Jumat, 31 Juli 2009

RAHASIA-RAHASIA ALQURAN (P E N D A H U L U A N)

DARI

ANAK PERDAMAIAN SAMPAI ALQURAN

Mereka yang telah membaca karya saya sebelumnya yang berjudul "Peace Child, Lords of the Earth, dan Eternity in Their Hearts" pasti ingat bahwa saya telah menjelaskan mengenai dokumen yang sesungguhnya merupakan keistimewaan kehidupan manusia yang sangat menarik. Saya menyebutnya "analogi penebusan". Bekerja sebagai peneliti linguistik, tabib dan pendidik di kalangan suku bangsa-suku bangsa Jaman Batu di Irian Jaya, Indonesia, saya dan isteri saya, Carol, mengenal banyak adat dan kebiasaan, legenda-legenda dan tradisi-tradisi setempat yang sesungguhnya serupa dengan laporan Alkitab mengenai kehidupan dan pengajaran Yesus. Seorang advokad yang sensitif mungkin akan memanfaatkan unsur-unsur kultural insidental ini sebagai jembatan untuk membujuk suku bangsa- suku bangsa minoritas yang merasa terancam untuk menjauhi hal-hal seperti perang antar suku, kanibalisme , dan pengayauan -- sebelum polisi negara dengan bersenjatakan AK-47 melakukan tindakan represif yang membuat jera mereka.

PENELITIAN SAYA ATAS ANALOGI- ANALOGI PENEBUSAN

Dalam buku "Peace Child" (Anak Perdamaian), saya mengungkapkan bagaimana Carol dan saya bersahabat dengan suatu suku bangsa yang disebut suku Sawi yang merupakan pengayau- pengayau kanibalistik yang berjumlah 3000 orang.

Kami menyaksikan mereka hidup terpencil di salah satu daerah berpaya-paya yang sangat luas di Irian Jaya. Kami tinggal di antara mereka dan belajar bahasa mereka. Suku bangsa Sawi sering diserang penyakit malaria yang ganas dan penyakit-penyakit tropis yang lain. Bahkan lebih tragis lagi, mereka membinasakan sebagian besar penduduk mereka sendiri dengan cara saling berperang di antara sesama suku maupun berperang melawan suku-suku lain secara berkala. Sebagai suatu alternatif dari kekejaman yang bersifat genosida yang sangat mengerikan itu, kami menganjurkan agar suku Sawi berdamai dengan Tuhan dan sesamanya dengan cara mengimani berita Injil Kristiani.

Kami menghadapi suatu hambatan besar yang harus kami atasi.

Manakala saya menceritakan kepada suku Sawi bagaimana Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus, mengkhianati Yesus dengan sebuah ciuman, mereka justru memuliakan Yudas sebagai seorang pahlawan dari kisah tersebut. Mereka bahkan memberikan gelar kehormatan kepada Yudas sebagai taray duan (seorang jagoan pengkhianatan). Seorang suku Sawi mengatakan :"Secara terus terang kami tidak pernah berpikir untuk mencium korban-korban pengkhianatan kami. Yudas benar-benar telah mengalahkan kami. Dialah laki-laki yang sangat tepat untuk dijadikan menantu oleh keluarga-keluarga yang mempunyai anak gadis".

Hati saya sedih. Saya baru menyadari saat itu bahwa pengkhianatan merupakan "budaya kebangsaan masa lalu" suku Sawi. Apa yang harus saya katakan untuk meyakinkan mereka bahwa Yesus bukanlah seorang korban yang terpedaya ? Bagaimana saya dapat menunjukkan kepada mereka bahwa sesungguhnya Yesuslah yang merupakan pahlawan bukan Yudas ?

Ketika pecah perang antara dua desa suku Sawi yang letaknya berdekatan, saya berulang-ulang menyarankan mereka untuk saling berdamai, namun saran saya tersebut tidak membawa hasil sampai pada suatu ketika Kaiyo, seorang sesepuh dari salah satu desa yang berperang tersebut menerima ajakan saya tersebut.

Untuk menjalin perdamaian, Kaiyo menyerahkan anaknya yang tunggal yang bernama Biakadon kepada salah satu musuh besarnya yaitu Mahor. Mahor merasa sangat terharu, kemudian dia memeluk si kecil Biakadon dan menobatkannya sebagai "anak perdamaian". Mahor selanjutnya mengundang semua anak buahnya baik laki-laki maupun wanita untuk menumpangkan tangan mereka ke atas anak tersebut sambil bersumpah bahwa tidak akan ada lagi peperangan melawan penduduk desa Kaiyo selama Biakadon, sang anak perdamaian, tetap tinggal di dalam rumah Mahor. Saya menghela nafas dalam-dalam sambil merenungkan tentang suatu peristiwa yang dilakukan Tuhan ribuan tahun yang lalu yang hampir serupa dengan peristiwa yang baru saja terjadi dalam lingkungan budaya suku Sawi yaitu ketika Tuhan menyerahkan PuteraNya yang Tunggal, Yesus Kristus, sebagai korban untuk menebus dosa manusia.

Saya segera memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memproklamirkan bahwa Yesus adalah Tarop Tim Kodon (Anak Perdamaian yang Agung) yang diberikan kepada manusia oleh Navo Kodon (Bapa yang Agung yaitu Tuhan kita, Sang Maha Pencipta).

Analogi tersebut bukan hanya sekedar membuka mata kita tetapi telah menjadi suatu penjala jiwa. "Kalau seandainya anda dari dulu menyatakan bahwa korban pengkhianatan Yudas adalah anak perdamaian, kami pasti tidak akan memuliakan Yudas", seru orang-orang Sawi tersebut untuk meyakinkan saya. Mereka lebih lanjut berkata: "Memperlakukan seorang anak perdamaian dengan tidak semestinya merupakan suatu kejahatan yang keji". Dengan iman, mereka akhirnya menyerahkan diri kepada Yesus sambil berjanji untuk setia kepada Tuhan Maha Agung yang telah memberikan anak perdamaian sebagai korban untuk penebusan dosa manusia. Pengayauan berhenti. Gereja-gereja bermunculan di setiap desa. Suku Sawi belajar untuk menyelesaikan semua kesalahpahaman dengan cara melakukan konsultasi dan tidak lagi membuat konflik.

Saat ini mereka bertambah sehat dan bahagia, dan jumlah mereka terus bertambah.

Tempat Perlindungan

Suku bangsa primitif lain yaitu suku Yali yang menjadi bahan tulisan dalam buku karangan saya yang ke dua yang berjudul "Lords of the Earth" memiliki tempat-tempat perlindungan. Bagi mereka, Yesus menjadi osowa ovelum (tempat perlindungan yang sempurna). Dalam buku saya yang berjudul "Eternity in Their Hearts", saya mencantumkan 25 analogi penebusan lainnya yang saya kumpulkan dari seluruh dunia. Memang tidak semua analogi tersebut saya peroleh dari lingkungan budaya animisme semacam Sawi dan Yali. Misalnya, dalam naskah piktografi Cina yang telah berusia 4000 tahun terdapat radikal yang berarti "seekor domba" yang tergambar di atas radikal yang berarti "saya". Gabungan kedua radikal tersebut berarti "kebenaran". Jadi kalau dibaca menurut kaidah tulisan huruf latin bunyinya "saya di bawah domba". Bagi bangsa Cina ungkapan "saya di bawah domba" berarti "kebenaran". Aksara Mandarin yang merupakan gabungan dari dua radikal tersebut di atas merupakan indikasi bahwa bangsa Cina mengacu kepada Yesus Kristus, Sang Domba Paskah yang Benar yang dikorbankan untuk menebus dosa manusia (dosa saya).

Pohon Yang Terbalik

Sampai hari ini, hampir di setiap tempat yang saya lihat dan kunjungi saya menemukan lebih banyak lagi contoh-contoh lain. Naskah India kuno yang disebut Weda mendeskripsikan sebuah pohon yang terbalik, bukan karena pohon itu dijebol dan dibalik tetapi karena pohon itu berakar di surga dengan cabang-cabangnya menjalar ke atas bumi, memberikan buah-buahnya kepada umat manusia. Selain itu, batang pohon tersebut telah ditoreh, dan getahnya mengucur ke bawah seperti darah yang sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit umat manusia.

ISLAM -- KEKECUALIAN YANG PALING BESAR

Menjelang berakhirnya masa 15 tahun saya tinggal di lingkungan suku Sawi, para imigran Muslim dari pulau-pulau Indonesia lainnya yang padat penduduknya mulai menyebarkan agama Islam ke Irian Jaya di antara suku-suku bangsa di sana. Saat ini jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sudah mencapai hampir 175 juta orang.1

Sedikit demi sedikit perhatian saya bergeser dari studi mengenai kebudayaan animisme menuju ke studi mengenai Islam. Akhirnya saya mengadakan perjalanan ke berbagai negara Muslim seperti Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia. Saya juga telah berjumpa dengan banyak orang Muslim di berbagai tempat yang saya kunjungi. Pada suatu hari tepatnya tanggal 11 September 2001, ketika saya melihat dan membaca suatu ulasan berita mengenai penyerangan terhadap Pusat Perdagangan Dunia dan Pentagon yang dilakukan oleh beberapa teroris Islam, saya segera menyadari apa yang akan menjadi misi saya berikutnya dalam hidup ini. Saya harus meneliti Islam sampai ke akar-akarnya mulai dari pendirinya dan landasan-landasan dasar berpikirnya sebagaimana yang tertulis dalam Alquran.

Sebagai penemu ide mengenai analogi-analogi penebusan di India, Cina, dan di antara suku-suku liar di Irian Jaya, dapatkah saya juga menemukan keparalelannya dalam Alquran atau dalam Hadis? Seperti halnya analogi penebusan yang diterima oleh suku Sawi sebagai sarana untuk menjauhi perang antar suku yang sebelumnya menjadi kebiasaan mereka, dapatkah analogi penebusan Alquraniah juga dijadikan sarana oleh orang-orang Muslim radikal untuk menjauhi (meninggalkan) terorisme.

Saya telah memperoleh pengetahuan yang memadai tentang dunia Muslim sebelum tanggal 11 September 2001. Sekarang saya harus lebih mencermati dan mendalami sumber-sumber asli literatur Islam itu sendiri. Saya membaca berbagai terjemahan Alquran. Saya juga mempelajari dengan cermat kitab suci Islam yang lain yang disebut Hadis serta buku-buku lain yang juga merupakan hasil penelitian tentang Islam yang telah ditulis sebelum saya mulai dengan penelitian saya ini.

Apa yang saya temukan sungguh sangat mengejutkan hati saya. Saya baru tahu bahwa Islam adalah yang paling unik di antara agama-agama non-Kristen lainnya. Islam berdiri sendiri dan merupakan satu-satunya sistem keagamaan yang dirancang khusus yang pasti akan membuat frustrasi siapapun yang berusaha untuk mendekatinya dengan menggunakan metode analogi penebusan. Berikut ini kisahnya : Sementara di satu sisi Muhammad mengklaim bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Baru berasal dari Tuhan, namun kami menemukan bahwa 1400 tahun yang lalu nabi Muhammad secara drastis mendefinisi ulang ajaran-ajaran (prinsip-prinsip) fundamental yang terdapat dalam Alkitab, termasuk konsep mengenai Tuhan. Sebagai contoh :

  • Tuhan umat Kristen dan Yahudi selalu menepati janji-janjiNya. Sebaliknya, Tuhan umat Islam seringkali membatalkan janji-janjiNya yang telah dibuat sebelumnya. Tuhan umat Islam bahkan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah diperintahkanNya sendiri, tanpa alasan sehingga menimbulkan tanda tanya yang selamanya tidak terjawab.
  • Orang Kristen berbicara tentang Yesus yang melalui kematianNya dosa isi dunia memperoleh penebusan. Namun menurut ajaran-ajaran Islam Yesus tidak mati dan tidak bangkit lagi dari kematian. Konsep mengenai penebusan yang dijadikan landasan dasar yang sah oleh Tuhan untuk membebaskan manusia dari dosa bukan saja tidak dapat dipahami oleh Islam bahkan lebih parah lagi konsep tersebut dengan tegas ditolak oleh Islam.
  • Kitab-kitab suci Muslim menuduh umat Kristen menyembah tiga tuhan dan mengajarkan bahwa Tuhan bersetubuh dengan Maria sehingga menyebabkan Maria mengandung Yesus.
  • Teks-teks Islam mendefinisi ulang surga umat Kristen dan Yahudi secara tidak senonoh, sebagaimana yang akan saya jelaskan nanti.
  • Pernyataan Yesus dalam Matius 22 : 21 yang berbunyi: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan" membuktikan bahwa Yesus merestui pemisahan antara agama dengan pemerintahan sipil. Sebaliknya, Islam menyatukan agama dengan pemerintahan dengan menggunakan "rantai-rantai besi".

Semakin dalam saya menggali isi Alquran semakin sadarlah saya bahwa metode analogi penebusan tidak akan berhasil bila diterapkan untuk mendekati Islam. Oleh karena itu, saya harus mencermati agama ini -- pendirinya dan ajaran-ajarannya -- dengan menggunakan kacamata berbeda, sesuatu yang berlawanan dengan metode analogi penebusan.

Dengan cermat saya mempertimbangkan spektrum kemungkinan-kemungkinan mulai dari tahapan penyimpulan yang bersifat tidak ofensif dan secara politis benar sampai ke tahapan pembuktian adanya kesalahan yang disampaikan secara tegas/keras. Dengan sikap kurang lebih seperti seorang pengacara yang sedang memeriksa saksi yang tidak kooperatif, saya telah menerapkan pendekatan dengan menggunakan metode interogasi. Cara tersebut dapat juga disebut investigasi jurnalistik yang dilengkapi dengan uraian berdasarkan fakta-fakta (bukti-bukti). Dengan mengacu pada Alquran yang merupakan sumber yang paling dipercaya oleh umat Muslim, saya mencari fakta yang benar tentang Alquran itu sendiri dan tentang Muhammad. Dalam buku "Secrets of the Koran" ini, dengan penuh keyakinan saya menyajikan suatu kasus yang penting dan membelalakkan mata kita. Anda sebagai para pembaca baik umat Kristen, umat Muslim, maupun umat-umat lain merupakan juri (penilai) de facto yang akan memberi penilaian atas bukti-bukti yang saya paparkan ini. Dan sudah pasti keputusan terakhir akan ditentukan oleh Tuhan sendiri sebagai Hakim yang Agung.

Ketika anda membaca buku ini, berusahalah untuk menyingkirkan praduga-praduga tentang Islam, Muhammad, dan Alquran yang mungkin telah ada dalam pikiran anda. Lihatlah pada kata-kata Alquran dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Muhammad sebagaimana yang dideskripsikan dalam sumber-sumber Islam. Bukalah mata anda untuk melihat rahasia-rahasia yang terungkap dalam teks Alquran berbahasa Arab dan kebenaran yang telah disingkapkan secara gamblang oleh sejarah. Bertanyalah pada diri sendiri mengenai apakah artinya semua ini pada saat ini baik bagi umat Muslim maupun bagi seluruh dunia.

Para pembaca Kristen mungkin bertanya mengapa saya tidak menekankan tentang bagaimana kasih Tuhan telah menaklukkan semua kejahatan dan ketidakadilan. Anda tidak perlu kuatir dan yakinlah bahwa yang mendasari penulisan buku ini adalah keyakinan saya bahwa Tuhan sangat mengasihi setiap orang, termasuk umat Muslim, dan saya dengan tulus berdoa bahwa kasih Tuhan yang disertai dengan pengungkapan pengetahuan faktual akan menerangi hati dan pikiran umat Muslim.

Saya menggunakan cara agresif , investigatif, dan interpretif bukan untuk menyerang siapapun tetapi untuk secara sepenuhnya mengungkapkan, memahami, menggaris-bawahi fakta-fakta yang ada. Saya tidak ingin mengecam siapapun karena kecaman justru bisa diartikan oleh umat Muslim sebagai suatu penghinaan. Saya yakin mayoritas umat Muslim bukanlah orang jahat.

Faktanya, ketika saya meneliti Alquran, kehidupan Muhammad, ajaran-ajaran Islam, dan tulisan-tulisan para pembela Islam , saya tidak menyiratkan bahwa setiap orang Muslim menyetujui atau memahami inti permasalahan yang berakar pada Islam itu sendiri. Saya juga tidak berpendapat bahwa orang Muslim secara membuta mempertahankan semua hal yang diperbuat dan diajarkan oleh Muhammad. Selain itu, saya juga tahu bahwa banyak di antara umat Muslim yang tidak pernah membaca Alquran atau mereka hanya membacanya dalam bahasa Arab tetapi tidak mengerti artinya. Yang lebih menyedihkan lagi, banyak wali Islam telah menyembunyikan atau memutar-balikkan sejumlah besar fakta yang terkandung dalam landasan dan jiwa agama Islam. Sesungguhnya, para pemimpin Islam yang jujur dan cinta damai perlu mengkaji ulang keimanan mereka sendiri manakala mereka telah melihat fakta-fakta yang terkandung dalam Alquran yang asli. Inilah realitas yang sangat mencemaskan hati, namun mau tidak mau harus kita hadapi pasca peristiwa 11 September 2001 kalau kita akan mengalami kedamaian.

Dengan dilandasi pemikiran tersebut di atas, marilah kita membuka mata kita dan mulai meneliti dengan cermat rahasia-rahasia Alquran.


Catatan:

1. "Islam Today. "PBS. http://www.pbs.org/empires/islam/faithtoday.html (diakses 9 Agustus 2002).

RAHASIA-RAHASIA ALQURAN

Sekapur Sirih

Pada tanggal 11 September 2001, dunia mengalami suatu perubahan besar. Dalam alam spiritual, kuasa kegelapan telah mempermaklumkan suatu deklarasi baru menyangkut keberadaannya, tujuannya, dan ketetapan-ketetapannya. Dalam alam nyata dunia kita ini menghadapi suatu tantangan baru yang mengancam keberadaannya. Musuh yang terlihat tersebut bukanlah semacam paham filosofis, seperti umpamanya komunisme, tetapi merupakan suatu ideologi teologis yang sangat menakutkan yang sedikit banyak telah merasuki hati dari 1,2 milyar manusia di seluruh dunia.

Dalam arena politik, kompromi-kompromi yang dihasilkan sesungguhnya merupakan suatu ekses dari eksistensi sistem yang berlaku.

Kebenaran bisa saja merupakan hal yang bersifat relatif, tergantung dari siapakah orang yang diuntungkannya. Contohnya, setelah peristiwa 11 September 2001, para politisi dan reporter surat kabar mendeklarasikan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan bahwa kelompok-kelompok semacam al-Qaeda sesungguhnya hanyalah merupakan sekelompok orang-orang fanatik ekstrim yang tidak mewakili Islam yang sejati.
Sementara kalangan menanyakan atas dasar apakah pernyataan semacam itu dibuat ? Apakah para politisi dan reporter tersebut mengacu pada pendapat mereka sendiri tentang ajaran Islam dan kitab-kitab Hadis Nabi Besar Muhammad ? Atau apakah mereka mengacu pada ajaran Alquran sendiri ? Atau apakah mereka mengacu pada sejarah Islam yang telah berusia 1400 tahun ?

Di Amerika Serikat, pengadilan kami berdasarkan pada fakta-fakta bukan pada desas-desus, emosi, perasaan, atau pendapat seseorang. Dengan kata lain kami sebagai anggota juri suatu pengadilan opini publik tidak dapat mendasarkan pernyataan kami mengenai intensi suatu agama yang tidak kami kenal semata-mata hanya atas dasar pernyataan para analis politik. Kami harus mempunyai fakta-fakta karena kehidupan jutaan manusia tergantung kepada pernyataan kami tersebut.

Jika Islam memang merupakan suatu agama yang cinta damai, mengapa Muhammad terlibat dalam 47 kali pertempuran ? Mengapa setiap kali melakukan kampanye agama umat Muslim selalu melibatkan pasukan bersenjata ; bukankah pasukan bersenjata tersebut bertugas membunuh kaum laki-laki dan wanita serta anak-anak yang tidak mau menundukkan diri kepada kepemimpinan Islam ? Contoh-contoh diktator Muslim dalam jaman moderen ini adalah Saddam Hussein, Khomeini, Khadafi, Idi Amin, dll. Jika Islam adalah agama yang cinta damai, mengapa demikian banyak ayat-ayat dalam Alquran yang berbicara tentang pembunuhan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang menolak Islam ? Jika Islam adalah agama yang cinta damai, mengapa tidak ada satupun negara Islam yang mengijinkan adanya kebebasan beragama dan berbicara ? Jika Islam adalah agama yang cinta damai, siapakah yang memerintahkan ratusan kelompok Islam di seluruh dunia untuk melakukan kerusuhan-kerusuhan yang menakutkan dan pembunuhan atas orang-orang yang tidak berdosa demi nama Allah ?

Sejarah telah mencatat kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi tentang apa yang telah diperbuat oleh Muhammad selama hidupnya dan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada umat Islam. Agama Islam yang diproklamirkan pada abad ke 7 oleh Muhammad merupakan sesuatu yang harus kita cermati karena Islam versi tersebut lebih bengis dan lebih tegar dari yang kita duga.

Kelaliman Islam abad ke 7 berlanjut sampai jatuhnya Kaisar Ottoman, setelah itu untuk sementara waktu dilupakan orang. Namun sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Islam versi abad ke 7 kembali bangkit. Ciri-ciri dan hakikat keislaman tersebut terjelma dalam wujud revolusi Islam pimpinan Ayatollah Khomeini pada tahun 1978 di Iran. Dan sejak itu, orang-orang seperti Ghadafi dan Osama bin Laden telah menghembus-hembuskan citra Islam sebagai agama yang siap mencaplok dunia -- Islam sejati telah bangkit kembali.

Kita harus mengetahui kebenaran sekalipun hal tersebut sangat ofensif. Mengetahui kebenaran merupakan satu-satunya cara efektif bagi kita untuk mempertahankan kebebasan dan perdamaian. Apabila tindakan kami memproses kebenaran tentang Islam telah menyebabkan banyak orang Muslim marah kepada kami, apakah kami harus berkompromi dengan mereka dan menghentikan tindakan kami dalam mengungkapkan kebenaran tentang Islam tersebut dengan tujuan semata- mata agar kami tidak menyandang predikat sebagai orang yang ofensif, ataukah kami harus melanjutkan terus usaha kami itu ? Menurut pendapat saya, kami harus melanjutkan terus usaha itu karena kebohongan justru akan lebih memperparah keadaan. Apakah anda tetap akan menghentikan usaha anak anda minum racun sekalipun tindakan anda tersebut akan menyakiti perasaannya ? Sudah pasti ! Jikalau demikian, apa salahnya kalau kita melakukan penelitian terhadap sejarah Islam, pengajaran Alquran, dan kehidupan Muhammad untuk mencari tahu apakah agama Islam memang seperti yang dinyatakan oleh para reporter dan politisi yaitu agama yang cinta damai atau apakah agama tersebut justru memang seperti apa yang dipraktekkan oleh Osama bin Laden. Jika versi Osama bin Laden adalah Islam yang benar dan jika Islam versi bin Laden bangkit kembali, saya yakin orang-orang Amerika dan dunia Barat berhak mengetahui apa yang akan terjadi dengan mereka seiring dengan kebangkitan versi Islam tersebut dan bagaimana cara mereka untuk menanggulanginya.

Tantangan kami adalah bagaimana membicarakan kebenaran ini dengan penuh kasih. Tujuan kami bukan destruktif melainkan instruktif. Kami tidak perlu berteriak-teriak dalam kegelapan dan di hadapan orang-orang yang terikat oleh kegelapan itu, tetapi kami sebaiknya membukakan pintu dan membiarkan cahaya terang menyinari mereka. Don Richardson telah membuktikan semua hal itu di dalam buku ini. Saya berdoa semoga Tuhan mengutus lebih banyak orang seperti Don Richardson yang dapat membicarakan kebenaran dengan penuh kasih. Kami harus mengetahui kebenaran. Kebenaran adalah jalan satu-satunya bagi kami untuk memperoleh kebebasan. Berjuta-juta orang Muslim di dunia merindukan kebebasan ini dan mereka tidak dapat dibebaskan kalau tidak ada banyak orang yang menyuarakan kebenaran itu dan mengekspos hakikat agama yang selama berabad-abad telah mencengkeram mereka dalam ketakutan dan terbelenggu.

Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu

akan memerdekakan kamu (Yohanes 8 : 32).

Pelayan Yesus Kristus dan mantan Muslim radikal Shiah,

Reza F. Safa


PRAKATA

Setiap kutipan ayat Alquran berbahasa Inggris telah diperbandingkan dengan hasil terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris dari 8 versi yang ada supaya jangan terjadi hanya karena kesalahan seorang penerjemah menyebabkan saya salah memahami kemauan Muhammad. Dalam buku ini setiap kutipan langsung dari Alquran ditulis dengan huruf tebal sedangkan kutipan dari Alkitab ditulis dengan huruf miring sehingga mudah dibedakan mana kutipan Alquran dan mana kutipan Alkitab. Saya memilih terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris yang dikerjakan oleh N.J. Dawood sebagai acuan utama, selain itu saya juga mengutip dari Alquran terjemahan bahasa Inggris versi lainnya bilamana diperlukan.

Terjemahan Alquran yang satu dengan yang lainnya sedikit berbeda baik dalam sistem penomoran ayat-ayat maupun penamaan bab-bab yang terdapat di dalamnya. Jadi, sebaiknya gunakanlah acuan nomor bab daripada acuan nama yang nampaknya hanya bersifat arbitrer. Penomoran ayat kadang-kadang terpaut antara satu sampai tiga nomor. Jadi, apabila ada nomor ayat yang tertulis dalam buku ini ternyata tidak dapat anda jumpai dalam Alquran, cobalah anda melihat pada nomor ayat sebelumnya atau sesudahnya, anda pasti akan menemukannya.

Untuk mempermudah memahami makna orisinil Alquran seutuhnya, saya seringkali menambahkan keterangan penjelasan yang saya tulis di antara tanda kurung. Tambahan informasi tersebut hanya bersifat kontekstual dan tidak merubah makna atau pesan Alquran yang orisinil. Karena informasi tersebut ditulis di antara tanda kurung dan tidak menggunakan huruf tebal , anda dapat dengan mudah membedakan antara teks Alquran dan penjelasannya.

Tujuh Versi Alquran yang Dipelajari untuk Tinjauan ini Diidentifikasi menurut Nama Masing-Masing Penerjemahnya

  • Maulana Muhammad Ali (Columbus, OH: Lahore, Inc., USA, 1998); M.M. Ali menambahkan komentar-komentar yang diberi nomor mulai 1 sampai 2822.
  • Ahmed Ali (Princeton, NJ: Princeton University Press, 2001).
  • Muhammad Zafulla Khan (New York: Olive Branch Press, 1997).
  • N.J. Dawood (New York: Penguin Putnam, 1999).
  • M.H. Shakir (Elmhurst, NY: Tahrike Tarsile Qur'ab, Inc., 2001).
  • J.M. Rodwell (New York: Random House, 1993).
  • A.J. Arberry (New York: Simon and Schuster, 1996).

Selasa, 28 Juli 2009

Bedah Buku : "Deadly Mist" upaya Amerika merusak kesehatan manusia


Katagori : Resensi
Oleh : Redaksi 27 Jul 2009 - 11:00 pm


Deadly Mist upaya Amerika merusak kesehatan manusia

Hari Minggu kemarin tanggal 26 Juli 2009 bertepatan dengan Acara talim bulanan dakta, di halaman radio dakta dilakukan dengan tema acara "Deadly Mist upaya Amerika merusak kesehatan manusia" dengan pembicara penulis buku tersebut yaitu Mr. Jerry D.Grey/ H.Abdurahman .

Dalam bedah buku tersebut Mr. Grey memaparkan bagaimana Amerika berupaya merusak kesehatan manusia tidak hanya melalui perang, makanan, namun juga melalui penyebaran wabah penyakit. Mr. Jerry D Grey merupakan orang Amerika yang telah menjadi muallaf dan telah menjadi WNI adalah mantan anggota Angkatan Udara Amerika dan seorang mantan jurnalis di salah satu media terkenal di Amerika. Beliau telah melihat banyak sekali upaya2 Amerika dalam merusak kesehatan manusia.

Tujuan utama upaya Amerika itu adalah untuk menciptakan suatu dunia yang berada dalam satu tatanan yaitu tatanan yang diinginkan oleh Yahudi yang telah lama bercokol di parlemen Amerika.

Dalam bedah buku tersebut, beliau juga menceritakan bagaimana Amerika menjadikan rakyatnya sendiri sebagai tikus percobaan terhadap segala penemuan terbaru mereka, entah itu senjata atau virus/bakteri penyakit. Pernah suatu ketika beberapa orang tentara dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup dan disemprot dengan suatu cairan hingga tentara2 itu meninggal.

Mr. Jerry D Grey pun mengungkapkan suatu fakta yang mengejutkan bahwa pada tahun 1977 salah seorang Presiden Amerika (saya lupa namanya) menandatangani suatu dokumen (millenium report card) yang isinya persetujuan untuk memusnahkan sebagian penduduk dunia yang mempunyai kulit berwarna (Afrika, Asia) dengan tujuan menghalangi mereka memimpin dunia dan menjadikan warga kulit putih sebagai satu2nya penguasa di dunia. Jadi teringat dengan mendiang Michael Jackson yang telah mengubah warna kulitnya menjadi putih, apakah dia sudah tahu tentang rencana Amerika ini?

Beliau juga menyinggung tentang virus flu Babi yang kini tengah melanda dunia. Bagaimana Presiden Barack Obama yang telah mengunjungi Meksiko bisa lolos dari pemeriksaan dan oleh para dokter disana dinyatakan bahwa Presiden Amerika tersebut telah mendapatkan vaksin anti flu babi sebelum memasuki Meksiko! Coba bayangkan….di saat seluruh dunia sedang kebingungan mendapatkan obat untuk mencegah flu babi, Presiden Amerika telah menerima vaksin-nya bahkan sebelum virus itu menyebar!!!

Begitupun dengan vaksin yang diberikan untuk balita2 di seluruh dunia (imunisasi), pada dasarnya vaksin itu tidaklah membuat tubuh manusia menjadi kebal, melainkan malah membunuh sistem kekebalan tubuh manusia itu sendiri karena ternyata di dalam vaksin2 itu ditemukan sejumlah mercury, hal ini diperkuat dengan sikap 30% dokter Amerika yang menolak keluarganya mendapatkan imunisasi!


Patricia Doyle, PhD : Jangan Divaksin Flu Babi Flu Babi Meksiko, Sebuah permulaan Perang-Bio, Peristiwa yang akan lebih besar dari 9/11

Mr.Jerry D Grey pun bekisah bagaimana beliau dulu sebelum menjadi tentara jarang sakit namun setelah menjadi tentara malah sering sakit2an karena seringnya mengkonsumsi bermacam2 vitamin yang diberikan negaranya dengan dalih untuk memperkuat daya tahan tubuh para tentara.

Beliau juga mengingatkan, bagaimana dulu Indonesia telah dinyatakan bebas polio selama bertahun2 namun tiba2 beberapa tahun kemudian di Jawa Barat ditemukan ratusan anak yang menderita polio! Menurut analisis beliau, hal itu terkait dengan bantuan Indonesia dalam memberikan vaksin polio yang aman kepada suatu negara di afrika yang telah menolak bantuan vaksin polio dari PBB karena diketahui mengandung zat yang berbahaya! Ada kemungkinan semua itu adalah balasan dari Amerika karena merasa dipermalukan dan tentu saja karena vaksin2nya menjadi tidak laku!

Beliau juga mengingatkan agar kita selalu berhati2 dan tidak gampang meminum obat2an buatan pabrik karena sebenarnya obat itu dibuat bukan untuk menyembuhkan secara total tetapi dibuat sebagai penyembuh sementara untuk kemudian sakit lagi, tentu hal ini terkait dengan industri farmasi yang sampai saat ini dikuasai oleh Amerika, bahkan pemegang saham terbesar pabrik farmasi Amerika adalah mantan Presiden George W Bush dan keluarganya.

Bahkan dalam urusan kesehatan ini Amerika bekerja sama dengan PBB dan media massa barat. (dakta)


Bagaimanakah upaya Amerika merusak kesehatan manusia sehingga tersebarnya berbagai macam virus penyakit (Flu Burung, Aids, Senjata Biologi, Anthrax, Fluoride, dll)?. Rahasia tersebut dibongkar & dibahas oleh JERRY D. GRAY dalam bukunya yang berjudul "Deadly Mist". Beliau adalah seorang mantan Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat pada Thn 1978.


READ THIS FIRST
Patricia Doyle, PhD : Jangan Divaksin Flu Babi


NWO : H1N1 Swine Flu Conspiracy

http://www.youtube.com/view_play_list?p=15E01709DE8B970D


Vaccination - The Hidden Truth


Mercury, Autism and the Global Vaccine Agenda


SWEET MISERY, A Poisoned World
The FDA Aspartame Conspiracy ...


http://www.youtube.com/view_play_list?p=9B0DCEE5E8E814F4



KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM?

TV Al-Jazeera tanggal 21 Februari 2006 menayangkan sebuah debat-interview dari MEMRI TV Clip yang menggemparkan dunia Islam. Seorang psikiater wanita Arab-Amerika, Dr. Wafa Sultan berdebat dengan Sheik Dr. Ibrahim Al-Khouli. Hasilnya begitu menghebohkan sehingga 3 minggu sesudahnya, Clip tersebut telah dikunjungi lebih dari 3 juta pemirsa pada website MEMRI TV. Intisari dari debat-interview tersebut juga dipetikkan dan diberitakan dalam halaman depan New York Times, tanggal 11 Maret 2006. Anda dapat menyaksikan Clip ini serta transkrip New York Times yang lengkap dengan mengunjungi www.memritv.org/search.asp?ACT=S 9&P1=1050 dan http://memri.org/bin/opener latest.cgi?ID=SD111306

Dalam debat interview tersebut, Dr Sultan mengkritisi dengan sengit para ulama Muslim, pejuang perang suci dan pemimpin politik yang dianggap telah melencengkan ajaran Nabi Muhammad dan Al-Quran selama 14 abad. Ia berkata bahwa dunia Muslim – yang dibandingkannya terhadap Yahudi – telah jatuh dalam pusaran kasihan diri dan kekerasan.

Dr Sultan berkata bahwa dunia tidak menyaksikan adanya bentrokan antar agama atau budaya, melainkan pertarungan antara modernitas dan barbanisme, suatu pertarungan dimana kekuatan kekerasan dan reaksioner Islam dipastikan akan dikalahkan.
(Inilah yang dikatakannya):
Wafa Sultan: “Bentrokan yang kita saksikan di seluruh dunia ini bukanlah bentrokan antar agama-agama atau antar budaya, melainkan bentrokan antara dua kubu yang saling bertentangan, antara dua era. Ini sebuah bentrokan antara mentalitas milik abad pertengahan terhadap mentalitas milik abad ke-21. Ini sebuah bentrokan antara peradaban dan keterbelakangan, antara yang beradab dan yang primitive, antara barbaritas dan rasionalitas. Inilah bentrokan antara kebebasan dan opresi, antara demokrasi dan dictator. Ini juga bentrokan antara HAM di satu pihak dengan pelanggaran HAM di pihak lain. Ini bentrokan antara mereka yang memperlakukan perempuan seperti hewan dan mereka yang memperlakukannya sebagai sesama manusia. Jadi yang kita saksikan sekarang bukanlah bentrokan peradaban. Sebab peradaban tidak saling berbentrokan, melainkan saling bersaing.”

Pertanyaan Host: “Siapa yang memulai dengan konsep bentrokan peradaban? Bukankah Samuel Huntington? Jelas itu tidak diprakarsai oleh Osama Bin Laden. Bolehkah kita membahas isu itu?

Wafa Sultan: “Pihak Muslimlah yang pertama-tama menggunakan pernyataan ini. Muslimlah yang memulai bentrokan peradaban ini. Nabi Islam berkata: “Saya diperintahkan untuk memerangi mereka sampai mereka percaya kepada Allah dan RasulNya.” Ketika Muslim membagi dunia menjadi Muslim dan Non-Muslim, dan menyatakan perang kepada Non-Muslim sampai mereka tunduk pada Allah dan RasulNya, maka merekalah yang memulai bentrokan ini, dan memulai perang ini. Untuk memulai perang ini, mereka mendapat dasar hukumnya dari dari buku-buku Islam yang penuh dengan seruan untuk takfir (penuduhan terhadap bida’h) dan permusuhan terhadap kafir.
Ada teman Muslim saya yang mengatakan Ia tidak pernah menghina kepercayaan orang lain. Namun peradaban manakah di dunia ini yang memanggil Non-Muslim dengan kata-kata yang mereka sendiri tidak suka kalau diarahkan pada mereka? Sekali ia memanggil Non-Muslim itu Ahl Al-Dhimma, tetapi diwaktu yang lain Muslim memanggil mereka “Ahli Kitab,” dan pada kesempatan yang lainnya lagi Muslim menyebut mereka sebagai monyet dan babi (bahkan, binatang yang sejahat-jahatnya, Surah 8:55). Atau ia memanggil orang Kristen “mereka yang dimurkai Allah.”
“Siapa bilang mereka ‘Ahli Kitab’? Mereka bukan Ahli Kitab, mereka hanyalah orang dengan banyak kitab-kitab! Semua buku-buku ilmiah yang berguna bagi dunia saat ini adalah milik mereka, buah hasil pemikiran bebas dan kreatif mereka. Apa hak anda menyebut mereka sebagai “Orang-orang yang dimurkai Allah” atau “Orang-orang yang telah sesat”, dan lalu datang ke sini untuk berkata manis bahwa agamamu melarangmu menghina kepercayaan orang lain?”
Dr. Ibrahim Al-Khouli: Anda seorang heretic, penganut agama bidat?
Wafa Sultan: Anda boleh bilang apa saja. Saya seorang sekuler yang tidak mempercayai hal-hal supranatural…
Dr. Ibrahim Al-Khouli: Jikalau anda heretic, tidak ada gunanya saya menantang anda, karena anda pada dasarnya telah menghina Islam, Nabi dan Quran…

Wafa Sultan: Apa yang saya percaya adalah urusan saya, bukan urusan anda.
Wafa Sultan: Saudara, silahkan anda percaya pada batu, selama anda tidak melemparkan batu itu kepada saya. Anda bebas menyembah apa saja, namun kepercayaan orang lain bukanlah urusan anda. Apa urusan anda sesungguhnya kalau ada orang mempercayai bahwa Sang Mesias (Al-Masih) adalah Tuhan, putera Maryam? Atau bahwa Setan adalah Tuhan, putera Maryam? Biarlah orang mempercayai apa yang mereka mau percayai.
Wafa Sultan: Bangsa Yahudi telah mengalami tragedi Holocaust (pembantaian jutaan orang Yahudi) dan dunia terpaksa menghormati mereka karena sumbangan pengetahuan mereka, bukan sumbangan teror. Mereka bisa sukses lewat kerja keras, bukan lewat menjerit-jerit dan berteriak-teriak. Dunia patut berterimakasih atas penemuan dan kemajuan sains yang dicapai oleh para ilmuwan Yahudi pada abad ke-19 dan 20 ini. Ada 15 juta orang Yahudi tersebar di seluruh dunia, bersatu dan memenangkan hak mereka lewat banting tulang dan peras otak mereka. Kami belum pernah satu orang Yahudi pun yang meledakkan diri di sebuah restoran Jerman (bangsa yang pernah membantai Yahudi). Kami belum pernah melihat satu orang Yahudi pun yang membakari gereja. Belum pernah ada satu Yahudi yang memprotes dengan cara membunuhi orang lain.
Walau Muslim Taliban telah menghancurkan-leburkan 3 patung suci Budha, belum pernah kami melihat satu orang Budhis pun membalas menghancurkan mesjid, membunuhi Muslim atau membakari kedutaannya. Hanya Muslim yang membela agama mereka dengan cara membakar gereja, menghancurkan kedutaan besar, dan membunuh orang. Tindakan demikian tidak akan membuahkan hasil. Muslim seharusnya bertanya pada diri sendiri, sumbangan apa yang dapat mereka bagikan kepada kemanusiaan, sebelum mereka berani-beraninya menuntut dunia untuk menghormati mereka…”

Lebih jauh dengan Dr. Wafa Sultan
Saya percaya orang-orang kami ini adalah tawanan dari kepercayaan dan ajaran kami sendiri”, demikian kata Dr. Sultan dalam sebuah interview baru-baru ini di rumahnya di suburb Los Angeles. “Pengetahuan telah membebaskan saya dari pengetahuan yang terkebelakang ini. Seseorang perlu untuk membantu memerdekakan teman Muslim dari kepercayaan yang keliru ini.”
Dr. Sultan dibesarkan dari keluarga Muslim tradisional di Banias, Syria. Ayahnya adalah pedagang beras, seorang Muslim yang taat, dan anak ini pun mengikuti iman sang ayah secara ketat hingga dewasa. Namun, kata Dr. Sultan, hidupnya berubah di tahun 1979 ketika ia masih mahasiswi kedokteran pada Universitas Alleppo, di bagian utara Siria. Ketika itu, organisasi radikal Muslim Brotherhood sedang memanfaatkan terorisme guna melemahkan pemerintahan Presiden Hafez Al-Assad. Para penembak dari Muslim Brotherhood mendobrak masuk ke dalam suatu kelas dan universitas dan membunuh profesornya di depan matanya, demikian tuturnya.

Mereka menembak ratusan peluru kepada profesornya sambil berteriak: “Allahu Akbar!”Sejak itulah kepercayaan saya gugur terhadap Allah mereka, dan saya pun mulai mempertanyakan semua ajaran-ajaran kita. Itulah titik balik dari hidup saya. Saya harus pergi. Saya harus mencari Tuhan yang lain…
Wafa Sultan: Memang bahwa pembunuhan adalah sebuah terorisme tersendiri, dimana pun dan kapan pun terjadinya. Namun ketika hal itu dilakukan atas perintah dan aturan dari Allah, maka semuanya menjadi lain…”
Wafa Sultan: Kenapa seorang muda Muslim dalam usianya yang sedang prima-primanya, dengan kehidupan yang penuh ke depan, namun pergi untuk meledakkan dirinya (bom bunuh diri)? Betapa dan kenapa ia meledakkan dirinya di dalam sebuah bus yang penuh dengan penumpang yang tidak berdosa? Ya, di banyak negara kita (Islam), agama adalah sumber pendidikan satu-satunya. Itulah mata air satu-satunya darimana seorang teroris meminumnya untuk memuaskan dahaganya. Teroris itu tidak dilahirkan teroris dan tidak menjadi teroris dalam satu malam. Ajaran-ajaran Islam memainkan peran dalam merajut pakaian ideologinya – benang demi benang tanpa membolehkan sumber lainnya untuk berperan (sumber ilmu dan pengetahuan lainnya). Ajaran sepihak inilah yang melencengkan teroris ini serta membunuh kemanusiaannya. Jadi, berbeda dengan pendapat sebagian orang, itu bukanlah pelencengan ajaran dan salah paham dari si teroris…

Di seluruh dunia Islam para ulama telah mengutuk dirinya (Dr. Sultan) dan telepon answering-machinenya dipenuhi dengan ancaman-ancaman jahat. Namun para reformer Islam telah memuji unjuk bicaranya yang lantang dalam bahasa Arab dan dalam jaringan TV yang paling luas jangkauannya di dunia Arab, yaitu menyangkut hal yang hanya berani diutarakan oleh segelintir Muslim saja.

“Saya tidak takut”, kata Dr. Sultan….
“Saya percaya atas apa yang saya sampaikan. Ini ibarat perjalanan sejuta mil, dan saya yakin saya telah memulai perjalanan 10 mil yang pertama dan yang paling berat.”…
Dr. Sultan sedang menulis sebuah buku yang apabila jadi terbit, akan membalikkan dunia Islam…. Buku tersebut direncanakan berjudul: “Narapidana Yang Lolos: Ketika Allah Adalah Monster Yang Mengerikan”
“Saya telah mencapai titik yang tidak bisa dibalikkan lagi. Saya tak ada pilihan lain. Saya akan bertanya terus terhadap setiap butir ajaran-ajaran dari Kitab Suci.

AKAR-AKAR TERORISME DALAM AL'QURAN (by Mohammed Ghazoli)

Peristiwa seperti ini adalah mirip dengan perkawinan Muhammad dengan Juwairiyyah bint Al-Haris, yang terjadi ketika nabi membunuh ayah dan suaminya yang ditawan, lalu mengawini sang istri. Aisyah menjawab perilaku Muhammad ini dengan mengkhianatinya sebagaimana dikutip di atas.[1] Di sini, saya hanya mempersoalkan sebuah pertanyaan klasik: Apakah itu adalah perilaku dari seorang nabi yang diutus Tuhan? Sangat jelas bahwa Islam berkembang dilandasi dengan banyak darah tertumpah. Dimulai dengan perampasan, pembunuhan, pencurian dan perampokan karavan-karavan kaum Quraishi yang datang dari Damaskus ke Mekah. Kemudian berlanjut dengan menyerang kaum Yahudi, baik itu di Khaybar maupun di Medina, dan kaum Nasrani di Medina dan Taif juga tidak luput dari pembantaian.

Kaum Muslim hingga kini mengikuti langkah-langkah Muhammad, sebagai pendiri Islam. Itu sebabnya, hari ini kita menyaksikan para Islamist di Mesir merampok gereja-gereja dan toko-toko orang Kristen, membunuh mereka tanpa perasaan. Di Aljazair, Muslim fanatik telah membunuh orang-orang tidak berdosa tanpa pertanyaan, Muslim maupun non-Muslim, hanya karena merasa ada pihak-pihak yang menentang agenda politik dan agama Islam.

Kenapa mereka harus ragu melakukan hal-hal ini jikalau nabi mereka membiarkan dan memimpin aksi-aksi yang menjijikan ini? Aksi-aksi terorisme dan intimidasi Muhammad telah didokumentasikan dalam biografi-biografi Islamic yang terbaik tentang sepak-terjang Muhammad (sebagai “pahlawan perjuangan”).

Orang-orang harus mengerti bahwa Muhammad telah menjadi contoh bagi umat Muslim di dunia Timur maupun Barat.



Kisah Rihana bint Amro

Ketika tangan dan baju Muhammad masih berlumuran dengan darah orang-orang Bani Quraiza, Muhammad memerintahkan para tahanan wanita dipajang di hadapannya. Seperti biasanya, Muhamamd memilih untuk dirinya wanita yang paling cantik. Kali ini pilihannya jatuh pada seorang wanita yang suaminya dan ketiga saudara laki-lakinya dan seluruh keluarganya telah diperintahkan untuk dipenggal kepalanya di depan matanya. Nama wanita itu adalah Rihana bint Amro. Muhammad berkata kepadanya, “Daripada menjadi budakku, saya akan membebaskan kamu dan menikahimu.” Ia menjawab: “Lebih terhormat bagiku untuk menjadi budakmu daripada menjadi istri seorang penjagal manusia.” Dia kemudian meludahinya dengan harapan agar sang nabi besar itu akan memerintahkan dirinya untuk dibunuh. Tetapi ternyata Muhammad tidak membunuh wanita cantik. Melainkan, dia menyimpannya sebagai seorang budak dan berhubungan intim dengannya sementara kaki dan tangan wanita itu terikat.[2]


Allah seperti apa yang akan mengirim seorang nabi yang bajunya masih berlumuran darah sembilan ratus orang, dan mencari kepuasan seksual dengan seorang wanita yang lebih memilih menjadi budak dan kematian, daripada menjadi “istri dari seorang penjagal manusia.”

Tentu saja kaum Yahudi sejak itu mewarisi kebencian terhadap Muhammad dan para pengikutnya. Dan mereka masih mengingat betapa banyak pembunuhan dan penyiksaan yang dia lakukan terhadap nenek moyang mereka dari Bani Quraiza.

Terorisme hari ini bukan datang tiba-tiba, bukan pula temuan metode baru! Muhammad telah memberi patron terbaik untuk sebuah teror dan intimidasi dengan penutup jubah perjuangan demi agama Allah.

Kisah Fatimah bint Rabi’a

Fatima bint Rabi’a adalah wanita dipakai sebagai contoh karena harkat dan martabatnya. Dia menolak untuk mengakui Muhammad sebagai seorang nabi, malahan mengutuknya. Dan Muhammad, nabi yang dianggap pengampun, ternyata tidak melupakan orang ini. Ketika Muhammad menginvasi suku Bani Fazara, dia membunuh sebagian besar rakyatnya tetapi mengambil Fatimah bint Rabi’a sebagai tawanan bersama dengan anak perempuannya. Muhammad memerintahkan agar Fatimah itu disiksa, sebagaimana yang ditulis oleh Al-Athir dalam buku-nya.[3] Dan apa yang ditulisnya? O, tidak terucapkan (!), yaitu wanita tersebut yang adalah nenek tua yang berusia 70 tahun itu, harus menghadapi Muhammad yang memerintahkan satu dari budak yang cacat fisik untuk memperkosa anak perempuan dari si nenek tersebut di depan dirinya!

Setelah budak tersebut selesai melakukan perbuatannya yang najis, Muhammad masih memanggil Zayd bin Haritha dan memerintahkannya untuk menuntaskan pembunuhan terhadap Fatimah, walaupun banyak orang meminta pengampunan untuk dirinya. Al-Tabari menulis: “Muhammad memerintahkan Zayd bin Haritha untuk membunuh Fatimah, yang dikenal sebagai Umm Qirfa. Dia membunuhnya dengan sadis yaitu dengan cara mengikat kedua kakinya dengan dua tali yang diikat pada dua unta. Dia memaksa unta tersebut berlari ke arah yang berlawanan sehingga perempuan itu robek menjadi dua bagian.”[4]

Betapa menjijikkan pembunuhan itu! Tuhan manakah yang dapat mengilhami seseorang untuk melakukan hal tersebut, dan tetap harus disebut sebagai Tuhan yang ”Maha Pengasih dan Maha Penyayang?” Bagaimana Muslim bisa mempercayai bukan saja kebohongan dan kepalsuan Muhammad, tetapi juga kekejamannya?! Jangan lupa bahwa kekejaman seperti itu berkali-kali dilakukan dalam setiap kesempatan sehabis perangnya Muhammad.

Betapa jauhnya perbuatan nabi besar itu dari ajaran Yesus dari Nazaret, yang rela mengampuni mereka yang mengolok bahkan menganiaya dan menyalibkan diriNya, dan yang dibalas oleh Yesus dengan meminta pengampunan atas dosa mereka kepada Bapa-Nya.


Tambahan Kisah Safiyah bint Huyay

Kisah yang baru saja Anda baca tidak berbeda dengan kisah Kinana bin Al-Rabi’a, yang menjadi tawanan pada serangan Khaibar. Muhammad bertanya mengenai letak hartanya yang disembunyikannya. Sebagai jawabannya, Kinana sekaligus kehilangan semua kekayaan yang tersimpan.

*[Muslim selalu mendalilkan motif Nabinya disini berperang melawan kafir Yahudi, tetapi lihatlah betapa kasat mata motif sejatinya adalah perampokan.]

Muhammad kemudian memerintahkan untuk membawa Safiyah, istri Kinana, dan menyaksikan bagaimana suaminya diikat, dilepaskan bajunya, dan di capkan dengan besi kepada bagian-bagian tubuh Kinana yang sensitif. Safiyah didudukkan dipangkuan Muhammad, dipaksa untuk menonton suaminya disiksa. Setelah penyiksaannya, Muhammad memerintahkan agar Kinana dipenggal dengan pedang dimuka umum, kemudian menikahi istrinya!

Bila hal seperti itu terjadi pada nabi selain Muhammad, kaum Muslim akan mengutuki: “Nabi binatang!” atau “Setan alas!” Coba periksalah semua perilaku para nabi satu persatu tanpa pembelaan buta: Bisakah perilaku seperti itu bagian dari perilaku nabi Tuhan yang sejati?


Beberapa kaum Muslim mungkin akan mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut adalah palsu terhadap rasul mereka. Saya menjawab: Saya berharap dari lubuk hati saya bahwa itu adalah tuduhan palsu, tetapi kebenaran selalu pahit. Saya mengetahui ini dari pengungkapan fakta-fakta yang diplintirkan, juga dari pengalaman pribadi, karena saya merasakan sendiri kepahitan yang sama dari ajaran dan tindakan-tindakan nabi dan tuhannya Islam, saat saya menemukannya sendiri. Mengerikan, sangat mengerikan, untuk menghubungkan Tuhan yang Suci dan Murni dengan kejahatan dan tipu daya palsu, sementara Tuhan sejati sama sekali tidak bersalah atas ucapan dan tindakan-tindakan Muhammad.

Tipu daya Muhammad berhasil karena kebodohan orang Arab di zaman kebodohan. Bagaimana tipu daya ini bisa diterima oleh orang-orang terpelajar pada abad ke 21, dimana ilmu pengetahuan menyediakan begitu banyak fakta dan pencerahan?

Ikuti Muhammad atau Mati

Ketika Amr bin al-Aas tiba di Yaman untuk memaksa rajanya membayar upeti jika dia tidak memeluk Islam, sang raja bertanya kepadanya: “Bagaimanakah semua kaum Quraishi menjadi Muslim?” Al-Aas menjawab:

“Kaum Quraishi mengikuti Muhammad karena mereka mempunyai keinginan untuk memeluk Islam atau karena mereka takut sebab mereka dikalahkan dengan pedang. Dan sekarang kamu adalah satu-satunya yang tersisa (yang bukan Muslim). Jika kamu tidak memeluk Islam hari ini, kuda-kuda akan berlari di atasmu dan rakyatmu. Peluklah Islam dan kamu akan hidup dalam kedamaian dan kuda-kuda serta penunggangnya tidak akan menyerangmu.”


Dengan kata lain, pilihannya hanya Islam atau mati. Ikuti Muhammad atau mati – sebuah pilihan perbudakan dan sebuah taktik teroris yang teramat keji, rancangan Muhammad Utusan Allah. Ibn Ishaq menulis:

“Utusan Allah mengirim Khalid bin Al-Walid kepada bin Al-Haris, untuk disampaikan kepada suku Najran, yang beragama Kristen dan berkata kepadanya: Jika kamu memeluk Islam dan membayar zakat, kamu akan diterima; jika kamu bilang tidak, aku akan membunuhmu dengan pedang.” [5]


Suku tersebut mengirim beberapa orang dari Al-Haris kepada Utusan Allah dengan patuh. Apa yang dikatakan Utusan Allah kepada orang-orang tersebut? “Jika kamu tidak memeluk Islam, aku akan memenggal kepalamu di bawah kakimu!”[6]

Teror dan mental terorisme tidak hanya didemonstrasikan dalam tindakan-tindakan Muhammad, tetapi juga dicatat sebagai pewahyuan dari Allahnya dalam Al-Qur’an, yang mendukungnya untuk menteror, membunuh dan menumpahkan darah orang tidak berdosa.

Surat 4:74 mengatakan: “Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barang-siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenang-an maka kelak akan Kami (Allah) berikan kepadanya pahala yang besar.”[7]

Surat Muhammad mengatakan: “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir, maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti.”[8]

Surat Al-Anfal 8:60 mengatakan: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggetarkan (teror) musuh Allah, musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.”

[Surat 33:26 mengatakan, ”...dan Dia memasukkan rasa takut (teror) kedalam hati mereka. Sebagian kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan”]

Kasih versus Teror

Teror jelas-jelas diperintahkan Allah, untuk ditanamkan ke dalam hati para musuh Islam. Maka Islam adalah tempat subur untuk menggunakan teror dan terorisme sebagai alat untuk menaklukkan keimanan seseorang.

Saya percaya, kebenaran sejati yang datang dari Surga tidak membawa pedang, ataupun memerintahkan pertumpahan darah orang tidak berdosa. Surga menyatakan: “Kasihilah musuhmu.” Dia tidak mengatakan, “Jagallah musuhmu.” Surga mengatakan: “Berkatilah mereka yang mengutukmu.” Tidak mungkin Surga mengatakan: “Wahai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus diantaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.”[9]

Surga yang mengampuni berkata: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.[10]

Tetapi Surga tidak akan menghasut dan menyombong: “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi amal-amalmu.”[11]


Penyebaran Islam setelah Muhammad juga dicapai dengan ujung pedang, seperti yang digambarkan dalam bendera mereka. Ibn Al-Asam Al-Garhami mengatakan di dalam bukunya Tales of Battles bahwa jumlah orang yang terbunuh dari awal panggilan kenabian Muhammad hingga kematiannya melebihi 30,000 jiwa. Dan mereka yang menemui ajalnya oleh pedang Islam dari awal pendirian Islam hingga 1250 Hijrah (sekitar tahun 1750 Masehi) mencapai sekitar sepuluh juta jiwa. Di Spanyol sendiri, kaum Muslim membunuh lebih dari 1.5 juta jiwa dari abad ke-8 Masehi hingga mereka diusir dari Spanyol pada tahun 1492.

Perang antar Muslim: Pembunuhan Utsman bin Affan

*[Muhammad memberlakukan pedang dan menghalalkannya terhadap kafir. Ia mungkin tidak sadar akan firman Yesus yang mengatakan sebaliknya, “Siapa yang menggunakan pedang akan binasa oleh pedang” (Mat.26:52). Pedang disini tentu “pedang” dalam arti luas tentang kebrutalan, pembunuhan, dan pertumpahan darah. Dan benarlah, ternyata pengembangan Islam yang mengandalkan pedang berbalik menjadi korban pedang itu juga di kalangannya. Kenapakah Muslim tidak me-renunginya serta menganalisa dan memastikan sejarah intern Islam itu sendiri?]


Kejadian yang paling tepat menggambarkan “pedang makan tuan” adalah fakta pembunuhan terhadap penerus-penerus Muhammad (yakni para Kalifah) dan pemimpin-pemimpin Muslim oleh kalangan Muslim sendiri. Salah satu diantaranya adalah Utsman bin Affan, Khalifah ketiga yang menyumbangkan 10,000 dinar kepada Muhammad, ketika dia pertama kali mulai menyebar-luaskan panggilan kenabiannya. Al-Halabi menulis tentang dia:

“Utsman bin Affan datang dengan uang sepuluh ribu dinar dan meletakkannya di dalam tangan dan dada Muhammad. Muhammad mulai mengambil uang tersebut, memeriksanya, membalik-balikannya ke setiap arah dengan hati-hati dan gembira sambil berkata, ‘Semoga Allah memberikan pengampunan atas semua dosamu, yang tidak diketahui dan yang diketahui oleh umum, Wahai Utsman. Semoga Allah memberikan kepadamu pengampunan untuk apa yang kamu lakukan di hari kemarin dan apa yang kamu lakukan di hari esok hingga hari pengangkatan. Tidak akan ada sesuatu apapun yang dilakukan Utsman yang akan melukai dirinya mulai hari ini.”[12]


Penulis-penulis Islam sendiri memberikan kita banyak penjelasan mengenai pembunuhan terhadap diri Utsman. Dua orang Muslim yang berpengaruh, Muhammad bin Abu Bakar dan Ammar bin Yasir, datang ke hadapan Utsman ketika dia sedang membaca Al-Qur’annya Muhammad. Mereka menyiksanya kemudian membunuhnya. Mereka juga menginjak jenggotnya dengan sepatu mereka – sebuah tanda penghinaan besar. (Jangan lupa bahwa Utsman adalah salah satu dari 10 pembawa kabar baik yang berkhotbah tentang Surga. Dia juga adalah orang yang telah diberikan kepastian oleh Muhammad bahwa semua dosanya, yang lalu dan yang akan datang, akan diampuni, setelah dia membayar 10.000 dinar.)

Ironisnya, dia dibunuh oleh seorang pembawa kabar baik lainnya, Ammar bin Yasir, yang berasal dari sebuah suku yang disiksa oleh kaum Quraishi karena Muhammad. Dengan demikian, seperti ucapan Muhammad, bukankah yang membunuh dan yang dibunuh sesama Muslim akan masuk ke dalam api neraka? Apakah Utsman benar-benar pergi ke Surga hanya karena sepuluh ribu dinar yang dia sumbangkan kepada Muhammad, karena ia memang dijanjikan Surga? Apakah Ammar bin Yasir, salah satu dari pembawa kabar baik tentang Surga – tetapi yang membunuh sesama orang Muslim – pergi ke Surga? Apakah kaum Muslim memikirkan hal-hal ini? Apakah Utsman dan Ammar pergi ke surga atau ke neraka? Menurut Muhammad, mereka pergi ke surga. Tetapi juga menurut Muhammad mereka pergi ke neraka! Faktanya, Kalifah ketiga ini dibunuh oleh Ammar dan anak dari Khalifah pertama.


*[Muhammad sendiri tidak luput dari hukum “pedang berbalas pedang”. Ia kena racun dari perempuan Yahudi yang ditawannya di Khaibar, dan Allah tidak menghindarkan atau memunahkan racun itu dari padanya, seperti yang diakui oleh Anas bin Malik: ”Saya selalu mengetahui pengaruh racun itu dalam kerongkongan beliau (HS Bukhari 1220). Aisyah menyaksikan betapa Muhammad menderita, bukan hanya karena sakit keracunan makanan tersebut di saat-saat kritisnya, ”Hai Aisyah! Saya senantiasa merasa pedih makanan (racun) yang saya makan di Khaibar. Itulah waktunya saya merasa tali jantung saya putus karena racun itu”; Tetapi harapan dan permohonannya untuk keselamatan dirinya di akhirat juga tidak menentu, karena tidak ada tanda-tanda dijawab lagi oleh Jibril maupun Allah. Muhammad hanya bergumul sendirian dengan maut. Ketika seseorang siap-siap menghembuskan nafas terakhirnya, ia akan melepaskan segala atribut ke-egoannya dan dengan kata-kata terakhir ia mengakui dengan sepenuh kejujuran. Dan itulah yang juga terjadi pada diri Muhammad, yang berkata: “Wahai Tuhan! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkan saya dengan Teman yang Mahatinggi... Lalu beliau mengangkat tangannya sambil mengucapkan: “Teman Yang Maha Tinggi”. Lalu beliau wafat dan rebahlah tangan beliau.” (HSB.1570, 1573, 1574). Tak bisa lain lagi, Muhammad harus dengan jujur meninggalkan dua kebenaran diujung napas terakhirnya: (1). Bahwa ia adalah orang berdosa yang perlu diampuni. Dan (2) bahwa ada satu sosok baru yang disembunyikannya selama ini, yaitu, ”Teman Yang Maha Tinggi” yang akan mengadilinya di hari pengadilan.]


[1] Kisah ini berasal dari The Life of the Prophet oleh Muhammad bin Abd Al-Wahab, hal. 101-102.

[2] Lihat juga The Life of the Prophet oleh Ibn Hisham, Vol. III, hal. 118-143 (yang juga menulis kejadian-kejadian lain yang tidak dimuat di sini); The Life of Muhammad oleh Haikal, hal. 347-351 (yang menambahkan lebih banyak perjelasan mengenai kekejaman Muhammad); dan Al-Sira Al-Halabia oleh Al-Halabi, Vol. II, hal. 675-677. Cerita ini juga ditemukan dalam Rawd Al-Unuf oleh Imam As-Suhaili, Vol. III, hal. 267-271 dan dalam buku-buku oleh Al-Tabari, Ibn Kathir, Ibn Khaldoon, Al-Booti, Al-Khudri dan Al-Adid. Semua pengarang menulis mengenai cerita mengerikan ini.

[3] Lihat The Perfect in Histroy oleh Al-Athir, Vol. II, hal. 142.

[4] The history of Nations and Kings oleh Al-Tabari, Vol. II, hal. 127.

[5] Kehidupan Nabi, Vol. IV, hal. 134.

[6] Lihat The Beginning and the End oleh Ibn Kathir, Vol. V, hal. 989; dan The Life of Muhammad oleh Dr. Haikal, hal. 488.

[7] Ayat-ayat Al-Qur’an yang memprovokasi kaum Muslim untuk berpe-rang dan mendorong mereka untuk membunuh termasuk Surat An-Nisaa’ (Wanita) 4:76, 77, 89, 91, 95 & 104.

[8] Surat Muhammad 47:4, Allah memerintahkan pemancungan dan penawanan, lalu membebaskan, namun masih diizinkan minta tebusan

[9] Surat Al-Anfal 8:65. terjemahan Yusuf Ali.

[10] Matius 5:39.

[11] Surat Muhammad 47:35, terjemahan Yusuf Ali.

[12] Al-Sira Al-Halabia oleh Al-Halabi, Vol. III, hal. 100. Lihat juga The Jurisprudence of the Life of Muhammad oleh Al-Bouti, hal. 309; The Beginning and the End by Ibn Kathir, Vol. V, hal. 4; dan Asad Al Ghaba (The Lion of the Forest) oleh Ibn Al-Athir, Vol. III, hal. 588.

Pertukaran Pikiran - Dialog Antar Budaya

Muslim berkata mereka ingin berdialog (bertukarpikiran) antar budaya. Budaya apa? Islam sendiri adalah anti budaya. Islam menentang kebudayaan. Islam adalah barbar dan biadab. Lebih jauh lagi, pertukaran pikiran bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam.

Di bulan September 2006, para Muslim sekali lagi mengangkat senjata. Kali ini gara2 ucapan Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg di Jerman, di mana dia menjabat sebagai profesor di bidang theologia. Di pidatonya yang berjudul “Iman dan Akal” dia menjabarkan perbedaan mendasar antara pandangan Kristen bahwa Tuhan adalah makhluk berakal, dan ini serupa dengan konsep Yunani tentang logos, dan pandangan Islam bahwa “Tuhan sama sekali di luar akal,” sehingga melakukan apapun yang menyenangkan hatinya, tidak dibatasi apapun, termasuk akal, dan, karenanya, perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.

Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi di tahun 1391 antara Kaisar Bizantium Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang hal Kristen dan Islam. “Dalam diskusi ini,” kata Paus, “sang Kaisar membahas tentang jihad (perang suci Islam) dan mengatakan pada rekan diskusinya, ‘Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad, dan yang kau akan temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.’ Setelah menyatakan pendapatnya secara tegas, sang Kaisar melanjutkan dengan menerangkan alasan2 yang rinci mengapa menyebarkan agama dengan pedang merupakan perbuatan yang tidak masuk akal.

Kekerasan merupakan sifat yang berlawanan dengan Tuhan dan sifat asli hati nurani. 'Tuhan', katanya, ‘tidak suka pertumpahan darah – dan bertindak secara tak masuk akal merupakan hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan. Iman tidak lahir dari jiwa ataupun tubuh. Siapapun yang ingin mengajak orang untuk beriman harus mampu bercakap secara baik dan masuk akal, tanpa kekerasan dan ancaman… Untuk meyakinkan jiwa yang berlogika, orang tidak perlu bawa senjata2 berat macam apapun, atau ancaman2 mengambil nyawa orang itu …. Pernyataan jelas dalam keterangan yang menentang kekerasan ini adalah: tidak melakukan hal yang sesuai dengan akal sehat merupakan hal yang bertentangan dengan jati diri Tuhan.”

Paus juga mengutip perkataan Theodore Khoury, yang adalah pengedit dan penyusun buku tentang percakapan di atas. Theodore Khoury menjelaskan: “Bagi sang Kaisar, karena Bizantium dibentuk berdasarkan filosofi Yunani, maka pernyataannya menerangkan bentuk negaranya sendiri. Tapi bagi ajaran Muslim, Tuhan itu sama sekali di luar akal. Keinginan Tuhan tidak terikat jalan pikiran manusia apapun, tidak pula akal sehat manusia.” Khoury lalu mengutip tulisan ahli Islam Perancis yakni R. Arnaldez, yang menerangkan bahwa Ibn Hazn menyatakan bahwa “Tuhan tidak terikat pada perkataannya sendiri, dan tiada sesuatu pun yang membuatnya wajib menyatakan kebenaran pada kita. Jika Tuhan memerintahkannya, bahkan kita pun harus menyembah berhala.” Pidato sang Paus membuat kaum Muslim di seluruh dunia merasa sakit hati.

Menteri Luar Negeri Mesir berkata: “Ini merupakan pernyataan yang sangat disesalkan dan jelas menunjukkan sikap yang tidak mengerti akan Islam yang sebenarnya.” Dia menyatakan bahwa hal ini akan “mengakibatkan ketegangan dan rasa curiga dan pertentangan antar Muslim dan antar masyarakat Barat juga.

Parlemen Afghanistan dan Menteri Luar Negerinya menuntut pernyataan maaf.
Konsul Penjaga Iran menuduh hal ini sebagai “Akal2an Barat dalam Menentang Islam” karena “menghubungkan Islam dengan kekerasan.”

Juru bicara Pemerintahan Irak bernama Ali al-Dabbagh berkata bahwa “Ucapan Paus menunjukkan dia salah mengerti tentang prinsip2 Islam dan ajaran Islam tentang pemberian maaf, kasih sayang, dan pengampunan.”

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa komentar Paus “tidak bijaksana dan tidak selayaknya.”

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, “Paus tidak boleh memandang enteng kemarahan yang telah diakibatkannya.”

Parlemen Pakistan Majlis-e-Shoora mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, “Pernyataan2 Paus yang merendahkan tentang filosofi jihad dan Nabi Muhammad telah menyakiti hati para Muslim di seluruh dunia dan membahayakan hubungan antar agama.” Juru bicara wanita Kementerian Luar Negeri Pakistan yang bernama Tasnim Aslam berkata, “Siapapun yang mengatakan Islam sebagai tidak bertoleransi menantang terjadinya kekerasan.”

Ini adalah bukti nyata protes2 dari para pemimpin dunia Islam. Tidak disangkal lagi, pidato Paus menyulut kerusuhan di seluruh dunia – gereja2 dibakar dan dihancurkan di Gaza, Tepi Barat, dan di Basra. Di Mogadishu, seorang biarawati Italia yang telah uzur dan juga pembantunya, dibunuh. Beberapa Muslim bahkan mengajak agar Paus dibunuh.

Menurut surat kabar Inggris, pemimpin organisasi Muslim Inggris al-Ghurabaa yang bernama Anjem Choudary memimpin demonstrasi unjuk rasa di luar Westminster Abbey. Dia menuntut agar Paus dijatuhi hukum berat. Pemimpin agama Islam dari Somali yang bernama Abubakar Hassan Malin menyatakan bahwa Paus harus ditemukan dan dibunuh “di tempat itu juga.”
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdoğan berkata: “Aku yakin Paus harus menarik kembali pernyataannya yang tidak benar dan jahat dan minta maaf kepada dunia Islam dan Muslim… Aku harap dia cepat2 memperbaiki kesalahannya agar tidak menghalangi usaha tukar pikiran antar budaya dan agama.”

Para Muslim tidak bersikap terbuka akan kritik dan mereka mudah mengancam melakukan kekerasan jika kau menyebut agamanya penuh kekerasan. Pada saat yang sama mereka berkata ingin bertukar pikiran. Tukar pikiran seperti apa yang bisa dilakukan jika mempertanyakan Islam saja sudah bisa mengakibatkan kekerasan dan menyebabkan kematian bagi sang penanya? Jika Islam itu “salah dimengerti, “ seperti yang dikatakan oleh Muslim, bukankah mereka seharusnya mengijinkan orang bertanya jawab dengan mereka untuk menghapus salah pengertian tersebut?

Banyak ayat2 Qur’an yang memerlukan penjelasan yang jelas. “Bunuh kafir di mana pun kau menemukannya.” (2:191) “Perangi mereka, sampai tidak ada fitnah lagi dan ketaatan adalah semata-mata bagi Allâh saja. (2:193) “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (8:55) “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (8:12) “Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis.” (9:28 )

Bagaimana para Muslim menerangkan ayat2 ini? Bukankah ayat2 ini, dan ayat2 serupa lainnya dalam Qur’an, yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan di dalam dunia Islam? Kebanyakan agama, termasuk Kristen, punya sejarah masa lalu yang penuh kekerasan. Tapi Islam adalah satu2nya agama yang mengajarkan tindakan kekerasan dalam buku sucinya. Mengapa? Ini adalah pertanyaan sah yang membutuhkan jawaban.

Pertanyaan Kaisar Manuel II Paleologus tetap tidak terjawab. Jawaban seperti “Kau telah menyakiti hati kami yang peka, kau harus minta maaf, kau bodoh, kau membuat kami melakukan kekerasan,” dll bukanlah jawaban yang logis. Ini hanyalah jawaban untuk mengelak memberi keterangan yang sebenarnya. Jika kaum Muslim memang ingin bertukar pikiran, mereka harus mampu menjawab pertanyaan2 sulit, terutama tentang perbuatan nabi mereka.
Dalam pidatonya, sang Paus mengajak masyarakat Barat untuk beriman teguh pada Tuhan berdasarkan pengertian akal sehat. Lalu dia berkata: “Berdasarkan pengertian logos yang agung ini, berdasarkan adanya akal sehat inilah, maka kita mengajak rekan2 kita untuk bertukar pikiran tentang budaya.”

Bagi kebanyakan Muslim, tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah saja (monolog). Yang sebenarnya ingin mereka katakan: kau dengar baik2 apa yang ingin kami katakan padamu dan kau harus setuju. Jika kau mengajukan pertanyaan2 sulit yang tidak bisa kami jawab, kami akan sakit hati dan kau akan menyesal karenanya. Bagaimana bisa terjadi dialog dari dua pendekatan yang saling bertentangan seperti ini?

Bukankah masuk akal untuk mempertanyakan bahwa jika memang tidak ada pemaksaan untuk memeluk Islam, seperti yang dinyatakan dalam sebuah ayat Qur’an, mengapa lalu begitu banyak ayat lainnya memerintahkan Muslim untuk melakukan jihad? Mengapa begitu banyak ayat2 Qur’an yang tidak bertoleran terhadap kebebasan menganut kepercayaan lain di luar Islam? Mengapa meninggalkan Islam diganjar dengan hukuman mati?

Ya, memang kita harus tukar pikiran, tapi ini harus merupakan dialog yang berdasarkan pertanyaan2 sah, pertanyaan2 sulit, pertanyaan yang belum pernah dijawab sebelumnya. Kumpul2 untuk saling berpelukan dan bersalaman bukanlah dialog. Menyembunyikan kotoran selama 1400 tahun di bawah karpet tidak akan membawa Muslim dan non-Muslim untuk lebih saling mengerti satu sama lain. Terdapat pertanyaan2 yang mendasar, yang mengganggu tentang Islam dan Muhammad dan semua ini harus dijawab.
Dialog ini harus dimulai. Kaum Muslim harus mendengar pertanyaan2 ini. Sudah waktunya mereka menjawabnya. Tingkah laku Muhammad harus diamati dengan cermat dan ajarannya dibongkar. Jika pertanyaan2 ini dibiarkan tidak dijawab, bagaimana kita bisa melakukan dialog? Sebelum pertanyaan2 ini dijawab saja dan dunia benar2 mengerti tentang Islam, maka dunia tidak perlu menerima Islam sebagai agama.
Peradaban manusia sudah mengalami terlalu banyak perang. Sudah terlalu banyak darah yang dikucurkan dan terjadi pembunuhan2 yang tidak masuk akal. “Para martir yang terlupakan berbaring di dalam peti matinya, dan mereka berkorban nyawa demi agamanya, tapi ternyata agama itu dingin yang mati.” [1] Kita tidak butuh perang2 lain. Kita butuh bicara satu sama lain. Mari kita tinggalkan sejenak sentimental dan fanatik agama, dan mari lakukan dialog yang sebenarnya, dan menjawab pertanyaan2 yang nyata.
Sudah bisa dibuktikan dengan mudah bahwa Islam sama sekali bukan agama damai, tapi kepercayaan yang mengobarkan perang yang berbahaya. Merupakan tindakan yang salah besar untuk menganggap Islam sebagai salah satu dari banyak agama dan menggolongkan Islam sebagai agama.
Islam adalah gerakan politik fasisme yang serupa dengan Nazisme yang diciptakan orang sakit jiwa berat. Islam tidak diciptakan untuk menyatukan hati banyak orang tapi untuk memecah belah mereka, untuk menimbulkan kebencian diantara mereka dan untuk menguasai mereka, memaksa setiap orang tunduk di bawahnya. Kalau pun semua orang telah memeluk Islam, perang akan terus berlangsung, karena Muslim akan terus bertempur satu sama lain untuk menentukan mana yang benar2 Islam “sejati.”
Islam adalah hasil karya orang yang sakit jiwa. Islam diciptakan sebagai alatnya untuk menaklukkan. Islam tidak membawa apapun kecuali penderitaan bagi pemeluknya dan teror (ketakutan) bagi yang tidak menganutnya.
Islam harus diberantas agar kemanusiaan dapat terus berlangsung. Tiada jalan tengah atau kompromi. Islam tidak dapat diubah bentuknya, tapi bisa dihancurkan. Islam itu kaku keras tapi rapuh.
Akhirnya, yang bisa menghancurkan Islam adalah kebenaran. Islam tidak berdaya jika dihadapkan pada kebenaran. Yang dibutuhkan untuk menghancurkan doktrin kebencian ini hanyalah kata2. Kata2 kebenaran merupakan ancaman terbesar dalam Islam. Muhammad tahu akan hal ini. Karena itulah dia melarang adanya kritik dan mengeluarkan ancaman mati bagi mereka yang berani menentangnya. Semakin cepat kebenaran menyebar, semakin cepat pula Islam akan lenyap jadi debu dalam sejarah.
Sekarang kau tahu tentang kebenaran. Selebihnya adalah terserah dirimu sendiri. Tidak pernah terjadi sebelumnya di mana nasib umat manusia tergantung begitu besar pada setiap diri manusia satu per satu. Hari ini, kau dan aku akan mengubah sejarah. Yang harus kita lakukan adalah menyatakan kebenaran. Setelah itu kebenaran akan memerdekakan kita semua.
Tiada tempat bagi Islam di masa depan umat manusia. Ajaran kebencian ini tidak akan selamat di abad ini dan akan hancur di masa kita masih hidup pula. Islam harus lenyap, karena tidak hanya Islam itu palsu, bodoh, dan tidak masuk akal, tapi karena Islam juga penuh kekerasan, tidak bertoleransi, dan jahat. Kita tidak boleh bersikap toleran terhadap aliran yang tidak bertoleransi. Bagaimana Islam akan berakhir terletak di tangan kita semua – orang2 biasa seperti kau dan aku. Jika kita tidak berbuat apapun, jika kita tidak menentangnya dan membiarkannya, maka Muslim akan mengakibatkan terjadinya Perang Dunia III dan jutaan manusia akan mati karena perang nuklir.

Komunisme itu jahat, tapi orang2 komunis cinta kehidupan dan karenanya Perang Dingin dapat berakhir tanpa terjadi perang nuklir. Muslim cinta kematian. Hal ini merubah semua hal. Kau mungkin mengira orang yang cinta kematian tentunya orang tidak waras, tapi bagi mereka kematian merupakan bagian iman di alam baka.

Perang nuklir akan mengakhiri Islam, tapi itu terjadi setelah sebagian besar umat manusia atau mungkin seluruh dunia Islam musnah. Jika kita bertindak sekarang dan mulai mengadakan dialog, mempertanyakan Islam dan membantu Muslim untuk melihat kebenaran, maka Islam akan semakin lemah dan Muslim akan merdeka. Muslim adalah korban kebohongan besar Islam. Mereka tidak butuh belas kasihan, tapi bimbingan. Jika dialog gagal terjadi, maka perang tidak dapat dihindari lagi. Jika saja dulu ideologi Nazisme dikalahkan sebelum mencengkeram masyarakat Jerman dan jadi begitu kuat, maka korban jiwa 50 juta manusia dapat dihindari.
Satu hal yang pasti, hari2 Islam dapat dihitung. Akankah Islam berakhir dengan ledakan hebat, seperti yang dialami Nazisme, setelah jutaan atau milyaran orang mati? Atau akankah Islam mati dengan sendirinya, seperti yang dialami Komunisme, setelah Muslim melihat kebenaran dan meninggalkannya? Jawaban pertanyaan ini tergantung dari sikap kita semua hari ini.
Alam tidak mengenal yang baik dan yang jahat; alam mengenal kekuatan. Muslim adalah kekuatan militan. Mereka secara aktif mempromosikan agamanya melalui penipuan dan teror. Penipuan dan teror adalah dua strategi jihad, yang wajib dilakukan semua Muslim, sesuai kemampuan masing2. Sebagian Muslim melakukan jihad dalam hidupnya melalui tindakan terorisme dan Muslim yang lain dengan cara mengelabui orang2 untuk menganggap Islam agama damai padahal mereka sendiri tahu bahwa itu tidak benar. Sebagian besar masyarakat dunia bersikap santai, ramah, dan percaya akan kebebasan beragama. Ini mengakibatkan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang yang menguntungkan Islam. Karena sikap militan Muslim dan sikap bertoleransi non-Muslim, para Muslim mampu menguasai negara2 yang jauh lebih kuat. Kemenangan ini membuat mereka semakin berani dan sombong. Jika non-Muslim tidak bangkit untuk menghentikan Islam dan mengalahkannya, maka Islam akan menang. Kehancuran umat manusia merupakan kemenangan Islam.

Kau tidak usah jadi jenius untuk mengetahui bahwa hanya diperlukan sedikit militan nekad untuk menundukkan dan menyandera orang2 sipil tak tahu apa2 dalam jumlah besar. Muhammad berkoar, “Aku telah dimenangkan melalui teror.” [2] dan para Muslim menggunakan teror sebanyak mungkin di seluruh perang2 mereka dan mereka menang perang. Masyarakat non-Muslim dunia tidak sadar dan tidak siap. Inilah yang membuat mereka mudah dikalahkan. Jika kita tidak bangun dan melihat Islam sebagai musuh yang mengancam nyawa dan budaya kita, maka kita akan menghadapi masa2 sulit di masa depan. Waktu sudah tidak banyak tersisa. Jika ideologi Islam tidak segera dikalahkan, kita akan menghadapi masa depan sedemikian mengerikan sehingga kengerian Perang Dunia II hanya tampak seperti permainan anak2 saja.

Muhammad adalah orang yang sakit jiwa. Islam adalah hasil ketidakwarasan yang harus segera berakhir. Jika tidak, maka kita harus membayarnya dengan nyawa kita sendiri.


[1] Margaret A Murray in The Genesis of Religion
[2] Bukhari, 4.52.220.

KESAKSIAN: SANG PENIPU

Saya (OA) lahir tanggal 18 November 1956 dari keluarga poligami yang tidak mengenal Kristus. Ibu sangat menderita saat mengandung dan melahirkan saya, karena saya adalah anak ke-10 dalam keluarga dan ke-9 kakak saya semuanya meninggal saat masih bayi atau pun dalam kandungan, sehingga ketika keluarga tahu bahwa ibu mengandung, mereka menolak dan menyingkirkannya. Akhirnya, ibu saya bersembunyi di sebuah kampung terpencil. Saya tidak lahir tepat pada saatnya, tapi pada usia kandungan ibu saya 18 bulan, sehingga ia sangat kesakitan saat saya lahir. Ibu dibawa ke rumah sakit yang sangat jauh dari kampung karena komplikasi. Orang tua saya tidak mau memberikan nama, karena takut saya akan meninggal jika diberi nama.

Lagipula dalam adat saya, pemberian sebuah nama harus dilakukan dengan perayaan yang sangat mahal. Hal itu membuat saya dipanggil sekenanya pada masa kanak-kanak, sehingga pada saat remaja, saya memberi nama diri saya sendiri "Wahid".

Saya sebenarnya anak yang cerdas di sekolah (Ahmadiyah Grammar School), namun saya juga sekaligus anak yang nakal, suka merokok, dan melakukan begitu banyak kenakalan remaja. Hal itu membuat saya menjadi anak yang paling banyak dihukum di sekolah, dan saya bangga akan hal itu. Sekolah segan mengeluarkan saya karena saya anak yang sangat cerdas, bahkan berhasil lulus SMA dengan nilai yang tinggi.

Tapi saya melawan kehendak orang tua saya. Mereka ingin saya masuk universitas, tapi saya malah bergabung dengan kehidupan geng dan preman di kota kami. Melakukan apa saja untuk mendapatkan uang dengan cepat, namun hanya menghambur-hamburkan uang yang saya dapat untuk tidur bersama pelacur di hotel dan mabuk-mabukan sampai pagi.

Hal itu membuat ibu saya memaksa saya untuk menikah. Saya menikah bulan Desember tahun 1981. Tapi di malam pernikahan saya, saya malah menghabiskan malam itu bersama dengan seorang pelacur di sebuah hotel. Malah pada malam ketika anak pertama saya lahir, saya mabuk-mabukan sampai drop di sebuah hotel.

Saya sama sekali tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan sama sekali tidak peduli dengan istri saya yang membanting tulang bekerja sebagai buruh kasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebaliknya, saya malah meninggalkan mereka pergi ke Amerika tanpa pamit, hanya karena seseorang menghina saya tidak punya gelar sarjana. Di Amerika, saya masuk ke Borough Of Manhattan Community College, lalu ke Baruch College; kedua-duanya di New York. Sekolah saya berjalan cukup baik, namun seperti biasa saya terus terlibat dalam pencarian uang secara instan. Seperti penipuan, pemalsuan, pengedaran narkoba, bahkan perdagangan manusia. Semua, baik pendidikan dan penghasilan dari dunia gelap, berjalan baik (terutama dari bisnis penipuan saya). Saya merasa begitu penuh dan tercukupi, merasa diri paling hebat, itu semua hasil usaha saya, dan di manakah Tuhan? Buktinya Dia tidak bisa menghentikan hal-hal jahat yang saya lakukan ini.

Pengenalan saya yang pertama kali kepada Yesus terjadi agak aneh.

Saya sedang bermain judi bersama teman-teman saya. Kemudian ada seorang teman yang bernama Ray, sering menang dan setiap kali menang dia berseru, "Puji Tuhan, HaleluYah, dan Terima kasih Yesus". Hal itu sungguh mengesalkan hati saya. Saya memandangi Ray dan berpikir dia sudah gila. Masakan membawa-bawa jargon-jargon agama dalam judi. Dan saya juga katakan padanya bahwa Yesus yang dia puji-puji itu tidak ada istimewanya, hanya manusia biasa seperti kita, seorang penipu yang lebih pintar dari pengikutnya, sehingga pengikutnya mau saja dibohongi dan mengikutinya.

Namun pada malam harinya, tanggal 5 Februari, saya bermimpi dan mimpi itu begitu nyata. Saya melihat seorang pria yang matanya, kulitnya, dan jubahnya semuanya berwarna putih bagai salju.

Saya bertanya padanya, "Siapakah engkau?" Dia lalu menjawab, "Aku adalah Yesus yang kau bilang sebagai penipu. Tapi sekarang Aku akan memberimu tugas untuk memberitahukan seluruh dunia kalau Aku bukan tipuan, tetapi sesuatu yang sungguh nyata."

Saya katakan padanya, saya tidak punya urusan denganmu, untuk itu pergilah tinggalkan saya. Kejadian itu menjadi awal dibongkarnya hidup saya dan akhir dari kenyamanan yang dibangun atas kejahatan saya. Saya tidak bisa lagi hidup tenang sejak mimpi itu. Beberapa hari setelah mimpi itu, ibu saya menelepon, katanya istri saya akan meninggalkan saya kalau saya tidak berbicara dengannya. Saya memang meninggalkan istri saya pada ibu saya, karena saya pikir dia tidak berpendidikan atau pun setingkat kehidupannya dengan saya. Saya coba bicara dengannya, namun saya malah salah bicara dan menghancurkan sedikit harapan yang tersisa padanya. Ia pun langsung pergi keluar dari rumah ibu saya, kembali pada orang tuanya, dengan meninggalkan sebuah amplop berisi surat yang mengatakan bahwa dia akan tetap menunggu saya, peduli sampai berapa lama. Tidak lama kemudian, rumah saya yang di Amerika dirampok habis saat saya sedang pergi kuliah, tidak ada harta saya yang tersisa, semuanya habis dibawa perampok.

Pada bulan Maret 1987, saya menembak seseorang hingga hampir mati hanya karena masalah wanita. Pada 15 September 1987, FBI menangkap dan membekuk saya di dalam kelas saat sedang kuliah, dengan tuntutan penipuan dan pemalsuan. Saya ditahan 13 bulan sebelum akhirnya dibebaskan. Baru saja saya dibebaskan, departemen imigrasi langsung

menangkap saya dan langsung mendeportasi saya kembali ke Nigeria.

Setelah hampir 4 tahun mencoba kembali ke Amerika, saya akhirnya berhasil kembali ke negeri itu tahun 1991. Namun dua tahun kemudian terjadi masalah besar, pertama ibu saya meninggal di bulan Januari.

Lalu saya ditangkap pihak berwajib sampai 19 kali di tahun itu juga.

Bukan semuanya karena kesalahan saya. Banyak orang dalam perusahaan saya terlibat dalam penipuan dan pemalsuan, sehingga saya sering terseret dalam penyelidikan.

Tahun 1994, saya kembali ke Nigeria untuk mencari pertolongan spiritual. Saya benar-benar hancur, baik dalam hal kejiwaan dan finansial. Saya benar-benar butuh pertolongan. Hal yang mendorong saya mencari pertolongan spritual. Setiap kali kejadian-kejadian di atas terjadi, suara dalam mimpi yang saya alami itu terus datang.

Menantang dan terus memanggil saya. Tapi saya coba lari dari-Nya, saya tidak mau itu menjadi jalan hidup saya. Saya memutuskan untuk mencoba sedikit berdamai dengan pemilik suara itu. Maka saya mencari seorang pendeta dan meminta sarannya. Ia menyarankan agar saya kembali bersama istri dan keluarga saya. Bila tidak, keadaan akan bertambah buruk. Saya mematuhi sarannya, dan berusaha kembali pada keluarga saya. Itulah hadiah Natal terindah, 23 Desember 1994, dua putri saya yang manis kembali duduk di pangkuan saya dengan sukacita.

Bulan Februari 1997, saya memutuskan kembali ke Amerika, karena bisnis saya di Nigeria, apapun itu, selalu gagal. Saya transit di Amsterdam, Belanda, saya menelepon teman saya yang tinggal di situ.

Ia pun dengan senangnya langsung mengundang saya ke rumahnya, karena ada perayaan pemberian nama untuk anaknya. Setelah perayaan itu selesai, saya jalan-jalan melihat-lihat Amsterdam. Namun di tengah jalan, mendadak polisi memberhentikan mobil saya. Menurut data yang mereka miliki, ternyata saya termasuk dalam daftar orang dicari di negara tersebut. Saya sangat terkejut, bagaimana mungkin, saya belum pernah datang ke negara itu, namun tertuduh atas sebuah kejahatan di situ? Setelah diusut, ternyata saya tercatat karena kejahatan yang saya lakukan di negara lain 5 tahun lalu, yang dilaporkan oleh warga negara di negara tersebut. Saat didorong masuk dengan kasar ke dalam sel dan pintu sel dengan keras terkunci, suara dari mimpi itu dengan jelas datang lagi dan berkata, "Apakah engkau sudah siap sekarang?"

Saya langsung tersungkur di lantai sel itu dengan muka menghadap ke tanah. Saya menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil. "Tuhan ..., ampuni aku, aku sudah lelah, aku menyerah!" Di dalam penjara itu, pada tanggal 7 Februari 1997, saya akhirnya menyerahkan hidup saya kepada Yesus Kristus. Di dalam penjara itu pula saya menjadi manusia yang tergantung hanya pada satu buku, yaitu Alkitab. Tidak saya lepas ke mana pun saya pergi di dalam lingkungan penjara. Saya baca berulang-ulang, sekali lagi dan lagi. Roh Kudus banyak berbicara pada saya melalui firman-Nya. Selama 7 bulan dalam penjara, saya pun dilepaskan dan menjadi luntang-lantung di Belanda. Di jalanan, saya bertemu dengan seorang pecandu narkoba dan dia menawarkan tempat sementara untuk berteduh. Tempat itu ternyata sebuah gereja bernama Victory Outreach Church. Dan saya disambut dengan sangat baik di sana, seperti di keluarga sendiri, bahkan mungkin lebih baik dari keluarga. Saya ikut dalam program rehabilitasi di gereja itu selama 3 bulan dan kemudian dipindahkan ke Utrecth. Ternyata pendeta pelayan di Utrecth adalah seorang Nigeria, namanya Pendeta Franklin Ogunnorin. Saya belajar banyak di bawah bimbingannya selama 6 bulan, dan pemerintah Belanda memerintahkan saya untuk melanjutkan perjalanan ke Amerika.

Namun, saat saya sedang transit di Spanyol dan mengunjungi seorang teman, suara itu datang lagi. "Aku tidak mengutusmu ke Amerika, tapi kembali ke Afrika dan dirikanlah gereja seperti yang telah engkau lihat, khusus untuk melayani pecandu, pelacur, pemabuk, narapidana, anak jalanan, dan mereka yang berasal dari keluarga yang berantakan.

Mendengar suara itu, saya memilih patuh daripada mengikuti keinginan diri saya sendiri. Saya pun kembali ke Nigeria dengan hanya $10 di kantong dan langsung menggunakan rumah warisan ibu saya sebagai tempat pelayanan dan rehabilitasi. Kami juga melayani ibadah, sampai diadakan di hampir setiap hotel di Ibadan. Kehidupan dalam pelayanan bukanlah jalanan yang penuh bunga, namun begitu banyak tantangannya. Saya dan istri memang memiliki beban yang sama dalam pelayanan, tapi kami hidup tidak seperti suami istri, kami hidup seperti dua orang yang asing. Begitu banyak adu mulut dan perkelahian dalam kehidupan perkawinan kami. Sampai suatu saat, saya ditegur dengan firman Tuhan yang menyatakan agar saya harus mengasihi istri saya, menghormatinya, dan menjaganya. Puji nama Tuhan, kehidupan keluarga saya menjadi harmonis sejak saya patuh pada firman Tuhan.

Tuhan Yesus yang Mahakuasa telah memanggil dan mengubahkan saya.

Saya yang dahulunya suka memukul wanita, menjadi seorang pencinta istri. Saya tidak lagi melihat anak-anak saya sebagai parasit dan pengganggu hidup saya, melainkan warisan mulia dari Tuhan. Tuhan telah mengubahkan saya, dari seorang penghujat Tuhan menjadi pengabar Injil-Nya. Dari penjara menjadi pendeta, dari pencinta kehidupan malam menjadi pencinta kehidupan doa. Saya tidak melihat wanita dari tubuhnya lagi, tapi dari jiwanya yang terluka. Saya tidak mabuk akan anggur lagi, melainkan mabuk akan Roh Kudus.

Dibebaskan dari lembah kematian dan diletakkan pada gunung batu kemulian-Nya. Saya sekarang percaya kalau Tuhan bisa memanggil saya, memilih saya, dan mengubahkan saya dengan karunia-Nya, kasih-Nya, dan kuasa-Nya yang begitu besar. Tuhan juga pasti mampu memanggilmu dan mengubahkanmu dari yang terhilang menjadi anak kesayangan-Nya.

Asal kau mau bertobat dan kembali pada-Nya. Saya sekarang merasa begitu hidup, begitu diperbaharui, dan begitu dipulihkan. Membuat saya berpikir jika pengalaman saya bersama Kristus yang begitu indah ini adalah sebuah mimpi, maka saya tidak mau dibangunkan. Biarkan saya tetap bermimpi dalam hidup berkemenangan seperti ini.


Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama majalah: VOICE Indonesia, Vol. 88/2007

Penulis: Omotoni Akintoye