Sabtu, 28 November 2009

APPENDIX B Dewa Bulan dan Arkeologi

Sebagaimana yang telah kita pelajari, agama Islam berpusat pada penyembahan keilahian yang bernama “Allah”. Para Muslim mengklaim bahwa pada jaman pra-Islam pun, Tuhannya Alkitab adalah Allah itulah, yang selalu disembah secara berkesinambungan oleh para pemuka agama, nabi-nabi, dan para rasul yang terdapat dalam Alkitab.

Umat Islam mengakui pentingnya suatu kontinuitas dalam usaha mereka untuk membawa umat Yahudi dan Kristen masuk Islam. Jikalau “Allah” betul merupakan keterusan dari pewahyuan ilahi didalam Alkitab, tentunya agama Islam itu juga merupakan agama kelanjutannya Alkitab. Jadi kita semua seharusnya menjadi orang-orang Muslim. Namun, sebaliknya, jika Allah itu ternyata adalah nama dewa kafir jaman pra-Islam, maka pokok pengakuan umat Muslim tersebut otomatis salah kaprah.

Pengakuan-pengakuan religious sering tidak dapat dipertahankan akibat bukti-bukti arkeologi. Maka, daripada berspekulasi yang tidak juntrung mengenai masa lalu, lebih baik kita merujuk pada ilmu pengetahuan untuk mencari bukti-bukti yang dapat mengungkapkan kebenarannya.

Sebagaimana yang akan kita lihat, bukti-bukti keras yang ada menunjukkan bahwa Allah adalah dewa pagan/ Allah adalah dewa-bulan yang kawin dengan dewi-matahari, dan bintang-bintang adalah anak-anak perempuan mereka.

Para arkeolog telah mengungkapkan tempat-tempat pemujaan dewa bulan yang terdapat di seluruh Timut Tengah. Mulai dari gunung di turki sampai ke tepi-tepi pantai sungai Nil, agama jaman kuno yang paling luas penyebarannya adalah agama yang menyembah dewa-bulan.

Suku Sumerian, sebagai komunitas perama yang mengenal peradaban tuli menulis, mewariskan ribuan lempengan tanah liat yang mendeskripsikan kepercayaan keagamaan mereka.



Seperti yang dihunjukkan oleh Sjoberg dan Hall, suku kuno Sumerian menyembah dewa bulan yang dinamai dengan banyak nama-nama lain. Nama yang paling popular adalah: Nanna, Suen, dan Asimbabbar. Simbolnya adalah bulan sabit.

Dengan begitu banyak ditemukan artifak-artifak kuno yang berkaitan dengan penyembahan dewa-bulan ini adalah agama dominan yang terdapat di Sumerian. Mazhab penyembahan dewa-bulan adalah agama yang paling popular di seluruh Mesopotamia kuni. Kaum Assyria, Babylonia, dan Akkadia mengadopsi kata SUEN dan mentransformasikannya ke dalam kata SIN sebagai nama favorit bagi dewa ini.

Prof Potts mengutarakan “Sin adalah sebuah nama yang berasal usul dari kaum Sumerian yang telah dipinjam (dipakai) oleh kaum Semit.”

Di masa Syria dan Canna kuno, dewa-bulan Sin umumnya dilambangkan oleh bulan yang sabit. Pada ketika tertentu, symbol bulan-purnama diletakkan di dalam bulan-sabit demi menekankan semua masa peredaran bulan. Dewi matahari adalah istri dari Sin dan bintang-bintang adalah putri-putri mereka. Sebagai missal, ISTAR adalah salah satu putri dari Sin.

Pengorbanan-pengorbanan kepada dewa-bulan tertera dalam teks Ras Shamra. Dalam teks Ugarit, dewa-bulan kadang-kadang disebut Kusuh. Dalam Persia atau Mesir, dewa-bulan digambarkan pada dinding-dinding batu dan pada kepala-kepala patung. Dewa-bulan ini adalah hakim atas manusia dan dewa-dewa lain.

Sesungguhnyalah di mana-mana di dunia purba ini, simbol dari bulan-sabit dapat ditemui pada bekas cap-cap, keramik, ornamen-ornamen penangkis bala, lempengan tanah liat, silinder-silinder, alat timbangan, kalung, dinding-dinding batu untuk melukis, dan sebagainya. Dalam Tellel-Obeid, anak lembu tembaga ditemukan dengan sebuah tanda bulan sabit di atas kepalanya. Ada pula satu dewa berbadan kerbau dan berkepala manusia mempunyai bulan sabit tertera di keningnya dengan kulit kerang.

Di tanah Ur, Stela dari Ur-Nammu mempunyai simbol vulan-sabit yang diletakkan di atas dewa-dewa lain karena dewa-bulan itulah kepalanya para dewa. Bahkan roti-roti dibakar dalam bentuk bulan sabit sebagai tanda pengabdian mereka terhadap dewa-bulan.

Oang-orang kota Ur di wilayah Chaldea (catatan dari penerjemah: Ur adalah nama sebuah kota Sumerian Kuno; wilayah Chaldea adalah wilayah yang meliputi dataran rendah Tigris dan lembah Efrata. Kalau melihat peta sekarang letaknya di Irak Selatan) sangat setia beribadah kepada dewa bulan sehingga menurut prasasti yang terdapat pada jaman itu kota tersebut kadang-kadang dinamakan Nannar.

Dari hasil penggalian di kota Ur yang dilakukan oleh Sir Leonard Wooley ditemukan sebuah kuil untuk pemujaan dewa bulan. Dia menggali dan menemukan banyak bukti mengenai penyembahan bulan yang sekarang disimpan untuk dipamerkan di Museum Inggris. Demikian juga Harran dicatat karena kesetiaan beribadahnya pada dewa bulan. Pada tahun 1950-an tempat pemujaan dewa bulan yang utama ditemukan dalam suatu penggalian di Hazor, Palestina (lihat peta 1)

Dua buah berhala dewa bulan juga ditemukan. Masing-masing merupakan sebuah patung dari seorang laki-laki yang sedang duduk di atas sebuah tahta dengan ukiran bulan sabit di dadanya (lihat diagram 1). Prasasti-prasasti yang menyertainya memperjelas bahwa benda tersebut memang benar merupakan berhala-berhala dewa bulan (lihat diagram 2 dan 3). Juga ditemukan beberapa patung-patung yang lebih kecil yang diidentifikasikan oleh prasastinya sebagai anak-anak perempuan dewa bulan (lihat diagram 4).

Bagaimana mengenai Arabia? Sebagaimana yang diungkapkan oleh Professor Coon, “Para Muslim amat alergi memelihara/mempertahankan tradisi kekafiran tempo dulu dan karenanya mereka berdalih dengan memutarbalikkan fakta sejarah pra-Islam dengan menempatkan tokoh-tokoh atau hal-hal yang tidak sesuai dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa yang sesungguhnya (anachronistic).

Selama abad ke-19, Arnaud, Halevy, dan Glaser pergi ke Arabia sebelah selatan, dan menggali ribua prasasti Sabian, Minaean, dan Qatabanian yang diterjemahkan mereka (lihat peta 2).

Pada tahun 1940-an, dua orang ahli arkeologi yang bernama G. Caton Thompson dan Carleton S. Coon menemukan prasasti yang luar biasa di Arabia.

Selama tahun 1950-an, Wendell Phillips, W.E Albright, Richard Bower, dan lain-lain menggali beberapa tempat peninggalan jaman kuno yang terdapat di qataban, Timna, dan Marib (ibukota Sheba kuno).

Ribuan prasasti yang tertulis pada tembok-tembok dan batu-batu karang di Arabia bagian utara juga berhasil dikumpulkan. Relief-relief (gambar-gambar timbul) dan mangkuk-mangkuk persembahan dalam pemujaan kepada “para puteri Allah” juga telah ditemukan. Ketiga puteri Allah yaitu Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat kadang-kadang digambarkan bersama dengan Allah, dewa bulan, yang ditandai dengan sebuah gambar bulan sabit di atas gambar mereka.

Bukti-bukti arkeologi mengungkapkan bahwa agama yang paling dominan di Arabia adalah agama yang melaksanakan tata cara ibadah pemujaan dewa bulan. Alkitab Perjanjian Lama justru secara konstan melarang penyembahan-penyembahan terhadap dewa bulan (lihat contoh ayat-ayat Alkitab yang berikut ini: Ulangan 4:19; Ulangan 17:3; Raja-Raja 21:3, 5; 2 Raja-Raja 23:5; Yeremia 8:2; Yeremia 19:13; Zefanya 1:5).

Pada waktu umat Israel jatuh dalam dosa penyembahan berhala biasanya yang merea lakukan adalah upacara ibadah/penyembahan kepada dewa bulan. Pada masa Perjanjian Lama, Nabonidus (555-539 sebelum Masehi), raja terakhir dari Babilonia, membangun Tayma, di Arabia, sebagai pusat penyembahan dewa bulan.

Segall menyetakan, “agama penyembah benda-benda angkasa yang dianut masyarakat Arabia Selatan selalu didominasi oleh penyembahan kepada dewa bulan dengan berbagai variasinya”.

Banyak ilmuwan juga mengamati bahwa nama dewa bulan, “Sin”, adalah bagian dari kata Arab seperti “Sinai”, “padang belantara Sin”, dan seterusnya.

Ketika kepopuleran dewa bulan mulai sirna di tempat-tempat lain, orang-orang Arab namun tetap mempertahankan keyakinan mereka bahwa dewa bulan adalah dewa yang terbesar di antara semua dewa.

Ketika mereka menyembah 360 dewa baal yang ada di Kaabah, Mekkah, dewa bulan adalah merupakan dewa kepala. Sesungguhnya Mekkah itu dibangun sebagai tempat suci/kuil bagi dewa bulan. Itulah sebabnya Mekkah (dan bukan tempat-tempat lain) disebut sebagai tempat yang paling suci menurut kepercayaan paganisme Arab.

Dalam tahun 1944, G. Caton Thompson mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul The Tombs and Moon Temple of Hureidha, bahwa dia telah menemukan sebuah tempat pemujaan dari dewa bulan di Arabia bagian selatan (lihat Peta 5). Simbol-simbol bulan sabit dan tidak kurang dari 21 prasasti dengan nama “Sin” juga ditemukan di tempat pemujaan tersebut (lihat diagram 5)

Sebuah berhala yang kemungkinan besar adalah dewa bulan itu sendiri telah pula ditemukan (lihat diagram 6). Penemuan ini di kemudian hari juga dikonfirmasikan oleh ahli-ahli arkeologi yang tersohor lain.

Bukti-bukti mengungkapkan bahwa tempat pemujaan dewa bulan tetap aktif bahkan pada masa Kristen sedang berkembang pesat. Bukti-bukti yang terkumpul baik dari Arab Utara maupun dari Arab selatan mengungkapkan bahwa penyembahan dewa bulan tetap aktif diakukan oleh penganutnya bahkan pada jaman Muhammad dan itu tetap merupakan upacara keagamaan yang dominan.

Menurut sejumlah besar prasasti, nama dewa bulan adalah “Sin”, sedangkan titelnya adalah al-ilah, “dewata”, yang artinya dewa paling utama dan paling tinggi dari semua dewa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Coon, “Dewa Il atau Ilah asal mulanya adalah suatu fase dari dewa bulan”.

Dewa bulan disebut al-ilah, dewata, yang disingkat menjadi Allah pada jaman pra-Islam. Orang-oang Arab penyembah berhala bahkan menggunakan nama Allah untuk menamai anak-anak mereka. Contohnya, baik ayah maupun paman dari Muhammad menggunakan nama Allah sebagai bagian dari nama mereka. (sang ayah, bernama Abdullah = abdi Allah; sang paman, Obied Allah, tidak pernah masuk Islam).

Itulah kenyataan pada jaman Muhammad yang membuktikan bahwa Allah merupakan title dari dewa bulan. Professir Coon mengatakan. “sama seperti halnya di atas, menurut pengajaran Muhammad, Iah yang praktis tidak bernama, dijadikan Al-Ilah, Tuhan, atau Allah yang Maha Tinggi”.

Dengan fakta tersebut si atas terjawablah pertanyaan, “Mengapa Alquran tidak pernah mendefinisikan pengertian ‘Allah’ kepada pengikut-pengikutinya? Dan mengapa Muhammad engasumsikan bahwa orang-orang Arab penyembah berhala sudah tahu siapa Allah itu? [dari mana datangnya perubahan nama Yahweh mendadak menjadi Allah?].

Muhammad memang dibesarkan dalam lingkungan agama yang menyembah dewa bulan yang dinamakan Allah, namun dia selangkah lebih maju daripada orang-orang Arab penyembah berhala lainnya. Sementara mereka percaya bahwa Allah (maksudnya dewa bulan) adalah yang paling utama.paling besar dibandingkan dengan semua dewa-dewa lain dan merupakan dewa yang termulia di dalam kuil pemujaan, Muhammad memutuskan bahwa Allah bukan saja maha besar tetapi juga satu-satunya Tuhan.

Dengan imajinasi tinggi, Muhammad seolah berkata, “Lihat, kamu telah mengimani bahwa dewa bulan Allah merupakan dewa yang terbesar. Jadi, yang saya inginkan adalah bahwa kamu sependapat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Saya tidak meniadakan Allah yang sejak dulu kamu sembah itu. Saya hanya akan meniadakan istrinya (yang dimaksud adalah dewi matahari) dan anak-anak perempuan Allah dan saya juga akan meniadakan semua dewa-dewa lain”.

Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari sebentuk slogan Islam di mana terdapat sebutan ALLAHU AKBAR, kata mana bukan berarti sebegaimana diterjemahkan “Allah Maha Besar” atau “Allah yang Terbesar”, melainkan secara harfiah berarti “Allah Yang Lebih Besar”. Dia yang lebih tertinggi di antara semua dewa-dewa. Tidak ada alasan lain mengapa Muhammad menyatakan “Allah Terbesar/Lebih Besar” selain karena adanya konteks politheistik yang menunjukkan adanya kepercayaan pada banyak dewa yang telah diimani oleh orang-orang sebelumnya. Kata Arab ini digunakan untuk mengkontraskan “lebih besar” dari “lebih kecil”.

Bahwa hal tersebut dapat dibenarkan terlihat dari kenyataan bahwa orang-orang Arab penyembah berhala tidak pernah menuduh Muhammad mengajarkan tentang sosok Allah yang berbeda dengan sosok Allah yang telah mereka sembah sebelumnya. “Allah” ini adalah dewa bulan seperti yang dapat disaksikan dari bukti-bukti arkeologi yang telah ditemukan.

Jadi, Muhammad berusaha ke kanan dan kiri sekali jalan. Kepada para penyembah berhala, dia mengatakan bahwa dia masih percaya pada dewa bulan yang bernama Allah dan kepada umat Yahudi dan Kristen, dia mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan mereka juga.

Sayang bahwa umat Yahudi dan Kristen lebih tahu, dan mereka menolak Allah-nya Muhammad sebagai Tuhan yang palsu.

Al-Kindi, salah satu pembela Kristen mula-mula (terdahulu) menyatakan bahwa Islam dan tuhannya yang disebut Allah bukanlah berasal dari Alkitab, tetapi dari para penyembah berhala suku-suku Sabian. Orang-orang Sabian tidak menyembah Yahweh (Tuhan Alkitabiah) tetapi mereka menyembah dewa bulan dan puteri-puterinya yang bernama Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat.

Dr. Newman, dari hasil studinya mengenai perdebatan Kristen-Muslim terdahulu menyimpulkan bahwa: “Islam membuktikan dirinya sendiri sebagai sebuah agama terpisah dan antagonistic yang muncul dari penyembahan berhala”.

Ilmuwan dalam kajian Islam yang bernama Caesar Farah menyimpulkan, “Oleh karenanya tidak ada alasan untuk menerima ide/pendapat bahwa Allah umat Muslim adalah Tuhan yang sama dengan Tuhannya umat Kristen dan Yahudi”.

Orang-orang Arab menyembah dewa bulan sebagai dewa yang maha tinggi. Tetapi hal tersebut tidaklah sama dengan yang dimaksud menurut Alkitab. Ketika dewa bulan (Allah) dinyatakan sebagai dewa yang terbesar dari segala dewa dan dewi yang ada, Allah ini masih berkonsepan politheistik dewa-dewa lain di tengah-tengah dewa bulan.

Sekarang kita telah menemukan berhala-berhala dewa bulan yang aslinya, jadi tidak disangkal lagi bahwa Allah adalah suatu dewa pagan (kafir) yang telah disembah sejak jaman pra-Islam.

Dengan demikian, tidaklah mengherankan jikalau: Simbol Islam adalah bulan sabit;

• Bulan sabit terletak di puncak-puncak masjid dan menara azan;

• Bulan sabit digambarkan pada bendera-bendera negara Islam;

• Umat Muslim berpuasa pada bulan yang berawal dan berakhir dengan munculnya bulan sabit di langit. [Di manapun, ritus-ritus, upacara-upacara, nama dan symbol-simbol ilah (bulan-bintang) tidak pernah muncul dari ajaran Taurat dan Injil. Itu merupakan kekejian di hadapan TUHAN YAHWEH; “…..Jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga ketika engkau melihat, bulan dan bintang, segenap tentara di langit, engkau disesatkan untuk menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan YAHWEH, Elohim-mu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka.” (Ul. 4:19)]

Kesimpulan

Orang-orang Arab pagan menyembah dewa bulan yang dinamakan Allah dengan cara sembahyang menghadap ke Mekkah beberapa kali sehari; mereka melakukan beribadah ziarah ke Mekkah; berlari-lari mengelilingi tempat pemujaan dewa bulan yang dinamakan Kaabah; mencium batu hitam; menyembelih hewan untuk dikorbankan kepada dewa bulan; melempari setan (roh-roh jahat) dengan batu; berpuasa pada bulan-bulan yang berawal dan berakhir dengan kemunculan bulan sabit; memberi sedekah kepada orang miskin; dan lain-lain.

Pernyataan umat Muslim bahwa Allah adalah Tuhan Alkitabiah dan bahwa Islam adalah kelanjutan dari agama yang dianut oleh para nabi dan para rasul Alkitabiah adalah tidak benar menurut bukti-bukti arkeologi yang telah ditemukan. Islam tidak lain adalah kebangkitan kembali suatu tata cara ibadah keagamaan untuk menyembah dewa bulan jaman kuno. Islam bahkan telah mengadopsi symbol-simbol, ritus-ritus keagamaan, upacara-upacara keagamaan, dan nama tuhannya (maksudnya nama sesembahan umat Islam) dari agama pagan (kafir) kuni yang menyembah dewa bulan. Hal-hal seperti itu merupakan penyembahan terhadap berhala yang merupakan hal yang sangat terlarang bagi umat yang mengikuti ajaran Taurat dan Injil.

[ULAR TUA YANG CERDIK ITU TELAH MENYAMARKAN WAJAHNYA. BANYAK ORANG MENYANGKA BAHWA DIA ADALAH TUHAN ELOHIM.

ADA JALAN YANG DISANGKA ORANG LURUS, TETAPI UJUNGNYA MENUJU MAUT. WASPADALAH KARENA DARI BUAHNYALAH KAMU AKAN MENGENAL MEREKA. DAPATKAH ORANG MEMETIK ANGGUR DARI SEMAK DURI?]

Lampiran 10 Hal Yang Dipercaya atau Tidak Dipercaya oleh Muhammad

Muhammad mengajarkan banyak hal yang bagi pembaca modern saat ini merupakan hal-hal yang tidak mungkin masuk akal. Sebagian dari keyakinannya sampai sejauh ini merupakan hal-hal yang tidak mungkin diterima atau dipertahankan oleh seorang pun pada zaman sekarang.

Namun demikian, kita menyadari bahwa umat Muslim yang tulus memang harus menerima semuanya itu atau kalau tidak mereka harus melepaskan pengakuan mereka bahwa Muhammad itu rasul Allah.

Kita memahami kesulitan mereka. Bagaimana mereka dapat mempertahankan sesuatu yang tidak dapat dipertahankan lagi? Bagaimana mereka dapat membenarkan sesuatu yang jelas tidak masuk akal? Hal inilah yang merupakan pokok persoalannya. Berikut ini adalah sebagian dari daftar aneh-aneh yang diajarkan oleh Muhammad kepada murid-muridnya.

1. Adam yang amat raksasa

Dalam Hadis IV/543, kita membaca sebagai berikut:

Nabi berkata, “Allah menciptakan Adam, menurut bentuknya. Panjangnya 60 hasta.” Ini setinggi 90 kaki! Atau 30 meter!

Apakah Adam sungguh-sungguh setinggi bangunan sepuluh lantai?

Bagaimana dengan tinggi Hawa (isterinya)? Dan bagaimana dengan tinggi anak-anak mereka? Dan mengapa kita tidak setinggi mereka? Tidakkah ilmu pengetahuan mengenai anatomi manusia menjelaskan kepada kita bahwa Adam tidak mungkin setinggi 90 kaki? Apakah umat Muslim siap untuk mempertahankan ucapan Muhammad mengenai Adam yang tingginya 90 kaki?

2. Lalat dalam cangkir

Jika seekor lalat masuk ke dalam cangkirmu, jangan kuatir mengenai hal tersebut karena demikian sabda Muhammad bahwa kalau sayap lalat sebelah membawa penyakit, maka sayap yang sebelah lagi membawa penangkal penyakit tersebut. Jadi minum saja air di dalamnya (Hadis IV/537).



3. Anjing dilarang

Menurut Hadis IV/539, malaikat tidak akan masuk ke suatu rumah jika ada seekor anjing di rumah tersebut. Oleh karenanya Hadis IV/540 menyatakan, “Rasul Allah memerintahkan bahwa anjing-anjing harus dibunuh”.

Orang-orang yang menyukai anjing pasti bukan orang-orang Muslim yang baik. [Apa hubungannya anjing dengan malaikat? Kenapa mereka diciptakan lalu disuruh bunuh? Apakah posisi babi lebih beruntung ketimbang anjing yang diperintahkan untuk harus dibunuh? Tetapi di lain kesempatan kepada Nabi merestui anjing-terlatih (mu’allam) yang membantu berburu menangkap binatang buruannya? Hadis (Terjemahan Shahih Bukhari) No. 125]

4. Genetika Islam

Muhammad menyatakan bahwa Jibril memberitahukan suatu rahasia kepadanya mengapa seorang anak mirip ayahnya atau ibunya. Jawaban ini diberikan untuk membuktikan bahwa Muhammad adalah rasul Allah.

Dia menyatakan: “Adapun mengenai kemiripan seorang anak dengan orang tuanya adalah sebagai berikut: Jika seorang laki-laki berhubungan seksual dengan isterinya dan dia berorgasme terlebih dahulu, maka sang anak akan mirip seperti ayahnya, dan jika wanita tersebut yang berorgasme terlebih dahulu, maka anak itu akan mirip ibunya”. (Hadis IV/546)

Bagaimana orang Muslim modern dapat membuktikan bahwa ciri-ciri fisik sang anak ditentukan oleh orgasme manakah dari orang tua mereka yang keluar lebih dahulu waktu bersanggama, dan bukan ditentukan oleh genetika?!

5. Bintang-bintang sebagai Misil (peluru-peluru yang dilontarkan)

Menurut Muhammad seperti yang tertulis dalam Hadis, jilid 4, pasal 3, halaman 282, bahwa bintang-bintang diciptakan Allah sebagai misil-misil yang dilontarkan untuk menghantam setan-setan.

Para ahli perbintangan tentu tertarik dengan doktrin Muhammad ini.

6. Lakukan seperti apa yang kukatakan, bukan seperti yang kukerjakan!

Muhammad memerintahkan setiap orang untuk membuat surat wasiat sementara ia sendiri gagal membuat surat wasiat.

Saya bertanya pada Abdullah bin Abu Aufa, “Apakah Nabi membuat surat wasiat?” Dia menjawab, “Tidak”. Saya bertanya lagi, “Kalau begitu mengapa orang-orang diperintahkan untuk membuat surat wasiat?” (Hadis IV/3,4).

7. Apa yang dimakan oleh roh-roh?

Menurut Muhammad dalam Hadis V/200, jin-jin atau roh-roh makan kotoran hewan dan tulang-tulang! Informasi singkat ini sungguh jauh di luar penalaran manusia.

8. Tidak ada jaminan

Muhammad tidak memiliki jaminan keselamatan. Nabi berkata, “Demi Allah, walaupun aku adalah seorang Nabi Allah, namun aku tidak mengetahui apa yang akan Allah lakukan terhadap diriku dan dirimu”. (Hadis V/266 dan Qs 46:9)

[Yang ada justru jaminan yang memastikan bahwa semua orang akan masuk neraka.

“Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhan mu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”. (Qs 19:71)

Karena itulah maka Muhammad minta didoakan supaya dia juga diselamatkan. Umat Islam semua harus berdoa buat nabinya, 17 kali sehari dengan kata-kata: “Ya Allah, selamatkanlah junjungan kami Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad”. Doa ini dikenal dengan doa shalawat nabi. Berbeda sekali dengan Yesus Kristus yang berdoa untuk para pengikutNya (Yoh. 17:1-26)]

[….Di lain pihak, Muhammad mengantagoniskan dirinya dengan berani menjamin orang masuk surga, yaitu cukup kalau orang tersebut benar dalam seksualitas dan lidahnya:

“Siapa menjamin kepadaku apa yang di antara dua kakinya (kelamin) dan apa yang antara dua rahangnya (lidahnya), niscaya aku menjamin surga kepadanya.” (HSB no.1816). Pertanyaan bagi kita adalah apakah surga mentoleransi dosa-dosa selebihnya yang bahkan tidak ditoleransikan oleh Allah SWT, misalnya dosa syirik?]

Setelah merestui berbohong demi dapat membunuh seorang “jahat”, kini Muhammad (kontradiksi dengan butir 8 di atas), memastikan bahwa “setiap umatnya yang mati, sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, orang itu masuk surga, sekali pun ia berzinah dan mencuri” (HSB 647). Surga apaan itu yang menampung pencuri, penipu, pembunuh, pezinah?]

9. Pembunuhan dan penipuan

Muhammad menyetujui suatu pembunuhan terhadap seseorang melalui cara bohong dan penipuan. Hadis V/369. Dia jelas tidak menganut nilai-nilai kebenaran atau kehidupan.

10. Enam ratus sayap

Menurut Muhammad seperti yang tertulis dalam Hadis VI/380, malaikat Jibril mempunyai 600 sayap.

11. Setan di lubang hidungmu

Muhammad menyedot air ke dalam hidungnya kemudian menyemprotkan kembali keluar sebab, Setan bertengger pada lubang hidung (bagian atas) sepanjang malam (Hadis IV/516)

Saya harus mencari siapa di antara umat Muslim yang akan mempertahankan doktrin dan kebiasaan aneh dari Muhammad ini.

12. Demam dari Neraka

Muhammad meyakini bahwa sakit demam berasal dari panasnya Api Neraka. Nabi berkata, “Demam berasal dari panasnya api (Neraka), maka dinginkan sakit demam tersebut dengan air” (Hadis IV/483-486).

Banyak macam pertanyaan berkecamuk dalam pikiran anda kalau anda sungguh-sungguh memikirkan tentang doktrin Muhammad tersebut.

13. Bahtera Nuh

Bahtera Nuh nampak dan terapung di depan mata mereka (Hadis VI/391, pasal 288). Bagaimana dan mengapa hal ini terjadi kita tidak diberitahu.

14. Air kotor yang mengandung kekuatan magis

Para pengikut Muhammad berebutan untuk mendapatkan air kotor bekas cucian Muhammad. Mereka akan mengolesi tubuh mereka dengan air kotor itu dengan maksud agar mendapatkan rahmat magis darinya. Hadis I/187, 188. (Pendewaan sosok Muhammad sulit dihindari)

15. Air ludah yang suci

Bahkan yang lebih jijik adalah kebiasaan meludah ke tangan-tangan para pengikutnya agar mereka dapat mengolesi wajah-wajah mereka dengan air ludah itu.

Demi Allah, kapan saja rasul Allah meludah, air ludah itu akan jatuh di tangan salah seorang dari mereka (maksudnya sahabat-sahabat nabi), yang kemudian akan dioleskan pada wajah dan kulitnya. Hadis III/891.

Itulah sebabnya kita dapat memahami mengapa Muhammad mengolesi tubuh-tubuh yang telah mati dengan air ludahnya. Hadis II/360, 433.

16. Setan buang air kecil di telinga

Setan mengencingi orang-orang yang tertidur selagi sembahyang (Hadis II/245)

17. Mengeluarkan angin busuk (kentut)

Menurut Muhammad, jika anda berbuat dosa “hadath” (mengeluarkan angin busuk/kentut) ketika anda bersembahyang, Allah akan menolak sembahyang anda. (Hadis I/628; IX/86)

18. Bau Mulut

Bau mulut berarti bahwa Allah tidak akan mendengar sembahyang anda. Anda tidak boleh makan bawang sebelum sembahyang sebab Allah tidak akan mendengar anda yang berbau bawang di mulut anda. (Hadis I/812, 813, 814, 815; VII/362, 363).

19. Menguap itu dari Neraka

Menguap adalah dari setan. Itu menurut Muhammad dalam Hadis IV/509. Jelas dari Hadis ini, dan dari 2 Hadis sebelumnya, Muhammadlah yang merasa tersinggung oleh hal-hal yang tidak diingininya seperti bau mulut, menguap dan kentut.

Tetapi bahwa Tuhan yang merasa tersinggung oleh proses-proses alamiah dari tubuh manusia yang diciptakanNya ini, tentu sulit diterima oleh pikiran rasional.

20. Burung-burung hijau

Menurut Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid dari Mesjid Suci di Mekkah: Rasul Allah berkata: Jiwa-jiwa para syuhada ada di dalam tubuh burung-burung hijau yang tinggal di Firdaus menurut sukunya (vol. I, hal. XXVIII).

Jika hal ini benar, kita tidak akan mengerti betapa “burung-burung hijau” akan dapat menikmati perempuan-perempuan cantik yang ditambatkan pada pelbagai sudut-sudut Firdaus!

KESIMPULAN

Jika Muhammad adalah benar-benar Rasul Allah, maka tentulah apa yang diajarkannya berasal dari Allah dan pasti benar.

Tetapi apa yang dikatakannya ternyata begitu “asing” dan “absurd” sehingga tidak ada peluang untuk benar. Jadi bagaimanakah Muhammad sebagai rasul Allah? Logika tidak lari kemana-mana. Hadis adalah pukulan final yang meledakkan klaim bahwa ia adalah seorang diantara jajaran rasul dan nabi Allah.

APPENDIX A Terjemahan Alquran Dalam Bahasa Inggris

Pernyataan umat Muslim bahwa bahasa Arab Alquran tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa-bahasa lain telah menyebabkan orang-orang Muslim non-Arab hanya dapat bersembahyang dan membaca ayat-ayat Alquran dalam bahasa Arab sekalipun tidak mengerti apa yang diucapkannya. Pernyataan tersebut juga merupakan pelecehan terhadap seluruh generasi para ilmuwan Arab yang nyatanya tidak mengalami kesulitan apa-apa untuk menerjemahkan Alquran.

[Para Muslim perlu beratanya: Kenapa Taurat dan Injil tidak memerlukan bahasa Arab untuk komunikasi Allah dengan umatNya? Jadi bahasa lain pun mampu menyatakan Firman Allah kepada manusia dan sebaliknya, tidak harus dalam bahasa Arab?]

Terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris oleh ilmuwan Barat yang pertama kali dilakukan pada tahun 1734 oleh George Sale.

Kemudian tidak pernah diakukan lagi sampai tahun 1861 dimana orang kedua melakukannya lagi yaitu Rodwell, diikuti oleh Palmer pada tahun 1880, kemudian Wherry pada tahu 1882, selanjutnya Pickthal pada tahun 1930, Lalu Arberry pada tahun 1955, setelah itu Mercier pada tahun 1956, dan Dawood pada tahun 1974.

Orang Muslim yang pertama menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Inggris yaitu Adul Hakim Khan pada tahun 1905. Diikuti oleh Mirza Hairat pada tahun 1919. Sekte Ahmadiya menerjemahkannya tahun 1915. Kemudian diikuti oleh terjemahan Yusuf Ali tahun 1934 dan selanjutnya Rashad Khalifa tahun 1981.

Karena sangat banyak umat Muslim berbahasa Inggris di Barat yang mengacu pada terjemahan Yusuf Ali, maka kami mengikuti sistem penomeran ayat-ayat Alquran seperti yang dilakukannya. Peniruan ini mungkin akan sedikit membingungkan, karena aslinya ayat-ayat Alquran tidak dinomeri. Penomeran ayat-ayat semacam itu merupakan ide dari Barat.

Para penerjemah berbeda satu dengan yang lain dalam hal penomeran ayat. Mungkin saja terjadi bahwa Yusuf Ali memberi nomer ayat 5, sedangkan Pickthal memberinya nomer ayat 4. Bahkan Arberry tidak memberi nomer pada masing-masing ayat, dia malahan memberi nomer pada pasal-pasalnya.

Jika anda memeriksa ayat referensi yang telah kami berikan dalam buku ini dan anda tidak menggunakan terjemahan Yusuf Ali, anda dipersilahkan untuk memeriksa satu ayat sebelum atau sesudahnya dari ayat tersebut dan anda akan menemukan ayat yang kami maksudkan.

Kami telah mengungkapkan sebelumnya bahwa para penerjemah Muslim seperti Yusuf Ali tidak ragu-ragu (maksudnya dengan sengaja) menerjemahkan teks Arab secara meleset demi menutup berbagai kesalahan yang terdapat dalam Alquran. Yusuf Ali memang seorang apologet Islam, lalu menjadi menerjemah Alquran. Namun demikian Ali justru telah terjebak dengan caranya menterjemahkan Alquran tersebut yang sebelumnya tidak pernah dibayangkannya. Karena dengan catatan-catatan kaki yang dilakukannya secara kostan yang mana dia mencoba menyelamatkan Alquran dari berbagai kesalahan dan pertentangan yang terdapat di dalamnya, dia justru menyadarkan para pembaca bahwa terdapat banyak sekali kesalahan dan pertentangan dalam teks Alquran tersebut.

Selain itu, argumentasinya yang tidak rasional dan kesengajaannya menterjemahkan secara meleset berbagai teks (misalnya mengenai Trinitas), telah menyebabkan munculnya kecurigaan besar di kalangan para pembaca bahwa Ali sedang mencoba menyembunyikan sesuatu. Para pembaca Alquran hasil terjemahan Ali harus mewaspadai suatu agenda apologetika yang disembunyikannya.

Lampiran 9 Buang Air Kecil dan Buang Air Besar

Muhammad menderita obsesi psikologis dengan buang air kecil dan buang air besar. Pada kenyataannya, dia menghabiskan banyak waktu untuk mengajarkan mengenai kapan, di mana dan bagaimana seseorang boleh buang air kecil dan buang air besar. Dia sedemikian terobsesinya dengan masalah tersebut sehingga mengajarkan bahwa jika seseorang buang air kecil dan mengenai pakaian atau tubuhnya, dia (orang tersebut) akan menderita Api Neraka setelah meninggal dunia.

Salah satu dosa besar yang dilakukan seseorang adalah bahwa dia tidak menjaga dirinya (pakaian dan tubuhnya) dari air seninya (maksudnya pakaian dan tubuhnya terkena air seninya sendiri). Pada suatu hari Nabi, selagi melewati salah satu kuburan di Medinah atau Mekkah, mendengar suara dari dua orang yang disiksa dalam kuburan mereka. Nabi kemudian menambahkan, “Ya” (mereka disiksa karena suatu dosa besar yang mereka lakukan).

Sesungguhnya, salah seorang di antara mereka tidak pernah menjaga dirinya sendiri dari air seninya. (Hadis jilid I, pasal 57, nomor 215).

Menurut Hadis, II/443, Muhammad berkata bahwa orang-orang disiksa dalam Api Neraka karena mereka mengotori diri dengan air seni mereka sendiri.

Namun, pada saat yang sama, Muhammad memerintahkan orang-orang untuk minum air kencing onta dicampur dengan air susu onta itu juga, sebagai obat.

Maka Nabi memerintahkan mereka untuk pergi mencari kumpulan onta-onta dan minum air susu dan air seni onta-onta tersebut (sebagai obat) (Hadis I/234)

Peraturan-peraturan mengenai buang air kecil dan buang air besar adalah sebagai berikut:

1. Kamu tidak boleh menghadap ke Mekkah ketika kamu buang air kecil atau buang air besar (Hadis I/146, 147, 150, 151).

2. Kamu tidak boleh menggunakan tangan kananmu untuk memegang kemaluan dan untuk cebok. Hadis I/155, 156.

3. Kamu harus membersihkan alat vitalmu dengan air setelah ke kamar kecil. (Hadis I/152, 153, 154, 157).

Lampiran 8 Muhammad Mengenai Wanita

Muhammad mengajarkan bahwa mayoritas penghuni Neraka adalah wanita!

Nabi berkata, “Saya melihat ke dalam api neraka dan ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita” (Hadis I/ 28, 301; Hadis II/161).

Alasan mengapa mayoritas penghuni Neraka adalah wanita jelas-jelas tertulis dalam Hadis II/541,

Wahai wanita! Aku tidak pernah melihat manusia yang begitu kurang dalam kecerdasan dan dalam agama selain dari jenismu.

Muhammad meyakini bahwa para wanita “kurang cerdas” dan oleh karenanya menurut Hukum Islam mereka tidak layak diberi hak-hak yang sama dengan pria.

Contohnya, Muhammad mengatur dalam undang-undang bahwa kesaksian wanita di pengadilan nilainya hanya setengah dari kesaksian seorang pria. Jadi diperlukan kesaksian dari dua orang wanita untuk mengimbangi kesaksian seorang pria. Bayangkan bagaimana dampak peraturan tersebut terhadap wanita-wanita yang diperkosa.

Nabi bersabda, “Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan setengah dari kesaksian seorang pria?” Para wanita itu berkata “Ya”. Nabi berkata lagi, “Hal itu disebabkan karena kemampuan berpikir wanita sangat kurang” (Hadis III/826).

Muhammad bahkan membuat peraturan bahwa hak warisan yang diterima anak wanita hanya sebesar setengah dari yang diterima anak laki-laki (Hadis IV/10). Jadi para wanita dihukum secara keuangan semata-mata karena mereka wanita.

Dan barangkali gambaran terendah dari martabat wanita Islam tercermin dalam pernyataan bahwa dalam Firdaus tersedia wanita-wanita cantik yang tugas utamanya adalah untuk memuaskan nafsu seksual pria, dan mereka ditambatkan pada sudut-sudut suatu paviliun.



Pernyataan Allah, wanita-wanita cantik ditambatkan di paviliun-paviliun. Rasul Allah berkata, “Si Surga ada sebuah paviliun yang terbentuk dari sebuah lubang terowongan mutiara yang lebarnya 60 mil, pada masing-masing sudut terdapat para isteri yang terpisah dan tidak dapat saling melihat dengan sudut lainnya, dan orang-orang beriman akan mengunjungi para wanita tersebut untuk “menikmati” mereka. (Hadis VI/406).

[Bahwa di mata Allah, wanita Islam tampak merupakan obyek-seks dari pria, dijelaskan dalam HSB 1439, dimana Muhammad berkata: “Apabila seorang laki-laki mengajak isterinya tidur, sedang perempuan tidak mau, lalu laki-laki tadi semalaman itu dalam keadaan marah, malaikat melaknati perempuan itu sampai pagi”. Tidakkah pelaknatan malaikat semacam ini sungguh bermasalah?

1) Hukuman sepihak tanpa mempersoalkan keberatan-keberatan di pihak sang isteri?

Capai, sakit, labil mental atau fisik, salah waktu, salah tempat, salah kondisi, salah cara mengajak hubungan seks dari pihak suami, -semuanya adalah sah bagi sang isteri untuk menolak seks sepihak. Bila tidak, tentu seks suami-isteri itu akan berubah menjadi “pemerkosaan suami” atau sang isteri hanyalah budak-seks belaka! Adilkah Allah?

2) Apakah malaikat perlu bekerja semalam suntuk demi melaknati sang isteri? Apakah penghakiman Allah dibatasi waktunya sepanjang beberapa jam itu saja (dari malam tersebut hingga paginya), dimana sang isteri segera akan terlunas dari laknat keesokan harinya? Dan benarkah sang isteri akan betul-betul merasakan ujud laknatNya semalaman, padahal ia tertidur? Telah maha benarkah Allah membela semua kemarahan/kebencian karena nafsu berahi di pihak laki-laki, tanpa menawarkan pendamaian keluarga, kecuali melaknati pihak perempuan?]

Lampiran 7 Mengenai Yahudi dan Kristen

Muhammad mengajarkan bahwa umat Yahudi menyembah Ezra sebagai Anak Allah sama seperti umat Kristen menyembah Yesus sebagai Anak Allah (Hadis , vol.1, halaman xvii). Dan Muhammad pun membuat kesalahan ganda mengenai kedua pernyataan tersebut di atas.

Muhammad berkata, Setiap orang Yahudi atau orang Kristen yang pernah mendengar tentang aku namun tidak percaya kepadaku dan tidak percaya pada apa yang diwahyukan kepadaku lewat Alquran dan tradisi (Hadis), orang tersebut akan berakhir ke dalam Api Neraka. Hadis I, jilid 1, halaman li (li=51).

Menurut Hadis II/414, Muhammad mengatakan, Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Kristen sebab mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat-tempat untuk menyembah/beribadah. (Nonsense! Yahudi dan Kristen manakah yang memberhalakan kuburan nabinya?)

Lampiran 6 Mengenai Kemurtadan

Hadis berulang-ulang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun umat Muslim yang akan murtad. Dia kemudian bertanya, “Apakah ada di antara mereka yang memeluk agamanya (Islam) merasa tidak senang dan kemudian meninggalkannya?” Saya menjawab, “Tidak” (Hadis I/6 dan 48).

Pernyataan Hadis tersebut di atas bertentangan dengan pernyataan Hadis yang lain yang menyebutkan bahwa hukuman bagi orang yang meninggalkan Islam adalah hukuman mati.

Nabi bersabda, “Jika seorang Muslim meninggalkan agama Islam, bunuhlah dia” (Hadis IV/260).

Hadis bahkan mencatat mengenai pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan terhadap orang-orang yang meninggalkan agama Islam dan masuk ke agama lain (Hadis V/ 630).

Dalam Hadis vol.9, seluruhnya ditujukan untuk memperingatkan orang-orang yang akan murtad dari Islam yaitu bahwa mereka akan dibunuh (lihat Hadis, vol.9, halaman 10-11, 26, 45-50, 341, 342).

Maka, kapanpun kamu menjumpai mereka (maksudnya orang-orang Muslim yang murtad), bunuh mereka, karena siapa pun yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala pada Hari Kebangkitan (Hadis IX/ 64)

Lampiran 5 Mengenal Alquran dan Hadis

Menurut Hadis IX/643, Alquran ditulis di Surga. Jadi tidak mungkin isi Alquran berasal dari sumber-sumber duniawi yang terdapat pada zaman pra-Islam. Namun menurut penelitian terdapat banyak sekali bahan-bahan yang diambil dari zaman pra-Islam. Dengan demikian tidaklah mengherankan kalau Alquran ditulis dalam dialek Quraisy (Hadis VI/507). Fakta tersebut sering tidak disadari oleh umat Muslim yang bukan orang Arab.

Bahkan ketika Muhammad telah meninggal pun naskah Alquran masih tercecer dimana-mana (Surat-suratnya belum tersusun rapi), ada yang tertulis di daun-daun palem, di lempeng batu, pada tulang-tulang, dan lain-lain. (Hadis VI/509). Jadi dengan demikian jelaslah bahwa Hadis pun menjadi saksi atas kenyataan bahwa Muhammad sendiri tidak mempersiapkan naskah Alquran sebelum kematiannya.

Menurut catatan, Hadis mengkonfirmasikan bahwa Alquran disusun menjadi satu oleh Kalif Uthman setelah Muhammad meninggal. Hal ini sering disangkal oleh orang-orang Muslim yang tidak memahami mengenai kitab suci mereka sendiri.

Uthman menyusun Alquran dan mengirimkan beberapa salinannya ke tempat-tempat yang jauh (Hadis I/63). Uthman…menulis naskah Alquran yang Suci dalam bentuk sebuah kitab (Hadis IV/709).



Lihat juga Hadis VI/507 dan 510.

Ketika Uthman menyelesaikan himpunan Alquran menurut versinya, Hadis mencatat bahwa dia mencoba membuang semua hal-hal yang menimbulkan pertentangan yang terdapat dalam Alquran (Hadis VI/510).

Hal ini jelas membuktikan bahwa memang benar ada versi-versi Alquran yang saling bertentangan.

Kenyataan bahwa beberapa ayat Alquran telah hilang dan beberapa ayat lain dikeluarkan/dicabut dari Alquran memang diakui dalam Hadis IV/57, 62, 69, 299; Hadis VI/510, 511)

Hadis bahkan mencatat bahwa ketika orang-orang tertentu (penghafal ayat) meninggal, maka bagian-bagian Alquran yang hanya diketahui oleh mereka juga ikut hilang terkubur bersama mereka (Hadis VI/509).

Hadis mencatat bahwa Muhammad pada saat-saat tertentu ditarik oleh “pengaruh halus”, lalu berkata dan melihat hal-hal tertentu di bawah pengaruh inspirasi halus/Setan tersebut (Hadis IV/400, 490).

Pengakuan Hadis tersebut telah merusak prinsip-prinsip yang diyakini umat Muslim bahwa Muhammad memperoleh inspirasi secara sempurna dari Allah.

Karena Hadis mengakui bahwa Muhammad memang pada suatu ketika melakukan dan mengatakan beberapa perkara di bawah inspirasi Setan, maka pada prinsipnya hal tersebut menggiring orang untuk meragukan setiap apa yang dikatakan oleh Muhammad.

Seperti halnya Alquran, Hadis juga mengutip ayat-ayat yang seolah-olah dikatakan oleh nabi Nuh, nabi Musa, Yesus dan lain-lain, padahal sesungguhnya tidak mungkin mereka yang mengatakannya! Kenapa? Karena kosakata yang digunakan dan doktin pengajaran yang disampaikan serta referensi sejarah yang telah dibuat Muhammad itu jauh berbeda dengan yang mereka anut. Jelas bahwa apa yang dikutip Hadis tersebut hanyalah petikan yang tidak benar.

Hadis Jilid I, pasal 1, halaman 16; Hadis I/74, 78, 124. [misalnya kosakata yang menyebut Allah sebagai “Bapa” atau “Yahweh” tidak pernah dikenal di Alquran dan Hadis padahal keberadaannya begitu sentral di dalam Alkitab].

Hadis mengakui bahwa dalam Hadis terdapat teks-teks yang bersifat varian dan bertentangan (Hadis I/42, 47, 74, 78, 80, 81, 86, 102, 107, 112, 159, 160, 161; Hadis III/159-161). Bahkan penerjemah Hadis juga mengakuinya, pengakuan mana tertulis dalam catatan kaki pada Hadis III/159 sebagai berikut: Hadis nomor 159 tersebut bertentangan dengan Hadis Al-Hassan

Seperti halnya Alquran, beberapa Hadis juga dibatalkan atau dihapuskan (Hadis I/179, 180)

Lampiran 4 Tentang Jihad (Perang Suci)

Hadis mengungkapkan bahwa Muhammad menghendaki agar agama Islam juga disebarluaskan dengan menggunakan pedang (kekerasan). Hadis dipenuhi dengan perintah-perintah untuk memerangi umat non-Muslim dengan tujuan memaksa mereka memeluk agama Islam. Jihad merupakan hal yang sedemikian pentingnya sehingga Muhammad menyatakan bahwa jihad adalah rukun kedua yang terpenting dalam Islam.

Rasul Allah ditanya, “Apakah perbuatan yang terbaik?” Dia menjawab, “Percaya pada Allah dan rasulnya”. Penanya bertanya lagi, “Apakah perbuatan baik kedua”. Dia menjawab, “Berpartisipasi dalam jihad (perjuangan agama) demi Allah”. (Hadis I/25)

Anas bin Malik mencatat bahwa: Rasul Allah menaklukkan mereka dengan kekerasan dan pahlawan-pahlawan mereka dibunuh; anak-anak dan wanita-wanita mereka ditawan. Safiya dibawa dileh Dihya Al-Kalbi dan kemudian dia (Safiya) menjadi milik rasul Allah (Muhammad) yang menikahinya (Safiya ini adalah wanita nomor 9 dalam kehidupan Muhammad). (Hadis II/68).

Rangkuman secara singkat mengenai pengajaran jihad yang diajarkan oleh Muhammad harus diinformasikan kepada masyarakat Bebas.

Penerjemah Hadis, Dr. Muhammad Muhsin Khan menulis suatu pengantar kitab Hadis yang isinya mencakup suatu wacana mengenai Jihad yang ditulis oleh Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid, Mesjid Suci Mekkah, Saudi Arabia (Hadis jilid I, halaman xxii – xl).



Ini merupakan suatu diskusi yang paling terbuka/jujur mengenai jihad yang pernah kami baca. Ia tidak menyangkal atau mengurangi isi perintah Muhammad yaitu bahwa umat Muslim harus memaksa orang-orang Yahudi, Kristen, dan para penyembah berhala agar mereka memeluk agama Islam, atau bila tidak, harus tunduk pada tekanan-tekanan keuangan atau politik Islam. Sesungguhnya, hal itu ditujukan untuk memberi dorongan dan motivasi pada umat Muslim untuk melibatkan diri dalam jihad masa kini.

Menurut Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid, nabi Muhammad memerintahkan umat Muslim untuk berjuang melawan semua penyembah berhala serta melawan orang-orang Alkitab (umat Yahudi dan Kristen) jika mereka tidak memeluk agama Islam, atau mereka harus membayar jizya (restribusi pajak yang harus dibayar oleh umat Yahudi maupun Kristen yang tidak mau memeluk agama Islam (halaman xxiv).

Jadi jihad menerapkan beberapa cara yang berbeda:

1. Ada Jihad dengan menggunakan pedang

Dalam jenis jihad ini orang-orang diharuskan bertobat dan masuk Islam atau ditaklukkan secara paksa dengan menggunakan kekuatan militer (Hadis jilid I, halaman xxii). Hadis pasal 19 berbicara mengenai orang-orang yang bertobat dan masuk Islam sebagai berikut: mereka masuk Islam dengan pemaksaan atau karena takut dibunuh (Hadis jilid I, halaman 27).

Muhammad berkata: Saya telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka memberi kesaksian bahwa tidak ada satu pun yang punya hak untuk disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah nabi Allah, dan mereka harus sembahyang serta memberikan zakat, maka jikalau mereka melakukan semuanya itu, mereka akan menyelamatkan hidup dan harta benda mereka (Hadis I/24).

Itulah sebabnya Muhammad memperingatkan raja Byzantium, Jika kamu menjadi seorang Muslim, kamu akan selamat (Hadis I/6)

Jika raja tersebut tidak mau bertobat (masuk Islam), dia dan kerajaannya akan dihancurkan dan diperbudak.

[Khomeini, pemimpin Iran pada masa yang lalu mengatakan dalam kotbahnya bahwa kesenangan yang termurni di dalam Islam adalah membunuh dan dibunuh untuk Allah. (David Lamb, The Arabs, New York Random House, 1987, p. 287)].

Hadis mencatat bagaimana Mekkah ditaklukkan secara kekerasan untuk masuk Islam. (Hadis I/104).

Dalam Hadis III/495, kita membaca bahwa: Allah menjadikan nabi kaya raya melalui penaklukan-penaklukan.

Pada waktu seorang Muslim membunuh seseorang yang menjadi musuhnya selama jihad, dia boleh mengambil harta benda orang yang dibunuhnya.

Nabi bersabda, “Siapa pun yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya akan memiliki barang rampasannya”. (Hadis IV/370).

Perintah nabi Muhammad itulah yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh umat Muslim di Afrika saat ini. Di Negara-negara seperti Nigeria dan Sudan, ratusan ribu umat Kristen dan penyembah-penyembah berhala dijagal (disembelih) secara brutal atau diperbudak atas nama jihad, karena mereka tidak mau memeluk agama Islam.

“Nabi kami, utusan Tuhan kami, telah memerintahkan kami untuk memerangi kamu sampai kamu bersedia menyembah hanya kepada Allah kami atau kamu harus membayar jizya (retribusi pajak yang harus dibayar oleh umat non-Muslim yang tidak mau memeluk agama Islam” (Hadis IV/ 386).

2. Ada jihad pemajakan

Mereka yang menolak untuk memeluk agama Islam harus membayar pajak khusus yang disebut Al-Jizya (Hadis jilid 4, pasal 21, halaman 251-252). Beban keuangan ini sangat menekan umat non-Muslim dan membuat beban hidup mereka menjadi sangat berat.

3. Ada jihad pahala keuangan

Di Irak ada Universitas yang bebas biaya yang ditawarkan kepada setiap orang Kristen atau Yahudi yang mau memeluk agama Islam. Selain itu ada suatu “hadiah rejeki” sebesar 1000 dollar yang ditawarkan kepada setiap orang Afrika Selatan berkulit hitam yang mau meninggalkan kekristenannya dan kemudian memeluk agama Islam.

Orang-orang berkulit hitam lain (bukan dari Afrika Selatan) juga akan diberi uang sebesar 500 dollar kalau mereka mau masuk Islam.

Sudah menjadi hal yang umum bagi orang-orang Eropa dan Amerika bila mereka masih mau melanjutkan bekerja dalam bidang perminyakan di Saudi Arabia, mereka harus bersedia masuk Islam. Satu pun gereja tidak boleh dibangun di tanah Saudi Arabia, agar tidak terdapat kebaktian Kristen.

4. Ada jihad untuk membuat takut

Hukuman mati diberlakukan bagi setiap orang yang meninggalkan Islam dan memeluk agama lain misalnya agama Kristen. Ketika buku ini sedang dicetak, ada beberapa orang disiksa di sebuah penjara di Mesir. Kesalahan mereka satu-satunya hanya karena mereka berpaling menjadi Kristen.

5. Ada jihad perbudakan

Kasus orang-orang berkulit hitam yang diperlakukan sebagai budak-belian hanya terjadi di negara-negara Islam.

The London Economist (6 Januari 1990) melaporkan bahwa orang-orang Muslim Sudan menangkap dan menjual wanita-wanita dan anak-anak berkulit hitam dari suku Dinka yang memeluk agama Kristen dengan harga 15 dollar setiap kepala.

Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam laporannya mengenai perbudakan mengungkapkan bahwa orang-orang Muslim masih memperbudak orang-orang berkulit hitam. Newsweek edisi khusus terbitan 4 Mei 1992 dalam laporannya mengenai perbudakan juga mengungkapkan hal yang sama.

Wanita-wanita non-Muslim yang pergi ke Saudi Arabia untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga sering diperlakukan sebagai budak oleh orang-orang Muslim yang menjadi majikannya, bahkan mereka seringkali dipukul dan diperkosa menuruti keinginan sang majikan. Pemerintah Saudi Arabia tidak mengijinkan mereka meninggalkan negara tersebut tetapi mengembalikan mereka kepada majikan mereka di Saudi Arabia.

6. Jihad pengadilan

Orang-orang non-Muslim tidak memperoleh akses dan perlindungan yang sama dengan umat Muslim dihadapan hukum karena kesaksian umat non-Muslim di pengadilan dianggap tidak sah bila kesaksian itu ditujukan untuk melawan orang Muslim (Hadis jilid 3, pasal 31, halaman 525-526). Peraturan itu bahkan diterapkan juga kalau seandainya orang Muslim tersebut membunuh orang non-Muslim.

Orang Muslim tidak akan dijatuhi hukuman mati karena mereka membunuh orang kafir (non Muslim). Hadis IV/283 dan IX/50.

7. Ada jihad setelah kematian

Seorang Muslim “harus berjuang (demi Muhammad) baik selagi dia masih hidup maupun setelah dia meninggal dunia” (Hadis jilid I, pasal 43).

8. Ada jihad Firdaus

Siapa pun orang Muslim yang terbunuh selagi berjihad akan langsung memperoleh kenikmatan-kenikmatan seksual di Firdaus (Hadis I/35; Hadis IV/386).

[Jumlah ayat-ayat keras di dalam Hadis dan Alquran cukup membelalakkan mata. Padahal Allah SWT diklaim sebagai “Maha Pengasih dan Penyayang”! Pelbagai istilah perjuangan, kekerasan, peperangan bagi Allah hingga kepada perintah pembunuhan atau terbunuh, cungkil mata dan lain-lainnya, ada terdapat dalam Quran!!!

Ada istilah JIHAD, peperangan melawan orang-orang kafir, termasuk pula dengan pedang. Dan ini terdapat dalam Quran sebanyak 28 kali dalam pelbagai bentuknya. Salah satunya yang memberi favoritisme berjihad dengan harta dan jiwa, termaktub dalam Qs 4:95:

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang), yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”.

Ada istilah QITAL, perlawanan dengan “pedang di tangan”, hingga membunuh atau terbunuh sendiri. Istilah ini dengan pelbagai variasinya, disebut sebanyak 33 kali dalam Quran. Salah satunya adalah Qs 2:191: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilaram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka.

Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.

Ada pula HIRABA (atau HARB) yang diartikan sebagai penyerangan terhadap Allah dan Muhammad, atau menyatakan peperangan terhadap orang-orang yang melanggar hukum. Ini terdapat dalam Quran sebanyak 6 kali. Salah satunya yang typical ialah Qs 5:33:

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Ada pula istilah FI SABIL ALLAH yang disebut sebanyak 45 kali dalam campuran-campuran dengan istilah-istilah di atas. Salah satunya adalah Qs 2:190.

“Dan perangi di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu…”

Tampaknya bahwa tak ada satu pun Kitab Suci Allah di dunia ini yang mewahyukan lebih banyak ayat-ayat keras terhadap sesama ketimbang Quran]

Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”

Barangkali pasal yang paling memukau dalam Hadis adalah teks dimana dinyatakan bahwa Muhammad adalah seorang nabi karena pada tengkuknya, terdapat sebuah tanda, berupa daging tumbuh di antara kedua bahunya.

Diriwayatkan As-Saib bin Yazid: Saya berdiri di belakang Muhammad dan saya melihat segel kenabian yang terdapat di antara kedua bahunya dan segel tersebut seperti “Ziral-Hijla” (artinya kancing dari sebuah tenda kecil). Tetapi beberapa orang menyebutnya semacam “telum ayam hutan”.

Hadis I/189; lihat juga Hadis IV/741.

Hadis ini sangat menarik perhatian karena mengungkapkan kepercayaan Arab bahwa “segel kenabian” ditandai dengan unsur kedagingan, yaitu adanya daging tumbuh di antara kedua bahu.

Seorang Shaman Pagan

Muhammad adalah seorang Shaman, yang menguasai para jin, yaitu roh-roh yang tinggal di batu-batu karang, di air, dan di pohon-pohon (Hadis I/740; V/199)

Tanda-Tanda Fisik Mengenai Adanya Wahyu Ilahi

Di dalam Hadislah kita dapat menemukan deskripsi mengenai gejala fisik yang dialami dalam diri Muhammad pada saat dia diperkirakan menerima wahyu ilahi (padahal gejala fisik yang “kuat, sering, dan teratur” ini tidak dikenal oleh nabi-nabi terdahulu ketika mendengar/mengalami pewahyuan).



Sebagaimana yang pernah kami ungkapkan, gejala fisik semacam itu adalah ciri-ciri dari seorang yang menderita epilepsi atau gangguan otak lainnya. Silahkan pembaca sendiri menilai gejala apakah yang mungkin dialami Muhammad tersebut. Lihat bukti-bukti dalam Hadis sebagai berikut:

1. Muhammad merasakan adanya deringan dalam telinganya seolah-olah seperti dia mendengar bunyi bel berdering (Hadis I/1, dan IV/438).

2. Jantungnya berdegup dengan cepat (Hadis I/3).

3. Wajahnya menjadi merah (Hadis II, pasal 16, hal 16, hal 354; V/618; VI/508).

4. Nafasnya sangat berat (Hadis VI/508)

5. Dia tiba-tiba terjatuh atau terbaring (Hadis II pasal 16, halaman 354; IV/461, “Saya jatuh ke tanah”; V/170, “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata melotot menghadap ke langit; VI/448, “Saya jatuh ke tanah”).

6. Dia akan minta diselimuti badannya (Hadis I/3; II pasal 16, halaman 354; III/17; IV/461, “Saya jatuh ke tanah….dan berkata, “Selimuti saya! (dengan) selimut, selimuti saya!” Kemudian Allah mengirimkan wahyunya: “Wahai engkau yang terbungkus selimut!” (Hadis V/170), “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata (terbuka) menghadap ke langit. Ketika dia sadar, dia berkata, “Kain sarung saya! Kain sarung saya!” (Hadis IV/447, 448, 468, 481).

7. Bibirnya gemetar ketika dia terkapar di tanah (Hadis I/4).

8. Dia mendengar dan melihat sesuatu yang orang lain tidak dengar dan tidak lihat (Hadis I/2,3; IV/458,461; VI/ 447).

9. Dia akan berkeringat banyak sekali (Hadis I/2; II/544; III/829; IV/95; V/462).

10. Dia kadang-kadang mendengkur seperti onta (Hadis II pasal 16 halaman 354; III/17).

11. Dia kadang-kadang bermimpi (Hadis I/3; V/659; VI/478).

(Di Hadis lain, ketika kedatangan Wahyu, Muhammad tercatat mengalami stress dengan mulut berbuih dan mata tertutup, lalu sesekali mendengus seperti anak onta (Ahmad bin Hanbal I/34, 464; VI/163). Abu Huraira berkata bahwa Nabi mendapat sakit di bagian kepala. Dan Ibnu Hisham dalam Al-Sirah al-Nabawiya berkata bahwa Nabi biasa berlaku seperti orang mabok ketika wahyu datang kepadanya dan lain-lain.

“Dia pernah kena sihir, sehingga beliau mengkhayalkan mengerjakan sesuatu, padahal beliau tidak mengerjakannya” (HSB. 1414). Hadis ini turut mencurigai Muhammad jangan-jangan yang dianggap wahyu itu bukanlah wahyu yang sejati. Wahyu sejati dari Allah tidak boleh menakutkan penerimanya dan malaikat Gabriel selalu, dan pertama-tama, menjaga dan menyuarakan “Jangan takut!” dalam setiap penampakannya yang mungkin mengagetkan manusia (Lukas 1:30, 2:10 dan lain-lain).

Lampiran 3 Kemukjizatan Yang Dilakukan Muhammad

Tidak ada catatan dalam Alquran mengenai kemukjizatan yang dilakukan Muhammad. Kita telah merujuknya dari Alquran bahwa Muhammad menyangkal dirinya pernah melakukan kemukjizatan selain menerima wahyu Alquran. Tetapi aneh, bahwa setelah kematiannya, murid-murid Muhammad mulai mencari-cari kemukjizatan yang seolah-olah dilakukan oleh Muhammad, sebab mereka ingin menutupi kekurangan nabi Muhammad dalam masalah kemukjizatan bila dibandingkan dengan nabi-nabi besar lain seperti nabi Musa, Yesus dan para penyihir kafir.

[Kepada Muhammad ditanyakan: “Kenapa ‘tidak diturunkan’ kepada Muhammad suatu tanda dari Tuhannya?” (Qs 13:7). Atas pertanyaan ini, Muhammad mengalami kesulitan menjawabnya di Quran, karena memang tidak bisa dibuktikan oleh beliau. Ia berusaha untuk meyakinkan, tetapi berakhir dengan jawaban yang melenceng atau kontradiktif.

Ada yang dijawabnya bahwa orang-orang biasanya tidak menyadari/mengetahui mujizat yang diturunkan Allah (Qs 6:37). Ada yang seolah diberinya jawaban dan disuruh bersama-sama untuk menunggu mujizatnya (Qs 10:20). Ada yang mengutarakan apa adanya keterbatasan Muhammad “Sesungguhnya mujizat orang itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.” (Qs 29:50). “Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul? (bacalah Qs 17:90-93).

Pada ayat Qs 17:59 sangat jelas diterangkan kenapa Allah memang tidak memberikan tanda mujizat kepada Muhammad. Dari Hadis Shahih Bukhari no 1951, dari Abu Huraira mengutip nabi bersabda: “Setiap nabi-nabi diberikan kepadanya mujizat-mujizat, menyebabkan manusia beriman (percaya) tetapi yang diberikan kepadaku hanyalah wahyu (Quran) yang diwahyukan Allah kepadaku dan aku penuh harapan mempunyai pengikut yang lebih banyak di hari kiamat”.



SEKALIPUN SEMUA AYAT-AYAT INI MENOLAK KEMUNGKINAN MUHAMMAD BERMUJIZAT, namun setelah meninggalnya beliau, berpuluh-puluh jenis mujizat Muhammad yang aneh-aneh telah di-klaim dalam banyak Hadis, dan dipercayai oleh Muslim].

Hal yang lucu justru terlihat bahwa sebagian “kemujizatan rekayasa” ini sesungguhnya merupakan bagian dari kemujizatan-kemujizatan yang dilakukan oleh Musa, Yesus, dan para penyihir tetapi kemudian di-transfer seolah-olah dilakukan oleh Muhammad. Dengan demikian pada waktu umat Yahudi atau umat Kristen menunjukkan beberapa kemujizatan yang tercatat dalam Alkitab, pada saat yang sama pula umat Muslim dapat menjawab, “Nabi Muhammad tentunya juga telah melakukan kemujizatan seperti itu” [Perhatikan bahwa mujizat-mujizat Yesus tidak pernah tampil sebagai sulap atau untuk show, melainkan selalu didasarkan atas tema kemanusiaan bagi khalayak, dan didikan iman bagi pengikut-pengikutNya. Berlainan dengan tema Muhammad dalam mempertontonkan kemujizatannya].

Berikut ini kami sajikan suatu ringkasan dari kemujizatan-kemujizatan yang menurut Hadis dilakukan oleh Muhammad. Masih ada mujizat-mujizat lain yang disebutkan oleh umat Muslim mula-mula seperti misalnya serigala-serigala yang dapat berbicara, dan pohon-pohon palem yang berkotbah tentang Islam, namun karena kemujizatan tersebut tidak berkaitan langsung dengan Muhammad, kami tidak akan membahasnya dalam kesempatan ini.

1. Bulan Dibelah Dua

Ketika orang-orang Mekkah minta kepada Muhammad untuk melakukan kemujizatan dalam rangka membuktikan bahwa Muhammad betul seorang nabi Allah, maka dia pun mengangkat pedangnya dan membelah bulan menjadi dua dengan pedang tersebut. (Hadis IV/830, 831, 832. Hadis V/208, 209, 210, 211. Hadis VI/387, 388, 389, 390)

Hadis tidak menceritakan bagaimana dan oleh siapa dua potong bulan tersebut disatukan kembali. Penyatuan kembali dua potong bulan tersebut pasti merupakan kemujizatan yang lebih hebat daripada pemotongan bulan menjadi dua. Kemujizatan ini terjadi dikala pedang Muhammad jadi sangat luar biasa besarnya, atau bulan yang dipotong itu menjadi sangat kecil ukurannya.

Secara historis, orang-orang Arab pada zaman itu percaya bahwa besarnya ukuran matahari dan bulan adalah besarnya seperti yang nampak oleh mata. Jadi bulan kira-kira besarnya seperti bola basket.

Muhammad jelas tidak menghadapi masalah apa pun dalam memotong bulan sekecil bola basket tersebut. ‘Kemujizatan’ ini sungguh sangat meragukan karena jika orang-orang Mekkah telah melihat pemotongan bulan menjadi dua, pasti Muhammad tidak perlu menaklukkan mereka dengan kekuatan militer, melainkan mereka sudah ada ketakutan dan ramai-ramai masuk menjadi Islam.

2. Tangisan Anak Pohon Palem

Dikisahkan bahwa sebuah pohon palem menangis seperti seorang bayi, sebab Muhammad menggunakan mimbar untuk berkotbah, dan bukannya berdiri di bawah pohon palem tersebut waktu berkotbah. Muhammad kemudian meninggalkan mimbarnya dan mengelus-elus batang pohon palem tersebut sampai berhenti menangis. Hadis II/41, Hadis IV/783.

3. Air di Padang Belantara

Pada suatu peristiwa ketika umat Muslim memerlukan air, Muhammad meminta sebuah mangkuk. Kemudian ia membuat air mengalir keluar dari ujung-ujung jarinya dan menampung air itu dalam mangkuk tersebut sampai setiap orang memperoleh air yang diperlukan. Hadis I/170, 194, Hadis IV/773, 774, 775, 776, 779.

Berapa banyak orang yang minum air tersebut? Hadis IV/774 menyatakan jumlahnya 70 orang. Sementara Hadis lain, IV/775 menyebutkan jumlahnya 80 orang. Bahkan Hadis IV/772 menyebutkan 300 orang. Masih ada Hadis IV/776 dan Hadis V/473 menyebutkan 1500 orang.

Ada dua hal yang dapat diambil dari pertentangan antara angka-angka 70, 80, 300 dan 1500 tersebut.

Pertama, Hadis yang satu seringkali berbeda dengan Hadis yang lain dalam mengungkapkan kasus yang sama. Dan kedua, kemukjizatan yang dilakukan Muhammad dikisahkan berkali-kali dalam Hadis, dan setiap kalinya menjadi lebih besar dan lebih baik dari pada kisah sebelumnya.

4. Melipatgandakan roti

Muhammad juga dinyatakan memberi makan orang banyak dengan cara melipatgandakan roti seperti yang dilakukan Yesus. Mereka dikelompokkan sepuluh-sepuluh untuk menerima roti mujizat. Hadis IV/778, 781.

5. Makanan Yang Dapat Berteriak

Dikisahkan bahwa makanan berteriak keras-keras dan memuliakan Allah sesaat Muhammad sedang memakannya. Bagaimanakah membayangkan seseorang yang dengan tenang menyantap roti dan daging yang sedang berbicara? Sungguh merupakan hal yang tidak dapat dipercaya. Hadis IV/779

6. Kuburan Yang Terbuka

Ketika seorang Muslim dan kemudian murtad menjadi Kristen, lalu meninggal dunia dan dikuburkan, bumi tidak mau menerima tubuhnya melainkan melemparkannya keluar dari kuburan. Hal ini dianggap suatu kemujizatan yang dilakukan oleh Muhammad. Hadis IV/814

7. Melipatgandakan Buah Kurma

Muhammad melipatgandakan beberapa timbunan buah kurma milik seorang Muslim dengan maksud agar orang Muslim tersebut dapat melunasi semua hutangnya. Hadis IV/780

8. Dada Muhammad Dibelah terbuka

Jibril membuka/membelah dada Muhammad dan mencuci bagian dalamnya dengan air zam-zam. Jibril membawa hikmat dan iman serta mencurahkannya ke dalam dada Muhammad dan kemudian menutupnya kembali. Hadis I/345

9. Perjalanan di Malam Hari

Perjalanan Muhammad di malam hari menuju Yerusalem dan kemudian meneruskannya melintasi 7 surga/langit di mana dia berbicara dengan Adam, Idris, Musa, Yesus, dan Abraham dianggap oleh beberapa kalangan sebagai kemukjizatan yang terbesar yang pernah dilakukan Muhammad yang hanya dapat diungguli oleh Alquran sendiri. Hadis I/ 211, 345

[Perjalanan ini sulit dicernakan bahkan bagi para Muslim sendiri! Tak ada dasar yang baik untuk memahami peristiwa ini, kecuali mengatakan bahwa ia lebih merupakan mimpi muluk Muhammad pribadi ketimbang mujizat muluk. Di seluruh Quran, peristiwa seperti Isra’ hanya disebutkan 1 x dalam 1 ayat. Tidak diberikan tekanan/pengulangan apa pun untuk menandakan bahwa ini adalah hal yang penting. Bahkan untuk Mikraj, masih harus dicari mana ayat yang bisa dicocokkan kepada peristiwa terbesar bagi Muhammad itu. Alhasil banyak Hadis yang mendongengkan kisah Isra dan Mikraj simpang siur berbeda satu terhadap lainnya. Apa lagi tafsiran-tafsirannya!

Secara Alkitabiah, “perjalanan” ini bukan mujizat sama sekali karena tidak ada saksi-saksi kepada siapa setiap mujizat (tanda) itu harus selalu disodorkan. Para saksilah yang menjadi pusat kepentingan suatu mujizat diadakan demi MENANDAI pelaku/pembawa mujizat itu sebagai utusan Allah yang otentik, sekaligus memuliakan nama Allah.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari mengisahkan datangnya Jibril dengan membuka atap rumah nabi, dan turun membelah dada nabi. Hatinya dikeluarkan lalu dibersihkan dengan air zam-zam, lalu ke dalam hati tersebut dimasukkan iman dan hikmat, kemudian dikembalikan ke dada sang nabi, dan seterusnya. Betulkah? Perlukah? Bukankah kerja sang Jibril menjadi mubazir, sebab dicuci atau tidaknya sebuah hati secara lahiriah tidak bisa berpengaruh terhadap iman dan hikmat manusia?

Kisah Mikraj dilanjutkan dimana Allah menetapkan wajib shalat 50 x (sehari-semalam) kepada pengikut Muhammad. Ketika Muhammad turun kembali dengan membawa perintah Allah itu, maka nabi Musa menasehatinya untuk memohon Allah mengubah/meringankan jumlah shalat. Turun-naik menjumpai Allah untuk tawar-menawar tentang jumlah shalat berakhir dengan kewajiban final shalat 5 x sehari. Komentator Islam yang terkenal, Al-Razi berkata: “Kisah ini menunjukan bahwa hukum-wajib Allah telah dibatalkan dan diganti bahkan sebelum dilaksanakan. Dan ini adalah suatu kemustahilan!”

Para ahli juga berselisih apakah ini sebuah perjalanan fisik atau perjalanan roh? Bila roh, kenapa roh Muhammad harus diangkut Allah dengan bantuan seekor Buraq? Dan bila roh Muhammad yang diundang ke sidratulmuntaha, kenapa Jibril malahan perlu-perlunya memperlihatkan dirinya secara fisik di sana? (Qs 53:6). Bukankah itu saling silang dan tidak match? Sebaliknya, bila itu sebuah perjalanan fisik, bagaimana mungkin penetrasinya ke dalam orbit?

Dan penetrasi ke dalam alam roh/alam kekekalan yang lain. Aisyah berbicara: “Jasad Rasulullah tetap tinggal di tempat, tetapi Allah mengangkat rohnya pada malam itu” (Surat Rasul Allah, Ibnu Ishaq). Ibnu Ishaq juga menyaksikan sendiri: “Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Mataku tertidur sementara hatiku berjaga” (Ibnu Ishaq 1955, p. 183)]

Di masa hidup Muhammad tahun 570-632, belum ada Mesjid Al Aqsa di Yerusalem. Sejarah mencatat bahwa mesjid tersebut baru ada pada tahun 702. Maka tentulah amat aneh orang bisa pergi ke suatu tempat yang belum ada. Lalu apa urusannya Muhammad ke tempat yang hampa?

10. Selembar Kain yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat Muhammad mampu mengingatkan daya ingat dari salah seorang pengikutnya sehingga orang tersebut dapat mengingat Hadis, yaitu dengan cara minta orang itu melepaskan kain yang dipakainya dan kemudian meletakkan kain tersebut di tanah. Lalu Muhammad melakukan gerakan seperti orang memetik sesuatu yang ada di atas dan kemudian membenamkannya ke dalam kain itu. Lalu Muhammad menyuruh orang tadi untuk memakai kembali kain itu dan orang tersebut selanjutnya tidak pernah melupakan apa pun. Hadis I/119, Hadis IV/841.

11. Pembuat Hujan

Ketika kekeringan menakutkan orang banyak, mereka menghadap Muhammad dan minta ia untuk berdoa pada Allah agar diturunkan hujan. Setelah Muhammad berdoa, hujan pun turun. (Hadis II/55).

12. Pembuat Kekeringan

Ketika suku-suku Mudar menolak untuk menerima Muhammad sebagai nabi Allah, Muhammad mengutuki mereka dalam doanya agar kekeringan dan wabah penyakit menghancurkan mereka selama 7 tahun. Dalam 1 tahun orang-orang itu menjadi sangat melarat dan hanya mampu makan kulit binatang, bangkai dan hewan-hewan mati yang sudah membusuk. Hadis II/120, 121.

(berlainan dengan Yesus yang tidak mengutuki dan menghancurkan mereka yang menolakNya, tetapi malahan mendoakan pengampunan bagi mereka)

13. Meramalkan Akan Terjadinya Angin Ribut

Muhammad mampu meramalkan bahwa angin ribut akan datang. Dia memperingatkan orang-orang agar menyiapkan diri menghadapi angin ribut tersebut. Ada seorang yang tidak memperdulikan peringatan tersebut dan akibatnya dia dihempaskan oleh angin ribut sampai ke sebuah gunung yang bernama Taiy. Hadis II/559. (padahal Quran berkali-kali menyatakan bahwa nabi tidak tahu hal-hal yang ghaib).

14. Ramalan Mengenai Buah Kurma

Muhammad dapat memperkirakan berapa jumlah buah kurma yang terdapat dalam sebuah kebun sebelum kurma-kurma tersebut dipanen. Hadis II/559.

15. Menyembuhkan Mata Yang Sakit Dengan Air Ludah

Muhammad menyembuhkan mata seseorang dengan cara meludahi mata orang itu. Sejak saat itu orang tersebut tidak pernah lagi mengalami sakit mata. Hadis IV/192. Hadis V/51. [apakah ini tidak menirukan mujizat Yesus ketika meludahi mata yang buta? (Markus 8:23)]

Menurut Hadis, segala macam penyakit dapat disembuhkan oleh air ludah Muhammad (Hadis VII/ 641, 642). [Tetapi Hadis ini jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa air ludah Muhammad tidak mampu memunahkan efek racun yang ia sendiri makan lewat daging kambing. Lihat HSB 1220 dan 1570]

16. Air Ludah Muhammad Menjadi Air

Ketika Muhammad meludahi sumur yang kering, sumur tersebut tiba-tiba dipenuhi dengan air yang cukup untuk kebutuhan 1.400 orang beserta onta-onta mereka. Hadis IV/777. Hadis V/471, 472.

17. Melipatgandakan Air

Muhammad melipatgandakan air dalam dua kantong kulit sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bagi semua orang, dan setelah mereka puas, sisa air dalam kantong-kantong tersebut bahkan lebih banyak daripada isi semula. Hadis IV/771.

18. Kemujizatan Dengan Menggosokkan Tangan

Muhammad menyembuhkan kaki yang patah dengan mengusap kaki tersebut dengan tangannya. Hadis V/ 371.

19. Menyembuhkan Melalui Pengucapan ayat-ayat Alquran

Gigitan ular, sengatan kalajengking, dan segala macam penyakit disembuhkan Muhammad dengan cara menggerak-gerakkan tangannya di atas luka tersebut sambil mengucapkan ayat-ayat Alquran, kemudian mengoleskan air ludahnya pada luka tersebut. Hadis VII/637, 638, 639, 640, 641, 642.

20. Mengintepretasikan Mimpi (Mengartikan Mimpi)

Muhammad mampu mengartikan mimpi-mimpi orang-orang lain maupun diri sendiri. Dia mengatakan bahwa mimpi dari seorang Muslim merupakan “salah satu dari 46 bagian seni peramalan nabi”. Jadi Muhammad terlibat dalam seni ilmu gaib yang berkaitan dengan pemaknaan mimpi. Hadis II/468, Hadis IX/111-171.

Tetapi di lain pihak, Muhammad dianggap pernah kena sihir sehingga beliau mengkhayalkan mengerjakan sesuatu, padahal beliau tidak mengerjakannya (HSB 1414). Hadis ini turut menjelaskan kenapa Muhammad begitu berani berspekulasi berbicara atas nama wahyu, tentang penguasaan hal-hal gaib yang sebenarnya tidak diberikan kepada Muhammad (Qs 10:20, 6:50), dan memang tidak dipunyainya (Qs 11:31, 7:188 dan lain-lain).

Kesimpulan

Beberapa kemujizatan yang tercantum di atas jelas merupakan kemujizatan yang ditiru dari kemujizatan yang dilakukan Musa (kemujizatan no. 3), yang dilakukan Yesus (kemujizatan no. 4 dan 15), yang dilakukan oleh para penyihir kafir (kemujizatan no. 9). Sedangkan sisanya merefleksikan praktek-praktek ilmu gaib yang banyak dikenal orang pada zaman Muhammad (contohnya kemujizatan no.19).

Lampiran 1 Muhammad Sebagai Manusia Biasa

Bagian I

Muhammad Sebagai Manusia Biasa

Hadis menunjukkan banyak hal mengenai Muhammad sebagai manusia biasa yang semuanya tidak tercatat dalam Alquran. Hal ini penting karena umat Muslim menghendaki kita untuk percaya bahwa Muhammad adalah rasul Allah.

Jadi karakter Muhammad sebagai manusia sangat penting. Apakah Muhammad merupakan type manusia yang harus kita ikuti? Hadis menyajikan informasi yang sangat penting mengenai kepribadian dan karakter Muhammad yang kita perlukan agar kita dapat mengambil keputusan secara cermat dan tepat.

Seorang Kulit Putih

Pertama, mengenai ras Muhammad, Hadis menyatakan dengan jelas bahwa Muhammad adalah ras orang kulit putih. Hal tersebut diungkapkan berkali-kali dalam berbagai cara sehingga dapat disimpulkan bahwa penulis Hadis sungguh-sungguh memberikan penekanan dalam pernyataannya dengan maksud agar tidak ada seorang pun berpikir bahwa Muhammad adalah orang kulit hitam. Yang ditekankan adalah bahwa Muhammad berkulit putih.

Pernyataan tersebut sungguh-sungguh merupakan pukulan yang berat bagi “Umat Muslim Hitam” yang telah meyakini bahwa “Islam adalah agama orang-orang kulit hitam”, sebab menurut mereka Muhammad adalah orang berkulit hitam. (lihat Hadis di halaman berikut).

Kesimpulannnya, karena Muhamamad berkulit putih, “Bangsa Islam” (maksudnya Muslim Hitam) adalah penganut “agama orang kulit putih”.

Muhammad, Suatu Setan Berkulit Putih?



Dalam berbagai debat radio dengan kaum Muslim Hitam, mereka menyatakan rasa herannya ketika mengetahui bahwa Hadis dengan jelas menyatakan bahwa Muhammad adalah orang berkulit putih. Namun walaupun semula mereka hanya berpura-pura saja mengakui inspirasi Hadis, akhirnya, mereka harus menyerah terhadap kebenaran Hadis tersebut.

Sesungguhnya, jikalau “semua orang kulit putih adalah setan-setan” seperti yang dikatakan Elijah Muhammad dan Louis Farrakhan, maka pastilah Muhammad dan Wallace Fard adalah setan-setan berkulit putih juga.

Yesus, Suatu Setan Berkulit Putih

Hadis bahkan berani menyatakan bahwa Muhammad melihat Yesus dalam mimpi dan bahwa Yesus adalah orang berkulit putih dengan rambut lurus (Hadis, IX/242).

Dalam hal ini orang Muslim berkulit hitam juga tidak senang dengan pernyataan Hadis tersebut karena hal tersebut berarti pula bahwa Yesus (Isa Almasih) juga setan berkulit putih.

Bukti Menurut Hadis

Dalam Hadis I/63, kami membaca sebagai berikut: Selagi kami sedang duduk bersama nabi di Mesjid, seseorang datang dengan menunggang seekor unta. Dia menyuruh untanya berlutut di mesjid, mengikat kaki unta tersebut kemudian berkata, ”Siapa di antara anda bernama Muhammad?” Pada waktu itu nabi sedang duduk di antara kami (para pengikutnya) sambil bersandar dengan tangan di belakang kepalanya. Kami menjawab, “Itu dia orang berkulit putih yang sedang bersandar dengan tangan di belakang kepalanya”. Orang tersebut kemudian menyapa Muhammad, “Hai anak dari Abdul Muttalib”.

Hadis, II/122, merujuk Muhammad sebagai “orang berkulit putih”. Dan Dalam Hadis II/141, kita diberitahu bahwa ketika Muhammad mengangkat tangannya, “ketiaknya yang putih tersebut terlihat jelas.”

Bila teks tersebut di atas kurang jelas, kita diberitahu dengan lebih jelas lagi dalam Hadis I/367 bahwa Anas “melihat kemaluan Muhammad yang berwarna putih”.

Orang Hitam-Kepala Kismis (Anggur Kering)

Mengenai sikap Muhammad terhadap orang-orang hitam, dia menyatakan bahwa mereka adalah “kepala-kepala kismis” (Hadis I/662 dan IX/256).

Dalam seluruh Hadis, orang-orang hitam dirujuk sebagai budak-budak. Hal ini sungguh menyakiti hati orang-orang kulit hitam, lebih parah lagi Muhammad menyatakan bahwa bila seseorang bermimpi mengenai wanita kulit hitam, perempuan tersebut dianggap sebagai pertanda buruk mengenai akan datangnya penyakit endemik (Hadis IX/162, 163)

Muhammad, Seorang Pemilik Budak-Budak

Dalam Hadis VI/435, ketika Umar bin Al-Khattab berkunjung ke rumah Muhammad, dia melihat bahwa, Seorang budak rasul Allah yang berkulit hitam sedang duduk pada anak tangga pertama.

Dari referensi ini dan referensi-referensi Hadis lainnya, jelas terungkap bahwa Muhammad adalah majikan dan pemilik para budak. Pada kenyataannya, praktis dalam semua contoh dimana orang-orang hitam disebutkan dalam Hadis, mereka adalah budak-budak Muhammad.

Ini sungguh kontras dengan Yesus dari Nazareth yang tidak mempunyai budak satu pun. Bahkan Yesus datang untuk membebaskan orang dari perbudakan.

Lekas Marah

Kedua, berkaitan dengan kepribadian Muhammad, dia adalah orang yang lekas marah, dan mudah naik pitam. Ketika Muhammad mendengar mengenai seseorang yang memimpin dalam doa-doa yang sangat panjang, Hadis mencatat kemarahannya:

Saya tidak pernah melihat nabi begitu marahnya (furious) dalam memberikan nasehat seperti dalam peristiwa hari itu (Hadis I/90)

Hal lain, karena Muhammad menyatakan dirinya sebagai “nabi”, seseorang lalu bertanya (kepada Muhammad) dimana ia dapat menemukan ontanya yang hilang. Hadis I/91 mencatat bahwa:

Nabi sangat marah dan pipinya atau wajahnya menjadi merah padam. (dalam Quran, Nabi mengakui bahwa ia tidak tahu hal-hal yang gaib, surat 6:50, 7:199).

Muhammad Tidak Suka Pertanyaan-Pertanyaan

Muhammad sesungguhnya tidak suka seseorang menanyakan padanya mengenai kenabiannya dan wahyu yang diterimanya. Muhammad bahkan menyatakan pada orang yang bertanya tersebut,

Allah membencimu….karena kamu banyak bertanya (Hadis II/555; Hadis III/591).

Lebih lanjut Hadis mencatat, Nabi ditanya sesuatu yang dia tidak suka dan ketika penanya mendesaknya, nabi jadi marah (Hadis (/92).

Ketika para penanya “melihat tanda-tanda kemarahan pada wajah nabi, mereka selalu menarik kembali pertanyaannya (Hadis I/92).

Namun hal itu pun juga tidak menyenangkan hati Muhammad. Sebab orang-orang mengeluh dengan menyatakan bahwa nabi maunya agar orang hanya menerima saja apa yang dikatakannya tanpa membolehkan orang untuk bertanya apa pun. Maka: Nabi mengulang berkat (dalam marahnya) mempersilahkan kepada mereka untuk sesukanya bertanya apa yang mereka mau (Hadis I/30). Namun orang-orang sudah tahu apa wataknya nabi dan mereka tidak bertanya lagi.

Rasa Benci dan Dendam

Ketiga, Muhammad adalah orang pembenci dan pendendam yang telah membunuh banyak orang ketika orang-orang tersebut mengungkit-ungkit kejelekannya. Muhammad memerintahkan orang untuk tidak membunuh pada saat berada di Mekkah, terutama, tidak membunuh orang di Kaabah. Namun ketika Muhammad mendengar bahwa Ibn Khatal mencari perlindungan di Kaabah, Muhammad memerintahkan, “Bunuh Ibn Khatal”. Ibn Khatal kemudian diseret keluar dan dicincang (Hadis III/72).

Contoh mengerikan mengenai nafsu membunuh yang diidap oleh Muhammad dapat ditemukan dalam Hadis III/687 sebagai berikut:

Nabi Allah mengatakan, “Apa yang akan membunuh Ka’b bin Al-Ashraf karena ia telah melakukan kesalahan terhadap Allah dan nabinya? “Muhammad bin Maslama (bangkit) dan berkata, “Saya akan membunuhnya” Mereka (Muhammad bin Maslama dan sahabat-sahabatnya) datang menemui Ka’b bin Al-Ashraf seperti yang dijanjikannya dan membunuhnya. Kemudian mereka pergi menghadap nabi dan menceritakan kejadiannya.

Konflik Kesukuan dan Desas Desus Kotor

Perintah Muhammad agar seseorang membunuh demi Muhammad kadang-kadang menimbulkan masalah antar suku.

Pada suatu peristiwa, Aisha yang ketika itu baru berusia 15 tahun, dituduh berzinah.

Menurut cerita Aisha sebagaimana yang dicatat dalam Hadis III/829, Aisha secara tidak sengaja meninggalkan kalungnya di belakang ketika dia buang hajat. Setelah mencarinya, dan kembali ke para kafilah rombongannya, ternyata mereka sudah berangkat tanpa Aisha. Mereka tidak sadar bahwa Aisha tidak ada bersama mereka.

Tak lama kemudian ada seorang Muslim yang bernama Safwan bib Mu’attal As-Sulami Adh-Dhakwani menemukan Aisha, lalu Aisha dinaikkan ke atas ontanya untuk diantar ke para kafilah rombongan Aisha.

Hal tersebut menimbulkan desas-desus kotor yang menyatakan bahwa Aisha berselingkuh dengan Safwan. Seluruh komunitas Muslim menjadi heboh dengan adanya desas-desus tersebut.

Menurut Aisha, yang menjadi pimpinan dari orang-orang yang menuduhnya adalah Abdullah bin Ubai bin Salul. Para pengikutnya menyebarkan tuduhan bohong mengenai perjinahan Aisha.

Aisha kembali ke orang tuanya sementara Muhammad menemui “Ali bin Abu Tahib dan Usama bin Zaid….untuk berkonsultasi mengenai rencananya menceraikan istrinya tersebut (maksudnya Aisha).

Mereka berdua menyarankan agar Muhammad tidak menceraikan Aisha hanya karena desas-desus yang tidak benar, tetapi sebaliknya Muhammad menanyakan pembantu perempuan Aisha yang bernama Buraira apakah dia pernah melihat sesuatu yang mencurigakan mengenai Aisha.

Buraira menjawab, “Tidak, demi Allah yang telah mengutus anda dengan kebenarannya, saya tidak pernah melihat perbuatan tercela yang dilakukan oleh Aisha.

Yang saya tahu hanyalah bahwa Aisha masih kanak-kanak yang belum akil balik, yang kadang-kadang tidur dan meninggalkan adonan kuenya untuk makanan kambing.”

Catatan kaki dalam Hadis menunjukkan bahwa Aisha baru berusia 15 tahun pada waktu itu. Menurut Hadis, Aisha baru berusia 6 tahun ketika Muhammad menikahinya. Muhammad baru berseranjang dengan Aisha ketika Aisha berusia 8 tahun.

Permintaan Untuk Membunuh

Dengan pernyataan Buraira bahwa Aisha tidak bersalah maka, Nabi Allah kemudian naik ke atas mimbar kotbah dan minta seseorang untuk membantunya menghukum Abdullah bin Salul.

Nabi Allah Berkata, “Siapa yang akan membantu saya menghukum orang tersebut yang telah menyakiti saya dengan memfitnah reputasi keluarga saya?” Sa’d bin Mu’adh bangkit dan berkata, “Hai nabi Allah! Demi Allah, saya akan membantu anda membereskannya. Kalau orang tersebut dari suku Anus, saya akan memenggal kepalanya dan kalau dia dari saudara kami, suku Khazraj, perintahkan kami, dan kami akan memenuhi permintaanmu.”

Pimpinan suku Khazraj, Sa’d bib ‘Ubada, melompat, untuk membela sukunya dengan berkata, “Anda tidak boleh membunuhnya”. Akibatnya, Sa’d bin Mu’adh menimpalinya, “Demi Allah, kami akan membunuhnya”.

Keadaan menjadi kacau (tak terkendali) dan suku Anus serta suku Khazraj sudah berhadap-hadapan siap untuk saling membunuh akibat desas-desus tersebut. Muhammad membutuhkan beberapa waktu untuk menenangkan suasana.

Caranya? Muhammad mengambil jalan pintas dengan menyatakan bahwa dia menerima wahyu khusus dari Allah yang menyatakan bahwa Aisha tidak bersalah. Jadi kekacauan di antara sesama Muslim tersebut dapat diatasi karena Allah telah berbicara. Orang-orang tidak beriman yang berani menanyai nabi Allah mengenai hal ini akan mengalami nasib seperti seperti orang-orang kafir lainnya.

Klaim Tentang Muhammad Tidak Berdosa

Keempat, menurut Hadis, Muhammad adalah orang berdosa yang membutuhkan pengampunan. Dia bukanlah orang tidak berdosa sebagaimana yang diklaim Islam jaman sekarang.

Ketika Muhammad ditanya oleh Abu Hurain sebagai berikut: Apa yang anda katakan dalam masa jedah antara Takbir dan pengajian? Muhammad menjawab, saya berkata: “Ya Allah, jauhkanlah saya dari dosa-dosa saya sejauh Timur dari Barat dan sucikan saya dari dosa-dosa saya seperti pakaian putih yang dicuci bersih. Ya Allah! Cucilah dosa-dosa saya dengan air, salju, dan hujan es.” (Hadis I/711)

Dalam Hadis VIII/319, Abu Huraira berkata: Saya mendengar rasul Allah berkata, “Demi Allah! Saya mohon pengampunan dari Allah dan mengajukan pertobatan lebih dari 70 kali sehari.”

Aisha, isteri Muhammad, mencatat bahwa umat Muslim mula-mula tidak menganggap Muhammad sebagai orang tidak berdosa.

Mereka berkata, “Ya nabi Allah! Kami tidak seperti anda. Allah telah mengampuni dosa-dosa masa lalu dan masa depan anda.” (Hadis I/19)

Hadis dengan jelas menyatakan bahwa murid-murid Muhammad memuliakan dia karena dosa-dosanya diampuni dan bukan karena dia tidak punya dosa yang perlu diampuni. Hadis I/78 menyatakan lebih lanjut: Nabi dalam kekhusyukan penyembahan kepada Allah seringkali berseru, “Ya Allah! Tuhan kami! Segala puji syukur kupanjatkan kehadiratMu! Ya Allah! Ampuni saya.”

Dalam Hadis nomor 375, orang-orang Quraish berkata berulang-ulang: Allah mengampuni nabiNya.

Jelas di sini, bahwa orang-orang tersebut tidak memandang Muhammad sebagai orang tidak berdosa! (dan Muhammad tidak menyanggahnya). Pernyataan yang sama dikatakan oleh satu kelompok yang terdiri dari 3 orang yang sedang menyatakan sebagaimana yang tertulis dalam Hadis VII/

1, sebagai berikut, “bahwa Allah telah mengampuni Muhammad atas dosa-dosanya”.

Dalam Hadis V/724, Aisha berkata bahwa dia mendengar Muhammad berdoa sebagai berikut: Ya Allah! Ampuni saya dan limpahkan belas kasihanMu pada saya.

Menurut cerita dalam Hadis, dalam perjalanan Muhammad di malam hari melintasi 7 surga, Yesus mengatakan mengenai Muhammad sebagai berikut:

Muhammad, hamba Allah, yang dosa-dosa masa lalunya dan masa datangnya diampuni oleh Allah (Hadis I/3)

Dalam Hadis VI/494, Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk memohon pengampunan atas dosa-dosanya.

Abu Musa mendengar Muhammad berdoa seperti ini: Ya, Tuhanku! Ampuni dosa-dosa dan kesalahanku. Ampuni dosa-dosa masa laluku serta dosa-dosa masa datangku yang kulakukan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi (Hadis VIII/407).

Menurut Muhammad sebagaimana tertulis dalam Hadis IV/506, satu-satunya manusia yang pernah ada di dunia yang tidak “dijamah” oleh Setan (maksudnya tidak punya dosa) pada waktu lahirnya adalah Yesus. Jadi dapat disimpulkan bahwa Muhammad sendiri “dijamah” oleh Setan.

Dosa-dosa Muhammad termasuk menyiksa orang-orang dengan memotong tangan-tangan dan kaki-kaki mereka dan mencongkel mata mereka dengan besi panas (Hadis I/234); membiarkan mereka mati kehabisan darah setelah anggota badannya dipotong (Hadis VIII/794, 795); membiarkan orang mati kehausan (Hadis VIII/796)

Kelima. Muhammad percaya pada tahyul. Muhammad percaya adanya kekuatan “mata jahat” dan memberitahu pengikutnya untuk mengucapkan ayat-ayat Alquran untuk melawan kekuatan tersebut (Hadis VII/636). Yesus mengajarkan orang mengusir roh jahat dalam namaNya, bukan dalam membacakan ayat-ayat (Markus 16:17).

Muhammad juga percaya pada pertanda buruk maupun pertanda baik, misalnya seperti kemunculan burung-burung tertentu dan kemunculan hewan-hewan lain (Hadis IV/110, 111; VII/648, 649, 650).

Muhammad bahkan takut kalau-kalau ada roh jahat masuk ke dalam tubuhnya pada saat ia buang air kecil maupun buang air besar. Jadi dia mengucapkan doa untuk memperoleh suatu perlindungan khusus (Hadis, I/144). Muhammad juga takut pada angin kencang.

Anas menulis: Bilamana angin kencang berhembus, kecemasan nampak pada wajah nabi (dia takut kalau-kalau angin kencang tersebut merupakan pertanda dari kemurkaan Allah) (Hadis II/144).

Pada saat terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, Muhammad mengalami ketakutan besar akan tibanya hari penghakiman (hari kiamat).

Gerhana matahari muncul dan nabi bangun, karena takut bahwa saat hari penghakiman telah tiba. Kemudian dia berkata, “Tanda-tanda ini dikirim Allah bukan karena terjadinya kehidupan atau kematian seseorang, namun supaya para penyembah Allah takut sehingga mereka selalu ingat Allah pada saat melihat tanda-tanda itu dan mereka harus memohon dan minta pengampunanNya” (Hadis II/167).

Kepercayaan Muhammad pada tahyul terlihat dengan jelas pada saat dia menyembah batu hitam yang terdapat di Kaabah, Mekah. Hadis II/667 dengan jelas menyebutkan bahwa Muhammad memuja dan mencium batu hitam tersebut.

Muhammad percaya pula bahwa bila anda menempatkan daun palem hijau di atas kuburan seseorang, penderitaan dan rasa sakit orang yang ada di dalam kubur tersebut akan berkurang pada saat daun palem tersebut mengering (Hadis II/443).

Muhammad bahkan percaya pada tahyul mengenai angka-angka genap. Dia selalu menghindari angka-angka tersebut. Oleh karena itu dia mencantumkan dalam Hadis aturan-aturan mengenai perlunya menggunakan batu-batu dengan jumlah ganjil demi membersihkan diri sendiri setelah buang air besar.

Siapa saja yang membersihkan bagian-bagian tubuh yang vital dengan batu haruslah melakukannya dengan batu dalam jumlah bilangan ganjil (Hadis I/162).

Menurut Muhammad, manusia dapat berubah menjadi tikus-tikus, monyet-monyet dan babi-babi. Khususnya, dia katakan bahwa orang-orang Yahudi diubah menjadi tikus-tikus! (Hadis IV/524, 569, dan pasal 32).

Dalam Hadis VII/660, kita dapat mencatat bahwa:

Rasul Allah mempunyai kekuatan magis sehingga dia dapat berpikir seolah-olah dia mengadakan hubungan seksual dengan para isterinya padahal sebetulnya tidak.

Untuk membuktikan betapa dalamnya kepercayaan dan ketakutan Muhammad pada kekuatan magis, seseorang dapat membaca dalam Hadis VII/656 sampai dengan nomor 664.

Muhammad menyemir merah rambutnya

Keenam. Muhammad menyemir rambutnya dengan warna merah kejingga-jinggaan. Narasi dari ‘Ubaid Ibn Juraij: Dan mengenai penyemiran rambut dengan menggunakan daun inai; tidak diragukan lagi saya melihat nabi Allah menyemir rambutnya dengan daun inai dan itulah sebabnya saya suka menyemir (rambut saya dengan daun inai) Hadis I/ 167.

Setelah Muhammad meninggal, sebagian dari rambutnya yang berwarna merah disimpan dan diperlihatkan pada orang-orang lain (Hadis IV/747, dan VII/785)

Namun Dia Mempunyai Kutu Rambut

Sementara Muhammad menjaga agar rambutnya tidak menjadi putih dengan menyemirnya dengan warna merah, dia gagal membebaskan rambutnya dari kutu rambut (Hadis IX/130).

Nafsu Seksual Muhammad

Ketujuh. Kegiatan seksual Muhammad sungguh sangat legendaris. Dalam haremnya terdapat lebih dari 20 wanita. Hadis menyatakan bahwa Muhammad mampu berhubungan seksual dengan semua wanita di dalam haremnya itu setiap hari sebelum sembahyang. Dia diperkirakan memiliki kekuatan seksual yang sama dengan 30 orang laki-laki dewasa!

Pernyataan tersebut dibuat untuk membangkitkan rasa kagum kepada orang-orang Arab yang pada masa itu meyakini bahwa kegiatan seksual yang terus-menerus adalah surga.

Dinarasikan oleh Qatada: Anas bin Malik berkata, “Nabi biasanya menggilir semua istrinya dalam sehari dan semalam, dan jumlah mereka ada 11 orang. “Saya (Qatada) bertanya pada Anas, “Apakah nabi mempunyai kekuatan untuk itu?” Anas menjawab, “Kami berpendapat bahwa nabi diberi kekuatan yang setara dengan 30 orang laki-laki dewasa” (Hadis I/268)

Aisha berkata, “Saya memberikan wangi-wangian kepada nabi Allah dan dia kemudian menggilir (melakukan hubungan seksual) dengan semua isterinya” (Hadis I/270 dan 267).

Lihat juga Hadis VII/5, 6, dan 142 yang menyatakan hal yang sama.

Mengenai berapa banyak jumlah isteri nabi, kita diberitahu oleh Anas bin Malik bahwa jumlahnya ada 11 orang (Hadis I/268).

Namun Muhammad seringkali pula memilih beberapa wanita baru (sebagai partner seksual) yang diperolehnya dari tawanan perang (lihat Hadis I/367 sebagai contoh).

Pernyataan Anas bin Malik bahwa jumlah isteri Muhammad ada 11 orang itu ternyata bertentangan dengan apa yang tertulis dalam Hadis VII/142, dimana dinyatakan bahwa Muhammad hanya mempunyai 9 orang isteri. Para wanita pemuja Muhammad juga menawarkan diri mereka sebagai penghuni harem Muhammad.

Seorang wanita menghadap nabi Allah sambil berkata, “Wahai rasul Allah! Saya menyerahkan diri saya untukmu” (Hadis III/505 A).

Muhammad biasanya mengamati dengan seksama para wanita yang menawarkan diri menjadi pasangan seksual Muhammad. Bila mereka cukup cantik, mereka diijinkan masuk ke dalam haremnya. Namun bila mereka tidak sesuai dengan selera Muhammad, mereka akan diserahkan kepada laki-laki lain. Wanita yang diberikan kepada laki-laki lain tentunya tidak punya pilihan lain kecuali setuju. Lihat juga Hadis VII/24 dimana dinyatakan bahwa ada seorang wanita yang menawarkan dirinya untuk memuaskan Muhammad.

Sebagai tambahan disamping para isteri dan para pemuja Muhammad juga berhubungan seksual dengan para wanita budak, baik yang diperoleh sebagai hadiah maupun yang dibeli oleh Muhammad (Hadis VII/22, 23).