adalah satu dengan Bapa-Nya yang ada di dalam Dia (Yohanes 17:21-24). Dia ingin mengubahkan kita menjadi serupa dengan gambar-Nya. Hal yang membuat kita tidak layak adalah dosa kita, sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan ke-muliaan Allah” (Roma 3:23). Yesus hendak menghapuskan segala dosa kita dan menjembatani kekurangan kita (1 Yohanes 3:1-3). Kesaksian di dalam kehidupan anda seringkali berbicara lebih jelas dibandingkan dengan perkataan anda.

Kristus – rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang!

Isa disebut di dalam Al-Qur'an sebagai rahmat dari Allah (Surat Maryam 19:21). Muhammad sudah mendengar tentang mujizat Yesus, bahwa Dia menyembuhkan orang buta dan kusta, membangkitkan orang mati dan menurunkan makanan dari surga untuk murid-murid-Nya. Bagi Muhammad, Yesus adalah inkarnasi dari rahmat Allah. Ayat ini sangat menggugah sekelompok pengajar Al-Qur'an di kalangan orang Muslim. Beberapa di antara mereka berkata: “Allah adalah yang maha pengasih (al-Rahman), Roh Kudus adalah yang maha penyayang (al-Rahim) dan Kristus adalah rahmat itu sendiri (al-Rahmat).” Putera Maryam membawa di dalam diri-Nya hakekat Allah. Roh yang sama ada di dalam keduanya.

Ayat ini ditulis dalam bahasa Arab dengan menggunakan bentuk jamak. Allah berkata bahwa putera Maryam adalah rahmat dari “Kami”. Karena itu beberapa orang yang menyelidiki kebenaran mengakui bahwa “Kristus adalah rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang”, yang secara tidak langsung menegaskan kesatuan dari Tritunggal Yang Kudus di dalam Al-Qur'an.

Tetapi Muhammad ingin menghentikan penjelasan ini, sehingga ia mengatakan bahwa dirinya juga disebut sebagai rahmat Allah di dalam Al-Qur'an! Bagaimana rahmat Allah bisa dilihat nyata di dalam kehidupan dan karya Muhammad? Semua ayat-ayat di dalam Al-Qur'an dan tradisi darinya secara bersama-sama membentuk suatu Syariat, hukum Islam. Dengan hukum ini, ia berusaha untuk membentuk dan menentukan kehidupan para pengikutnya di dunia ini dan di dalam kekekalan. Namun, setiap hukum pasti memunculkan pertentangan dan kemarahan. Tidak ada seorang pun yang bisa mentaati hukum secara penuh selamanya. Hukum Islam pada akhirnya akan menghakimi seluruh orang Muslim. Muhammad bahkan terpaksa mengatakan bahwa semua orang Muslim akan masuk ke dalam neraka (Surat Maryam 19:71-72).

Namun, Yesus, bukan hanya memberikan suatu hukum yang baru, tetapi memberikan kepada kita rahmat pengampunan. Dia juga memberikan kepada kita kuasa untuk menggenapi hukum kasih-Nya. Ia memberikan kepada kita kemantapan hak untuk menjadi anak-anak Allah, dan memberikan kehidupan kekal-Nya bagi kita. Rahmat Allah di dalam kehidupan Muhammad hanyalah sebuah hukum yang pada akhirnya justru akan menghukum orang Muslim. Rahmat Allah di dalam Yesus Kristus, sebaliknya, adalah anugerah pembenaran yang disertai dengan kuasa Roh Kudus, untuk memampukan kita menggenapi hukum Kristus yang baru – semata-mata atas dasar anugerah!

Sebaik apakah Kristus di dalam Al-Qur'an?

Di dalam Surat Al 'Imran kita membaca bahwa Isa adalah seorang di antara orang-orang yang saleh (3:46). Di dalam Surat al-An’am kita juga bisa membaca bahwa Abraham, Ishak, Yakub dan Nuh tergolong ke dalam kelompok orang-orang saleh, seperti juga Daud, Sulaiman (Salomo), dan Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Zakaria, Yahya, Ilyas dan Isa tergolong di dalam sekumpulan kelompok orang-orang yang disebut “orang-orang saleh” (6:83-85). Di dalam Al-Qur'an, menjadi orang saleh tidak berarti hidupnya tanpa dosa, tetapi hidup sebagai orang Muslim yang takut kepada Allah.

Yesus pernah sekali membereskan pertanyaan ini di saat Dia menjawab pertanyaan seorang muda yang kaya: “Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja” (Markus 10:18). Orang muda ini menyebut Yesus sebagai Guru yang “baik.” Tetapi Yesus mau menaklukkan impian orang muda itu untuk menjadi orang yang baik dalam pandangan religius-humanistiknya, dan menjelaskan kepada pencari kebenaran itu, bahwa kasih Allah yang sempurna adalah satu-satunya ukuran kebaikan manusia. Kita semua memiliki kelemahan, jahat dan tidak murni – kecuali Yesus! Dia ingin menuntun orang muda itu untuk mengerti dan mengakui bahwa Dia, Kristus adalah “satu-satunya orang yang baik”, Allah di dalam daging, kasih yang kudus di dalam rupa manusia.

Tetapi Muhammad menyangkal kenyataan ini dan menyebut Yesus hanya sebagai salah-satu di antara banyak orang saleh. Ketika kita berbicara dengan orang Muslim, kita perlu membawa mereka keluar dulu dari pandangan nilai manusia kepada kasih Allah yang kudus yang menjadi satu-satunya ukuran yang sah. Kalau seseorang mengaku bahwa ia adalah orang yang baik, Muslim yang saleh, kita bisa bertanya kepadanya: “Apakah anda baik seperti Allah itu baik?” Orang itu pasti akan menyangkal, dan kemudian anda bisa menunjukkan ketidaksempurnaannya sebagai dosa yang sangat mendasar.

Kristus – orang yang lemah lembut dan benar

Di dalam Surat Maryam Isa disebut “berbakti kepada ibu-Nya, dan Dia tidak bukan seorang yang sombong (raksasa) lagi celaka (kejam)” (Surat Maryam 19:32). Karakteristik Kristus yang ditulis di dalam Al-Qur'an ini secara tidak langsung merefleksikan karakter-Nya yang sebenarnya. Kristus bukan hanya saleh dan benar, Dia adalah pembenar itu sendiri, kekudusan Allah yang menjadi manusia. Dalam penjelasan Al-Qur'an ini karakteristik Yesus sangat nyata.

Muhammad memahami bahwa Isa bukanlah raksasa, yang ditakuti semua orang (jabbar), bukan penakluk yang tidak terkalahkan (qahhar) sebagaimana Allah digambarkan di dalam Islam, tetapi Dia adalah lemah lembut dan rendah hati. Dia tidak berusaha memperoleh apa yang diinginkan-Nya dengan cara paksa. Dia tidak pernah mengambil bagian di dalam satu pun serangan atau peperangan, seperti yang dilakukan oleh Muhammad sebanyak 29 kali. Dia bahkan memberi perintah kepada Petrus: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (Matius 26:52). Dia lebih memilih mati bagi musuh-musuh-Nya, daripada harus membunuh mereka. Kristus adalah manusia yang penuh kasih, penuh rahmat dan belas kasihan. Dia menolong orang miskin dan orang sakit dan tidak terlebih dahulu memperhatikan orang yang kaya dan berkuasa. Dia berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30).

Kristus – Yang diberkati, di mana saja Dia berada

Gelar Kristus di dalam Al-Qur'an ini menjadikan Dia sebagai sumber dari segala berkat Allah yang tidak akan pernah ada habisnya (Surat Maryam 19:31). Kebenaran ini berkaitan dengan penjelasan di dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3).

Ayat di dalam Al-Qur'an mengenai Kristus yang diberkati sudah menggerakkan banyak orang Muslim di India dan Pakistan untuk mendatangi orang-orang Kristen di sekitar mereka dan meminta didoakan agar mereka disembuhkan oleh Kristus yang hidup. Di dalam ayat ini kita membaca bahwa Kristus bukan hanya bisa memberkati, me-nyembuhkan dan menyelamatkan dunia ini, tetapi juga bisa melakukan hal ini di dunia yang akan datang sesudah kenaikan-Nya. Orang Kristen di Asia tidak langsung meresponi permintaan orang-orang Muslim itu tetapi menjawab: “Doa kami untuk anda tidak bernilai apa-apa kecuali kalau anda sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, bertobat dari dosa-dosa anda dan meminta pengampunan kepada Kristus.” Orang-orang Muslim yang meminta pertolongan itu biasanya dengan cepat menjawab: “Kami percaya kepada Isa, roh Allah yang menjadi daging, yang menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Dia juga bisa menyembuhkan pada saat ini, karena Dia berdiam bersama dengan Allah dan memberkati semua orang yang datang kepada-Nya.” Dan tentu saja Yesus Kristus menghargai iman mula-mula dari beberapa orang Muslim, dan kemudian menyembuhkan serta menolong mereka di dalam kesusahan mereka. Di dalam Dia ada rahmat yang berlimpah. Dia memiliki kuasa Allah. Siapa pun yang percaya kepada-Nya, meski imannya hanya sekecil biji sesawi, dan berseru: Berikan rahmat kepadaku! bisa mengalami rahmat dan berkat dari Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup.

Apakah Isa hanya seperti Adam?

Muhammad menyebut Isa dengan 25 nama dan gelar yang berbeda di dalam Al-Qur'an. Kebanyakan dari nama-nama itu merupakan penghormatan kepada putera Maryam melebihi segala sesuatu dan meninggikan Dia secara lebih tinggi dibandingkan dengan semua nabi Allah dan utusan-Nya. Namun, Muhammad bersaksi demikian tentang Kristus hanyalah untuk menarik orang-orang Kristen di sekitarnya kepada Islam, yaitu dengan menjadikan Islam nampak sebagai agama yang mirip dengan kekristenan.

Agar tidak membuat orang-orang Musim bingung, sehing-ga mereka tidak meninggalkan Islam dan berbalik kepada kekristenan, ia harus membuat Isa, yang ditinggikannya sendiri, turun sampai ke tanah di dalam pandangan Islam! Setelah tiga hari pembicaraan di Medinah dengan uskup dan raja Wadi Nadjran beserta dengan kelompok 60 orang Kristen berbahasa Arab, Muhammad menyimpulkan argumentasi terdahulunya tentang Kristus dalam sebuah ayat yang menyedihkan:

Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu!” (Surat Al 'Imran 3:59-60)

Ayat ini sering diulangi oleh orang-orang Muslim untuk menekankan bahwa Isa bukan satu-satunya yang dilahirkan tanpa ayah, Adam, juga, diciptakan oleh firman Allah, dan Hawa dari salah satu tulang rusuk Adam. Dengan demikian kelahiran Kristus tidak bisa dianggap unik.

Tetapi argumentasi ini tidak tepat dan dangkal. Menurut Al-Qur'an Isa tidak diciptakan dari tanah, seperti Adam, dan bukan oleh sebuah perintah dari Allah, tetapi diperanakkan dari Roh Allah di dalam diri Maryam. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, menurut Al-Qur'an, tetapi Isa tidak. Adam dan Hawa diusir dari Firdaus dan mati terpisah dari Allah. Tetapi putera Maryam hidup bersama dengan Allah, bahkan Al-Qur'an juga menuliskan demikian. Ketika kita mengikuti penjelasan kitab orang Muslim itu kita bisa melihat bahwa tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa Isa itu seperti Adam, karena Adam diciptakan dari tanah, sedangkan Isa adalah Roh dari Allah dalam rupa manusia.

Alkitab bersaksi beberapa kali bahwa Yesus menjadi manusia dan bahkan menjadi seorang anak. Dia menjadi serupa dengan Adam dan dicobai sama seperti kita, tetapi tetap tidak memiliki dosa. Yesus menyebut diri-Nya sebagai saudara kita. Pada saat yang sama Dia adalah Tuhan atas alam semesta dan Allah yang benar dari segala allah. Dia adalah anak Abraham dan anak Daud. Tetapi, yang paling utama, Dia adalah Anak Allah dan hidup dalam kesatuan yang penuh dengan Bapa-Nya. Yesus, dengan demikian, adalah sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah. Kepercayaan ini memang tidak logis, tetapi rohaniah. Intelek kita tidak akan bisa menangkap misteri ini tanpa penerangan dari Roh Kudus! Kita harus bersabar dengan orang Muslim kalau mereka tidak bisa dengan cepat memahami kebenaran ganda dan realitas supernatural Kristus ini di dalam diri mereka. Berdoalah bagi orang Muslim yang tertarik, dan pelepasannya dari roh anti-Kristus juga sama pentingnya dengan kesaksian yang dipimpin oleh Roh Kudus yang kita minta di dalam doa kita.

Kristus – hamba Allah?

Di dalam Al-Qur'an, Isa memperkenalkan dirinya sebagai “hamba Allah (Abdullahi)” di dalam salah satu dari dua perkataannya sebagai seorang bayi yang baru lahir (Surat Maryam 19:30). Beberapa kali Muhammad menyebut Isa dengan gelar ini (Surat al-Nisa 4:172; Maryam 19:93; al-Zukh­ruf 43:59). Dalam segala keadaan ia ingin melenyapkan keilahian Isa dari dalam benak semua orang Muslimnya.

Dengan cara penurunan derajat ini Muhammad membuat Kristus semakin menjadi seperti yang dijanjikan oleh Allah mengenai hamba-Nya yang terpilih di dalam Yesaya pasal 40 sampai 66. segala sesuatu yang dinyatakan di sana tentang hamba Allah bisa dijelaskan bagi Isa sebagai hamba Allah. Penjelasan tentang seseorang yang menanggung aniaya – menurut Yesaya 53:4-12: Dia menanggung ke atas diri-Nya segala kelemahan dan penghukuman kita – bisa menerangi hati orang Muslim. Tetapi di dalam teks tersebut kita tidak akan membaca perkataan “Anak Allah”, atau kata “salib”. Karena alasan inilah orang Muslim bisa menerima dan memahami janji tentang hamba Allah. Rasul Paulus menjelaskan janji yang agung di dalam Yesaya 53 dalam pujiannya kepada Kristus melalui suratnya kepada jemaat di Filipi sebagai suatu janji yang sudah digenapi: “...Kristus Yesus... mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah (bahkan termasuk Muhammad!) mengaku, "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa” (Filipi 2:7-11).

Isa – seorang nabi, menurut Al-Qur'an

Muhammad terus mengislamkan putera Maryam dan satu kali menyebut dia sebagai seorang nabi (Surat Maryam 19:30). Sebelumnya, ia sudah mendeskripsikan Dia lima kali sebagai rasul Allah dan firman-Nya. Tetapi dengan pemberian gelar sebagai nabi ini ia ingin menjelaskan bahwa Isa tidaklah lebih tinggi dari dirinya. Dalam keadaan apapun ia tidak ingin menjadi lebih rendah dibandingkan dengan Kristus.

Al-Qur'an menyebutkan beberapa nama nabi dari dalam Perjanjian Lama. Di dalam tradisi Muslim Muhammad berbicara mengenai 200.000 nabi Allah, tetapi tidak menyebutkan nama-nama mereka. Mereka semua memberitakan kabar baik dari Allah (Surat al-Baqara 2:213; al-An'am 6:61) dan peringatan akan penghakiman dari-Nya (Surat al-Baqara 2:213 dst). Mereka dianiaya dan dibunuh (Surat al-Baqara 2:61, 87, 91; Al 'Imran 3:21, 112, 113, 181, 183; al-Nisa 4:155, 157; al-Ma'ida 5:70). Menurut Al-Qur’an, Isa mengikuti jejak langkah mereka (Surat al-Ma'ida 5:46).

Gelar Isa sebagai nabi memberikan kepada kita kesempatan untuk memperkenalkan kesaksian tentang Kristus di dalam Injil: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Matius 5:17-18).

Posisi Isa sebagai nabi di dalam Islam bisa menolong untuk mengatasi tuduhan dari orang-orang Muslim bahwa Perjanjian Lama sudah diubahkan!

Yesus hidup – dekat dengan Allah!

Anehnya, Muhammad tidak bisa menyangkal eksistensi kekekalan Kristus. Ia bersaksi dua kali bahwa Allah sudah mengangkat Yesus kepada diri-Nya (Surat Al 'Imran 3:55; al-Nisa 4:158). Isa juga dianggap sebagai “(orang) yang sangat dihormati di dunia ini dan dunia yang akan datang” dan “orang yang dibawa mendekat (kepada Allah)”. Muhammad sangat cerdik. Setelah menjelaskan bahwa Isa tidak mati di Kayu Salib, ia mengatakan bahwa Allah mengangkat Yesus kepada-Nya ke dalam surga (Surat Al 'Imran 3:55; al-Nisa 4:158).

Sungguh mengejutkan! Al-Qur'an sendiri menegaskan: Yesus hidup! Ia tidak mati! Pernyataan legal (fatwa) dari Arab Saudi menegaskan di jaman ini bahwa Isa naik kepada Allah dalam tubuh, dengan jiwa dan roh-Nya. Dia berada di antara hamba-hamba yang Maha tinggi di surga. Dia memiliki “wajah kemuliaan” sebagai orang yang sangat dihormati. Tidak ada seorang pun yang dapat masuk ke surga tanpa melalui Kristus. Beberapa penasihat rohani mengatakan bahwa pernyataan ini (wajihun) membuat kita bisa mengatakan bahwa Kristus adalah Perantara kita, imam besar dan pembela bagi para pengikut-Nya, yang berpegang teguh kepada perjanjian dengan Allah (Surat al-Ahzab 33:7).

Kristus, menurut Al-Qur'an, berdiri di depan seperti penghulu malaikat, Jibril, kerubim dan serafim. Cahaya yang menembus dari Allah tidak menghancurkan-Nya karena Dia adalah roh Allah dan hidup di dunia ini tanpa melakukan dosa. Muhammad menerima banyak ide dari doktrin Kristen kita. Tetapi ia tidak pernah menerima bahwa Kristus duduk di atas tahta bersama dengan Bapa-Nya (Wahyu 3:21). Ia membuat Isa dibawa mendekat kepada tahta itu, dan sangat dekat, tetapi tidak pernah duduk di atas tahta dengan Bapa-Nya. Ini sesuatu yang sangat khas dilakukan Muhammad: Ia menerima kebenaran 90 sampai 95 persen, tetapi dengan cerdiknya menyimpangkan hal-hal yang sangat penting (Daniel 7:13-14).

Sebagai tambahan, kita membaca di dalam Al-Qur'an adanya permintaan yang sangat mendesak bahwa Allah, seluruh malaikat, Mikhael dan Jibril perlu berdoa untuk Muhammad bersama-sama dengan semua orang Muslim yang percaya kepadanya, supaya jiwanya mendapatkan ketenangan di tempat perantaraan (barzakh) (Surat al-Ahzab 33:56). Namun, menurut Injil hal itu sangat berbeda dengan Kristus, di mana Dia berdoa untuk para pengikut-Nya, bukan mereka yang berdoa untuk-Nya. Yesus hidup – Muhammad mati! Ini adalah akhir yang sangat menarik dari dua pribadi yang sangat berpengaruh di dunia ini! Barang siapa mengikut Yesus, mengikuti agama kehidupan! Barangsiapa mengikut Muhammad, sedang mempercepat diri menuju ke tangan kematian.

Dialog di dalam Al-Qur'an antara Allah dan Kristus di Surga

Di dalam surat al-Ma'ida kita membaca adanya dialog antara Allah dan Kristus di surga setelah Isa mati dengan tenang dan Allah sudah mengangkat-Nya kepada diri-Nya (Surat al-Ma'ida 5:116-118). Ketika Kristus sampai di surga Yang Mahamulia bertanya kepada-Nya apakah Dia mengajari para pengikut-Nya untuk memuja ibu-Nya dan juga diri-Nya bersama-sama dengan Allah sebagai suatu tritunggal (palsu). Kristus secara benar menolak tuduhan yang sangat kritis di dalam Al-Qur'an ini dan memperlihatkan kebenaran atas beberapa penyimpangan Islamiyah terhadap kerohanian-Nya yang sesungguhnya.

Namun, di dalam kesaksiannya Kristus menyebut Allah sebagai saksi dan penjaga dari pengikut-Nya yang telah ditinggalkan-Nya, sebagaimana Kristus sendiri adalah saksi dan penjaga mereka sebelumnya. Di dalam dialog surgawi tersebut, Allah dan Kristus memiliki gelar yang sama, sahid. Kita bisa menganggap Mazmur 23 sebagai sumber dari pernyataan ini, di mana Daud mengatakan, “Tuhan adalah gembalaku!” Dengan cara yang sama, Yesus bersaksi di dalam Injil bahwa Dia sendiri adalah Gembala yang Baik yang memberikan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya (Yohanes 10:11). Di dalam Islam, Isa bahkan memiliki beberapa sebutan yang sama dengan Allah (Surat al-Nisa 4:159)! Di dalam Al-Qur'an, penyebutan ilahi seperti itu tidak akan diterapkan bagi semua makhluk fana yang lainnya.

Kristus – pengetahuan tentang hari kiamat!

Di kedalaman hati mereka, orang-orang Muslim takut kepada hari kebangkitan, karena saat itulah Allah akan datang untuk menghakimi perbuatan mereka. Kristus memegang peranan yang sangat penting di dalam eskatologi Muslim. Beberapa kali di dalam tradisi disebutkan bahwa Isa akan datang kembali untuk menghancurkan sang anti-Kristus, membunuh semua penjahat di dunia ini dan menghancurkan semua salib baik yang ada di gereja maupun di kuburan. Setelah itu ia akan menikah dan memiliki anak-anak. Sebagai pembaharu Islam, ia akan mentobatkan semua umat manusia, termasuk orang-orang Kristen (Surat al-Nisa 4:159), kepada Al­lah. Setelah ia menggenapi tugasnya ia juga akan mati, dan akan dikuburkan di antara Muhammad dengan Abu Bakar di Medinah. Saat itu akan menjadi hari yang terpenting di masa yang akan datang, karena pada saat itu Allah akan datang untuk menghakimi dunia. Ia akan membangkitkan Muhammad dan Isa, mendudukkan keduanya di atas tahta dan membiarkan mereka berpartisipasi di dalam penghakiman dunia. Muhammad akan menghukum orang Muslim yang tidak bershalat, berinfaq atau berjihad, sementara Isa akan menghukum semua orang Yahudi dan orang Kristen yang tidak mau menerima Islam.

Saat yang paling penting ini, yaitu saat kematian Kristus setelah kedatangan-Nya yang kedua kali, disebut, di dalam Al-Qur'an, sebagai “pengetahuan tentang hari kiamat” (Surat al-Zukhruf 43: 61), karena saat itu dianggap sebagai masa awal dari akhir jaman ini.

Seorang peserta katekisasi wanita di Indonesia, yang sebelumnya mengajarkan agama Islam di sekolah-sekolah pemerintah, mengakui: “Ketika saya harus menjelaskan kepada murid-murid saya tentang prinsip Islam mengenai akhir jaman saya menjadi sangat terganggu karena Isa yang lemah, dan yang lemah lembut akan kembali untuk membinasakan sang anti-Kristus! Tidak ada penjelasan sama sekali mengenai peranan Muhammad, sang nabi-pejuang, di masa akhir jaman! Saya ingin melihat Muhammad sebagai pemenang dan bukannya putera Maryam itu! Namun, saya berpikir bahwa kalau Kristus memang sungguh-sungguh akan datang kembali dari surga, lebih baik saya mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya. Saya merasa harus membaca tentang apa yang akan ditanya-Nya, apa yang diperintahkan-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Dengan demikian doktrin Islam mengenai kembalinya Kristus sudah membawa saya kepada Injil dan menolong saya untuk bertemu dengan Juruselamat sejati itu melalui Firman-Nya.” Hari ini wanita itu menjadi seorang pengajar Kristen yang setia dan memberi kesaksian tentang Yesus yang sesungguhnya dan kedatangan-Nya yang akan segera terjadi.

Apakah kekurangan Isa di dalam Al-Qur'an?

Di masa sinkretisme sekarang ini kita jangan pernah sampai membiarkan kemegahan nama dan gelar Kristus di dalam Al-Qur'an membutakan kita, tetapi kita justru harus menggunakannya sebagai titik awal dalam percakapan pelayanan kita kepada orang Muslim untuk dapat menuntun mereka kepada kepenuhan Injil. Kristus di dalam Islam tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan seorang Muslim pun atau untuk menjadikan dia seorang yang dilahirkan kembali!

Kita harus memahami bahwa di dalam Al-Qur'an semua gelar tentang keilahian Kristus dan kemahakuasaan-Nya dihilangkan. Tidak ada satu penulisan pun tentang pengorbanan-Nya yang menggantikan kita di kayu salib dan juga tentang kedaulatan-Nya sebagai Imam Besar. Juga tidak ada satu pun penyebutan tentang pencurahan Roh Kudus. Kristus di dalam Al-Qur'an sama sekali tidak dijelaskan sebagai sumber dari kehidupan kekal, dan juga tidak disebutkan sebagai kepala gereja. Bagian yang kedua dan ketiga dari pengakuan iman kita seperti yang tertulis di dalam Kredo Nicene sama sekali dihilangkan di dalam Islam! Muhammad tidak bisa menangkap hubungan rohani antara Kristus dengan gereja-Nya. Karena itu kita bisa menggunakan nama Kristus yang disebutkan di dalam Al-Qur'an sebagai batu loncatan dan jembatan untuk menjelaskan Injil yang lengkap kepada keturunan Ismael itu.

Kristus – Raja Damai

Tujuan dari perbandingan nama dan gelar Kristus di dalam Alkitab dan di dalam Al-Qur'an bukanlah sekedar untuk menekankan tentang kemungkinan pelayanan yang untuk berbicara dengan orang Muslim, tetapi juga untuk menunjukkan betapa khususnya karakter dari pribadi Yesus Kristus di dalam kedua agama ini. Dia adalah pribadi yang terbesar yang pernah hidup di dalam dunia – bahkan menurut Al-Qur'an sekalipun. Muhammad tidak bisa menyangkal fakta bahwa putera Maryam itu memang manusia pembawa damai. Nabi dari Arab itu membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin perang. Banyak darah di tangannya. Muhammad sangat terkesan oleh pengaruh yang ditimbulkan oleh Kristus bagi para pengikut-Nya walaupun Dia bersifat lemah-lembut. Dia membuatnya berkata di dalam Surat Maryam: ”Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Surat Maryam 19:33).

Sejak kelahiran sampai kepada kematian-Nya dan bahkan di dalam kebangkitan-Nya perkenanan Allah berdiam dan akan tetap ada di dalam diri putera Maryam itu. Kristus mengadakan perdamaian antara Allah dengan manusia. Dia mengasihi musuh-musuh-Nya. Dia memilih untuk mati menggantikan mereka dibandingkan dengan harus membunuh mereka. Yesus sangat lemah lembut dan rendah hati. Dia tidak pernah menonjolkan diri-Nya dengan cara paksa. Ia menjadi Pemenang melalui iman-Nya, kasih-Nya, kesabaran-Nya dan pengharapan-Nya. Karena itu orang Muslim mengucapkan perkataan, “Damai sejahtera atasnya!” (as-salamu ‘alayhi) setiap kali mereka menyebut nama-Nya. Mereka mengetahui bahwa Kristus adalah raja damai yang sejati. Namun, orang-orang Muslim mengenakan perkataan itu untuk menghormati nabi-nabi yang lain juga. Bedanya adalah bahwa nabi-nabi yang lain menerima damai itu secara pasif saja. Kristus sendirilah yang menjadi sumber dari kedamaian itu. Di dalam Injil Ia menyatakan: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27). Dia mampu mengubah para pengikut-Nya menjadi para pembawa damai yang aktif (Matius 5:9).

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus

(Yohanes 17:3)

25 Nama dan Gelar Isa, putera Maryam, di dalam Al-Qur'an

Nama atau gelar Isa

Frekuensi

Referensi

Isa

25

2:87.136.253; 3:45.52. 55.59.84; 4:157.163. 171; 5:46.78.110.112. 114.116; 6:85; 19:34; 33:7; 42:13; 43:63; 57:27; 61:6.14

Putera Maryam

23

2:87.253; 3:45; 4:157. 171; 5:17(2X).46.72.

75. 78.110.112.114.116; 9:31; 19:34; 23:50; 33:7; 43:57; 57:27; 61:6.14

Kristus (Al Masih)

11

3:45; 4:157.171.172; 5:17 (2X).72 (2X). 75; 9:30.31

Rasul Allah

5

3:49; 4:157.171; 5:75; 6:61

Utusan-Nya secara umum

3

2:87.253; 57:27; dst.

Kalimat Allah

4

3:39.45.64; 4:171

Perkataan yang benar

1

19:34

Hamba Allah

4

4:172; 19:30.93; 43:59

Roh dari Allah

3

4:171; 21:91; 66:12

Tanda bagi manusia

3

19:21; 21:91; 23:50

Salah satu di antara orang saleh

2

3:46; 6:85

Seperti Adam

2

3:59; 43:59

Seorang Saksi

2

4:159; 5:117

Anak laki-laki yang suci

1

19:19

Rahmat dari Allah

1

19:21

Nabi

1

19:30

Salah satu nabi

16

2:61.91.136.177.213; 3:21.80.81.112.181; 4:69.155.163; 17:55; 33:7; 39:69; dst.

Pemberi kabar gembira

2

2:213; 6:61; dst.

Ia membenarkan Taurat

2

5:46; 61:5

Pemberi peringatan

1

2:213; dst.

Berbakti kepada ibunya

1

19:32

Bukan seorang yang

celaka

1

19:32

Diberkati, di mana saja

ia berada

1

19:31

Terkemuka di dunia dan akhirat

1

3:45

Dibawa mendekat

kepada Allah

1

3:45

Pengetahuan tentang hari kiamat

1

43:61

Kesejahteraan di

atasnya

1

19:33

35 Nama Yesus Kristus di dalam Alkitab (diurutkan berdasarkan frekuensi pemakaian)

Nama Yesus Frekuensi

Yesus 975

Kristus 569

Tuhan 216

Anak Manusia 80

Anak Allah 59

Tuan 56

AKU 50

Anak Domba Allah 33

Raja 33

Guru 27

Juruselamat 26

Kehidupan 20

Yang Akan Datang 20

Manusia 19

Anak 18

Nabi 16

Terang 13

Anak Daud 10

Hamba Tuhan 10

Daging 10

Yang Kudus 10

Yang Adil 10

Imam Besar 10

Kepala Gereja 10

Yang Mahakuasa 10

Yang Mahamulia 10

Pembela 9

Batu Penjuru 9

Hakim 8

Pendamai 8

Yang Ditinggikan 8

Kuasa 8

Serupa dengan Allah 7

Utusan Yang berkuasa 7

Yang Teraniaya 6

Ke-35 nama dan gelar dari Yesus Kristus ini dipilih dari antara 250 nama dan gelar-Nya di dalam Alkitab (diambil berdasarkan terjemahan dari Alkitab bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh Dr. Martin Luther). Daftar ini bisa saja berubah, karena tentu saja akan ada perbedaan dalam frekuensi sehubungan dengan penerjemahan yang berbeda.

K U I S

Pembaca yang kekasih!

Apabila anda sudah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mudah. Setiap orang yang menjawab 90 persen dari semua pertanyaan di dalam kedelapan buklet dari seri ini, akan mendapatkan sertifikat dari kantor pusat kami di

Studi Lanjutan

Cara-cara yang dapat membantu untuk berbicara dengan orang Muslim tentang Yesus Kristus

sebagai dorongan untuk masa depan pelayanannya bagi Kristus.

  1. Berapa banyak nama, gelar, dan sebutan bagi Kristus yang bisa ditemukan di dalam Alkitab dan berapa banyak yang ada di dalam Al-Qur'an?

  2. Apakah arti nama Isa bagi orang Muslim dan berapa kali nama itu muncul di dalam Al-Qur'an? Mengapa para misionaris asing sering menggunakan nama ini sementara orang Kristen Arab justru menghindari pemakaian nama ini? Mengapa Isa tidak sama dengan Yesus? Berapa lama kita bisa menggunakan nama Isa dalam percakapan kita dengan orang Muslim sampai kita membimbing mereka kepada Yesus yang sesungguhnya?

  3. Berapa kali gelar Kristus (Al-Masih) muncul di dalam Al-Qur'an? Apakah arti gelar ini bagi orang Muslim dan apa artinya bagi orang Kristen? Bagaimana Kristus sendiri menjelaskan tentang gelar ini di dalam Injil?

  4. Apa yang terkandung di dalam gelar utusan atau duta (rasul) sebagaimana yang dipakai oleh Al-Qur'an untuk Kristus? Mengapa Muhammad menolak gelar “Raja” dan “Tuhan” bagi Kristus, meskipun ia juga memiliki kesalahpahaman politik akan kedatangan Kristus?

  5. Mengapakah putera Maryam di dalam Islam tidak pernah bisa disebut Anak Allah? Bagaimana mungkin orang Muslim bisa mengakui kelahiran Kristus dari seorang anak dara Maria sementara pada saat yang sama secara tegas menolak keilahian-Nya?

  6. Dua bagian dari Kredo Nicene yang mana yang secara jelas menjadi tanda perbedaan antara Islam dengan Kekristenan dalam kerangka pemahaman mereka tentang Kristus?

  7. Mengapa Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia sebanyak 80 kali di keempat Injil sementara Dia jarang dan sering menggunakan cara terselubung dalam menyebutkan diri-Nya sebagai Anak Allah?

  8. Apa yang dipikirkan atau dibayangkan oleh seorang Muslim ketika ia membaca di dalam Al-Qur'an bahwa Kristus adalah Firman dari Allah atau Perkataan-Nya? Dengan pemahaman Alkitabiah yang manakah penjelasan Al-Qur'an ini bisa diisi?

  9. Mengapa Muhammad berani menyebut Kristus sebagai Roh dari Allah yang turun kepadanya dan akan kembali kepadanya?

  10. Apa sebabnya Roh Kudus tidak mungkin ada di dalam pengajaran Islam seperti Ia ada di dalam pengajaran Injil?

  11. Bagaimana kita bisa menggunakan makna dari istilah Al-Qur'an zakiy (suci) bagi Isa bahwa ia memang tanpa cacat dan tidak memiliki dosa sejak kecilnya? Apa yang bisa kita jelaskan kepada orang Muslim dengan pertolongan istilah ini?

  12. Apa gunanya perkataan Al-Qur'an bahwa Isa adalah satu-satunya Ayatullah manusia yang dipilih oleh Allah di dalam sejarah dunia ini bagi kesaksian kita di antara orang Muslim?

  13. Jalan apa yang dibukakan oleh Al-Qur'an bagi kita dengan menjelaskan bahwa Kristus adalah inkarnasi dari rahmat Allah?

  14. Seberapa baiknyakah Kristus di dalam Al-Qur'an dengan melihat bahwa Muhammad menjelaskan dia sebagai salah satu di antara orang-orang saleh? Bagaimana kita bisa menunjukkan kepada orang Muslim bahwa putera Maryam itu sama baiknya dengan Allah?

  15. Apa yang dikatakan Al-Qur'an ketika di sana disebutkan bahwa Isa berbakti (berbuat yang benar) kepada ibunya? Apakah ada cara untuk menunjuk kepada kebenaran Allah dengan menggunakan istilah ini?

  16. Bagaimanakah kita bisa mengubahkan kalimat negatif di dalam Al-Qur'an bahwa Kristus bukan seorang yang sombong dan celaka dan kemudian mengubahkan kalimat ini menjadi pernyataan positif yang ada di dalam Injil?

  17. Apakah kesaksian Al-Qur'an mengenai arti Isa, ketika dijelaskan bahwa ia diberkati di mana saja ia berada, di bumi ini dan juga di akhirat?

  18. Mengapa Muhammad menyimpulkan kesaksiannya tentang Kristus di dalam sebuah pernyataan bahwa Kristus adalah seperti Adam? Apa yang salah dari penegasan ini kalau dibandingkan dengan penjelasan lain di dalam Al-Qur'an sendiri tentang Isa?

  19. Bagaimana kita bisa mengisi gelar di dalam Al-Qur'an tentang Kristus sebagai “Hamba Allah” (Abdullahi) dengan Injil yang penuh? Di bagian Alkitab yang mana Yesus disebut sebagai Budak (atau Hamba) Tuhan?

  20. Mengapa Isa di dalam Al-Qur'an bukanlah hanya sekedar salah satu di antara para nabi tetapi merupakan suatu pribadi yang unik dan menonjol? Jelaskan rahasia ini secara singkat.

  21. Bagaimana mungkin Muhammad mengakui bahwa Kristus sangat ditinggikan di dunia dan di akhirat dan bahwa Ia hidup dekat dengan Allah setelah ia diangkat kepadanya?

  22. Apakah makna dari dialog di dalam Al-Qur'an antara Allah dengan Kristus sesudah ia diangkat? (Surat al-Ma'ida 5: 116-118) Mengapa Kristus diberi gelar yang sama dengan Allah (sebagai shaheed = peneliti, saksi)?

  23. Bagaimana orang Muslim membayangkan bahwa awal dari hari penghakiman secara jelas akan tergantung kepada kedatangan Kristus yang kedua kali?

  24. Ayat-ayat apa di dalam Al-Qur'an yang bisa anda kutip untuk menjelaskan bahwa Yesus adalah satu-satunya Raja Damai, pembuat damai yang sesungguhnya dan satu-satunya Muslim sejati di dunia ini?

  25. Gelar Alkitabiah penting yang manakah yang sungguh-sungguh dihilangkan di dalam Al-Qur'an? Mengapa hal demikian terjadi?

  26. Sampai seberapa jauh masih bisa diperbolehkan dan layak bagi kita untuk mengisi nama-nama, gelar dan sebutan di dalam Al-Qur'an mengenai Kristus dengan makna yang penuh dari Injil untuk istilah-istilah itu?

  27. Mengapa orang Muslim sangat kesulitan untuk memahami terminologi Kristen seperti saat kita berbicara mengenai keselamatan dan juruselamat? Mengapa banyak kesaksian orang-orang Kristen yang tidak terpahami oleh mereka?

  28. Sampai seberapa jauh Yesus dan murid-murid-Nya menyesuaikan kesaksian mereka kepada kehidupan dan pemikiran praktis orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi supaya bisa menjelaskan seluruh kebenaran Injil kepada mereka? Bagaimana Paulus menjadi orang Yahudi bagi orang-orang Yahudi dan menjadi orang non Yahudi bagi orang-orang non Yahudi? Apakah tujuan yang paling penting dari cara pewartaan Alkitabiah ini?

Setiap peserta kuis ini boleh menggunakan buku apa saja yang tersedia dan bertanya kepada orang yang layak dipercaya dan dikenalnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda termasuk alamat lengkap anda di atas selembar kertas atau melalui e-mail anda. Kami berdoa kepada Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia memanggil, mengutus, membimbing, menguatkan, melindungi dan beserta dengan anda di dalam kehidupan anda setiap hari!

Rekan anda dalam melayani Dia

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya di dalam Tuhan

Kirimkan jawaban anda ke GRACE AND TRUTH P.O.Box 1806 70708 Fellbach GERMANY

atau dengan e-mail ke: info@grace-and-truth.net